Chapter 27
a/n : Chapter ini mungkin sedikit cringe, mohon maklumi halu Yami yang sudah tak tertolong ini wowkwowk
"Tch! Kenapa kau harus ikut juga, sih?! Aku malas bertemu denganmu" keluh Ikuya sambil menyilangkan kedua tangannya tepat di depan dadanya.
Sontak, (y/n) pun merasa kesal.
"Apa maksudmu? Orang Kisumi sendiri yang mengajakku untuk ikut pertama kali!"
"Kalian berdua sudahlah!" ucap Natsuya mencoba melerai sambil memegangi kedua bahu Ikuya.
"Lepaskan, Aniki!" seru Ikuya.
"Maaf. Aku terpaksa mengajaknya karena syarat kupon yang ku miliki agar dapat digunakan adalah harus menginap dua orang" lanjut Natsuya.
Mata Ikuya dan (y/n) saling menatap tidak suka satu sama lain.
"Hmph!" ucap mereka bersamaan sambil melirik kearah lain.
"Lihat. Kurasa kalian ini diam-diam kompak juga, ya" celetuk Kisumi sambil tersenyum. Ia melakukan itu agar (y/n) dan Kisumi cepat berteman baik.
"Hah?!" seru (y/n) dan Ikuya yang lagi-lagi bersamaan sambil menoleh kearah Kisumi.
"Oi, berhenti mengikutiku!" seru Ikuya.
"Siapa juga yang mengikutimu?! Kau yang mengikutiku!" balas (y/n) sambil menatap kesal wajah Ikuya.
"Hah?! Apa kau bilang?!"
Natsuya dan Kisumi yang melihat tingkah laku nereka yang tidak pernah akur hanya bisa menghela nafas panjang.
***
Mereka berempat pun meluncur ke penginapan. Setelah meghabiskan sekitar 4 jam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai ke tujuan.
"Kurasa ini tempatnya" ucap Kisumi sambil menyocokkan bangunan penginapan dengan peta di handphone-nya.
Penginapan onsen tersebut adalah penginapan tradisional khas Jepang. Bangunannya pun terbuat dari kayu yang kokoh. Terlihat dari luar bagian dalam penginapan yang sangat luas. Namun, karena bukan hari libur sekolah, penginapan tersebut terlihat sepi pengunjung.
"Kalau begitu, ayo kita masuk" ajak Natsuya. Lalu mereka berempat pun masuk ke dalam penginapan.
Begitu masuk ke dalam gerbang, mereka berjalan di sebuah jalan yang berbatu. Tak lama kemudian, seorang nenek menghampiri mereka.
"Irasshaimase. Selamat datang di penginapan onsen" sambut nenek tersebut sambil tersenyum.
Kisumi merasa terkejut karena yang menyambutnya bukanlah teman dari pamannya.
"Maaf, apakah Tuan Tanaka Ibuki ada disini?" tanya Kisumi. Tanaka Ibuki adalah nama dari teman paman Kisumi.
"Ibuki adalah anakku. Dia sedang bekerja lembur sekarang. Tapi, ia sudah memberi tahuku bahwa akan ada tamu spesial hari ini. Maka dari itu, aku yang menggantikannya untuk menjaga penginapan.
"Oh jadi begitu" balas Kisumi.
"Mari, aku antar kalian ke dalam" ucap nenek tersebut sambil berjalan perlahan menuju ruang resepsionis.
"Arigatou gozaimasu. Ayo, semuanya" ajak Kisumi.
***
Mereka berempat pun mereservasi ruangan kamar.
Karena ada tiga laki-laki dan satu perempuan, mereka memutuskan untuk menyewa dua kamar. Satu akan ditempati oleh Natsuya, Ikuya dan Kisumi sedangkan ruangan yang satunya lagi akan ditempati oleh (y/n) sendirian.
"Yosh! Semua sudah mendapatkan kamar masing-masing. Lalu.... hmmm... Begini saja, sebelum makan malam, kita akan berkumpul lagi di sini, bagaimana?" tawar Natsuya.
"Jadi, setelah ini kita bebas pergi kemana saja?" tanya (y/n).
"Tentu saja. Bagaimana?"
"Ide yang bagus. Aku sudah tidak tahan bila harus selalu dekat-dekat dengan gadis ini" keluh Ikuya.
"A-apa?! Memangnya aku mau dekat-dekat denganmu?!"
"Ah, sudahlah! Aku mau ke kamarku saja membaca buku-bukuku" ucap Ikuya sambil berjalan begitu saja meninggalkan mereka bertiga.
"Apa-apaan dia itu?! Hmph! Kalau begitu, aku juga akan ke kamarku!" ucap (y/n) sambil merasa kesal. Ia pun berjalan menuju kamarnya.
Kisumi tadinya ingin menghentikkan (y/n) dan mengajaknya untuk pergi berdua. Namun, kelihatannya suasana hati (y/n) sedang buruk karena Ikuya. Ia pun mengurungkan niatnya tersebut.
Tiba-tiba Natsuya pun menepuk sebelah pundak Kisumi.
"Bagaimana kalau kita juga pergi ke kamar?" tawar Natsuya.
"U-um" balas Kisumi sambil menganggukkan kepalanya.
Kring...kring...
Tiba-tiba ponsel Kisumi berdering.
"Tunggu sebentar, ya" ucap Kisumi. Lalu ia membuka telepon tersebut.
"Moshi-moshi.... Iya ...Oh, Tanaka-san?.... Um, aku sudah sampai.... Oh? Begitu.... Baiklah..."
Lalu Kisumi menutup teleponnya.
"Siapa itu, Kisumi?" tanya Natsuya penasaran.
"Oh, ini. Dia Tanaka-san, pemilik penginapan ini. Ia bilang ia ingin menemuiku sekarang" balas Kisumi.
"Eh? Bukankah dia sedang kerja lembur?"
"Pekerjaannya sudah selesai, kok. Kalau begitu, aku pergi dulu ya. Natsuya-san pergi duluan saja ke kamar, ya"
"Wakatta. Jya ne!"
***
(Y/n) sudah sampai di kamarnya. Walaupun kamar tersebut khusus diisi oleh satu orang, kamar tersebut sangatlah luas.
"Wah! Luas sekali!" seru (y/n).
Ia pun berjalan menuju sebuah pintu yang langsung mengarah ke taman.
(Y/n) menghirup udara segar. Kebetulan letak penginapan tersebut berada di pedesaan sehingga udaranya masih sangat bersih.
(Y/n) melirik kearah beberapa buah handuk kimono yang diletakan tepat di atas meja. Lalu ia pun memutuskan untuk mengenakannya.
Setelah selesai mengenakan mengganti pakaiannya, ia pun menyanggul rambutnya agar tidak terasa panas.
Ia memandangi dirinya tepat di depan cermin.
Sepertinya kalau masih jam segini lebih baik aku pergi ke pemandian air panas.
"Yosh! Onsen, aku datang!" seru (y/n). Lalu ia langsung berjalan menuju onsen penginapan.
***
Nenek pemilik penginapan tadi sedang sibuk mengganti pintu kain berwarna hitam yang tergantung di depan pintu pemandian air panas khusus wanita. Tentu saja, kain tersebut bertuliskan onna (perempuan)
"Nah, kalau begini, yang ini bisa aku cuci" ucap Nenek tersebut. Lalu ia pergi sambil membawa pintu kain tersebut untuk mencucinya.
***
Setelah beberapa saat, akhirnya (y/n) menemukan dimana onsen tersebut berada. Ia berdiri tepat di depan ruang onsen khusus wanita.
"Akhirnya aku menemukannya. Saatnya untuk meng-rileks-kan tubuhku sejenak" ucap (y/n) kepada dirinya sendiri. Lalu ia memasuki onsen tersebut.
Di dalam onsen, karena ini adalah pemandian khusus wanita, (y/n) melepaskan semua pakaiannya dan langsung masuk ke dalam kolam onsen.
***
Sedangkan di kamar para laki-laki, Ikuya sedang membaca sebuah buku sambil duduk dengan tubuhnya yang menyandar ke tembok. Ia melihat kakaknya sudah bersiap mengganti pakaiannya dengan handuk kimono.
"Aniki, kau mau kemana?" tanya Ikuya sambil melirik kearah Natsuya.
Natsuya pun menoleh kearah Ikuya.
"Aku akan pergi ke onsen. Kau mau ikut?"
"Tidak, aku masih ingin membaca bukuku"
"Sokka. Sore jya, aku pergi dulu, ya" pamit Natsuya. Lalu ia berjalan keluar dari kamar.
***
Nenek penginapan tadi kembali melewati ruangan onsen wanita. Karena sudah pikun, sepertinya ia lupa apakah sudah mengganti pintu kain tersebut atau belum.
"Tadi aku sudah menggantinya atau belum, ya? Ah! Daripada belum, lebih baik aku ganti saja" ucapnya.
Lalu ia kembali mengganti pintu kain tersebut.
Namun, karena matanya yang sudah tidak awas lagi, ia malah menggantinya dengan pintu kain bertuliskan otoko (laki-laki).
"Yosh! Sekarang pekerjaanku sudah selesai"
Nenek tersebut pun pergi begitu saja tanpa menyadari bahwa ia salah memasang pintu kain tersebut.
***
Tak lama kemudian. Natsuya pun sampai di depan onsen yang bertuliskan otoko. Tepatnya itu adalah onsen yang nenek pemilik tadi salah meletakan pintu kain.
"Rupanya disini pemandiannya"
Dengan cepat, ia pun langsung masuk ke dalam onsen tersebut.
Dan tentu saja, di dalam masih ada (y/n) yang sedang berendam. Karena sangat menikmati air hangatnya sambil memejamkan matanya, (y/n) sampai tidak sadar bila Natsuya sudah masuk ke dalam onsen.
Karena ia pikir ini adalah onsen khusus untuk laki-laki, Natsuya pun melepaskan semua pakaiannya dan perlahan masuk ke dalam air hangat.
"Ahh... enak sekali!" ucap Natsuya lega.
Spontan, (y/n) terkejut karena tiba-tiba mendengar suara Natsuya dari dekat. Perlahan, ia pun memberanikan dirinya untu melirik kearah Natsuya yang berendam tak jauh darinya.
Begitu matanya melirik Natsuya, ternyata Natsuya juga melirik kearahnya.
"Eh?"
Mata Natsuya yang nakal malah melirik kearah tubuh (y/n).
(Y/n) yang merasa tubuhnya diperhatikan dalam sekejap wajahnya pun menjadi memerah. Dengan cepat, ia pun langsung menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya dan segera berbalik badan.
"A...apa yang kau lihat! D...dasar Natsuya-san mesum!"
Sontak, Natsuya juga membalikkan tubuhnya.
"M...maaf, a...aku tidak bermaksud-... e...etto-"
Dalam sekejap wajah Natsuya pun menjadi semerah tomat.
Tubuh mereka pun saling membelakangi satu sama lain.
"A...apa yang kau lakukan di onsen perempuan?!" seru (y/n).
"O...onsen perempuan? Justru aku yang heran kenapa kau ada di sini! Ini onsen laki-laki, tahu!"
"J-jangan bohong!"
"Aku tidak berbohong! Jujur, aku juga terkejut kenapa kau ada di sini..."
(Y/n) tidak membalas perkataan Natsuya tersebut. Ia pikir Natsuya mengatakan hal yang sebenarnya.
Lama kelamaan, suasana pun semakin menjadi canggung.
B-bagaimana ini? Kalau aku berdiri ke darat, Natsuya akan melihat tubuhku, gumam (y/n). Dengan membayangkannya saja sudah membuatnya sangat malu.
Gawat! Kenapa aku harus mengalami hal memalukan seperti ini? Apalagi dengan (y/n). Arrghh! Apa yang harus kulakukan?!, gumam Natsuya sambil menahan rasa malunya.
"B-begini saja, (y/n). Kau naiklah duluan ke atas dan segera gunakan pakaianmu. Lagipula, kau sudah sedari tadi berendam di dalam air, bukan?" tanya Natsuya.
"I-iya. T-tapi, jangan mengintip! K-kalau kau berani melihatku, awas saja nanti!" seru (y/n).
"T-tidak akan! Aku akan tetap berbalik badan dan menutup mataku" ucap Natsuya meyakinkan.
Perlahan (y/n) pun naik ke pinggir kolam.
"J-jangan dulu melihat! Aku mau membersihkan tubuhku sebentar!" ucap (y/n). Lalu ia duduk di sebuah kursi kecil yang diatasnya sudah diletakan sebuah shower. (Y/n) pun mulai membersihkan tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Deg...deg...deg...
Detak jantung Natsuya semakin lama semakin cepat. Suara air yang mengalir melalui tubuh (y/n) malah membuat pikiran Natsuya melayang kemana-mana.
Sial! Kenapa aku malah memikirkan hal-hal seperti itu!, gerutu Natsuya dengan tetap memejamkan matanya rapat-rapat.
Tak lama kemudian, (y/n) pun selesai. Ia pun segera bangkit dari bangku tersebut dan berjalan menuju ruang ganti.
"T-tunggu sebentar! S...sebentar lagi aku akan selesai"
"U...um"
Natsuya pun menunggu (y/n) mengenakan pakaiannya sambil tetap berada di dalam kolam.
Tak lama kemudian, (y/n) pun selesai mengenakan handuk kimono. Lalu ia berjalan cepat menuju pintu keluar. Karena terlalu terburu-buru, kaki (y/n) pun terpeleset sehingga ia terjatuh ke dalam kolam.
Dengan cepat, Natsuya langsung berenang mendekat kearah kemana ia jatuh dan segera menangkap tubuhnya.
Karena merasa ketakutan, (y/n) langsung memeluk tubuh Natsuya dengan erat.
Natsuya bisa merasakan dengan jelas detak jantung (y/n) tepat di dadanya.
Perlahan, (y/n) melirik kearah Natsuya sambil tetap melingkarkan kedua tangannya di leher Natsuya.
Dengan jarak wajah mereka yang sangat dekat, mereka saling menatap satu sama lain selama beberapa detik.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Natsuya.
"U...um. A-arigatou" balas (y/n).
Berada sedekat ini dengan (y/n) membuat jantung Natsuya tidak bisa berhenti berdegup kencang. Ia bisa melihat dengan jelas wajah (y/n) yang begitu cantik di matanya. Lalu matanya melirik kearah bibir merah (y/n). Ia ingin sekali mencium bibir (y/n). Perlahan, ia pun memejamkan matanya dan mendekatkan bibirnya kearah bibir (y/n).
Setelah sadar bahwa Natsuya masih tidak mengenakan busana, (y/n) pun segera menjauh dari Natsuya dan memalingkan pandangannya kearah lain. Hal tersebut membuat Natsuya gagal merebut ciuman dari (y/n).
"M...maaf! A-aku tidak bermaksud begitu. A-aku akan segera pergi" ucap (y/n) dengan wajahnya yang memerah. Lalu ia pun mengangkat tubuhnya ke daratan dengan seluruh handuk kimono-nya yang basah kuyup.
"Oi! Ganti dulu pakaianmu! K-kalau kau mengenakan pakaian basah begitu kau bisa masuk angin!" seru Natsuya sambil menatap kearah lain.
"U...um"
Dengan cepat, (y/n) pun berjalan kembali menuju ruang ganti dan mengambil beberapa buah handuk kimono yang diletakan di dekat ruang ganti.
Arrghh! Sial! Dia cantik sekali! Aku hampir tidak bisa menahan diriku. Tapi.... apakah ini artinya aku memang mencintai (y/n)?, gumam Natsuya.
***
Waktu makan malam pun tiba. Kisumi, Ikuya, Natsuya dan (y/n) sudah berkumpul di ruang makan. Di depan mereka sudah berjajar berbagai macam makanan yang terlihat sangat lezat untuk disantap.
"Wah! Sepertinya enak sekali! Itadakimasu!" seru Kisumi sambil menepuk kedua tangannya. Lalu ia pun meraih sebuah sumpit dan mulai memilih akan makan apa.
Ikuya pun melakukan hal yang sama.
Namun, tidak dengan (y/n) dan Natsuya.
Karena kejadian di onsen tadi, (y/n) sampai tidak berani melirik kearah wajah Natsuya. Begitupun dengan Natsuya. Wajah mereka pun masih semerah tomat.
Kisumi yang menyadari tingkah aneh (y/n) dan Natsuya pun sontak bertanya kepada mereka berdua.
"Ada apa, kalian berdua?"
"N-nandemonai!" seru (y/n) dan Natsuya kompak dengan tingkah mereka yang aneh. Hal tersebut membuat Kisumi terheran-heran.
"Untunglah aku tidak kompak lagi dengan orang aneh itu" ucap Ikuya sambil melirik kearah (y/n).
"Hah?! Siapa yang kau bilang orang aneh?! Dan siapa juga yang mau kompak dengan orang sepertimu?!" balas (y/n) sambil menatap mata Ikuya dengan tatapan tidak suka.
"Ma ma... kalian berdua sudahlah!" ucap Kisumi yang mencoba melerai mereka berdua.
"Salahkan saja Ikuya! Dia yang mulai duluan tadi!"
"Justru kau yang membuatku kesal, tahu!" balas Ikuya.
Tiba-tiba, karena merasa sangat kesal dengan tindakan mereka berdua, kedua tangan Natsuya langsung menarik sebelah telinga (y/n) dan Ikuya secara bersamaan.
"I-itai" ucap (y/n) meringis kesakitan. Ikuya pun terlihat sedikit kesakitan.
"Berhentilah bertengkar, kalian berdua! Kalau kalian lanjutkan, aku tak akan segan-segan untuk menggunakan kekerasan kepada kalian" ucap Natsuya dengan tatapan yang menyeramkan.
Sontak, Ikuya dan (y/n) pun merasa sangat ketakutan.
Lalu Natsuya melepaskan tangannya daru telinga mereka.
"M-maafkan kami!" seru (y/n) dan Ikuya kompak sambil membungkukkan kepala mereka berdua.
Melihat tingkah lucu ketiga temannya tersebut membuat Kisumi tertawa terbahak-bahak.
"Apanya yang lucu, Kisumi?!" tanya Ikuya merasa sedikit kesal.
Lalu Kisumi berhenti tertawa sambil mengelap air matanya.
"Tidak, kok!" balas Kisumi sambil tersenyum.
Tak lama kemudian, Natsuya pun ikut tertawa.
Melihat hal tersebut, Ikuya dan (y/n) pun tertawa.
Semakin lama, hubungan mereka semakin akrab.
Namun, akankah persahabatan mereka akan bertahan lama?
***
Malam pun tiba, (y/n), Kisumi, Ikuya dan Natsuya sudah berada di kamar mereka masing masing.
Kisumi dan Natsuya sudah bersiap untuk tidur. Sedangkan Ikuya, ia masih sibuk membaca bukunya.
"Oi, kau belum tidur?" tanya Natsuya sambil berbaring diatas futon.
"Aku belum mengantuk" balas Ikuya.
"Hee..." ucap Natsuya.
"Kalau begitu aku tidur duluan, ya. Oyasumi" ucap Kisumi.
"Oyasumi" ucap Natsuya.
Lalu Natsuya dan Kisumi pun memejamkan mata mereka dan tertidur lelap.
***
Beberapa jam sudah berlalu, namun Ikuya tak kunjung mengantuk juga. Padahal Natsuya dan Kisumi sudah tertidur sedari tadi.
Karena ia sudah selesai membaca bukunya, Ikuya memutuskan untuk keluar sejenak untuk mencari udara segar.
***
Ikuya berjalan di lorong sambil memandangi taman penginapan yang berada tepat di sampingnya. Suasana disana terasa sangat damai. Saat ini hanya terdengar suara air dari sebuah kolam kecil dan suara beberapa jenis serangga.
Duk...duk...duk...
Tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki yang semakin mendekat. Spontan, Ikuya pun langsung menoleh kearah hentakan kaki tersebut.
Dan ternyata, orang itu adalah (y/n).
(Y/n) dan Ikuya saling menatap satu sama lain.
Ikuya menatap wajah (y/n) yang terlihat gelisah dan ketakutan.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ikuya.
Karena merasa gengsi untuk menunjukan bahwa dirinya sedang ketakutan, (y/n) pun melirik kearah lain.
"T-tidak, kok. Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar. B-bukan berarti aku takut atau semacamnya" balas (y/n).
Terlihat jelas sekali kalau dia sedang ketakutan. Dasar (y/n). Ia payah sekali kalau sedang berbohong, gumam Ikuya.
"Katakan saja kalau kau takut, iya 'kan?!"
"S...sudah kubilang aku ini tidak takut!" seru (y/n).
Ikuya pun menghela nafas panjang.
"Ah, merepotkan saja. Ayo, aku akan mengantarmu ke kamarmu" ucap Ikuya sambil berjalan menuju kamar (y/n).
Karena suasana lorong yang sedikit gelap, mau tidak mau (y/n) harus mengikuti Ikuya.
"M...matte, Ikuya!" seru (y/n) sambil sedikit berlari.
***
Akhirnya mereka pun sampai di depan kamar (y/n). Ikuya pun membuka pintu kamar (y/n).
"Sudah, sekarang cepat masuk ke kamarmu!" perintah Ikuya.
Namun, (y/n) hanya terdiam.
"Ada apa?" Kalau terlalu lama di luar kau bisa masuk angin. Apalagi kau hanya mengenakan yukata kain tipis"
(Y/n) terdiam sejenak.
"Tumben sekali... kenapa kau khawatir soal itu?" tanya (y/n) sambil melirik kearah lain.
Spontan, wajah Ikuya pun berubah menjadi kemerahan.
"S...siapa juga yang khawatir terhadapmu?"
Karena wajah Ikuya terlihat aneh, (y/n) pun tertawa melihatnya.
"Kenapa kau tertawa?!" seru Ikuya.
"Wajahmu lucu sekali, Ikuya" balas (y/n).
Mendengar hal tersebut, Ikuya langsung memalingkan wajahnya.
"Apa maksudmu?" tanya Ikuya yang berusaha untuk terlihat sinis. Namun, mau dilihat dari manapun terlihat jelas sekali kalau ia sedang tersipu malu.
Prang!
Tiba-tiba, terdengar dengan jelas suara benda yang pecah.
"Kyaaaa!!!" teriak (y/n) sambil memejamkan matanya. Tanpa ia sadari, ia memeluk tubuh Ikuya dengan sangat erat.
Sontak Ikuya terkejut dengan perilaku (y/n) tersebut. Hal itu membuat Ikuya sedikit merasa malu.
Begitu sadar dengan tindakannya, dengan cepat (y/n) langsung melepaskan pelukannya dari Ikuya.
"G-gomen"
"U...um"
Dari kejauhan, Ikuya melihat seekor kucing melompat dari atap. Ternyata suara tadi adalah salah salah satu genteng yang jatuh
"Itu hanya seekor kucing yang menjatuhkan genteng"
(Y/n) pun menoleh kebelakang untuk memastikan perkataan Ikuya tersebut.
"Miaw!"
Ternyata kucing, gumam (y/n)
"Kalau begitu, aku akan kembali ke kamarku" pamit Ikuya.
Baru saja Ikuya berjalan beberapa langkah, (y/n) tiba-tiba saja menggenggam erat sebelah tangan Ikuya.
Spontan, Ikuya pun menoleh kearah (y/n).
"Ada apa?"
Terlihat dengan jelas wajah (y/n) yang masih sangat ketakutan.
"Y...yang tadi itu memang hanya seekor kucing. T....tapi, bisakah kau menemaniku dulu sebentar?"
"Eh?"
Ikuya terkejut dengan permintaan (y/n) tersebut.
Aku dan (y/n)...., malam-malam begini di dalam kamar yang sama?
~Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro