Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 25

"Natsuya-san! Omedetou!" seru (y/n) sambil tersenyum manis kearah Natsuya yang berjalan mendekat kearahnya.

Tiba-tiba,

Natsuya memeluk tubuh (y/n) dengan sangat erat.

(Y/n) benar-benar terkejut dengan sikap Natsuya tersebut. Ia yang sedang bertelanjang dada tiba-tiba memeluk (y/n) seperti itu.

"Eh? N...Natsuya-san?"

"Arigatou, (y/n). Aku tidak bisa melakukan semua ini tanpamu..." ucap Natsuya sedikit berbisik tepat di telinga (y/n).

Dengan cepat, Natsuya mengecup sebelah pipi (y/n). Spontan, kedua pipi (y/n) menjadi memerah. Jantungnya tak mau berhenti berdegup sangat kencang.

Secara spontan, (y/n) pun membalas pelukan Natsuya tersebut. Kedua tangannya dilingkarkan tepat di punggung Natsuya yang bidang.

"Tidak, Natsuya-san. Semua ini berkat usahamu sendiri. Aku tidak melakukan apa-apa" ucap (y/n) sambil tersenyum.

Lalu Natsuya melepaskan pelukannya dengan tetap menggenggam kedua bahu (y/n). Ia menatap kedua bola mata (y/n) yang indah dalam-dalam.

"Kau ini selalu saja merendah seperti itu. Kalau kau tidak mengobati luka di tanganku, aku tidak akan bisa menang, loh" balas Natsuya sambil tersenyum.

(Y/n) pun tersenyum manis kearah Natsuya.

"Itu sudah menjadi kewajibanku, kok"

***

Di sisi lain, Asahi tiba-tiba memegangi perutnya yang kesakitan.

Haruka pun menoleh kearahnya.

"Oi! Kau tidak apa-apa?" tanya Haruka.

Dengan cepat, Asahi langsung berdiri sambil tetap memegangi perutnya.

"G...gomen! Aku ada masalah perut sebentar. A...aku mau pergi dulu ke toilet!" seru Asahi sambil berlari tergesa-gesa menuju toilet.

"O...oi!"

Haruka hanya terdiam di tempat duduknya. Lalu ia kembali melirik kearah (y/n).

***

Tiba-tiba, (y/n) teringat dengan tas Natsuya yang ia tinggalkan begitu saja di kursi penonton.

"A! Aku lupa! Aku meninggalkan tasmu di kursi penonton!" seru (y/n). Lalu Natsuya pun melepaskan genggaman tangannya dari bahu (y/n).

"Tasku?"

"Sebentar, ya. Akan aku ambilkan dulu" ucap (y/n) sambil berjalan agak cepat menuju tangga.

"U...um" balas Natsuya sambil menganggukkan kepalanya.

***

(Y/n) berjalan menuju kursi dimana ia duduk tadi. Lalu ia melihat tas Natsuya masih tergeletak di tempat yang sama.

"Yokatta... Ternyata tasnya masih ada" ucap (y/n) lega.

Dengan cepat, ia pun berjalan menuju tas tersebut.

Begitu ia melihat lurus ke depan, betapa terkejutnya ia. (Y/n) pun sampai-sampai menghentikkan langkah kakinya. Matanya menatap tidak percaya seorang laki-laki yang duduk tak jauh dari tas tersebut. Ya, dia adalah Haruka.

Haruka pun menatap wajah (y/n) dalam-dalam. Mereka saling menatap selama beberapa detik.

"(Y/n)...?" ucap Haruka pelan.

Seketika, (y/n) mengingat kejadian saat Haruka menolak perasaannya saat di matsuri. Kejadian tersebut memang sudah berlalu agak lama, namun (y/n) masih merasakan rasa sakit yang mendalam akibat perbuatan Haruka saat itu.

Dengan cepat, (y/n) pun langsung membawa tas tersebut dan berjalan menjauhi Haruka. Ia berlagak seolah-olah tidak mengenal Haruka sama sekali. Rupanya, ia masih merasa sakit jati karena perbuatan Haruka, sehingga ia sudah tidak mau lago bertemu dengan Haruka sekarang.

Karena tidak ingin kehilangan (y/n) lagi, Haruka langsung beranjak dari tempat duduknya dan menggenggam erat sebelah tangan (y/n).

"Matte..."

"..."

"Mungkin aku tidak pantas mengatakan ini, tapi... Kumohon, maafkan aku, (y/n)" ucap Haruka.

(Y/n) hanya terdiam. Seketika raut mukanya langsung berubah.

"Tidak apa-apa. Lagipula... aku sudah tidak punya perasaan lagi kepadamu..."

Deg!

Mendengar perkataan (y/n) tersebut, hati Haruka benar-benar terasa sangat sakit. Tanpa ia sadari, ia pun melonggarkan genggaman tangannya dari tangan (y/n), sehingga dengan cepat (y/n) langsung berjalan meninggalkan Haruka sendirian.

Haruka pun menundukkan kepalanya. Ia benar-benar merasa menyesal saat itu ia malah menolak perasaan (y/n). Padahal, ia hanya takut ia tidak bisa membahagiakan (y/n). Dan ia hanya ingin mengalah dari Makoto yang juga sangat menyukai (y/n).

"..."

***

Setelah pertandingan usai, (y/n) dan Natsuya memutuskan untuk pulang.

Di dalam kereta, Natsuya melirik kearah (y/n) yang duduk di sebelahnya. Wajahnya kelihatan sedikit kesal. Ia sudah tak mau lagi bertemu dengan Haruka. Ia sudah berusaha membuang semua perasaannya untuk Haruka, namun ia malah tak sengaja bertemu Haruka lagi setelah sekian lama.

Natsuya yang penasaran dengan apa yang terjadi dengan (y/n) langsung bertanya kepadanya.

"Ada apa, (y/n)?"

(Y/n) pun terbangun dari lamunannya. Ia langsung menoleh kearah Natsuya.

"Ah! I...iie, nandemonai!"

"Apa benar kau tidak apa-apa?"

"Um. Tidak usah khawatir, Natsuya-san..."

Natsuya merasa sedikit khawatir dengan keadaan (y/n) saat ini.

"Kalau kau sedang ada masalah, kau bisa menceritakannya padaku, (y/n). Mungkin, aku bisa membantumu mencari solusinya"

(Y/n) pun terdiam sejenak.

Apa tidak masalah aku menceritakannya kepada Natsuya-san? Tapi, Natsuya-san orang yang baik, bukan? Mungkin... aku akan coba menceritakannya, pikir (y/n).

(Y/n) menghela nafas panjang.

"Sebenarnya, tadi... aku tidak sengaja bertemu dengan seorang laki-laki yang pernah aku sukai selama SMA..."

Laki-laki... yang pernah (y/n) sukai? Siapa laki-laki itu?, Natsuya bertanya-tanya di dalam pikirannya sendiri.

"Aku dulu sangat menyukainya, namun sepertinya... ia tidak mau membalas perasaanku ini. Dan, aku malah bertemu dengannya tadi. Aku jadi merasa kesal" ucap (y/n).

Natsuya pun terdiam sejenak. Lalu tak lama kemudian ia berusaha untuk tersenyum.

"Soal itu ternyata. Yah...kalau menurutku, kau harus jujur kepada perasaanmu sendiri, (y/n)..."

"Jujur pada perasaanku sendiri?" tanya (y/n).

"Iya. Kalau kau tidak suka, kau harus menyatakannya bahwa kau tidak suka"

"S...sebenarnya, aku sudah mengatakan kepadanya tadi"

"Eh? Benarkah?"

(Y/n) pun menganggukkan kepalanya.

"Um. Tapi entah mengapa, di hatiku terasa ada yang mengganjal. Padahal aku sudah tidak punya perasaan lagi kepadanya" ucap (y/n) sambil memegangi dadanya.

"Kau hanya harus benar-benar melupakannya, (y/n)"

"Melupakannya?"

Tiba-tiba, Natsuya memegangi wajah (y/n) dengan kedua tangannya dan mendekatkannya kearah wajahnya. Karena hal tersebut, (y/n) bisa melihat wajah Natsuya dari jarak yang sangat dekat.

"Nee, (y/n). Kumohon...lihatlah diriku ini" ucap Natsuya sedikit berbisik.

(Y/n) terkejut dengan tindakan Natsuya tersebut. Tubuhnya hanya terbujur kaku di tepat di hadapan Natsuya. Ia bingung harus memberikan respon bagaimana kepada Natsuya.

"Kalau kau memang benar-benar ingin melupakan laki-laki itu, kau harus segera menyukai laki-laki lain"

"Eh? T...tapi, siapa yang harus kusukai?"

Natsuya pun terdiam sejenak. Lalu ia semakin mendekatkan wajahnya kearah wajah (y/n) sambil mengelus-elus kedua sisi pipi (y/n) dengan sangat lembut. Ia menatap (y/n) dengan tatapan sedikit menggoda.

"Bagaimana kalau kau menyukaiku saja?" bisik Natsuya. Hembusan nafasnya mengenai permukaan wajah (y/n). 

Spontan, jantung (y/n) berdegup sangat kencang. Kedua pipinya seketika menjadi memerah.

"Aku janji, aku tidak akan pernah mengecewakanmu seperti laki-laki itu..."

"Eh?"

N...Natsuya-san, menyukaiku? T...tidak mungkin! Apa yang harus kulakukan?!, gumam (y/n) dalam hati.

Tiba-tiba, Natsuya pun melepaskan genggaman tangannya dari pipi (y/n) dan menjauhkan wajahnya dari hadapan (y/n).

"Carilah lelaki yang berbicara seperti tadi kepadamu, (y/n). Kau harus menyukai laki-laki seperti itu" ucap Natsuya.

"Eh? J...jadi, tadi itu... hanya bohongan?" tanya (y/n). Ia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Natsuya.

Natsuya pun terdiam sejenak. Lalu tak lama kemudian, ia pun tertawa terbahak-bahak.

"Kau mengira tadi itu aku serius, ya? Tidak...tidak! Aku hanya memberi contoh saja. Jangan dimasukan kedalam hati, ya.... Hahahaha"

Eh? Hanya bohongan....?

Entah mengapa ketika (y/n) mendengar perkataan Natsuya tersebut, hatinya terasa sangat sakit.

Itu benar, tidak mungkin Natsuya-san bisa menyukaiku. Aku hanya terlalu percaya diri, gumam (y/n) sedikit termenung.

Lalu (y/n) pun berusaha untuk tersenyum dihadapan Natsuya.

"Kau ini, Natsuya-san! Kukira kau ini kenapa tiba-tiba seperti itu" ucap (y/n).

Natsuya pun membalas senyuman (y/n) tersebut.

Kenapa...
Dadaku ini terasa sakit mendengarnya,
Yang Natsuya-san katakan tadi hanyalah suatu kebohongan...
Tapi kenapa...
Rasanya aku tidak mau ia mengakui hal itu sebagai kebohongan

~Bersambung

−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−

Uppuppuppu~

Minna sann, kembali lagi bersama Yami.

Ah Natsuya, beneran Yami sakit hati dengernya. Padahal Yami dah baper ke kamu(・ัω・ั)

Lagi2 Yami baper ke cerita bikinan sendiri //plakkk

Oh iya btw Yami mau promosi dulu ff collab baru Yami, judulnya "Föst | Mitsuya Takashi x Reader".Yami promosiin soalnya yg sebelumnya ga sengaja kehapus booknya...mengsedih   (。ŏ﹏ŏ)

Barangkali ada fandom tokrev nyempil di sini, kann... wkwkw. Kalo berminat, silahkan cek aja yaa di profil Yamii.

Okeyy mungkin segitu dulu yaa dari Yamii.

Makasihh yang masih dukung Yami sampe sekaranggg

Semoga suka yaa sama up nyaaa

babayyyy

uppuppuppu~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro