Part 1 : Aku bukan seorang wanita harimau
"Apa? Aku mau sendiri. Gak usah kamu deket-deket. Kamu tau kan aku gimana!." kata ku membentak laki-laki yang berada tepat di depanku.
Ya begitulah aku, hidup seperti seekor harimau kata teman- teman di sekolah. Membentak, marah dan juga mudah sekali untuk emosi. Banyak pria yang mengatakan tidak ada sisi lembut dariku. Bersyukurnya, dengan sifatku yang begini, tak ada laki-laki yang berani mendekati ku. Aku bersyukur akan hal itu. Tapi yang perlu diingat, aku tidak seperti ini kepada teman-teman perempuanku. Malah aku cenderung dikatakan ramah oleh mereka dan sangat bertolak belakang dengan sikapku kepada teman laki-lakiku. Kalau ditanyakan kenapa, aku juga sedang mencari tau alasanya. Haha. Hanya saja aku tidak memilih untuk terlalu akrab dengan teman-teman perempuanku, karena aku belum sepenuhnya percaya kepada siapapun sampai detik ini.
Kalau dibilang aku seorang yang introvert, aku tidak bisa sepenuhnya dikatakan seperti itu. Aku juga berteman dengan yang lain, hanya saja itu, seperti yang aku jelaskan tadi, aku tidak mudah percaya kepada orang. Mungkin untuk dekat denganku, hanya 1 dari ratusan orang yang ada di sekolahku yang bisa beteman dengan ku. Sebut saja namanya Dita wanita lembut, baik hati dan juga memiliki sikap sedikit sama dengan ku. Mungkin itu yang membuat ku dan Dita menjadi berteman.
Begini, aku tidak ingin mengungkapkan pembenaran atas sikapku, memiliki sikap dan sifat seperti ini pastinya ada sebuah alasan dibalik ini semua. Tak mungkin rasanya Allah memberikan kepadaku sifat seperti ini tanpa hikmah dibaliknya. Kini aku belajar memaknai, mengartikan dan bersyukur terhadap sikap dan sifatku seperti ini, mungkin saja Allah sedang menjagaku dari godaan-godaan pria diluar sana. Hahaha aminnn..
Terkait tentang ayah, ibu dan juga kakak yang selalu saja memarahi atas sikapku yang sedikit kelaki-lakian ini. Bagaimana tidak, tak satupun dari anggota keluargaku yang memiliki sifat sama seperti diriku. Ayah, ibu dan juga kakak memiliki sikap yang tegas, baik dan juga sangat ramah. Sikap ramah dan lembut bisa dikatakan merupakan sifat yang lebih dominan yang ada di keluargaku. Oke aku mengerti, mungkin sikap tegas yang ada pada ayah yang aku dapati, hanya saja aku tidak bisa mengontrol diri sendiri dan bertingkah sedikit kelaki-lakian. Ingat ya hanya sedikit. Hahaha.
Terkadang aku pernah berfikir apakah aku salah satu anggota keluarga mereka, Karena memang benar, aku sama sekali tidak memiliki sisi lembut seperti mereka, aku berusaha untuk lembut tapi hasilnya selalu saja nihil. Baiklah sekarang aku mencoba untuk bersyukur saja atas apa yang Allah berikan kepadaku.
Aku teringat akan suatu peristiwa, pada saat aku pernah bertanya pada ayah dan ibu tentang kerasnya sikapku. Di dalam ruang TV dimana ayah dan ibu sedang menikmati hari liburnya bekerja, karena saat itu bertepatan pada hari minggu. Aku ingat betul bagaimana rekasi ayah dan ibu pada saaat itu, mereka hanya memberikan reaksi yang membuatku semakin kesal dengan jawabannya. Maafkan anak mu ini yah, bu.
"Yah, bu, Zareen anak ayah dan ibu kan?" Bertanya sembari tidur dipangkuan ibu.
"Kok kamu menayakan hal itu nak?" Ayah memberikan respon sambil melihat layar kaca televisi yang ada di depannya.
Lalu aku terbagun "Bagaimana tidak yah, ayah dan ibu tidak memiliki sifat yang sama seperti Zareen. Zareen pemarah, tidak sabaran dan mudah emosi"
"Mungkin" Kata ibu tertawa
"Ayolah bu, jangan bercanda. Zareen kan lagi serius" Kata ku sambil merengek
"Iya nak, ibu hanya bercanda. Kamu serius sekali" Kata ibu sembari tertawa
-0-
Tiba tiba..
"Eh Za, Kamu lagi ngelamun yah" Kata seorang wanita yang menepuk pundakku
"Astagfirullahalazim kamu kagetin aja. Iya Ta mungkin, gak tau juga, aku lagi kangen ayah ibu" Kata ku sambil melihat keluar jendela.
"Ibuk pengawas udah masuk tuh, tau kan kalau hari ini Try Out UN terakhir sebelum UNBK nanti?" Kata Dita sambil mengolokku.
"Iya tau lah Ta, kalau gak tau gak akan aku ada di sini" Kata ku sambil membenarkan posisi tubuh untuk persiapan TO UNBK terakhir.
"HAHAHA, baiklah. Semangat untuk TOnya Zareen" Kata Dita memberikan gestur tubuh menyemangatiku.
"Kamu juga ya ta" Kataku sambil tersenyum.
Yap, sekarang adalah masa masa terakhirku di bangku Sekolah Menegah Atas. Antara senang, sedih dan juga takut untuk mengahadapi bagaimana kelanjutan hidup ku. Kata orang-orang, jenjang perkuliahan adalah awal dari gerbang pintu kehidupan kita yang sesungguhnya. Haha, aku menjadi gugup mengigat kata-kata tersebut. Akan banyak kenangan yang akan dirangkai di akhir-akhir tahun ini, baik bersama teman-teman, guru, dan juga tingkah-tingkah lucu remaja SMA.
Dinginnya ruangan ujian yang didukung dengan heningnya suasana, membuatku semakin gugup untuk menjalankan TO kimia yang ada dihadapanku. Dimulai dengan Bismillah dan Login dengan akun yang telah terdaftar dengan nama yang aku miliki. Membuatku mulai merasa gugup dan dibarengi rasa takut sekaligus. Banyak pertanyaan di dalam pikiranku saat ini terlayang.
Membatin "Apakah aku bisa menyelesaikan soal kimia hari ini? Ya allah bagaimana nilaiku nanti?"
Setelah login, terbukalah halaman soal ujian yang diberi nomer 1. Kulihat teman-teman disekelilingku ada yang baru berdoa, ada yang memulai mengerjakan soal yang ada di hadapan mereka dan ada juga yang mulai panik ketika melihat soal pertama. Kupandangi layar motitor yang membuat hatiku mulai berdegup kencang.
Halaman untuk soal pertama.
"Bismillah ya Allah." Kata ku membatin.
Sekali lagi ku perhatikan teman yang berada di sisi kanan kiriku yang asik mengerjakan dan melihat soal ujian. Seakan-akan soal ujian yang ada di depan mereka tersebut sangatlah mudah dikerjakan oleh mereka.
Aku pun membatin "Aku pasti bisa, aku pasti bisa. Yang penting usaha, hasilnya urusan belakangan. Aku sudah berusaha semampuku. Bismillah"
Butuh waktu untuk menyakinkan diriku sendiri, sekitar 3 menit mungkin, ya 3 menit untuk menyakinkan diriku sendiri. Jujur aku sangat-sangatlah gugup jikalai menghadapi masa-masa ujian ini, apakah itu UTS, UAS dan juga TO UNBK seperti saat sekarang ini. Ingin bercerita sedikit, setiap kali melaksanakan ujian apapun itu, padahal aku sudah berusaha semaksimal mungkin untum belajar, tapi hasilnya selalu saja tidak memuaskan untukku. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, dimana letak kesalahanku. Yah aku malah jadi curhat. Hahaha.
Yang membuat ku selalu tabah dan sabar melewati hal itu adalah suport dari keluargaku. Terlebih dari ayah dan ibu, mereka tak pernah menuntutku banyak, mereka selalu berkata, "jadilah menjadi dirimu sendiri, jangan pedulikan orang yang lain. Kamu bisa dengan caramu sendiri nak. Ayah, ibu dan kakak selalu mendukung jalan yang kamu pilih. Dan juga kamu harus bertanggung jawab akan hal yang kamu pilih".
Aku jadi rindu ayah dan ibu..
-0-
Tiba tiba..
"Ta, aku gak tau nih. ada 15 soal lagi yang belum aku jawab, padahal waktu 15 menit lagi. Ya Allah aku takut banget sama hasil ujian aku, Ta" Kataku mulai panik pada detik-detik terakhir ujian.
"Udah Za, yang penting kamu udah usaha sekuat tenaga kamu, kita sama-sama tau kok usaha kamu. Udah fokus, ntar ditegur pegawas" Kata Dita yang berbicara kepadaku tapi tidak menoleh ke arahku.
Detik demi detik berlalu, akhirnya ujian terakhir TO ini selesai dengan ekspresi wajah ku yang seperti biasa, yaitu dengan wajah cemberut ketika keluar ruang ujian. Begitulah, setiap detik setiap menitnya perjalanan ujian kimia yang berhasil membuatku bermandikan keringat. Padahal di dalam ruangan ujian tersebut memiliki dua buah AC dengan suhu mungkin yang terasa dingin oleh teman dan guru pengawas yang ada di sana, tetapi tetap saja aku tidak merasakannya. Hahah ada-ada saja aku.
"Zareen, aku ke kelas dulu ambil mukenah. Bentar lagi istirahat. Kamu belanja dulu yah. Jajanan aku seperti biasa, pakai uang kamu dulu nanti aku ganti. Aku tunggu di depan mesjid ya Za." Kata Dita menepukku dan lalu berlari ke arah kelasku.
"Okeh Tata"
*Bel berbunyi* waktu istirahat dimulai, siswa dan guru dipersilahkan untuk beristirahat.
Bunyi yang selalu ditunggu-tunggu oleh setiap murid yang berada di dalam kelas yang sedang belajar. Seketika setelah bunyi bel di bunyikan, semua siswa dan siswi berhamburan menuju kantin sekolah. Begitu juga dengan ku dan teman teman yang lainnya. Memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik baiknya. Padahal kalau boleh jujur, setiap saat adalah waktu istirahat bagi kami karena tak ada lagi kegiatan mengajar di kelas. Hahaha.
Karena ini minggu minggu terahir bagi kami, palajaran dikelas tidak lagi seperti biasanya, karena sudah semua materi untuk UNBK diberikan kepada kami dan sebagai bekal kami untuk menghadapi UNBK. Detik-detik terakhir ini pula, kami lebih dituntut untuk belajar mandiri, membahas soal mandiri atau berkelompok. Setalah kami jenuh, biasanya kami melakukan permainan kecil, bermain HP, dan ada juga yang melakukan pendekatan dengan gebetan mereka karena masa masa akhir SMA ini.
"Za, Aku boleh duduk gak za" Kata seseorang yang menghampiriku
"Kamu tau kan aku, aku gak mau duduk berduaan bareng cowok."Kata ku ketus kepada laki laki tersebut.
"Aku cuma ingin jadi teman kok. Kamu liat dulu kesamping, itu ada Dita" Katanya balik ketus kepadaku.
"Hah, oh iya maaf maaf." Kataku dengan wajah malu.
"Ada yang ingin aku bicarakan dengan kamu, dan disini juga ada Dita kan?" Katanya dengan nada yang sedikit serius.
"Mau bicara apa kalian sama aku? Jangan bikin aku tambah pusing, kan baru aja kita selesai ujian" Kata ku yang juga serius.
"Iya bukan masalah besar kok, jadi gini Za......"
Aku bukan tidak percaya kepada seseorang, Aku hanya tidak berani menaruh kepercayaan kepada selain Allah Subahanahu wa ta'ala
-Zarenn-
-0-
》Sesi bocoran《
Jadi teman-teman pembaca ada yang bisa nebak gak apa yang dibilang cowok itu ke Zareen?
Wah, kira-kira siapa ya dia?
Yang berani mendekati harimau ini.. hahah..
Udah ada yang bisa nebak. Tinggalkan komentar ya teman teman..
Ohh iyaa.. jangan lupa komentar dan kritik untuk Aku Zareen dan juga aku sebagai orang dibalik cerita ini..
Ditunggu teman teman..
Love,
ALINEA ERIZA
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro