Bab 2
Berada diruangan ibu nya, kim bum menyapa ibunya dengan senyum yang merekah dari bibirnya. Tentu hal itu tak luput dari pengamatan ibunya.
" apa kau sesenang itu melihat eomma berada dirumah sakit bum-ah?" kimbum yang mendapat pertanyaan itu tentu langsung menyangkal pertanyaan ibu nya itu.
"anni tentu saja tidak eomma, aku hanya merasa senang eomma sudah sadar dan berharap setelah ini eomma bisa lebih memperhatikan kesahatan eomma"
"benarkah seperti itu? tapi kenapa eomma melihat senyum yang berbeda dari mu "
"haha itu hanya perasaan eomma, aku.." ucapan kimbum terhenti saat pintu ruangan itu terdorong pelan menampakkan sosok yeoja yang sempat beradu argument dengannya.
Soeun muncul dengan diikuti beberapa perawat dibelakangnya, dengan wajah datar dan tanpa senyum seperti ciri khasnya. Seulas senyum hadir dibibir kimbum melihat bagaimana soeun menyapa dan memeriksa kondisi ibunya. Senyum yang tak luput dari pandangan nyonya kim
" apa ada keluhan nyonya?"
" tentu saja ada keluhan" bukan nyonya kim yang menjawab melainkan kim bum yang sebelumnya merubat rauh sumringah diwajahnya menjadi dingin.
" apa itu?" soeun yang awalnya menatap nyonya kim mengalihkan pandangannya pada kim bum.
" bagaimana seorang dokter begitu dingin dan kaku terhadap pasiennya, bukankah seharusnya dokter bersikap lebih ramah" tukas kim bum yang langsung mendapat pelototan tajam dari soeun.
Soeun berdecak sebelum menjawab " tugasku hanya memastikan kondisi fisik pasien, bukan untuk beramah tamah seperti yang kau ucapkan tuan kim, sekolah mengajarkanku bagaimana untuk menjadi pintar ,bukan untuk tersenyum seperti orang bodoh"
" woah mulut pintar sesuai dengan pakaiannya" tukas kim bum.
Sekali lagi soeun mengumpat dalam hati, ntah sudah berapa kali dia mengumpat hari ini. sungguh bertemu kim bum adalah suatu kesialan baginya.
" dan kau lelaki menyebalkan sesuai dengan gayamu" balas soeun tidak mempedulikan tatapa geli dari ibu kim bum dan juga rasa tak percaya dari kedua perawat yang berada dibelakangnya. Baru kali ini mereka melihat dokter soeun mau membalas atau bahkan meladeni setiap omongan kim bum. Padahal selama ini sera tidak akan mau mendengar atau bahkan terpancing dengan mudah.
Dan kali ini mereka sadar jika dokter soeun memiliki emosi yang cukup lucu menurut mereka.
" sudah sudah kenapa malah bertengkar" ucap nyonya kim mengalihkan atensi soeun juga kim bum
Memegang lengan soeun nyonya kim tersenyum tulus yang lantas membuat soeun terpaku untuk sesaat, merasa sangat hangat melihat senyum wanita didepannya ini.
" dokter apa kau yang mengoperasiku, aku sungguh berterimakasih karena kau sudah menolongku" ucap nyonya kim
Soeun hanya mematung seraya melihat tangannya yang digenggam oleh nyonya kim. Ntah kenapa dia menyukai tangan hangat itu. dan mulai berandai andai. Namun segera ditepisnya
"tidak nyonya tuhan yang telah menyelamatkan nyonya bukan saya" pelan soeun berucap namun itu membuat orang orang disana terkejut.
Soeun percaya adanya tuhan? Benarkah.
Selama ini dia selalu terkesan dingin dan jahat bagi orang orang dan dia berkata tentang tuhan sungguh di luar dugaan. Terlebih sorot mata yang jarang sekali dilihat oleh mereka.
Dan itu tak luput dari pandangan kim bum, ditatapnya lama ekspresi soeun yang menurut kim bum telah jatuh cinta pada ibunya. Bukan jatuh cinta seperti pria dan wanita, lebih ke perasaan anak terhadap ibunya. Itu yang dilihat kim bum, dan secara tidak langsung membuat soeun berlipat lebih cantik dimata kim bum.
"saya lihat kondisi nyonya sudah ada perkembangan, dan jika tidak ada keluhan apapun, saya permisi" soeun dengan cepat menyelesaikan perkataannya dan tanpa ijin dari siapapun dia mencoba melangkahkan kakinya keluar dari ruangan yang membuat pasokan udara disekita soeun menipis. Namun belum sempat menggapai pintu tangan lain sudah mendahuluinya.
Itu tangan kim bum mencoba beramah tamah dengan membukakan pintu dan dibalas tatapan sengit dari seoun.
"kau akan melukaiku dengan tatapan tajammu itu dokter" gurau kim bum
"aku justru berharap jika tatapanku bisa membunuhmu" balas soeun acuh
Kim bum hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan soeun. Dan tanpa aba-aba dia menarik tangan soeun agar mengikuti langkah kakinya.
"YAK,, apa yang kau lakukan" pekik soeun, ingin sekali dia berontak dan juga memaki kim bum tapi melihat koridor yang cukup ramai seoun menahan emosinya. Ayolah soeun terkenal pandai mengatur emosi jangan karena makhluk satu ini reputasi soeun berubah menjadi wanita labil.
"diamlah atau kucium kau" ancam kimbum dan ajaibnya soeun sekali lagi menjadi bukan dirinya sendiri. Begitu saja soeun mengikuti langkah kaki kim bum dan membawanya menuju kantin rumah sakit. bukan karena ancaman kim bum tapi lebih ke bayang-bayang masa lalu soeun, yang segera ditepis oleh soeun.
"ck tenang dokter aku tidak akan menciummu tanpa ijin" ledek kim bum saat menyadari bahwa tangan seoun menegang setelah ucapan asalnya barusan.
"aku juga tak akan mengijinkan orang seperti mu untuk menciumku, ingat itu"
Balas soeun setelah sadar dari ketegangannya. Kim bum tersenyum miring menanggapi ucapan soeun
"woah benarkah, wanita lain justru akan senang hati melakukannya untukku dokter"
"ck apa yang kau maksud adalah wanita-wanita bodoh seperti mereka" sinis soeun serta melihat sekeliling mereka yang didapati soeun beberapa wanita memandang kim bum penuh minat dengan tatapan yang sungguh menjijikkan menurut soeun. Mereka berada di kantin rumah sakit "dan untuk apa pula kau menyeretku kemari".
" aku lapar" balas kim bum santai serta berjalan kearah counter food memilih makanan yang terlihat menggiurkan untuknya. Soeun memutar bola matanya merasa jengah dengan kesewenangan kim bum "kau pikir aku asistentmu" kim bum masih berjalan dengan santai dan menggandeng tangan soeun. Tidak mempedulikan banyaknya pasang mata yang memperhatikan keduanya.
"makanlah, ini ucapan terimakasihku sekaligus permintaan maafku padamu" ucap kim bum menodorkan kimbap yang tadi dipesannya.
Soeun menaikkan alis kanannya menatap kimbum jengkel " apakah artis sepertimu tidak memiliki uang hingga kau memberikan ini sebagai imbalan dan juga kompensasi atas tindakan dan juga perkataanmu".
Kim bum terbahak mendengar kalimat panjang soeun " tentu saja aku memiliki uang yang cukup bahkan lebih untuk memberikanmu barang atau makanan mewah dokter. tapi apakah ini bentuk ajakan darimu jika kita bisa bertemu diluar rumah sakit" balas kimbum mencoba menggoda soeun, dan semoga saja umpan yang terkesan main-main bisa ditangkap oleh dokter cantik yang ada dihadapannya ini. ayolah semua pria sama saja termasuk kim bum, dihadapkan dengan wanita cantik dan pintar tentu kim bum sangat bersemangat. Tapi kim bum sadar wanita dihadapannya ini bukanlah wanita yang mudah untuk ditaklukan, hanya bermodalkan wajah atau uang saja tak akan bisa menarik hati yeoja ini.
Dan benar saja apa yang kim bum pikirkan, soeun menatap kim bum tajam dan bangkit dari duduknya " sayang sekali umpanmu tidak berhasil tuan kim, permisi" begitu saja soeun meninggalkan kim bum yang masih memperhatikan punggung soeun yang menjauh, seraya tersenyum begitu menikmati ekpresi dan juga kekesalan soeun. Entah mantra sihir apa yang soeun rapalkan sehingga membuat kim bum bahkan tersenyum seperti itu disaat dia ditolak.
"menarik, aku suka" lirih kim bum.
Annyeong chingudeul, kali ini aku bawa part kedua semoga suka. Ditunggu like juga komennya yaaaaa.
Dan terimakasih sudah mampir ^-^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro