Hari Pertama Jeda Semester
Pagi ini pagi yang indah, mentari terbit di ufuk timur, kuberjalan sambil berlari *readers : "CUT!!! Gaje mulu!!!", Naori : "maafkan daku"*. Baik, Naori tentunya gak mau kena marah readers. Mari kita ulangi secara benar.
Pagi ini beberapa murid ada di depan ruang kerjanya Itachi, padahal Itachi belum ada di tempat. Kuker ya mereka?
Mereka ada di sana karena mereka ingin mendaftarkan diri untuk pentas seni. Padahal bisa dibilang mereka sangat tidak berbakat untuk mengikuti pentas seni.
Tiba-tiba, Itachi datang membawa kunci ruang kerjanya. Langsung para murid perempuan menyerbunya. Bahkan pada bawa hp. Gak cuma perempuan, ada laki-laki bahkan banci.
"Pak minta fotonya Pak, mau kukasihin ke nenek ane!" ucap murid cewek.
"Sensei foto kuy, nanti mau eike edit bersama anjing eike," ucap murid banci yang mukanya mirip anjing.
"Mvah, foto yuk, mau kujadiin meme iklan Pon pelembab wajah," dan ucapan ini datang dari anak laki-laki culun.
Dan sudah diketahui kalau itu semua adalah fansnya Itachi.
"Sudah ya, sensei mau masuk dulu," Itachi langsung membuka pintu ruang kerjanya dan masuk, lalu ia menutupnya.
"Njir... usahakuh untuk mendapatkan foto sensei tamvan gagal lagi, padahal akukan cantik," ucap cewek yang gayanya sok cantik bener, padahal mukanya udah kaya orang ketabrak kereta api, jatuh ke danau, terus terakhirnya ketimpa bangunan yang dilanda gempa.
"Luh aja gagal, apa lagi gue," ucap cowok yang super duper culun pake kacamata bundar mirip Hari Puter.
"Dah lah... kita pergi saja kuy, eike dah gak tahan di sini, aduh panas ah.."
"Ayo-ayo."
Dan akhirnya para fans Itachi pergi dengan sangat kecewa. Mereka gagal mendapatkan foto sang idola. Tinggalah beberapa orang gaje. Siapa lagi kalau bukan bangsawan kejam, iblis mesum, shinigami galak bin sarap, shinigami banci, dan shinigami alay bin playboy. Readers dah tahu kan siapa mereka??? *readers : "Gak"*.
"Pengumuman... bagi murid-murid yang ingin mendaftar pentas seni silahkan masuk ke ruangan saya," terdengar Itachi mengumumkan pakai speaker.
Langsung terlihat Sebastian dan William lari dengan kecepatan yang sama terus rebutan membuka pintu bersama. Ciee.. yang serasi *William : "najis..."*.
"Gue duluan yang masuk!"
"Woi iblis lucknut! Harusnya gue duluan, grim reaper first!"
"Apaan?! Harusnya gue duluan!"
Tiba-tiba saja Grell langsung berada di tengah-tengah dua makhluk lucknut yang lagi rebutan pintu itu.
"Ah... dua orang yang mencintaiku memperebutkanku ah..." ucap Grell kumat.
"Najis!"
"Najis!"
Sebastian dan William mengatakannya secara bersamaan. Mereka berdua langsung menyingkir dari tempat itu bersamaan.
"Ciee.. kompakan, kalian berdua serasi, ah..." ucap Grell.
"Serasi mvahmu!"
"Najis aku serasi sama iblis penuh dosa ini, karena aku suci, sementara dia, Sebastian Michaelis adalah iblis kotor karena gakk pernah dicuci di tempat cucian motor dan penuh dosyah" celoteh William panjang lebar dengan sangat tidak bermutu.
"Hai kalian, yang mau daftar pentas seni masuklah," ucap Itachi tiba-tiba yang sudah ada di antara William dan Sebastian.
"Anjret!"
"Kapan dia kesini??"
"Loh!!"
Saking pada kagetnya, kelima murid itu jantungan dan akhirnya mati, hore... beri tepuk tangan yang meriah *digampar*.
Ralat, mereka kaget aja, belum jantungan dan masih hidup sampai sekarang dengan keadaan sehat tanpa kurang organ apapun.
"Sudahlah, ayo masuk," ucap Itachi sambil membuka pintu dari luar.
Sebentar, ada yang mencurigakan di sini. Apakah para readers tahu? *readers : "Gak tahu dan gak peduli", Naori : "kok kzl ya"*.
Jawabannya adalah, itu Itachi keluar lewat mana kalo pintunya ditutup. Atau kemungkinan kedua, itu yang masuk ke dalam ruangan itu bukan Itachi. Lah terus siapa? Ih serem *readers : "Woi nih cerita bukan riddle oi", Naori : "Oh iye lupa", readers : ngebom muka Naori*.
Ok, 5 murid itu masuk ke ruangan Itachi. Terus disuruh duduk di sofa dan dikasih makan ramen instan. Enaknya, Naori pingin makan ga kesampean.
Dan ternyata, tanpa disadari, di ruangan itu ada Pain dan Undertaker lagi jongkok berjamaah mirip orang boker karena gak dibolehin sama Itachi duduk di sofa. Sungguh melas sekali nasibmu berdua Nak.
"Ok, yang perannya dipanggil harap maju kesini, pertama penari latar," ucap Itachi.
Grell berdiri dan mendekati Itachi yang lagi duduk.
"Sudah kuduga..." ucap Itachi sambil memegang kepalanya.
"Wah kalau begitu sensei memang mengerti diriku 😍😙😘," ucap Grell gaje.
"Udah sono duduk," ucap Itachi sambil nyatet.
"Gak mau, aku masih ingin di sini bersama sensei," Grell menolak.
"Udah pergi aja luh!"
"Udah dibilang gak mau sensei."
"Ah nih murid," ucap Itachi sambil menggendong Grell. Mau dimahoin Mas? *Itachi : "NO!"*.
"KYAA SENSEI!" Grellpun ngefly pemirsah.
Itachipun menghilang bersama Grell entah kemana. Ternyata sekarang Itachi sudah ada di luar gedung alias gua dengan menggendong Grell. Mau dibawa ke hotel terus di'anu' ya? *diamaterasu*.
"Sensei mau membawaku kemana?" tanya Grell.
"Udah, ikut aja jangan menolak," jawab Itachi dengan ekspresi biasa aja.
"Sensei, apakah kau akan membawaku kencan? Ah..."
"Pokoknya ikut aja."
'Kencan mvahmu anjir!' batin Itachi.
Itachi sudah ada tepat di luar area sekolah. Di sana ada sebuah selokan yang biasanya jadi tempat buang sampah, tempat pembuangan air, tempat berak pemulung, dan tempat tidur orgil. Di sana Itachi langsung melakukan sesuatu terhadap Grell. Tentunya semua bisa menebak bukan? Benar, Itachi menceburkan Grell ke selokan yang nista itu.
BYURRR....
Sudah terlihat Grell tenggelam di selokan dengan sangat nistanya. Kepalanya tercebur duluan.
"Bye bye..." ucap Itachi sambil menghilang.
Itachi muncul kembali di ruangannya. Tampak keempat murid lainnya masih sibuk makan ramen instan. Itachi duduk lagi di singgasana kebesarannya alias kursinya.
"Pemain biola..." ucap Itachi.
Ciel sama Ronald berdiri dengan santainya dan melangkah dengan santainya ke meja Itachi. Itachi mencatat.
"Ya silahkan kembali."
Ciel dan Ronald duduk lagi.
"Baik selanjutnya, pemain piano."
Sebastian dan William langsung lari dengan kecepatan yang sama.
BRAKKK...
BRAKKK...
Keduanya menggebrak meja Itachi bersamaan. Ciee kompak, cocok nih jadi pasangan *digampar*. Ok, itu cuma canda.
"Pokoknya gue yang jadi pemain piano!"
"Pokoknya gue yang jadi pemain piano!"
Keduanya bicara secara bersamaan. Lalu keduanya mengacungkan senjata masing-masing secara bersamaan.
"Woi iblis lucknut penuh dosa! Pokonya gue yang jadi pemain piano!"
"Luh siapa njir?! Emangnya luh bisa main piano?! Dasar pendek!"
"Woi iblis penuh dosa, ok gue akui luh emang lebih tinggi dari gue ye, tapi cuma lebih tinggi 2 centimeter dari gue, Luh 185 centi gue 183, pendek itu Grell noh! tingginya cuma 174 centi!"
"Gak duli! Pokoknya luh ama gue masih tinggi gue! Titik! Gak ada koma gak ada spasi!"
"Eh anju! Gue di devisi udah masuk tinggi!"
"Itukan di devisi luh, bukan kalau dibandingin sama iblis!"
"Siapa juga yang minta dibandingin sama iblis-iblis lucknut penuh dosa?! Najis!"
Perang dunia ke 666 dimulai. Dari rebutan menjadi pemain piano menjadi ribut karena tinggi yang cuma beda 2 centi.
"Pain, lerai mereka!" perintah Itachi.
"Eluh siapa gue, berani merintah gue?" ucap Pain yang masih jongkok bersama Undertaker.
"Udahlah Pain..."
"Ok lah..."
Pain berdiri dengan penuh wibawa. Lalu dia bersiap-siap.
"WOI DUA MURID KAMVRET! RIBUTNYA UDAH! NANTI GUE BUNUH LUH BERDUA KALAU MASIH MAU RIBUT! EHEK EHEK UHUK OHOK..." Ok, ini pertamanya memang sadis tapi terakhirnya nista.
Sebastian dan William bengong untuk sesaat sampai tiba-tiba
BRAKKK...
Pintu ruangan dibuka oleh sebuah makhluk. Makhluk itu tak lain dan tak bukan Grell. Grell dalam keadaan yang mengenaskan. Seluruh tubuhnya sudah kotor dan bau sampah. Semua orang di situ muntah di tempat minus Itachi.
"Abis ngapain senpai? Kok keadaanmu kayak gitu? Bau dan kotor banget njay..."
"Kohai geblek! Gak usah tanya ane! Tanya aja tuh sensei itu!" kata Grell sambil mengeluarkan gergaji mesinnya.
"Njir gue salah apa sampe dikatain geblek?"
"Mau apa luh?" ucap Itachi yang tiba-tiba sudah ada di depan Grell.
"KYAA SENSEI" ucap Grell dengan background lope-lope sambil membuang gergaji mesinnya ke arah Ronald.
"Anjir! Gue salah apa lagi?! Dari lahir sampe sesudah mati sial terus!" ucap Ronald sambil menghindari gergaji maut Grell.
"Udah, luh ganti baju dulu sono!" perintah Itachi sambil nendang perut Grell sampe Grell mental ke luar ruangan.
Setelah itu Grell langsung lari buat ganti baju.
"Untuk Sebastian dan William, jalan keluar masalah penentuan pemain adalah kalau kalian ingin adil, kalian main bersama dalam satu piano," ucap Itachi.
"Anjir...!!!" Sebas misuh.
"Baiklah sensei, saya menerima," ucap William yang membuat Sebastian jantungan lalu sekarat dan mati *dilempar pisau*. Ok, ga jadi, Sebastian masih hidup.
"Tumben luh mau Will..."
"Ya ini terpaksa, ga baik juga ribut terus," tiba-tiba William jadi bijak. Sungguh keajaiban.
"Hmm..." Sebastian bergumam dan curiga.
"Ok, kalian semua sekarang pergi ke ruang seni musik, di sana silahkan kalian semua latihan, jangan lupa latihan drama," ucap Pain.
"Baik sensei."
Dan mereka berempat langsung ke ruang seni musik. Di sana udah ada Matsuri, Sari, dan beberapa anak perempuan lainnya yang menunggu. Akhirnya mereka berempat ikut menunggu.
Tak lama kemudian, datanglah sosok yang tidak diinginkan. Ya, sosok itu adalah Grell. Karena tidak memerhatikan jalan, akhirnya dia nabrak pintu yang terbuat dari batu. Kepalanya langsung benjol dengan background burung kutilang berbunyi, bersiul-siul sepanjang hari, dengan tak jemu-jemu *readers : ngebacok Naori bareng-bareng*.
Sangat lama kemudian, datanglah Tim Taka. Sasuke langsung membuka pintu dan menyuruh mereka semua masuk. Setelah masuk, mereka terjengkang.
Ada empat sosok asing di situ. Hii.. horor. Ada yang rambutnya putih putih panjang berponi, jasnya warna putih dengan kemeja hitam. Yang satunya lagi rambutnya putih pendek, pake pakaian serba putih. Ada juga yang rambutnya coklat, bermata hijau, dan berkacamata. Yang satu lagi rambutnya pirang modelnya mirip preman pasar dihajar masa *digampar*.
"Yo minna..." sapa seseorang berambut coklat, bermata hijau, dan berkacamata.
"KYAA TAMVAN!!!" keempat sosok tadi langsung diserbu puluhan fans dadakan.
"WOI TENANG!" teriak Sasuke pake toa hasil colongan.
Semuanya langsung diam dan mundur beberapa langkah.
"Jadi, untuk keempat sosok ini silahkan memperkenalkan diri."
"Aku Charles Grey, pelayan Ratu."
"Aku Charles Phipps, pelayan Ratu."
"Kami berdua biasa disebut Double Charles," ucap orang yang diketahui bernama Charles Grey.
"Wih..." ucap murid-murid kagum.
"Aku Alan Humphries," ucap orang yang berambut coklat.
"Aku Eric Slingby," ucap yang kayak preman.
"Dan mereka semua akan berpartisipasi dalam Pentas Seni nista Akatsuki High School," ucap Sasuke.
Setelah itu mereka latihan dan mempersiapkan ruangan untuk hari esok.
Hai minna... jumpa lagi dengan Naori, sang author tidak bertanggung jawab.
Maafkan jika chapter kali ini garinh minna... Naori abis sakit 😂.
Btw ada bonus pict chara baru minna....
Bonus :
Charles Grey :
Charles Phipps :
Alan Humphries :
Eric Slingby :
Nah itulah pict chara baru di chapter ini.
Tamvan-tamvan ya? *digampar*.
Sekian dulu chapter kali ini.
Jangan lupa untuk menantikan chapter berikutnya.
Jangan lupa juga untuk vomments.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro