Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Target Terakhir

Hari mulai siang. Terlihat sekelompok orang norak bin kuker duduk-duduk di restoran. Tampaknya mereka menantikan kedatangan sang tercinta. Para Akatsuki janjian di restoran jam 7 pagi. Tapi tampaknya sampai siang orang yang ditunggu tidak datang.

"Kakuzu kemana njay, udah ditunggu berjam-jam ndak nongol, jangan bilang dia mati ditabrak unta di tengah jalan, Hidan juga mana, blom dateng juga," ucap Pain dengan sangat gaje.

"Mungkin mereka lagi perawatan Pain, biar cantik," tanggap Deidara asal.

"Njay mereka bukan hode, hode mah luh, hode kamvret penuh dosa," hina Pain.

"Njer gue emang hode, tapi gue hode suci, emang apa sih salah gue Pain?" Deidara mengakui bung.

"Salah luh tidak bisa dihitung walo menggunakan sebongkah upil."

"Njer! Atau mungkin mereka lagi anu kali Pain," ucap Deidara ngasal.

"Anu apaan? Ngitung duit bareng?"

"Jyah... si Pain mesum ini rupanya sekarang lagi sok polos!"

"Dedek memang polos kaka, dede kan masih kecil :3" ucapan ini langsung membuat Deidara jijik dan langsung menendang muka Pain dengan indah.

"Jijay eeuh..."

"Wanjir!"

"Sudah-sudah, palingan Hidan lagi nyeret Kakuz WC itu kemari," ucap Tobi yang otaknya tiba-tiba waras.

"Napa pula tuh Kakuz diseret?"

"Ya dia ndak mau kesini, ndak mau keluar duit," ucap Itachi tiba-tiba sambil mainan hp.

Tidak berapa lama, muncul Kakuzu dan Hidan yang sudah babak belur. Hidan tampak menyeret Kakuzu walau kepalanya copot mirip mainan siap dimasukin tong sampah. Kakuzu sendiri bajunya dah robek-robek mirip orgil. Jantungnya kececer.

"Eh astogeh kalian berdua abis ngapain? Abis digebuki warga karena maling jemuran? Atau abis kena demo warga untuk memiskinkan rakyat? Atau-"

"Shut up Pain! Nih Kakuz busuk ndak mau keluar duit, akhirnya kami berdua berantem habis-habisan hahaha!" ucap kepala Hidan yang memotong ucapan Pain.

"Pantesan..."

"Gue ndak mau keluar duit pokoknya!" ucap Kakuzu.

"Ya udah sini gue bayarin," ucap Itachi sambil mainan IG. Dia lagi membuka IG mimi peri.

Semua mata langsung tertuju pada Itachi.

"Beneran nih Chi?"

"Ndak... bohongan, ya beneran lah..."

"Asyik!"

Tak berapa lama, datanglah pelayan. Pelayannya cewek. Rambutnya pirang. Badannya bohay. Membuat Pain jatuh cinta sesaat.

"Mau pesan apa Tuan dan Nyonya?"

"Maaf, gue belom jadi emak-emak, jadi ndak pantes disebut Nyonya," protes Konan.

"Ya sudah saya ulangi... mau pesan apa Lord and Lady?"

"Nah gitu lebih baik," ucap Konan sambil melihat buku menu.

"Aku mau pesan loli saja!" ucap Tobi.

"Awas Tobi, nanti luh tercyducks polisi... yah, walaupun saya lebih bahagia jika itu terjadi" ucap Deidara.

"Tercyducks itu apa senpai?" tanya Tobi dengan ogeb nya.

"Au ah gelap."

"Oh jadi tercyducks itu gelap?"

"Bukan bego! Maksudnya ditangkap polisi!"

"Napa juga Tobi ditangkap.. kan cuma pesen permen lolipop."

"Anjuu kalo ngomong itu yang komplit njer!"

"Ya maaf senpai..."

"Baik-baik.. harap tenang ini restoran..." ucap sang pelayan yang membuat keadaan menjadi hening.

"Baik Tuan selanjutnya pesan apa?" tanya pelayan pada Deidara.

"Saya pesan tanah liat ada gak?"

"Maaf Tuan, ini restoran bukan tempat kerajinan, tidak ada tanah liat."

"Ih payah... masa gak ada tanah liat? Nih resto payah amat."

"Jaga ucapan anda Tuan... lagipula untuk apa anda memesan tanah liat?"

"Untuk w buat bom lah.. apalagi emang?"

"Jadi anda teroris? Satpam!"

Munculah dua satpam dengan tampang ogeb.

"Ada apa Mbak kamvret yang cantik namun kamvret?" tanya salah satunya.

"Bawa dia keluar! Dia teroris kelas bawah alias kelas daleman!," ucap sang pelayan sambil menunjuk Deidara.

"WHAT?!"

"Baik Mbak" ucap Satpam sambil menarik rambut Deidara dan membuat Deidara jatuh dari kursinya.

"Bazeng!" Deidara misuh.

Akhirnya Deidara diseret keluar sama duo satpam.

"Tuh gimana nasib Deidara entar ya?" ucap Sasori.

"Ciyee.. perhatian sama pasangan mahonya," ucap Pain yang langsung mendapat gamparan langsung dari Sasori.

"Sudah-sudah.. lanjut mau pesen apa.." ucap pelayan.

"Aku mau dango," ucap Itachi.

"Terserah... asal bukan hiu," ucap Kisame.

"W ndak makan," ucap Sasori.

"W mau darah," ucap Hidan.

"Apa aja asal gratis..." ucap Kakuzu sambil ngitung duit receh.

"Di sini semua gratis cuk.. kan Itachi yang bayar," ucap Hidan.

"Oh kalo gitu w pesen duit aja deh..."

"Maaf mbah... ini restoran bukan tempat ngemis... jika pingin uang silahkan ngemis di bank..." ucap pelayan.

"Gue bukan mbah luh anjir! Lagipula gue bukan pengemis tapi pembunuh sekaligus teroris," ucap Kakuzu santai.

"Apa teroris?! Sat-"

"Eits.. luh panggil satpam gue bunuh entar," ucap Kakuzu sambil nodongin pisau hasil nyolong dari Sebastian kemarin sore.

"Eits ok Tuan.. nanti saya kasih duit..."

"Bagus..."

"Baik selanjutnya pesen apa?"

"Pesen ikan bakar..." kata Konan yang ngebuat Kisame pundung di pojokan.

"Ndak makan saja," kata duo Zetsu.

"Mau ikeh sama kamu saja," ucap Pain ke pelayan.

Ucapan ini membuat Pain digampar pelayan dengan ganas.

"KAMVRET ANJU! DASAR LUCKNUT! DAFUQ! ASW! WANJU!" Pelayan misuh-misuh sambil menginjak-injak muka nista Pain dengan ganas.

"Mampoz! Mampoz! Mampoz!" ucap Akatsuki lain minus Deidara sambil tepuk-tepuk gaje.

Beberapa saat kemudian, perkelahian berakhir. Pain berakhir dengan keadaan sekarat. Giginya rontok semua bak kena banjir bandang liur. Matanya yang kayak obat nyamuk berputar tidak jelas. Tindikannya copot semua.

Sang pelayan yang ganasnya menyaingi Megalodon masuk ke dalam karena tidak ada yang namanya masuk keluar *readers : "Dah tahu bego!"*.

Pain bangun lalu duduk kembali di singgasananya bak rakyat jelata ngemis ke raja.

"Luh ndakpapa Pain?" tanya Tobi yang tiba-tiba punya hati.

"Ciyee perhatian! Tobi ternyata mahonya Pain!" ucapan Sasori yang langsung mendapat tabokan dari sang ketua sedeng.

"Gue gakpapa kok," ucap Pain sok kuat.

Sedetik kemudian dia langsung tepar.

"Njer si ketua tepar!"

"Ini harus digimanain nih?!"

"Biarin saja, napa ndak mati sekalian, kalo mati malah varokah," ucap Konan kejam.

"Setuju sama Konan," ucap Kisame.

"Kalo gitu?"

"Diemin saja sampe bangun."

Beberapa saat kemudian, pesanan datang. Anggota akatsuki menikmati pesanannya kecuali Pain yang masih tepar tidak diperhatikan. Terlihat Kakuzu lagi makan uang 10 rupiah.

"Njer Kuz..  luh napa makan uang? Kekurangan makan?" tanya Hidan yang tumben perhatian.

"Ini adalah metode pengamanan uang terbaru, karena koper mudah dirampok."

"Njer dasar stres."

1 jam kemudian
Pain belum bangun

2 jam kemudian
Pain masih tepar

1 tahun kemudian
Pain mati... beri ucapan selamat! *digampar*

Ralat, sekitar 3 jam kemudian Pain bangun.

"Baik kita mulai rapat nista kali ini," ucap Pain yang membuat semua kaget.

"Rapat? Rapat apaan?"

"Lah njer! Luh kira kita restoran busuk ini cuma edisi piknik low budget gitu?! Kita juga perlu rapat!"

"Ok lah Pain... yang lama rapatnya ya... biar cepet selesainya..." ucap Sasori.

"Ok, selamat siang semua..." sapa Pain.

"Siang juga njer!"

"Pertama-tama, marilah kita panjat-"

"Cut!" potong Sasori.

"Apaan Saos tiram?"

"Luh napa pake pidato segala njer! Kalo gitu rapatnya jadi lama! Mana ane ada janjian untuk ngemis di pinggir kali lagi!"

"Lah Sas, katanya suruh lama, ane udah lama-lamain ternyata salah..." ucap apain.

"Njer.. itu ane cuma bercanda!"

"Bercanda luh ga lucu," ucap Pain sambil nampol Sasori.

"Ya maaf..."

"Ok lanjut... jadi ini sudah masa-masa terakhir... murid sebenarnya sudah resmi lulus... yah tahukan apa yang harus dilakukan?"

"Nggak," jawab semuanya serentak.

"Njer... kalian jadi anggota kenapa bego sih?!"

"Karena ketuanya bego ya kami jadi bego," ucap Hidan.

"Shinra tensei"

JDUAKKK

Hidan langsung tepar dirubung lalat dengan posisi nungging.

"Baik... jangan pedulikan orang sarap itu, kalian tahu kan apa yang harus dilakukan?" tanya Pain serius.

"Ya... target terakhir kan?" ucap Itachi.

"Bener... apa kalian sudah tahu target kita?"

"Tahu... yang kau maksud mereka berlima kan Pain?" tanya Kisame.

"Ah bener Kisame, pintar, coba sebutkan target kita."

"Target kita pasti mimi peri, dijjah yellow, amin richman, herp, sama maddog kan Pain?"

Pain langsung nepuk jidat.

"Nyesel gue muji luh pinter, ternyata luh bego juga," sesal Pain.

"Lah terus siapa Pain?"

"Mari kita tunggu tanggal mainnya saja."

Hai minna...
Akhirnya Naori update dan maafkan kalau garing.
Naori telat update beteweh, karena Naori banyak tugas sama sakit-sakittan.
Jadi maafkan ya minna.
Jangan lupa nantikan kelanjutannya.
Jangan lupa pula untuk vote dan komen.
Salam damai dari Naori.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro