Guru Pengganti?
Ciel dan Sebastian melewati perkebunan yang ada di dekat asrama. Mereka belajar di luar gua hari ini. Mereka berdua menyusuri perkebunan untuk meneliti tanaman.
"Wanjer, itu apaan yak?" ucap Ciel tiba-tiba.
"Mana Bocchan, mana? Anda melihat tanaman bunga kadal berlidah pendek?" jawab Sebastian dengan sangat begonya *dilempar garpu*
"Apaan tuh bunga kadal berlidah pendek?"
"Itu nama tanaman yang saya temukan seribu tahun lalu Bocchan"
"Eleh... mesti jelek tanamannya, btw tadi tuh item-item dimana ya?" ucap Ciel bingung.
"Item-item apa Bocchan?"
"Yang tadi gue lihat GOBLOK!"
"Lah goblok, ingat Bocchan... saya tidak goblok, saya ini pinter, bahkan lebih pinter dari Bocchan sendiri, lagipula sayakan tidak tau apa yang Bocchan lihat tadi," balas Sebastian santai banget.
"Cuih... sombong, kalau ente gak lihat berarti mata ente gak bener, ane aja lihat satu mata aja bisa."
"Bocchan, mata saya dan matamu berbeda, saya cuma bisa lihat jiwa manusia yang enak dimakan, seperti jiwa Bocchan, hmm..."
"Cih.. dasar iblis jaman sekarang," ucap Ciel dengan nada sangat tak suka.
"Saya iblis jaman dulu Bocchan, saya sudah hidup lebih dari seribu tahun lalu, jadi saya iblis jaman dulu Bocchan."
"Pinter banget ente jawabnya, cih dasar iblis... terserahlah."
Lalu mereka berjalan lagi dan melihat-lihat tanaman lagi.
"Ih tuh item-item!" ucap Ciel sambil nunjuk arah Timur Tenggara Selatan Barat Daya *readers : "CUT!! Ngapain juga ente kayak anak TK ngapalin mata angin", Naori : "suka suka gue, kan gue authornya", readers : ngelempar rudal ke arah Naori". Ok di ralat... jadi itu arah Utara.
"Apaan Bocchan?!" tanya Sebastian pada Ciel sambil melihat arah yang ditunjuk Ciel.
"Itu item-item yang gue lihat tadi goblok!"
"Woh... itu, berdasarkan bentuknya itu mirip banget orang Bocchan, itu kelihatan rambutnya yang panjang," balas Sebastian.
"Tuh laki atau perempuan ya, kalau laki kok rambutnya panjang, kalau perempuan kok tinggi banget," ucap Ciel.
"Anu Bocchan, paling cewek," jawab Sebastian asal.
"Memang kalau cewek mau ente apain?"
"Mau aku *sensor*," jawab Sebastian asal.
"Anjer mesum luh! Dasar iblis mesum!" ucap Ciel sambil menendang xxx Sebastian.
"WADAW!!! SAKIT BOCCHAN SAKIT!!" ucap Sebastian sambil memegangi xxx nya.
"Makanya luh, jadi iblis gak usah mesum, itu kalo bener dia cewek, kalo dia cowok? Mau ente *sensor* juga?"
"Ya nggaklah Bocchan, memangnya saya maho apa?!"
"Kirain ente ketularan Grell," ucap Ciel asal.
"Ya gak mungkinlah Bocchan, kira kira tuh orang namanya siapa ya? Dan kenapa dia ada di sini ya?" ucap Sebastian.
"Dia tukang kebun Akatsuki High School," ucap Ronald yang tiba tiba ada di samping Ciel.
"Tau darimana luh?" tanya Ciel sinis.
"Eleh, kayak gak tau ane aja, anekan pinter dan keren," jyah Ronald sok-sokkan. Padahal aslinya apaan *digaplok pake kacamata*.
"Emang gak tau," balas Ciel.
"Ronald, ternyata kau di sini, dasar bodoh, aku mencarimu kemana mana, tugasmu numpuk dodol!" tiba-tiba William datang lalu memukul kepala Ronald dengan deathscytenya layaknya kakek kakek keselek golok *Naori ikut dipukuli*.
"Adeh Spears-senpai, ya ya ya, aku kerjakan nanti."
"Ya, btw ente nyeritain info yak?" ucap William sambil mukul Ronald pake deathscyte lagi.
"Cukup cukup Spears senpai, informasi apaan coba, orang ane cuma bilang orang yang di sana itu, tukang kebun senpai, apa salahnya coba?!"
"Hmm... ya sudah, sekarang cepet ente mbalik, Grell sedang kesulitan mengerjakan PR, bantu dia!" ucap William lagi sambil mukul pake deathscyte lagi.
"Whot?! Ane aja dodol, ah ya sudahlah... ya aku akan bantu dia Spears senpai" ucap Ronald kemudian menghilang.
Teng teng teng
Bel habisnya istirahat berbunyi. Mereka semua kembali ke asrama lagi.
***
Pagi hari di kelas biologi. Gurunya belum masuk. Semua murid bosan tingkat dewa dewi.
Teteterettetet.... tetettettetetet..
Tiba tiba ada trompet berbunyi layaknya upacara hari kemerdekaan yang mengagetkan seluruh siswa.
"Will, apa kau tau itu suara apa? Ah.." tanya Grell dengan nada bancinya.
"Tidak..." jawab William singkat.
"Ah.. kau dingin.. tapi aku suka ah.." Grell mulai kumat pemirsa. Jaga jarak aman 10 meter dari lokasi *ditimpuk pake high heels*.
"Kekurangan jiwa hm.. sayang sekali hmm...," komen William tidak jelas.
Tiba tiba saja pasukan Akatsuki datang layaknya paski. Di barisan depan ada 3 yaitu Pain, Konan, dan Itachi. Di belakangnya terlihat Sasori, Deidara, Kakuzu, dan Hidan nandu orang misterius, orangnya kagak keliatan *readers : "yaiyalah... kan ketutup tandu"*. Lalu di belakangnya ada Kisame, Tobi, dan Zetsu. Tentu saja semua murid tercengang.
"Tuh para guru sableng mau ngapain?" ucap Ronald sambil melotot.
"Mana kutau," balas William.
"Semoga itu tandu isinya cogan ah..." ucap Grell dengan background lope lope.
"Hiii...." ucap respond William sama Ronald barengan.
Sementara lihat sisi Ciel.
"Semoga tuh tandu isinya cewek," ucap Sebastian.
"Emang ngapa?" tanya Ciel.
"Mau aku *sensor*," jawab Sebastian dengan asalnya.
"Anjir luh iblis mesum! Kagak bisa berubah yak," ucap Ciel sambil mengetok kepala Sebastian.
"Bisa Bocchan," ucap Sebastian santai.
"Berubah gimana?"
"Jadi Power Rangers Bocchan, hahaha," jawab Sebastian sambil ketawa nista.
"Nyambungmu kemana Blis?" balas Ciel.
"Kok Blis Bocchan? Nama sayakan Sebastian?"
"Blis itu artinya iblis," jawab Ciel biasa aja.
"Oh..."
"Semua murid harap tenang!!! Ehek...ehek," Pain mau sok wibawa malah batuk nista.
Lalu kelaspun hening. Pain melanjutkan kata katanya.
"Jadi kita akan berpisah pada Yang ternista Bapak Zetsu M.Kl, karena Bapak Zetsu yang nista ini akan melaksanakan misi... yaitu menjadi DUTA TANAMAN ke Planet AX 1000," ucap Pain sedikit tak bisa dipercaya.
"Untuk Bapak Zetsu yang ternista silahkan berikan kata terakhir sebelum berpisah," ucap Pain lagi.
"Baiklah...," ucap Zetsu putih.
"Kata terakhir kata terakhir, emangnya gue mau mati Pain?!" Zetsu hitam protes.
"Kan bisa mungkin aja hahaha," Pain tertawa nista.
"Cuih," ucap Zetsu hitam.
"Sudahlah... aku aja yang ngomong ya?" tanya Zetsu putih.
"Ok dah..." ucap Zetsu hitam.
"Selamat pagi murid murid."
"Pagi Pak"
"Ok... saya sebentar lagi akan pergi merantau ke tanah orang, membawa misi besar, layaknya Vasco da Gama," ucap Zetsu lebay.
"Ya Pak"
"Hanya ada sedikit pesan dari saya, satu, jangan pernah mendengarkan kata-kata Pain yang mesum karena itu sesat, dua dengarkanlah selalu kata Konan kalau tidak pasti diamuk, ketiga jangan pernah membuat Itachi marah kalau kau ingin selamat, keempat jangan makan ikan di depan Kisame, kelima abaikan saja Deidara, keenam jangan hancurkan boneka Sasori, ketujuh jangan dengarkan kata Hidan karena sesat, kedelapan jangan sia siakan duit di depan Kakuzu, kesembilan jangan membuat Tobi menangis, sekian pesan dari saya, ada pertanyaan?" jelas Zetsu panjang lebar.
Matsuri mengacungkan jarinya tanda akan bertanya.
"Apa Matsuri?"
"Sejak kapan Itachi sensei bisa marah Venus Flytrap legend?"
"SEJAK JAMAN PURBA! JANGAN PANGGIL GURUMU INI VENUS FLYTRAP LEGEND!" Zetsu marah saudara saudara.
"Hmm... ok lah sensei."
"Ok sekian.. Good Bye, see you next time, dadah..." ucap Zetsu song nginggris lalu masuk ke dalam tanah dan ilang.
"Ok karena jabatan guru biologi yang tanaman kosong, maka kami menunjuk guru pengganti sementara, dia adalah mantan tukang kebun di sini," ucap Pain.
"Oh item item kemarin," komen Ciel.
"Item-item apa Bocchan?"
"Ente diem aja GOBLOKK!"
"Ya Bocchan..."
"Yak... kita sambut guru biologi baru kita, keluarlah dari tandu!" perintah Pain.
Keluarlah seseorang berjubah hitam. Pake topi hitam rambutnya abu abu panjang. Matanya ketutup poni. Tubuhnya penuh dengan jahitan. Dari penampilannya dapat diketahui ia adalah.... Kakek legend! *readers : nggebuki Naori* ok gak jadi, saya ralat... jadi dia adalah....
JENG JENG
Sang Penjaga Makam yang misterius sekaligus ustad, Undertaker! Alias Adrian Crevan.
"UNDERTAKER?! KENAPA KAU ADA DI SINI?!" tanya Ciel blak blakkan.
"Hyhyhy Halo Earl, aku hanya tertarik saja kesini," ucap Undertaker.
"What the?!" ucap Sebastian bingung tingkat dewa dengan tampang bego.
"Rupanya kalian udah saling kenal ya, jadi kayaknya gak perlu perkenalan, iyakan Pain?" tanya Kisame pada Pain.
"Ya itu betul Kisame," Pain membenarkan.
"Syukurlah yang datang itu kau 😘," ucap Grell yang tiba tiba ada di sebelah Undertaker dengan background lope-lope.
"Apaan sih lu Grell?" ucap Undertaker rada merinding menanggapi banci sableng di sebelahnya itu.
"Tidak apa apa, aku hanya senang kau yang datang DEATH!"
"Kekurangan jiwa :'v," balas Undertaker.
"Ah... kau tetap saja seperti dulu DEATH"
"Udah sono duduk!" ucap Undertaker sambil menendang Grell sampai terlempar tepat menuju Sebastian.
"Tangkap aku Sebas-chan!" ucap Grell posisi mau meluk.
Tapi takdir berkata lain readers. Bukannya menangkap Sebastian malah melakukan teleportasi kedepan kelas. Dan
GUBRAKK
Muka Grell berhasil menyentuh kursi dan menghancurkan kursi tersebut dengan indah. Membuat Grell lemas seketika.
"Sebas-chan.. ka-u.. jahat...," ucap Grell lemes.
Sebastian hanya tertawa kecil mendengarnya.
TENG TENG TENG
Bel masuk asrama berbunyi. Pelajaran selesai.
"Nah anak anak.. hari ini itu saja, sekian and sankyu," ucap Pain dengan nada dibuat alay.
"Hii...," ucap semua murid minus Grell.
Lalu setelah itu para Akatsuki plus Undertaker keluar kelas. Ciel sama Sebastian juga. Tinggal trio shinigami kamvret kita di sana.
"Wi-ill to-tolong aku Will," ucap Grell sambil mengangkat tangannya.
"Tidak ada gunanya menolongmu," ucap William kejam.
"Kau jahat Will," Grell lagi.
"Memang, Ronald, tolong dia!"
"Ogah Spears-senpai, berat, sumvah," ucap Ronald malas.
"Lah Ronald aja gak mau, apalagi aku, sudah sono bangun," ucap William sambil
"Kalian sama sama jahat!!!" ucap Grell nada bences taman lawang.
"Udah cepetan bangun atau aku sita lipstikmu!!!"
"Ha? Ampun Will, ya ya aku bangun bawel!" Grell langsung bangkit dari posisi ngenesnya.
Lalu mereka bertiga masuk asrama dan beristirahat dengan tenang *readers : "Lo kira mati njer?!!", Naori : "ok ok ane ralat, padahal dah di ujung cerita juga"*. Dan mereka beristirahat sampai esok hari.
Hai minna!!!
Jumpa lagi ama Naori
Lama gak update, maaf ya...
Soalnya Naori banyak tugas dan habis aja sakit :v.
Ya udah sekian dulu chapter gaje ini...
Jangan lupa vomments...
Nantikan chapter selanjutnya yang lebih gaje lagi ya...
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro