78 • Samudra Mulai Menunjukkan Ombaknya
Setiap kali mereka menindas Bulan, gadis itu pasti melawan. Entah ia melempar sapu, berganti meneriaki, atau menyemprot mereka dengan air pel. Bulan melakukan apapun demi membela dirinya sendiri. Namun setiap Aya ada di sana, Bulan seakan tidak punya kekuatan melawan, ia memilih diam, memilih pasrah dengan semua hinaan yang terlontar pada dirinya. Meski Aya hanya diam saja memperhatikan.
Samudra melihat bola mata hitam gadisnya itu, ia dingin, tidak peduli, hanya menatap mereka menghina Bulan dalam kesunyian—terkadang sembari melirik Samudra dan tersenyum. Dan laki-laki itu sadar, betapa mengerikannya Cahaya saat dia hanya diam, saat matanya seperti memerintah, dan saat ia menyisir rambutnya yang halus ke depan bahu bak seorang ratu. Semua terasa bukan Aya yang dahulu, yang ia cinta.
Dan Samudra benci itu semua, karena ia sayang Aya. Semua perasaan tercampur di hatinya.
"Maaf ya, Kuda Nil, enggak sengaja gua tumpahin," maaf Shania sembari menjatuhkan tempat sampah yang berisi sampah di lantai yang sedang Bulan bersihkan.
Cekikikan di antara mereka berlangsung. Salma duduk di meja guru, Audrey dan Jesika di kursinya. Mereka menyaksikan bagaimana gadis itu mengerjakan tugas piket di akhir sekolah sendirian, tanpa membantu.
"Gua capek, jadi lu aja yang bersihin ya kayak biasa."
"Kita temenin aja ya, Kuda Nil."
Aya di sebelahnya hanya diam, menyaksikan dengan matanya yang menghitam. Saat Samudra menatapnya, Cahaya tersenyum, mengernyit yang bisa laki-laki itu lakukan. Tidak pernah mengerti.
Pria itu muak, sungguh. Maka ia berjalan ke arah Bulan dengan tertatih—mengambil sapu yang lainnya, dan mulai menyapu semua sampah yang Shania berantaki. Laki-laki itu berusaha membantu.
Dia tahu dia tidak seharusnya membantu, dia tahu mungkin akan terjadi masalah yang lebih besar bila ia berhubungan dengan perempuan di hadapannya yang tengah memandanginya sekarang. Namun ini semua Samudra lakukan demi hatinya, agar hatinya yang kecil dan busuk ini tahan dengan semua watak memuakkan manusia.
"Bagus, Dra. Emang harusnya dari kemarin lu bantuin ini cewek."
"Seneng, nggak, Kuda Nil dibantuin sama cowok orang?"
"Seneng lah, Sal. Apalagi pacar temen sendiri."
Salma tertawa. "Aduh-aduh, emang jablay banget ini perempuan satu."
Samudra membanting sapu yang ia genggam. Tidak berkata apa-apa. Mengagetkan semua mata perempuan di sana.
"Buset, kaget gua."
"Lu ngamuk, Dra?"
"Santai aja kali, bapak," sindirnya kemudian. "Enggak terima amat simpenannya dibecandain."
Samudra menatap mata itu. Mata mengejek itu. Ia ingin sekali meninju semua pipi yang ada di sana, ingin sekali sampai rasanya tangannya mati rasa. Namun kala ia lihat Bulan, ia lihat Cahaya yang mulai bangkit dari kursinya—kemudian mengambil sapu yang ada di genggaman Bulan—lalu membersihkan sampah di lantai, semuanya begitu buram. Begitu menyesakkan dadanya.
Samudra tidak tahu apa yang terjadi sekarang, ia memilih pergi dengan kakinya yang kesakitan, meninggalkan seluruh gadis di kelas yang membuatnya tidak meiliki pikiran dan hati. Atau memang dia tidak punya hati sejak awal?
Samudra diam, tidak mau menunjukkan ombaknya. Ia tahan seluruh ombak demi seluruh ikan di dalamnya, namun yang ia tidak sadari adalah ombak itu terhisap ke palung di hatinya, ombak itu menumpuk di dasar sana, menunggu untuk keluar dan menyakiti semua ikan dan nelayan bersamaan.
...
a.n
jujur banget ini part baru aku buat sore ini, karena aku lagi di kafe dengan menggunakan wifi gratis seperti orang-orang sibuk lainnya.
jujur lagi, harusnya part ini enggak muter-muter, tapi kenapa aku merasa jalan ceritanya muter-muter ya?
tapi serius, cerita ini enggak lama lagi kok selesai dengan seluruh bencana yang udah ada di hati aku.
aku mau kasih tau juga, sekuel cerita ini tentang aya udah sampe bab 3 + prolog + epilog. aku merasa keren banget, padahal cerita ini aja belum selesai tapi udah nulis sekuelnya aja.
tapi masih bingung sih, cerita itu aku jadiin sekuel atau cerita baru yang enggak ada hubungannya sama cerita bulan bintang dan laut ini.
btw cerita my baby aya tuh, maju mundur alurnya, nyeritain aya yang udah nikah dan aya saat masih di sma. hahaha, penasaran ga?
ini kenapa jadi malah bahas aya, sih?!
anw, kalian malming kalian kemana?
jangan lupa untuk vote, komen dan follow ya, biar algoritma wattpad cerita ini bisa naik. semua orang harus tau cerita toxic ini soalnya hahaha.
salam
laki-laki friendly
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro