"oppa~ apakah ini sora yang selalu kau bicarakan?" jeongguk akhirnya kembali dari sekolah- hari ini ditemani oleh seorang perempuan. ia terlihat sangat cantik dan kuasumsikan bahwa dialah lee jiyeon, orang yang disukainya- yang sekarang, kemungkinan besar, merupakan kekasihnya.

"ya, jiyeon. dia sora, teman baikku!" jeongguk memperkenalkanku, dan jiyeon tertawa dengan pelan. bahkan suara tawanya terdengar manis.

"senang bertemu denganmu, sora! namaku jiyeon. jeongguk oppa selalu membicarakanmu, dan aku merasa sangat senang karena akhirnya aku bisa bertemu denganmu." gadis tersebut lalu tersenyum sembari menggoyangkan tanganku- seakan-akan kami sedang bersalaman. jeongguk terkekeh dari belakangnya dan menatapku.

dia sangat... baik. seperti jeongguk. aku senang ia bertemu dengan seseorang sepertinya. ia terlihat senang.

"oppa, aku ingin berbicara dengan ibumu. aku turun, ya?" jiyeon mengalihkan pandangannya dariku ke arah jeongguk, yang menganggukkan kepalanya.

"tentu," sahutnya, dan gadis tersebut tersenyum lalu mencium pipi jeongguk sebelum keluar dari kamarnya. jeongguk kembali menatapku sambil tersenyum lebar.

"dia cantik, bukan?" ia terkekeh.

ya, sangat cantik.

"terima kasih, sora, karena sudah berada di sisiku hingga saat ini. namun sayangnya, kau harus berada bersamaku untuk lebih lama lagi!" ia tertawa.

aku tidak keberatan.

"aku mencintaimu, sora. terima kasih untuk segalanya." untuk pertama kalinya, ia memberikan kecupan pada pipiku dan tersenyum padaku.

tidak, jeongguk. akulah yang seharusnya berterima kasih padamu.

jeongguk, terima kasih karena telah memberikanku kehidupan, karena telah memberikanku sebuah nama. kau membuat hidupku menjadi bermakna, dan aku masih tidak bisa membayangkan apa jadinya diriku saat ini bila kau tidak menemukan dan memungutku dari tempat sampah itu.

aku mencintaimu, jeon jeongguk.

「END」