Bawa Pulang Obat dan Laporan ke Hokage
Atas persetujuan Roxis, mereka berdua diajak ke tempat Atelier Roxis dan Vayne di God's Scar. Deidara seperti biasa takjub, ada rasa penasaran dalam hatinya saat melihat sebuah rumah kecil ada di hutan yang melayang di langit ini.
Deidara mirip banget orang udik yang baru pertama kali ke mall, dan aksi udik Deidara dihentikan Sasori, selama Sasori masih bisa menggunakan benang chakra, mau Deidara bertingkah sampai kaya orang gila pun bisa dia hentikan.
Di dalam atelier ini, banyak buku berserakan, botol tabung, cairan-cairan aneh persisi isi laboratoriumnya Orochimaru, tetapi lebih banyak cahaya yang masuk. Tengah-tengah ruangan ada cauldron besar, mengeluarkan asap, api kecil memanaskan cauldron.
Roxis melirik Sasori dan Deidara. "Vayne yang akan mengawasi kalian selama memakai cauldron, kalau sudah selesai cepat pergi dari tempat ini."
"Eh? Tunggu Roxis ... kenapa aku?"
"Karena aku masih mau membaca buku."
"Itu saja?"
"Kamu bisa bantu mereka membuat dua itu, kamu yang ingin bantu mereka, jadi bantu mereka sendiri."
Setelah mengatakan itu Roxis pergi begitu saja ke lantai dua, meninggalkan Vayne bersama dengan Sasori dan Deidara.
Deidara mendekatkan diri ke Sasori, lalu berbisik, "Anak itu menyebalkan, un."
Sasori membalas. "Sama kaya kamu."
"EEHHH?!"
Vayne membalikkan badan menghadap Sasori dan Deidara, kedua mata birunya mengelak melihat langsung ke Sasori dan Deidara, seperti takut-takut cenderung malu. Vayne menjelaskan bahwa cauldron masih bisa digunakan meskipun api kecil. Vayne menuntuk mereka berdua ke cauldron.
"Kalian bisa siapkan bahan-bahannya."
Sasori mengeluarkan gulungan dari dalam bajunya, membuka gulungan itu dan meletakkan telapak tangannya ke sebuah lingkaran dengan tulisan obat, bersamaan dengan asap yang mengepul bahan pembuatan obat yang tadi dia kumpulkan.
Vayne terlihat takjub dengan itu, baru kali ini dia melihatnya, biasanya selama mengumpulkan bahan, Vayne hanya menggunakan tas kecil. Vayne jadi ingin tahu bagamana mereka membuat gulungan ajaib itu.
"Ini bahan-bahannya."
Vayne mengangguk, "Langsung saja dulu buah muscat, lalu medical radish dan terakhir salt."
Sasori mendengar perkataan Vayne sedikit bingung, semudah itu? Tidak akan gagal?
Vayne yang sadar akan keraguan Sasori langsung bilang,"Iya ... tinggal masukan sesuai urutan saja, resep Nectar ini yang paling mudah untuk pemula, selama mengikuti resep ga akan gagal kok ...."
Vayne melanjutkan lagi perkataannya. "Terus, sebagai sentuhan terakhir aduk semua bahan menggunakan tongkat ... kakak yang itu." Vayne menunjuk tongkat yang dipegang selalu oleh Deidara.
"Ini? Un."
Sasori menengok ke Deidara. "Aku yang masukin bahanya, kamu yang ngaduk. Aku yakin kamu bisa."
"Kalau danna yang bilang begitu, aku bakal lakuin, un."
Sasori pun mengikuti kata-kata Vayne, setelah semua bahan masuk ke dalam cauldron, gantian Deidara yang berdiri di dekat cauldron, memasukan setengah tongkatnya ke dalam cauldron, Deidara mengaduk cairan biru dalam caudron, semakin lama diaduk warna kebiruan berubah menjadi kuning mirip dengan madu dan lebih cair.
"Danna! Udah mulai berubah."
"Nectar-nya sudah jadi, selamat." Vayne tersenyum dan tepuk tangan kecil.
Sasori menyiapkan botol-botol kosong yang dibawa dari markas, yang harusnya menjadi tempat hasil racikan racunnya.
"Ini beneran sudah jadi?" tanya Deidara, tangannya masih bergerak memutar.
"Sudah kok, tinggal dimasukin aja ke botol."
Deidara mengangkat tongkatnya keluar dari cauldron, gantian lagi sama Sasori, ajaibnya cairan Nectar itu tidak menempel di tongkat. Selesai memasukan Nectar ke botol, Vayne memukul cauldronnya, sisa Nectar-nya berubah kembali menjadi semua, warna kebiruan seperti awal.
Deidara dan Sasori takjub, seajaib itu cauldron-nya.
"Selanjutnya kalian mau bikin Tranquilizer kan? Kalian belum punya youthful apple kan? Soalnya bahan satu itu cukup susah didapatkan ... kami punya ... tapi aku takut Roxis marah ...."
"Begitu ya ... kami juga sebenarnya harus kembali sebelum malam tiba. Kami bawa Nectar saja kalau begitu."
Vayne melirik pintu kamar Roxis, kelihatannya Roxis tidak akan keluar dari kamar dalam waktu dekat, lalu dia berbisik, "Kami punya banyak, pakai saja yang kami."
Deidara balas berbisik, "Emangnya gapapa? Orang itu keliatannya gak suka barang-barangnya diambil tanpa izin."
"Roxis hanya sedikit tsundere aja, sebenernya dia igin kok bantu kalian."
Deidara melirik Sasori, lalu kembali lihat Vayne. "Oh begitu." Sambil mengangguk tanda mengerti.
Vayne pun jalan ke kotak untuk menaruh bahan yang dikumpulkan, dia mengambil sebuah apel berwarna emas, dia memberikan apel itu pada Sasori, lalu Vayne jalan mendekati kotak yang sebelahnya berisi barang hasil sintetis yang berhasil Vayne buat, dia mengambil fortune ring dan memberikan itu ke Sasori.
"Pertama masukan youthful apple, lalu medical radish, terakhir fortune ring."
Sasori mengikuti arah Vayne, dan Deidara kembali mengaduk cairan biru cauldron itu dengan tongkatnya, setelah beberapa menit cairan kebiruan itu berubah jadi warna ungu dan POOF! Tiba-tiba cauldron mengeluarkan asap putih, setelah asap itu menghilang di dalma cauldron ada tiga Tranquilizer berbentuk suntikan.
Sasori mengambil Tranquilizer itu. "Ini Tranquilizer?"
"Iya, kalian sudah berhasil membuatnya, selamat. Kalian memang punyabakat menjadi Alkemis, semoga teman kalian cepat sembuh."
"Terima kasih sudah membantu kami, kami tidak tahu harus membalasnya bagaimana."
Deidara melirik Sasori, ini adalah pemandangan yang jarang Deidara lihat, Sasori meundukkan badannya dan berterima kasih ke orang? Apa karena tadi dipukul kepalanya tingkah Sasori jadi aneh?
"Tidak usah pikirkan itu, kami hanya ingin membantu, semoga kalian bisa membuka Atelier di kota kalian."
"Terima kasih, sekali lagi."
"Hati-hati di jalan."
Sasori dan Deidara berhasil membuat 3 suntikan Tranquilizer dan 5 botol Nectar untuk Itachi sesuai petunjuk dari naskah gulungan kopian punya sutradara, tadi sebelum syuting mereka diem-diem fotokopi naskah biar bisa nge-cheat.
Di tengah perjalanan pulang Deidara sudah mulai mengantuk, mengeluh lelah dan tidak kuat untuk jalan lagi.
"Hah ... dasar anak manja."
"Ya maaf, aku masih manusia, engga kaya danna."
Sasori menawarkan Deidara untuk naik ke punggungnya, Sasori akan menggendong Deidara sampai ke markas. Deidara yang sudah kepalang ngantuk, langsung naik aja ke punggung Sasori.
Sasori dan Deidara berhasil pulang dalam keadaan utuh, disambut baik oleh Konan, mandi origami mawar, Sasori yang udah muak langsung naik ke lantai dua, membaringkan Deidara ke kasur dan membawa dua obat itu yang diperlukan, tanpa basa-basi Sasori langsung mencekoki Itachi dengan dendam kesumat cairan Nectar, sisanya Sasori berikan pada Kisame.
Anggota Akatsuki yang melihat adegan kekerasan itu cuman memasang ekspresi kaget, dan tangan kanan menutup mulut, kecuali satu mahluk berambut perak klimis dengan sepasang mata warna ungu janda, mahluk satu itu ketawa liat Itachi dicekok obat sama Sasori. Kaya yang bahagia banget.
💸💸💸
Yahiko dengan kekuatan bulan berhasil menghancurkan bola karet, ketua yang sering dikata bokep dalam mode Pain ini berhasil menguasai rasengan dalam waktu cepat, tepat sebelum jam makan malam tiba, saat itu juga Yahiko melihat Kakuzu sudah on the way ke tempat Hokage. Panik bukan main.
Detik itu juga Yahiko langsung praktek rasengan langsung dan Kakuzu sebagai targetnya. Berbeda dengan Naruto yang harus menggunakan kage bunshin untuk membuat rasengan, calon mayat--ehem, Yahiko berhasil melakukannya hanya dengan satu tangan, dengan keinginan yang kuat untuk makan mewah.
"KAKUS BALIK KE MARKAS SANA! RASENGAN!"
Insiden ini diingat sebagai perebutan hak kuasa uang gajian dan Naruto sebenarnya hampir terfitnah, salahkan model rambut Yahiko yang mirip sama Naruto.
Kakuzu yang lengah saat itu beneran terbang lagi ke markas.
Yahiko memasang wajah bangga, namun detik selanjutnya dia jadi deg-deggan, takut jantungnya diambil sama Kakuzu pas udah balik ke markas. Yahiko berdoa dulu, semoga dia selamat.
Sehabis puas berdoa, Yahiko berbalik dengan wajah senang, persis Naruto liat Sasuke balik ke desa.
"NONA TSUNADE AEM KAMING!"
Sebersit pikiran, habis ngambil uang gajian apakah Yahiko harus membawa Sasuke ke markas biar Itachi merasa baikan?
Itu bisa nanti yang penting sekarang laporan ke Hokage dulu.
Sesampainya di ruang Hokage, tampang Yahiko memancarkan aura bloonnya, dia langsung tanpa basi, berbacot ria tentang alasan kenapa dia engga langsung laporan setelah misi selesai, dari mulai dia berantem sama Obito terus Itachi sakit mendadak, belajar rasengan mendadak sama Jiraiya tambah harus berlomba dengan Kakuzu untuk sampai ke ruang Hokage.
Tsunade dan Shizune sudah seperti didongengin sama Yahiko, mata udah merem melek, kayaknya yang dengerin dari awal sampai akhir cuman Tonton saja.
"Ah udah, udah, gausah dilanjutin, pokoknya Mukade udah ilang gitu aja setelah menyerap segel Ryumyaku?"
"Iya Nona Tsunade."
"Yasudah kalau begitu, terima kasih sudah mau mengejarnya sampe tiga anggotamu amnesia selama misi Ryumyaku."
"Kami, Akatsuki sangat terhormat bisa bekerja sama dengan para Kage."
Tsunade memanggil Shizune untuk mengambil bayarannya. Sekoper duit ryo berhasil Yahiko dapatkan.
"Terima kasih telah percaya dengan jasa kami, saya pamit."
Yahiko langsung lari kabur bawa duit sekoper. Pertama-pertama dia harus beli bahan makanan untuk makan malam agar tidak diamuk Konan pas sampai markas, sehabis beli cemilan dan bahan makanan dia langsung pulang, kalau malam-malam gini mendobrak wilayah Klan Uchiha mungkin dia bakal kena genjutsu alias masa datenginnya malem-malem, tidak etis.
Begitu pikir Yahiko.
Padahal tidak ada salahnya buat dobrak rumah Pak Fugaku malem-malem sambil bawa berita kalau anak sulungnya sakit sepulang dari misi.
"Ayo pulang dan kita makan-makan~!"
Langkah Yahiko terhenti di depan gerbang masuk Desa Konoha.
"Apa kabar Sasori sama Deidara ya?" tanyanya sembari melihat ke langit.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro