GAJIAN!
Sudah seminggu berlalu, untuk seorang Yahiko ini seperti hanya sekali kedip, tiba-tiba dia sudah sembuh dan Konan tak lagi menjaganya di samping, sedih memang tetapi dia juga tidak boleh terlalu lama berbaring, dia adalah ketua organisasi ini. Tidak boleh malas-malassan walaupun rasanya cuman ingin rebahan dan main ABC lima dasar bersama anak buahnya atau menyuruh anak buahnya saja yang menjalankan misi.
Yahiko menguap lebar seraya keluar dari kamarnya, dia keluar bersamaan dengan Nagato, Yahiko cukup takjub sahabatnya ini bangun siang--tunggu, Nagato keluar dari kamarnya sudah memakai jubah kebanggaan organisasi sementara dia masih pake piyama oranye bergambar sablon mawar kertas Konan. Yahiko dan Nagato sempat bertukar pandang, Nagato tersenyum tipis saat melihatnya, Yahiko bingung dengan senyuman pemberian Nagato.
Kelihatannya Nagato merasa lega saja dia tidak mati, iya kan? kalau dia mati kemarin, mungkin Nagato sudah kurus kerempeng dan nama dia sudah berganti menjadi Pain.
Yahiko pun berjalan menuju tangga, dia masih harus laporan ke Hokage ke-5 masalah warga bulan yang merusuh kesini. Langkah Yahiko berhenti saat melihat pintu berwarna hijau terbuka dan muncullah seonggok lelaki jangkung berkulit coklat memakai masker tengah ditempeli pemuda sesat di punggungnya. Yahiko menggaruk kepalanya, seingatnya dia tidak merengkrut orang untuk hal seperti ini, Yahiko sudah biasa sih kalau melihat Deidara yang terus-terussan nempel sama Sasori, sehari tidak ada suara cempreng manggil "DANNA!" di markas tuh bakal kurang.
Deidara masih kecil, pasti bakal nempelnya sama yang buat dia nyaman, beda sama pemuda umur 22 tahun pemuja Dewa Jashin itu, tingkahnya aneh bin ajaib dan suka sekali membuat partner-nya kesel setengah mati, tetapi kayaknya Yahiko sudah sadar kalau Kakuzu punya soft spot sendiri untuk Hidan, seperti kakek yang sayang dengan cucunya, mungkin?
Yahiko pun mulai menuruni tangga dan langsung ke meja makan, Yahiko nampak takjub melihat makanan yang sangat terlihat mahal dan mewah terhidang di atas meja kayu reyot di goa ini. Di meja makan sudah duduk rapi para anggotanya, kecuali Sasori, Kakuzu dan Hidan sepertinya mereka masih berada di lantai 2.
"Wuih asik nih, kita makan besar? Kakuzu baik juga ya." Yahiko berkomentar begitu karena uang semua diurus Kakuzu, tidak ada secuil pun di dompetnya, ada tapi emang duit jajannya saja dari Jiraiya.
"Bukan, ini buah dari taneman di luar, sama Konan diubah jadi makanan mewah," kata Itachi sambil mencomot satu-satu hidangan di meja pake garpu tusuk plastik.
"Yang asli hewani cuman telor burung puyuh ini," tambah Kisame sambil makan telor dadar burung puyuh yang sudah dibuat sekali hap oleh Konan.
"Hah?" Yahiko kecewa.
"Leader belum mandi? Un."
"Dari semua orang di markas ini emang cuman Yahiko yang suka ngebo," jelas Konan, dari buku pertama saja sudah kelihatan hobi Yahiko bangun telat ketika semua anak buahnya sudah siap.
"Sasori mana Dei?"
"Di kamar, un."
"Engga sarapan?" Yahiko berniat untuk mencuri sarapan bagian Sasori.
Deidara menggeleng. "Sasori udah ga makan lagi."
Yahiko mengernyitkan dahi, lalu tiba-tiba terbesit sebuah pikiran Sasori sudah mengubah dirinya menjadi kugutsu, Yahiko mengangguk mengerti. "Baiklah kalau begitu, jatah makan Sasori buat aku."
"Tidak." Nagato langsung menolak. "Jatah makan tetap sama, Sasori berpesan untuk memberikan jatah makannya ke Deidara."
Yahiko nampak tidak rela dengan keputusan itu, Sasori sangat memanjakan Deidara, tidak adil, mentang-mentang Deidara paling muda dari mereka semua, dasar om-om pedo tukang grooming anak dibawah umur, umpat Yahiko dalam hati.
Yahiko duduk di kursi sebelah kanan Kisame sembari menghela nafas panjang, tidak jadi makan besar, selama sakit dia hanya makan bubur atau buah dari taman markas, membosankan.
Yahiko langsung menusuk berbagai macam buah-buahhan yang terhidang menggunakan garpu plastik mata dua. Masakan Konan mengubah buah-buahan di taman markas menjadi rujak, puding, nugget pisang dan kue. Pokoknya makanan yang mewah di mata Yahiko.
"Masakan Konan emang nomer satu!" teriaknya penuh kebahagiaan.
Nagato menepis. "Engga, itu karena lidahmu sudah biasa dengan makanan sisa, makanya masakan Konan ini sangat enak di lidah kita semua."
Yahiko, Konan dan Nagato anak yatim piatu, korban perang antara dua negara, memang selama ini untuk lidah mereka masakan Konan yang paling enak.
"Leader hari ini laporan kan?" celetuk Zetsu.
"Iya, ada yang mau ikut?"
"Saya ikut leader." Pertanyaan disahut dari belakang.
Yahiko mengangguk, dia kenal suara berat yang tertutup dengan masker, orang itu tidak mungkin tidak ikut, itulah kenapa Akatsuki kelihatan seperti organisasi miskin, pendapatan langsung diambil oleh orang itu.
"Kakuzu aja nih? Am ... nyam ...."
Meja makan pun bertambah Hidan dan Kakuzu. Hidan sebenarnya sudah wangi tetapi karena masih ngantuk dia tidur lagi sampai salah masuk kamar. Sudah sampai meja makan pun begitu, Hidan masih setengah tidur dan terpaksa partner-nya harus sarapan sambil nyuapin Hidan.
"Aku ikut leader!" Obito tiba-tiba angkat tangan dan teriak,sedaritadi dia sibuk mencicipi masakan Konan sampai tidak bersuara saat Yahiko datang.
Itachi nyeletuk, "Pasti mau ketemu Rin ya?"
"BERISIK! Lu emang kagak kangen sama adik lu Chi?!" sembur Obito, makanan di mulutnya sampai muncrat-muncrat.
Zetsu yang duduk diantara Obito dan Deidara langsung menggeser kursinya ke dekat Deidara, jijik banget teman satu timnya ini, pikir Zetsu.
"Sasuke sehat, dan selama leader masih sakit aku udah ke Konoha duluan."
"HAH?! KOK LU GAK BILANG-BILANG CHI?!"
"Ngapain bilang? Ditemani Kisame cukup, kayaknya mending ditemenin Kisame daripada mahluk bucin ga jelas kaya lu."
"DASAR MEREK KULKAS!"
Suasana sudah mulai rusuh, Konan selaku penguasa goa ini langsung membungkus Obito dengan kertas-kertasnya, Obito langsung memohon ampun pada sang penguasa. Yahiko menonton saja, memang tidak boleh membuat Konan marah kalau tidak ingin menjadi nasi bungkus.
"Oh iya, gais, kalo ditawarin misi lagi gimana?" tanya Yahiko.
"Serah, un."
"Aku ikut aja, selama bikin Sasuke tetap sehat walafiat."
"Ikut leader deh."
"Zzzz ...."
Kerusuhan sarapan menyurut tepat setelah melihat aksi Konan membungkus Obito sampai seluruh tubuh tertutupi kecuali hidung. Setelah sarapan dengan jantung berdegup kencang--dia juga takut jadi nasi bungkus, Yahiko langsung mandi, mewangikan diri dan kembali dengan jubah Akatsuki kebanggaannya.
Aksesoris terakhir yang dipakai, ikat kepala Desa Ame menempel dijidatnya, wajahnya nampak begitu bangga.
"Ayo kita laporan ke Nyonya Tsunade!" serunya sembari meninju langit.
Kakuzu dan Obito ada di sampingnya, Nagato memberikan bukti mereka sudah mengalahkan Otsutsuki Urashiki.
Di Konoha Obito langsung pamit memisahkan diri sementara Yahiko dan Kakuzu jalan terus sampai ke tempat Hokage. Yahiko laporan sekaligus cerita dari a-z pada Tsunade, Shizune dan Kakuzu sempat terlelap sebentar saking lamanya laporan Yahiko.
"Begitu Nyonya Tsunade, maaf tidak langsung laporan karena kami semua tepar," Yahiko lirik bentar ke Kakuzu, "jadi begitu."
"Ah iya, kami masih ada misi Rank-S lagi buat kalian."
Yahiko berkedip, Kakuzu keliatan senang.
Yahiko baru sadar uang gajian sehabis misi ini tidak diterima olehnya.
"Nyonya Tsunade, anu ...."
"Kami terima."
"OI!"
Pulanglah Yahiko dan Kakuzu dengan sebuah misi Rank-S lagi.
~Foreign Guests~
END
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro