Part 23
Jika boleh dikatakan bahwa Naya sungguh-sungguh mencintai Senu, maka itu memang benar. Tapi seperti biasa, pria itu telah mencampakannya beribu kali, tapi baru kali ini terasa pedih karena Naya merasa terhianati.
Senu bukan siapa-siapanya. Hanya cinta pertamanya sejak dahulu.
"Mungkin ada bagusnya juga kalau kau yang akan menjadi korban pertamaku. Bagaimana?" tanya Naya dengan meruncingkan sebuah bambu di hadapan Senu. Pria itu sudah terikat dengan mulut yang di bekap.
"Jangan takut sayang!" sambil mengelus pipi Senu dengan pisau, "kau tidak akan ku biarkan tersakiti sebentar saja. Aku suka melihatmu meronta meminta tolong memanggil namaku. Hahaha!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro