Aku ragu kalau mengatakan aku menyayangimu

Di bangku paling belakang

Kau yang selalu membuatku menangis tiap minggu

Rasanya menyakitkan

Tapi itu juga menyenangkan

Pada awalnya sulit

Seringkali aku membencimu

Perlahan melewati garis

Tertusuk jangka lalu berputar jalan

Hingga berbelok empat puluh lima derajat

Kau yang semula hanya terlihat dari atas

Perlahan terbangun dan terbentuk

Terbalut dalam kata bernama seni

Yang menurut orang-orang menyulitkan

Tapi sesulit apapun dirimu, aku menyukainya

Aku suka saat tiap minggu kau hadir

Meski diwakili seorang bapak tua yang menyebalkan

Tapi aku suka

Hingga bapak tua itu kini tiada

Aku masih menyukaimu

Masih sama, seperti saat ia melempar pensil kecil kelingkingku

Aku tetap menyukaimu

Hingga di tempat baru sekarang

Aku masih menantikan

Saat-saat kita berjumpa lagi