Mencari Sasori
Itachi mengeluarkan setusuk dango dari dalam lengan jubahnya bak sihir, lalu memakannya dengan santai. Itachi seperti turis yang datang ke kota Rouran, santai banget berasa mau kulineran.
"Jadi kita cari Sasori dari belah mana nih?" tanyanya sambil menggigit dango warna hijau.
"Aku merasakan chakra Sasori di daerah istana, mungkin dia nyasar disana."
"Keberuntungan Sasori lagi bagus kayaknya ya."
Itachi nyambar, "Engga, itu kan biar sama di versi film aslinya, dia jadi naruto, terus si hime-hime itu Deidara versi cewe."
"Hime-hime tuh kimihime?" tanya Nagato dengan polosnya.
Itachi mengarahkan tusukan dangonya ke wajah Nagato. "Bukan itu mah kesukaan leader, siapa namanya Kis?" tanyanya sembari menolah dan menyikut tangan Kisame.
"Eh? Putri Sarah kan?"
Kisame ragu.
"Nah itu," sahut Itachi.
"Oh begitu."
Itachi nyeletuk, "Kalo aja tadi kita bawa botol ajaib."
"Itachi-san di chapter ini kita belum dapetin botol itu."
"Tapi chapter kemarin di omake?"
"Sudah-sudah, ayo mending kita masuk ke istana untuk mencari Sasori, takutnya dia sedang melawan musuh atau ... berhadapan dengan ninja lain yang harusnya tidak satu jaman dengan kita."
"Biarin aja padahal, paling juga nyari kesempatan deketin putri di kota ini."
Nagato dan Kisame melihat Itachi.
Itachi memutar bola matanya. "Kalian kaya gatau boneka chucky itu aja, ajaib dan mesum, mana dia ngeliat manusia sebagai material bikin hitokugutsu."
Kisame dan Nagato pun tercerahkan. Perkataan Itachi ada benarnya juga.
"Kalau begitu kita harus cepat-cepat menemukan Putri istana sebelum diubah jadi hitokugutsu sama Sasori?"
"Atau melakukan yang iya-iya ke putri?" sambung Kisame.
Itachi mengangguk mantap sembari tersenyum menang, dia berhasil membuat image Sasori buruk di mata Kisame dan Nagato.
Itachi berniat untuk menjatuhkan Sasori yang menjadi rival masalah kegantengan di organisasi penuh delusi ini.
Awalnya image Sasori di mata Kisame dan Nagato hanya ada kata "seonggok boneka homo" saja, sekarang nambah "mesum" dan "ga waras".
Emang anggota Akatsuki ada yang waras?
Sasori tidak seburuk itu, dia buruk di fanfic komedi saja, contohnya ya cerita ini.
Tiga cecunguk anggota awan merah ini pun lanjut jalan, tentu mereka akan masuk ke istana jalur lain tidak mungkin ketok-ketok gerbang masuk istana.
Kalian pikir mereka lagi mau jemput paket?
Permisi, kami mau ambil paket, paket yang isinya boneka chucky yang suka dikata mirip Kimbum KW100 dan homo sama Deidara.
Lupakan.
Kembali ke tempat Sasori yang tengah terjebak diantara 3 pahlawan bertopeng dari Desa Konoha.
Sasori masih dicurigai, apalagi setelah mereka tau Sasori bukan manusia tulen, melainkan hitokugutsu.
Lebih mampus lagi disangka musuh oleh mereka, padahal DIA SUDAH MENYELAMATKAN CALON ISTRINYA--BUKAN PUTRI KOTA ROURAN KW INI.
"Sudah kubilang aku ini bukan ninja jahat yang ingin nyulik dan menikahi putri demi tahta." Kalimat itu lancar keluar dari mulut Sasori tanpa dipikir ulang. " Errr ... maksudnya aku hanya menolong putri yang jatuh dari balkon tadi."
Kalau Sasori masih jadi manusia mungkin dia sudah banjir keringat dan jantungnya berdebar kencang.
"Turunkan kunai-nya, boleh kan?" Sasori sebisa mungkin membuat suaranya sedikit friendly.
Pahlawan bertopeng dengan rambut duren ngejreng menurunkan kunainya.
"Kupikir kamu mengatakan yang sebenarnya." Dia membuka topengnya dan ternyata orang itu adalah manusia yang nukanya dipahat di Desa Konoha.
Namikaze Minato.
Setelah Minato melepas topengnya sebagai tanda kepercayaan, dia menutup lagi wajah gantengnya.
Sasori sedikit kaget, dia bisa ketemu langsung dengan Hokage ke-4, mungkin dia bisa bawa orang ini pulang buat dijadiin hitokugutsu, dibuang sayang.
Nahloh, gilanya kambuh.
Sasori melirik ke belakang Minato, dia mencoba menebak siapa dua rekan Minato dalam misi ini.
Bawa gentong besar seperti Gaara, pasti dari Klan Aburame, yang satu lagi agak berisi, pasti dari Klan Akimichi.
Sasori menebaknya seenak jidat.
"Kami serahkan Tuan Putri padamu, kami akan mencari informasi tentang ninja yang ingin menguasai dan menggunakan kekuatan yang terpendam di kota ini."
"Tunggu!"
Belum sempat Sasori protes, tiga pahlawan bertopeng sudah hilang. Sasori menengok ke si putri malas. Tidak di masa depan, tidak di masa lalu, dia kebagian jaga bocah.
Mentang-mentang udah kepala tiga sombong.
Tolong diingat, perintah sutradara adalah mutlak.
"Apa melihatku seperti itu?"
"Tidak ... lebih baik kita ke tempat yang lebih aman."
"Kita cari Anrokuzan."
"Ha?"
"Kubilang cari Anrokuzan, aku akan menanyakannya langsung."
Sasori mangap, speechless, cewe ini bodoh atau naif? Dia mau bertanya langsung pada musuh?!
Harusnya Sasori tidak memiliki perasaan setelah menjadi boneka, mungkin efek samping banyak bergaul dengan anggota Akatsuki membuatnya demikian, sisi kemanusiaannya tetap ada dan untuk dicerita ini dia jadi boneka agar bisa melindungi Deidara tanpa takut terluka.
"Kalau kamu tidak mau, aku akan pergi sendiri."
"Putri bodoh, jangan sembarangan."
Sasori lari mengejar Putri Dara.
🐸🦈🍡
Saat mereka tengah mencari Sasori, Nagato merasakan ada tiga chakra berbeda namun familiar.
"Kita harus cepat."
"Ayo."
Mereka pun langsung berlari ke tempat di mana terakhir Nagato merasakan tiga chakra asing yang dirasakan.
"Mereka tidak ada di sini."
Ketiganya saling melihat.
"Kita terlambat." Itachi celetuk sengaja.
"Kayaknya Sasori udah dibongkar." Kisame ikutan.
"Sayang sekali kita harus kembali ke masa depan tanpa Sasori." Nagato juga ikutan dengan nada sedih.
Lalu ketiganya bilang, "Turut berduka, telah terbongkarnya Akasuna no Sasori oleh orang tak dikenal, berdoa mulai."
Semantara itu Sasori di dalam kastil sembari mengejar Putri Dara berhenti mendadak, dari mulutnya keluar cairan ungu.
"Kayaknya ada yang ngomong jelek tentang gua."
"Sasori cepat! Kalau engga kutinggal di sini."
"Oi! Jangan pergi sendiri."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro