Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 22

Kisumi dan (y/n) akhirnya melepaskan ciuman mereka.

Spontan, wajah Kisumi langsung menjadi semerah tomat.

"A....ettoo....m....maaf....aku hanya...sono...." ucap Kisumi terbata-bata.

(Y/n) hanya terdiam. Lalu ia menundukkan kepalanya. Wajahnya tiba-tiba terlihat sedikit murung.

"Nee, Kisumi..."

"I...iya, ada apa?"

"Sebenarnya hari ini adalah hari terakhirku tinggal disini. Seperti biasa, karena pekerjaan okaasan, besok rencananya aku akan pindah rumah..." ucap (y/n).

"Eh?"

"Maaf, aku mendadak memberitahumu. Aku hanya tidak mau membuatmu sedih. Aku juga sebenarnya tidak mau pindah. Temanku hanya kau satu-satunya."

"..."

Lalu Kisumi menggenggam sebelah tangan (y/n).

"Tidak usah khawatir, (y/n)-chan. Walaupun kita terpisah jauh, kita tidak boleh sampai kehilangan kontak. Kita sudah pernah bertukar nomor ponsel, bukan? Kau bisa menghubungiku kapanpun kau membutuhkan aku!" seru Kisumi sambil tersenyum.

Sebenarnya Kisumi memang sedih (y/n) akan jauh darinya. Namun, ia sebisa mungkin harus menghiburnya.

"Kisumi... Arigatou ne! Kau memang sahabatku yang terbaik!" ucap (y/n) sambil tersenyum.

Kisumi pun terdiam sejenak.

"Soal hubungan kita, ada yang ingin aku katakan kepadamu, (y/n)-chan" ujar Kisumi dengan nada serius. Sepetinya ia ingin mengungkapkan perasaannya kepada (y/n).

"Eh? Apa itu Kisumi?"

"..."

Tiba-tiba, Kisumi pun tersenyum manis.

"Ummm.... Tidak jadi deh. Nanti saja. Aku pasti akan memberitahumu!"

"Eh?! Kau ini bagaimana? Ayo katakan!" seru (y/n) sambil mengguncang-guncangkan tubuh Kisumi.

"Tidak akan!"

"Kisumi!"

Sebaiknya nanti saja aku katakan saat aku dan (y/n) bertemu lagi. Aku pasti akan menyatakan perasaanku padanya, gumam Kisumi.

Awal-awal saat (y/n) pindah rumah mereka memang sering menghubungi satu sama lain.

Tetapi semakin lama,

Mereka berdua kehilangan kontak juga.

Kisumi kehilangan nomor ponsel (y/n), karena (y/n) mengganti nomornya dan tidak memberitahu Kisumi. Hal tersebut membuat Kisumi sangat sedih. Ia ingin sekali bertemu dengan (y/n).

(Flashback end)

***

Dan akhirnya, takdir mempertemukan kembali mereka disini. Hingga saat ini, Kisumi masih menyimpan perasaannya itu. Apakah ini hanyalah kebetulan, ataukah ini suatu pertanda bagi mereka berdua?

Mata (y/n) dan Kisumi saling memandang satu sama lain.

Tak lama kemudian, Kisumi pun langsung membantu (y/n) untuk berdiri.

"Hisashiburi! Tak kusangka kita bisa bertemu di sini" seru (y/n) antusias.

"Um, aku juga. Kau kuliah disini?" tanya Kisumi.

"Um. Kau juga 'kan, Kisumi?"

"Ah! Tidak. Aku kuliah di Hidaka University. Aku kesini hanya untuk berlatih tanding basket bersama teman-temanku dari universitas ini"

"Oh begitu. Sayang sekali kita tidak satu kampus, ya" ucap (y/n) kecewa.

"Tenang saja. Aku akan sering datang kesini untuk latihan, kok" ucap Kisumi sambil tersenyum.

"Wah! Benarkah? Senang mendengarnya!"

"Bagaimana kalau kita duduk dulu?" tawar Kisumi.

"Um. Ayo!"

***

Mereka berdua pun duduk di kursi penonton gymnasium.

"Bagaimana dengan kuliahmu, (y/n)-chan?" tanya Kisumi sambil melirik kearah (y/n) yang duduk tepat di sampingnya.

"Menyenangkan. Yah, walaupun aku memang masih agak sulit untuk bergaul" ucap (y/n) sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Hee...? Ternyata kau masih kesulitan. Tidak apa-apa, aku akan sering kesini. Jadi kau tidak akan kesepian"

(Y/n) pun tersenyum kearah Kisumi.

"Hontouni arigatou ne. Kau selalu baik kepadaku. Aku tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikanmu itu"

"Sudah-sudah!" ucap Kisumi lalu ia memandang kearah sebuah bola basket yang tergeletak di lantai.

"Bagaiman kalau kita bermain basket? Seperti saat SMP kita dulu" tanya Kisumi sambil kembali menatap (y/n).

"Um. Boleh! Ayo, Kisumi!" seru (y/n) sambil beranjak dari tempat duduknya dan menarik sebelah tangan Kisumi. Tangan (y/n) terasa sangat lembut. Membuat jantung Kisumi tak mau berhenti berdegup kencang.

Mereka berdua pun berlari kecil menuju lapangan gymnasium untuk bermain basket berdua.

(Y/n) mengambil bola basket yang tergeletak di lantai.

"Begini-begini juga, kemampuanku sudah berkembang sejak saat itu, loh!" ujar (y/n) sambil meng-dribble bola basket tersebut sambil tetap memandangi Kisumi yang sudah bersiap merebut bola tepat di hadapannya.

"Benarkah? Kalau begitu aku tidak akan menahan diri!" seru Kisumi sambil berlari kearah (y/n). Dan dengan cepat, ia langsung merebut nola tersebut dari tangan (y/n).

Cepat sekali!, batin (y/n).

Dengan lincah dan sangat cepat, Kisumi berlari sambil menggiring bola tersebut menuju ring basket.

Setelah sampai di tengah jalan, Kisumi langsung melompat kearah ring basket sambil melempar bola tersebut.

Dan,

Bola basket tersebut langsung masuk ke dalam ring basket.

Gerakan Kisumi benar-benar lincah. Melihat hal tersebut mata (y/n) langsung terbelalak melihatnya.

Kisumi langsung berbalik kearah (y/n).

"Bagaimana? Kau bisa mengalahkan aku sekarang?"

"Hm! Siapa Takut?! Ayo kita bertanding lagi!" seru (y/n) bersemangat.

Mereka pun melanjutkan bermain bola basket satu lawan satu. Mau bagaimanapun (y/n) mencoba, ia tidak bisa menang dari Kisumi. Walaupun begitu mereka terlihat sangat menikmati permainan ini. Suara tawa Kisumi dan (y/n) yang saling memperebutkan bola bergema di seisi gymnasium.

Dan akhirnya, entah bagaimana caranya, (y/n) berhasil merebut bola basket tersebut dari tangan Kisumi. Dengan cepat, ia langsung berlari mebuju ring basket.

"Ayo kejar aku, Kisumi!" seru (y/n) sambil tertawa kearah Kisumi.

"Awas kau ya!" balas Kisumi sambil berlari kearah (y/n).

Tiba-tiba,

Tepat di hadapan (y/n).

Kaki Kisumi terpeleset lalu terjatuh ke lantai.

Brug!

Kisumi terjatuh tepat di atas tubuh (y/n). Menyadari hal tersebut, Kisumi langsung menopang tubuhnya dengan kedua tangan dan lututnya. Dan tentunya tubuh (y/n) berada tepat di bawahnya.

(Y/n) masih memejamkan matanya sambil merintih kesakitan.

"I...itai!"

Lalu (y/n) pun membuka matanya perlahan. Ia melihat Kisumi berada tepat di atasnya. Mata mereka saling memandang satu sama lain. Hal tersebut membuat jantung Kisumi berdegup sangat kencang.

"K...Kisumi?"

Kisumi bisa melihat wajah (y/n) dari sangat dekat.

"K...kau tidak apa-apa, (y/n)-chan?"

"Um"

Apa aku ungkapkan saja perasaanku disini?, gumam Kisumi.

"(Y/n)-chan...."

"Iya?"

"A....aku...."

Karena terlalu gugup, Kisumi pun tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Lalu ia memutuskan untuk menyingkir dari atas tubuh (y/n) agar (y/n) bisa berdiri.

"Eh! Tidak jadi deh. Hehe..." ucap Kisumi sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Karena Kisumi sudah menyingkir dari hadapannya, (y/n) pun segra duduk. Ia penasaran dengan apa yang ingin dikatakan oleh Kisumi.

Kisumi langsung mengulurkan sebelah tangannya kearah (y/n).

"Kau bisa berdiri?" tanya Kisumi.

"Um" balas (y/n) sambil membalas uluran tangan Kisumi dan segera berdiri.

"Gomen ne. Aku tidak sengaja terpeleset tadi. Kau tidak terluka 'kan?"

(Y/n) pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak, kok. Aku tidak apa-apa"

Suasana pun seketika menjadi canggung.

"Ano, tadi kau mau bilang apa, Kisumi?" tanya (y/n) penasaran.

"Eh? Etto..."

"Oi, Kisumi! Ayo kita pulang!" seru seorang teman Kisumi dari seberang ring basket.

"Oke!" balas Kisumi. Lalu ia kembali memandangi (y/n).

"Gomen ne, (y/n)-chan. Aku harus segera pergi. Bagaimana kalau nanti setelah kuliah kita bertemu lagi di cafe dekat kampus. Disana aku akan mengatakannya padamu"

"Um. Wakatta. Aku akan kesana"

"Jya, sampai bertemu di cafe, ya!" seru Kisumi sambil melambaikan tangannya kepada (y/n). Lalu ia menghampiri teman-temannya yang berada di seberang ring.

"Um. Mata ne!" ucap (y/n) sambil membalas lambaian tangan Kisumi.

(Y/n) melihat dari jauh punggung Kisumi yang semakin menjauh darinya.

Oh iya! Sebentar lagi aku juga ada jadwal kuliah! Aku harus segera pergi ke kelas, gumam (y/n). Lalu ia segera berjalan cepat menuju ruangan kelas.

***

Setelah selesai kuliah, seduai dengan yang dikatakan Kisumi, (y/n) langsung pergi ke cafe.

Kring!

(Y/n) membuka pintu cafe perlahan. Keadaan cafe sangat sepi. Ia tidak bisa menemukan Kisumi dimanapun.

Apa Kisumi masih kuliah, ya?

"A! Irasshai!" sambut seorang wanita berambut merah.

"Cafe ini masih buka 'kan?"

"Tentu saja. Kami masih buka hingga pukul 6 sore"

(Y/n) memandangi jam di tangannya. Ternyata sekarang masih pukul 4 sore.

"Ayo, silahkan duduk"

(Y/n) pun duduk di salah satu kursi yang berhadapan langsung degan penjaga cafe tersebut.

Wanita tersebut memberikan selembar daftar menu kepada (y/n).

"Silahkan mau pesan apa?"

(Y/n) membaca daftar menu tersebut.

"Hmm... Tolong satu Milkshake coklat, ya"

"Baik! Tunggu sebentar, ya" ucap wanita penjaga cafe tersebut sambil tersenyum. Lalu ia pergi menuju dapur untuk menyiapkan pesanan (y/n) tersebut.

Kring!

Suara bel pintu cafe berbunyi lagi. Itu tandanya seseorang datang ke cafe tersebut.

Itu pasti Kisumi!

(Y/n) pun langsung menoleh kearah pintu tersebut.

"Kisu-"

Perkataannya tiba-tiba terpotong karena ternyata orang tersebut bukan Kisumi.

Laki-laki tersebut berambut coklat agak bergelombang. Matanya pun berwarna coklat. Dan, wajah laki-laki tersebut sangatlah rupawan. Karena hal tersebut, jantung (y/n) tak mau berhentu berdegup dengan kencang.

Laki-laki tersebut memandang kearah (y/n) lalu ia tiba-tiba tersenyum kepada (y/n).

Senyuman laki-laki tersebut membuat siapapun yang melihatnya pasti meleleh. Termasuk (y/n). Ia pun jadi salting sendiri.

Laki-laki tersebut duduk di sebelah (y/n). Mereka bedua hanya berjarak dua buah kursi. Hal tersebut membuat (y/n) semakin kikuk. (Y/n) hanya menundukkan kepalanya sambil menahan rasa malunya.

Perasaan apa ini? Kenapa tiba-tiba jantungku jadi berdegup tidak beraturan begini? gumam (y/n).

(Y/n) mencoba melirik sedikit kearah laki-laki tersebut. Dan ternyata, laki-laki itu juga memandangi (y/n) sambil menopang sebelah wajahnya degan tangannya. Sepertinya ia juga terpesona dengan kecantikan (y/n).

Dengan cepat, (y/n) langsung mengalihkan pandangannya kearah lain.

Laki-laki itu pun tersenyum. Lalu ia mencoba membuka percakapan dengan (y/n).

"Kau sendirian saja disini?" tanya laki-laki tersebut.

(Y/n) pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"T...tidak, aku sedang menunggu seorang teman" balas (y/n) sambil memberanikan diri memandangi laki-laki tampan tersebut.

"Hee? Begitu..."

"Maaf menunggu lama" ucap wanita penjaga cafe yang tiba-tiba datang ke hadapan (y/n) sambil meletakan segelas milkshake cokelat di atas meja.

"Arigatou" ucap (y/n).

Lalu wanita tersebut langsung melirik kearah laki-laki tersebut.

"A! Kau Natsuya, bukan?"

Natsuya? Rupanya mereja sudah saking kenal, ya.

"Iya" balas laki-laki tersebut yang ternyata bernama Natsuya. Ia pun tersenyum kearah wanita penjaga cafe tersebut.

"Hisashiburi. Sudah lama sekali kau tidak kesini. Setiap kali Asahi kesini, ia selalu mencarimu, loh"

"Benarkah? Aku baru kembali dari Australia beberapa waktu lalu"

Mendengar kata 'Australia', (y/n) seketika mengingat tentang Rin.

"Oh iya, ngomong-ngomong. Dimana anakmu? Aku sudah lama tidak melihatnya. Dia pasti sudah besar kan sekarang?" tanya Natsuya.

Ternyata wanita tersebut telah menikah dan memiliki anak.

"Maksudmu Tsukushi? Iya, sekarang dia sudah besar. Tetapi sekarang, ia sedang tertidur di kamar"

"Oh begitu"

"Jadi, kau mau pesan apa, Natsuya?"

"Aku akan memesan minuman yang sama dengan nona yang berada disana" ucap Natsuya sambil melirik kearah (y/n) sambil tersenyum.

Sontak, kedua pipi (y/n) pun memerah.

"Tumben sekali. Biasanya kan kau suka minum alkohol" celetuk wanita penjaga cafe tersebut.

(Y/n) terkejut dengan perkataan wanita tersebut. Ternyata laki-laki itu suka minum minuman keras.

"Sssttt... Jangan keras-keras. Nanti dia bisa dengar!" bisik Natsuya sambil meletakann telunjuknya di depan mulutnya.

Wanita itu pun tertawa terbahak-bahak.

"Aku hanya bercanda. Baik, aku akan membuatkan pesananmu segera" ucap wanita tersebut. Lalu ia kembali pergi ke dapur untuk membuatkan pesanan Natsuya tadi.

Sekarang tinggal (y/n) dan Natsuya berdua di cafe tersebut. Suasana pun seketika menjadi canggung.

"J...jangan terlalu serius dengan perkataannya tadi, ya. Memang benar, aku ini memang suka minum alkohol. Tapi, aku tidak pernah sampai mabuk berat, kok"

"Eh? B...begitu rupanya. Aku percaya kok padamu" balas (y/n) sambil tersenyum.

"Eh? Benarkah?"

"Um"

Natsuya pun tertawa kecil.

"Syukurlah kalu begitu. Oh iya, perkenalkan. Namaku Kirishima Natsuya. Boleh aku tahu siapa namamu?"

"Namaku Yamazaki (y/n). Yoroshiku ne"

"Oh! (Y/n), ya. Boleh kupanggil (y/n)? Sebagai gantinya kau bisa memanggilku Natsuya"

"Dengan senang hati, Natsuya-san"

Natsuya pun tersenyum kearah (y/n).

"Oh iya, kau kuliah, ya?" tanya Natsuya.

"Iya. Aku mahasiswa di Shimogami University"

"Oh benarkah? Adikku juga mahasiswa disana"

"Benarkah? Siapa namanya? Siapa tahu aku mengenalnya" ucap (y/n).

"Kirishima Ikuya. Kau mengenalnya?"

"Ikuya? Sepertinya aku tidak mengenalnya"

"Begitu rupanya. Sepertinya kalian beda program studi, ya. Nanti kalau ada kesempatan, aku akan mengenalkannya padamu"

"Boleh-boleh. Eh, tunggu sebentar. Berarti, aku harus memanggilmu senpai, ya?"

Natsuya pun tertawa kecil.

"Tidak usah. Aku ini bukan kakak tingkatmu. Aku kebetulan tidak kuliah"

"Eh? Begitu..."

"Iya. Sebagai gantinya aku bekerja sebagai perenang freelancer"

"Natsuya-san ini perenang rupanya?"

"Iya. Tapi hanya freelancer, kok"

"Tapi menurutku itu sangat keren. Etto... bolehkah aku menontonmu saat kau bertanding?"

"Rupanya kau punya kertertarikan terhadap dunia renang, ya. Tentu saja dengan senang hati kau boleh melihatku. Nanti akan kukabari jadwalnya, ya"

"Benarkah? Arigatou, Natsuya-san" seru (y/n). Ia terlihat sangat senang karena sudah lama sekali ia tidak melihat pertandingan renang.

Kring!

Tiba-tiba, dua orang laki-laki datang ke cafe tersebut.

Spontan, (y/n) dan Natsuya langsung menoleh kearah pintu.

"(Y/n)-chan! Kau sudah disini ternyata. Maaf menunggu lama" ucap Kisumi.

Di sampingnya telah berdiri seorang laki-laki dengan rambut hijau tua dan bermanik coklat.

Sepertinya (y/n) pernah bertemu dengan laki-laki tersebut di suatu tempat. Ia berusaha untuk mengingat-ingat kembali.

***

"K...kau tidak apa-apa?" tanya (y/n).

"Apanya yang tidak apa-apa? Ini sakit sekali, tahu! Lihat buku itu sangat tebal!" seru laki-laki tersebut.

***

Ternyata benar. (Y/n) pernah bertemu dengan laki-laki tersebut di perpustakaan. Saat itu, (y/n) tidak sengaja menjatuhkan sebuah buku ke atas kepalanya.

Mata (y/n) dan laki-laki bersurai hijau tua itu pun saling menatap satu sama lain.

"Kau... yang saat itu di perpustakaan, bukan?" tanya laki-laki tersebut meyakinkan.

"A! Ikuya! Kau kesini juga rupanya" seru Natsuya.

"Ikuya?" tanya (y/n).

"Iya. Waktunya tepat sekali. Perkenalkan, dia adikku, Kirishima Ikuya"

"Huh?! Jadi orang ini adalah adikmu?" seru (y/n).

"E...eh? Ada apa ini sebenarnya?" tanya Kisumi.

~Bersambung

−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−

Uppuppu~

Minnna sannnnn

Ohisashiburi desuuuuu

Maaf Yami membuat kalian semua menunggu lamaa...

Wah, Yami gatau nih reader ff ini masih pada ada atau engga tapi takpe lah yaa Yami tetep up aja. Soalnya tanggung banget dikit lagi beresss

Oke mungkin segitu dulu yaa dari Yami buat kali ini

Semoga suka yaa sama certianyaa

See you in the next chapter

uppuppu~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro