Ketua
Yahiko, Konan, Nagato dan Obito sekarang ada di bagian belakang Desa Konoha. Mereka belum ada kemajuan, hanya jalan-jalan di tempat, kepala Yahiko sudah berasap setelah berusaha untuk mikir selama 10 menit.
Obito keliling daerah mereka sedang diam, selagi Yahiko sedang mencoba keras menggunakan otaknya.
Nagato dan Konan tak henti memperhatikan sekeliling, penglihatan dari mata Nagato emang sedikit berbeda dari yang lain, seperti dia bisa melihat aliran chakra yang aneh di langit, untuk menebak itu chakra milik siapa juga Nagato tidak bisa menjawabnya.
"Kalian menemukan sesuatu?" tanya Obito pada Konan dan Nagato.
"Aku hanya merasakan ada chakra aneh, beda dari ninja biasa."
Kedua tangan Konan menyentuh dada, raut wajah berubah sendu. "Firasatku buruk, mereka baik-baik saja kan?"
"Kenapa tiba-tiba?"
Nagato menepuk pundak Konan. "Mereka pasti baik-baik saja."
"AHA!" Tiba-tiba Yahiko berteriak dan menunjuk langit, ekspresi wajahnya yang nampak bahagia memperlihatkan bahwa dia baru saja mendapatkan ide untuk memecahkan masalah ini.
"Ada apa Yahiko/leader?" tanya mereka bertiga kompak.
"Hmmm ... apa ya? Hehe, aku lupa."
Seketika suasana menggelap, tidak percaya ide yang baru saja didapatnya langsung hilang seperti sulap, kalau disuruh mengingatnya lagi pasti akan menghabiskan waktu seharian.
"Tidak ada informasi lebih detail dari Nenek Tsunade, gimana ini ...." Yahiko serasa ingin meleleh, dia sudah terlalu banyak menggunakan otaknya saat berpikir tadi. Apa yang harus mereka lakukan di saat?!
Nagato berjalan mendekati Yahiko, memberitahu perihal chakra misterius yang tidak dia ketahui, walaupun sangat tipis pasti chakra ini bisa menjadi petunjuk untuk menemukan reruntuhan Kaguya yang harus mereka cari.
"Ikutin chakra itu bagaimana?"
"Kalau Yahiko yang bilang begitu ...."
"Leader yang mutusin, selagi Nagato masih bisa merasakan chakra itu."
Tiba-tiba Zetsu muncul dari tanah di dekat Konan, kemunculan Zetsu masih suka mengagetkan Yahiko dan Obito, masih belum terbiasa saja. Berita yang dibawakan Zetsu langsung membuat mereka terbelalak kaget. Nagato tidak percaya chakra misterius itu milik anggota Klan Otsutsuki.
Setelah mendengar berita itu Nagato sedikit, setitik merasa ada chakra lain, chakra teman-temannya, mereka dalam bahaya. Nagato merasa tubuhnya berat, dia harus segera ke tempat mereka. Chakra misterius itu terlalu berbahaya.
"Kita harus kesana!" Nagato berteriak panik, keringat mengucur di wajahnya. Dalam benak Nagato sekarang hanya ingin menyusul teman-temannya.
"A ... ada apa Nagato ...?"
"Chakra ini sangat berbahaya, kita harus membantu mereka--kita harus menyusun rencana."
Nagato menengok pada Obito. "Kamu bisa memindahkan kami ke perbatasan Desa Ame?"
Obito menggaruk kepala bagian belakang, dia jadi salah tingkah. "Soal itu ... chakra-ku tidak cukup, paling hanya dua orang saja, itu juga tidak tepat di perbatasan Desa Ame ...."
"Itu sudah cukup, antarkan aku dan Konan."
Yahiko menimpali," AKU BAGAIMANA?!" tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Yahiko tunggu Obito kembali setelah mengantarkan kita."
"Kenapa?"
"Kamu adalah ketua Akatsuki, tidak boleh mati," sudut bibir Nagato naik, "tenang saja Konan sekarang bisa menggunakan ninjutsu ninja medis walaupun masih belum sehebat Nyonya Tsunade."
"Obito!" seru Yahiko, dia ingin Obito menolak permintaan Nagato dan biarkan dia yang ke medan perang.
Iris merah dengan tiga tomoe melirik Nagato dan Yahiko secara bergantian, dia sendiri sebenarnya ragu, apakah dia harus menuruti perkataan Nagato atau Yahiko, tetapi perkataan Nagato itu benar, ketua adalah orang terakhir yang berdiri di dalam kelompok. Yahiko tidak boleh mati.
"Maaf, leader nunggu disini dulu sama Zetsu ya," ucapnya dengan santai sembari menyatukan kedua telapak tangannya dan menutup sebelah matanya. "Aku akan segera kembali."
Obito menggunakan Kamui, memindahkan Konan dan Nagato ke dimensi lain, selanjutnya dia yang pergi ke dimensi lain.
Sebuah helaan nafas panjang keluar dari mulut Yahiko, dia berjongkok, dia mengambil dahan pohon dan mengkorek-korek tanah menggunakan dahan itu sembari memasang ekspresi sedih, Yahiko merasa frustasi, dia juga harus membantu teman-temannya yang kesusahan, apalagi lawannya jauh lebih kuat dari mereka. Gerakan tangan Yahiko ke kiri dan kana makin cepat. Zetsu masih bersama dengannya, Zetsu memperhatikan Yahiko, dia ingin mengatakan sesuatu pada ketuanya agar tetap semangat, tetapi dia tidak tahu, biasanya orang sedih hanya ingin didengarkan saja bukan ceritanya?
"Apakah setidak berguna itu aku? Aku sepertinya memang yang paling lemah ...," kata Yahiko lirih, dari salah satu matanya menetes air mata. "Jutsu unik seperti ritual menyesatkannya Hidan saja tidak punya, daripada aku lebih cocok Nagato untuk menjadi ketua."
"Aku juga tidak memiliki keahlian untuk memimpin, aku jadi ketua juga karena Nagato dan Konan. Buuu ... aku ini ketua yang payah, lemah, dan hanya menjadi beban saja."
Ratapan pilu seorang Yahiko terus Zetsu dengarkan, lalu dia berjongkok di sebelah Yahiko dan mengelus punggungnya lembut, menurut pengamatannya melakukan hal ini bisa meringankan rasa sedih seseorang. Zetsu sering melihat Sasori menenangkan Deidara dengan cara ini, Zetsu pikir perlakuan ini juga akan mujarab untuk Yahiko yang tengah bersedih ini.
"Makasih Zetsu ...," gumamnya.
"Mungkin mereka tidak mau ketua ikut karena tidak ingin ketua terluka."
"Aku tau, tapi kan--!"
Yahiko menengok ke Zetsu, wajahnya sudah dibasahi dengan air mata.
"Ketua kan orang yang terakhir berdiri dalam organisasi."
Perkataan Zetsu sama sekali tidak menenangkan Yahiko.
"Tidak apa Zetsu ... aku mengerti."
Yahiko menggosok kedua matanya cukup keras menggunakan lengan baju jubah kebanggaannya. Yahiko kembali berdiri, kedua tangannya terangkat setengah, sudah cukup sedih-sedih, sekarang dia harus menyusul anggotanya ke Amegakure. Tepat saat Yahiko sudah mendapatkan semangat lagi, Obito datang.
"Oh! Kamu udah dateng."
"Kan tadi aku bilang, aku bakal nemenin leader ke sana dengan kaki."
Yahiko mengerucutkan bibirnya. "Buuu ... jadi aku ga dapet sensasi ke dimensi lain?"
"Chakra-ku tinggal sedikit."
"Aku, kembali ke tempat mereka ya, leader."
Yahiko menengok ke Zetsu dan mengacungkan jempol. "Jaga mereka ya."
Zetsu pun pergi.
Yahiko berkacak pinggang, sebelum pergi Yahiko berpikir sebentar, dia ingin sekali memiliki kekuatan untuk berpindah tempat dalam waktu singkat, kalau dia memiliki itu dia pasti akan mudah menghilangkan rasa khawatir yang mengganggu, setelah menangis tadi khawatir yang ada di dalam hati Yahiko semakin memberatkan pundaknya.
"Leader?"
Yahiko menggaruk kepala belakangnya brutal, dia baru saja membuat anggotanya khawatir padanya. "Ah .. hahaha .. aku gapapa kok Obito."
"Yakin?"
"Iya."
"Yasudah ayo."
Langkah mereka berdua tertahan saat mendengar suara dari belakang mereka, suara itu dari atas.
"Ada pengguna sharingan juga disini, sayangnya mangekyou sharingan tidak akan bisa menandingi kekuatanku."
"Daripada kalian berdua mati sia-sia, akan aku ambil chakra kalian, dengan itu kalian bisa sedikit berguna untuk menghancurkan dunia ini."
Kail pancing terarah ke punggung Yahiko dan ketika kail itu ditarik, chakra milik Yahiko tertarik keluar dari tubuhnya, pada saat yang sama Obito menggunakan Kamui pada Yahiko. Tes, tes, darah sudah mengalir dari matanya. Obito melihat orang itu, nafasnya terengah-engah, dia sadar tidak akan bisa mengalahkannya.
"Menarik, kamu ingin mengorbankan diri untuk menyelamatkan temanmu itu?"
"Hmph, aku tidak akan membiarkan diriku mati dengan percuma, aku akan kembali berkumpul dengan teman-temanku." Obito menyeringai. "Kita bertemun lagi nan--"
Obito belum sempat berpindah tempat, bahunya ditusuk orang itu. Obito terkikik geli. "Ini tidak akan membuatku mati, Otsutsuki Urashiki."
Obito menghilang di depan mata orang yang disebut Urashiki itu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro