You Got New Message📩
[Opened the message]
[Processing ...]
1%
.
.
.
.
.
55%
.
.
.
.
.
.
100%
---
From: xx
Halo.
Halo?
Hei, kau yang di sana~ Masih ingat aku?
Ya? Hm ... dulu kita pernah dekat.
Tidak ingat yang mana? Ah, mungkin aku hanya seonggok sampah tak berguna untukmu, ya.
Lama tak berjumpa. Aku merindukanmu yang dulu, hee ...
Aku tahu mungkin masa lalumu saat bersamaku suram. Dan, mungkin karena itu kau tak mengingatku.
Karena aku ada di saat dimana kau terpuruk dan masih berbentuk seonggok biji jagung.
Tapi, tapi, apa kau ingat waktu kita bersama-sama melewati badai?
Saling berbagi ilmu untuk keluar dari jurang masalah kita?
Yeah, walau aku yang kelihatannya terlalu banyak memberimu ocehan.
Kau tidak marah, kan, saat itu?
Just I think, I can help and solve your problem.
Kau datang padaku setiap kali bermasalah.
Kau datang padaku saat kau terpuruk. Aku menerimamu dengan senang hati. Tanganku senantiasa terbuka.
Hee, kau tahu sesuatu. Aku senang melihatmu yang mau belajar walau aku masih terbilang sama kodratnya denganmu.
Tapi, kau membuangku, kan?
[End of message]
Just say who the hell are you!?
[Delivered]
[Got new message]
[Opened the message]
Ah, apa aku menganggumu?
Apa kau mencoba mengingat kenangan kita, dear?
Apa aku mengganggumu saat kau sudah berkilauan di antara kawanan bintang lain?
Apa kau terganggu dengan aku yang memandang aneh pada para bintang yang sinarnya lebih terang di belakangmu?
Aku heran darimana mereka semua? Kau menghasut mereka?
Oh, dear, kau tahu sesuatu?
Bukankah tidak baik menjadi penjilat dan muka dua?
Aku tahu, aku tahu.
Aku juga memiliki sisi gelap sendiri.
Dan, tak semuanya tahu itu.
Aku lebih menyukai ketika kau tetap menjadi dirimu yang apa adanya.
Dan, apa kau bertanya kenapa aku mengirim pesan ini?
Jawabannya singkat.
Karena ada seorang sahabatku yang ikut kau masukkan dalam daftar 'rubbish' seperti yang kau lakukan padaku.
Hei, dear.
Aku tak masalah kau membuangku.
Tapi, jangan usik sahabatku, dasar penjilat ulung.
Jangan buang dia seperti kau membuangku! Jangan menyindirnya kala aku tak ada!
Kau anggap apa perasaan manusia dan persahabatan itu?
Permen karet? Ampas kopi? Air liur? Sisa metabolisme alias air seni?
Tck, rendah sekali.
Injaklah seenaknya dengan kaki kotormu.
Karena ...
Kau tahu sesuatu?
Jika kau mengganggap murah nilai dari perasaan dan persahabatan, berarti kau adalah orang murahan.
Jika kau membuang seorang teman yang pernah ada, kaulah sampah sebenarnya!
Tidakkah ada satu niat baik terbesit di dalam pikiranmu sedikit untuk sekadar menyapa atau kembali dekat seperti dulu?
Aku tak masalah kalau kau lari ke pengikutmu yang bersinar itu.
Aku tak masalah kau kembali pada mereka.
Aku malah bersyukur kau menjauhiku karena bukan aku yang jadi antagonis di sini.
Maaf, emosiku hanya tersulut ketika kau mengusik sahabatku.
Kalau kau mau membuatku marah, cukup ganggu mereka.
Maka aku akan bertindak.
Dan, kemungkinan ...
Di luar batas.
[End of the message]
Note: Intinya dilarang merokok! /bukannjer /buagh.
Intinya jangan pernah anggap nilai persahabatan itu murah. Jangan buang teman sendiri, apalagi yang sudah pernah bantu kita. Setidaknya bilang makasih dan maaf gitu. Karena di hati, yang pernah ada pasti akan selalu teringat /ea.
Oke, ane cabut :v /buagh
Akabane_Yu
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro