Chapter 1
Lembar baru dalam hidupku,
.
.
.
Akhirnya dimulai...
.
.
.
.
.
***
Esok harinya, (y/n) dan ibunya sudah siap untuk pindah rumah. Mereka sedang berada diluar rumah menunggu mobil pembawa barang.
Rumah yang selama ini ditinggali (y/n) adalah rumah dinas. Oleh karena itu, mereka berdua sebelumnya sudah sering berpindah rumah seperti ini. Sehingga (y/n) dan ibunya sudah terbiasa hidup berpindah-pindah. Karena kondisi seperti itulah barang-barang di rumah (y/n) tidak terlalu banyak.
Tak lama kemudian, mobil pembawa barang pun tiba. Seorang supir dan asistennya dengan cepat menghampiri ibu (y/n).
"Selamat pagi, nyonya. Kami yang akan mengantarkan barang-barang anda. Diantarkan ke Kota Iwatobi, benar bukan?" tanya supir itu sambil mengecek catatannya. Sepertinya hari ini ada banyak sekali jadwal pengantaran barang selain dari rumah (y/n).
"Iya, tolong antarkan ke kota Iwatobi, ya. Terima kasih atas bantuannya" ucap ibu (y/n) sambil membungkuk.
Setelah semua barang dipindahkan oleh sang supir dan asistennya ((y/n) dan ibunya pun membantu memindahkan barang-barang yang ringan), mobil pembawa barang pun langsung melaju menuju Kota Iwatobi.
Karena (y/n) dan ibunya tidak memiliki kendaraan pribadi, mereka memutuskan untuk naik bis dan chikatetsu (kereta bawah tanah). Walaupun waktu perjalanan yang ditempuh cukup lama, biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan tidak terlalu banyak. Mengingat gaji ibu (y/n) tidak terlalu besar, mereka harus pintar-pintar menghemat uang.
***
(Y/n) dan ibunya turun di halte bis. Akhirnya mereka sampai juga di Kota Iwatobi.
"Akhirnya kita sampai!" ucap ibu (y/n).
(Y/n) memandangi pemandangan pantai di seberang halte bis.
Pemandangannya memang sangat indah, namun (y/n) membencinya. (Y/n) sangat membenci pantai. Karena ia pernah mengalami pengalaman yang cukup buruk dengan pantai.
"Ada apa, (y/n)? Apa kai teringat..." ucap ibu (y/n).
"Ah... tidak, okaasan. Aku hanya sedikit kelelahan. Nah, jadi, dimana rumah kita yang baru?" potong (y/n). Ia hanya tidak ingin membuat ibunya khawatir.
"Sebentar lagi juga kita akan segera sampai. Kita hanya perlu berjalan sedikit kearah sana" ucap ibu (y/n) sambil menunjukkan jari telunjuknya kearah timur.
"Baiklah. Ayo, okaasan. Supir pengantar barang pasti sudah menunggu dari tadi. Bisa-bisa mereka akan marah bila kita datang terlambat" jawab (y/n) sambil berjalan.
"Tidak perlu khawatir soal itu, (y/n)-chan. Kebetulan disini okaasan memiliki seorang kenalan dan dia tinggal tepat di sebelah rumah baru kita. Dan ia bersedia menitipkan sebentar barang-barang kita di depan rumahnya"
"Ohh begitu. Syukurlah"
***
"Maaf karena sudah merepotkan anda. Anda sampai harus repot-repot mengangkat semua barang-barang kami. Saya jadi merasa tidak enak." ucap ibu (y/n) sambil membungkuk, diikuti (y/n).
"Tidak usah dipikirkan. Aku senang bisa membantumu, Nakajima-san. Sebagai rekan kerja, sudah seharusnya kita saling membantu. Oh iya, tidak perlu memanggil nama keluargaku, panggil saja aku Sano. Lagi pula kita sudah lama kenal, bukan? Semoga kalian bisa betah tinggal disini, ya. " ucap tetangga baru (y/n) yang ternyata bernama Sano itu.
*note: nama keluarga (y/n) adalah Nakajima.
"T...Terima kasih banyak atas bantuannya. Sano-san" ucap (y/n) sambil membungkuk.
Tetangga baru (y/n) adalah rekan kerja ibu (y/n). Tetapi beliau sudah pensiun sejak beberapa bulan yang lalu. Beliau adalah seorang pria paruh baya yang tinggal sendirian di rumahnya. Istrinya meninggal sekitar 3 tahun lalu. Anak-anaknya ada yang sudah bekerja dan ada yang masih sekolah, tetapi semuanya tidak tinggal serumah dengannya.
***
(Y/n) dan ibunya memasuki rumah baru mereka. Rumah itu jauh lebih kecil dari rumah mereka sebelumnya. Tetapi cukup nyaman untuk ditinggali dua orang.
(Y/n) memandangi sekeliling rumah sambil membereskan beberapa barang. Begitu pula dengan ibunya.
"Oh iya, (y/n)-chan. Okaasan lupa memberitahumu. Mulai besok kau akan bersekolah di SMA Iwatobi. Okaasan sudah mengurusi semuanya jadi kau tinggal pergi sekolah saja, ya"
"Baiklah, okaasan. Ngomong-ngomong, kapan okaasan mengurusi perpindahan sekolahku? Kita kan, pindah sangat mendadak" tanya (y/n) penasaran.
"Sano-san yang membantu okaasan. Sejak beliau tahu kita akan menjadi tetangganya, ia sangat senang dan menawarkan berbagai bantuan kepada okaasan".
"Benarkah? Sano-san pria yang sangat baik, ya, okaasan. Sebaiknya kita harus memberi sesuatu kepadanya" jawab (y/n) sedikit terkejut. Di zaman seperti ini masih ada orang baik seperti Tuan Sano.
"Kau benar, (y/n)-chan. Sebaiknya kita memberi apa, ya?"
"Bagaimana kalau kita membuat kue? Okaasan hari ini libur, kan?" (y/n) memberi ide.
"Benar juga, ya. Numpung hari ini waktu okaasan juga luang. Jya, kalau begitu, ayo kita buat kue. Sambil pergi berbelanja untuk membuat kue, kita bisa sambil berkeliling kota, bagaimana?"
"Ide yang bagus, okaasan! Kalau begitu ayo!" ucap (y/n) sangat bersemangat.
***
Keesokan harinya, adalah hari pertama (y/n) bersekolah di SMA Iwatobi.
Ia sedang sibuk bercermin sambil merapihkan rambut dan seragam barunya.
Semoga kejadian di SMA Samezuka tidak akan terulang lagi. Aku tidak masalah bila tidak memiliki teman, asalkan kehidupan SMA-ku bisa tenang dan normal, pikir (y/n) dalam hati.
Setelah menyiapkan sarapan dan bekal untuk ibunya dan dirinya sendiri, (y/n) langsung pergi ke sekolah.
Jarak antara rumahnya dan SMA Iwatobi tidak terlalu jauh sehingga (y/n) bisa berjalan kaki menuju sekolah.
***
(Y/n) berjalan di lorong bersama wali kelas barunya. Ia sangat gugup karena harus memperkenalkan dirinya di depan kelas. Ia khawatir tidak bisa memberi kesan pertama yang baik kepada teman-teman barunya.
"Nakajima-san, kau tunggu dulu disini ya. Setelah aku persilahkan masuk, barulah kau masuk lalu perkenalkan dirimu, ya?" ucap wali kelas (y/n).
"B...Baik, sensei" ucap (y/n) sambil menunduk. (Y/n) merasa sangat gugup.
Wali kelas pun masuk ke kelas lalu menyapa para murid, "Ohayou gozaimasu, minna san. Hari ini kalian kedatangan siswa pindahan. Silahkan masuk"
Suasana kelas pun menjadi riuh. Semua penasaran dengan kedatangan murid baru ke kelas mereka.
"Haru-chan, menurutmu seperti apa ya murid barunya?" tanya seorang siswa laki-laki bersurai hijau olive kepada teman yang duduk disampingnya.
"Entahlah" jawabnya dingin.
Lalu pandangan mereka tertuju pada (y/n) yang sedang berjalan memasuki kelas.
(Y/n) langsung menulis namanya di papan tulis lalu memperkenalkan dirinya sendiri, "Ha...hajimemashite, Nakajima (y/n) desu. Y...yoroshiku onegaishimasu" ucapnya terbata-bata sambil membungkuk.
(Y/n) mencoba memberanikan diri untuk memandangi sekitarnya. Matanya langsung tertuju pada seorang laki-laki berparas tampan, memiliki bola mata berwarna biru yang indah bagaikan air, dan bersurai hitam.
Ketika laki-laki itu melihat (y/n), jantung (y/n) berdegup dengan sangat kencang dan wajahnya pun menjadi semerah tomat.
"Baik, Nakajima-san. Silahkan duduk di bangku yang kosong" perintah wali kelas.
Karena salting, (y/n) tidak menghiraukan perintah gurunya itu dan tetap terbujur kaku di depan kelas.
"Etto, Nakajima-san... Nakajima-san. Kau mendengarku?" ucap wali kelas berulang-ulang. Barulah (y/n) terbangun dari lamunanya.
"Ah...etto... i... iya, sensei. Maafkan saya" ucapnya sambil membungkuk lalu langsung berjalan cepat menuju kursi kosong tersebut.
Dan ternyata,
Kursi kosong tersebut berada tepat di belakang laki-laki bersurai hitam tadi. Perasaan (y/n) benar-benar bercampur aduk, antara senang, malu, dan gugup.
Dari belakang, laki-laki itu masih terlihat tampan bagi (y/n). Rambutnya dari belakang terlihat sangat indah, dan bahunya yang bidang membuat siapa saja pasti terpesona melihatnya.
Disamping laki-laki bersurai hitam itu, duduklah seorang laki-laki bersurai hijau olive dengan tubuh yang lebih tinggi dan lebih besar dari laki-laki bersurai hitam tadi. Laki-laki itu tersenyum manis kepada (y/n). (Y/n) hanya membalas dengan sedikit senyuman dan mengangguk.
Sepanjang pelajaran, (Y/n) benar-benar tidak bisa fokus pada penjelasan guru. Sepanjang pelajaran ia habiskan dengan menahan rasa gugup dan detakan jantung yang berdegup sangat kencang. Dalam hati, (y/n) hanya ingin pulang tapi di sisi lain ia senang bisa dekat dengan laki-laki itu.
***
Saat pulang sekolah, (y/n) memasukan semua peralatan sekolahnya ke dalam tas. Tiba-tiba, lelaki bersurai hijau olive mendekati bangku (y/n) lalu menyapanya sambil tersenyum, "Konnichiwa, Nakajima-san".
"K...konnichiwa" ucap (y/n) sambil menunduk malu. Ia takut akan memberi kesan buruk kepada teman barunya itu.
"Boleh berkenalan?"
"T...tentu. S...siapa namamu?" tanya (y/n).
Laki-laki itu tertawa kecil melihat sikap imut (y/n) yang malu-malu, lalu ia berkata, "Namaku Tachibana Makoto. Dan laki-laki yang duduk tepat didepanmu saat ini adalah sahabat baikku, Nanase Haruka".
Lelaki bersurai hitam itu yang ternyata bernama Haruka langsung membalikkan tubuhnya kearah (y/n).
Mata Haruka dan (y/n) saling bertatapan satuvsama lain.
Dekat... terlalu dekat!!! Aku tidak kuat lagi. Aku rasa aku akan mati, pikir (y/n) sambil memejamkan matanya dan pipinya sudah sangat memerah.
"Ada apa? Apa wajahku menakutkan?" celetuk Haruka dengan wajah datarnya.
"T...tidak. Tidak sama sekali!" jawab (y/n) menggelengkan kepalanya.
Perilaku (y/n) itu terlihat sangat imut di mata Makoto, hingga membuat Makoto senyum-senyum sendiri.
"A...ada apa?" tanya (y/n).
"Tidak, kok. Senang bisa bertemu denganmu, Nakajima-san. Semoga kita bisa berteman baik, ya kan, Haru-chan" ucap Makoto sambil menepuk pundak Haruka.
Haruka hanya mengangguk mengerti.
"A...aku juga. Senang bisa berkenalan dengan kalian, Nanase-san, Tachibana-san" ucap (y/n).
"Panggil saja aku Makoto. Tidak perlu seformal itu kok kalau denganku" ucap Makoto ramah.
"B...baiklah, Makoto-san" jawab (y/n) sambil tersenyum.
-Bersambung
---------------------------------------------------
Yoshhh akhirnya beresss....
"Lah ko udah up min?"
Yami gak kuat kalo harus nahan sampe minggu depan buat nerusin ff ini huhuhu :"
Yami cuman gamau bikin reader-chan nunggu. Yami kasian sm reader-chan sekalian ('Д⊂ヽ
Gimana, reader chan? Yami udah mulai ngeluarin tokoh tokoh utama buat nge reverse haremnya nih.
Belum keluar ya uwu nya. huhuhu gomennn...
Bertahap ya, reader channn. Yami juga pengen bikin ff terbaik buat kalian.
Kalo ada kritsar boleh banget, kalian bisa komen langsung di ff Yami. Karena Yami juga masih pemula, butuh masukan dari reader-chan semua. puppuppuppu~ *minjem ketawanya monokuma hehe
Okey segini dulu yaa dari Yami, tunggu update selanjutnya yaaa~
(^O^)v
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro