Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 25 { The Worst Betrayal }

Hembusan angin yang mengibas kencang rambut sang gadis musim semi, perlahan menyentak kesadarannya kembali. Begitu ia membuka matanya, manik emeraldnya seketika terbelalak melihat sosok wajah yang begitu ia takutkan selama ini ada di atasnya dan tengah berfokus menatap ke depan karena pria itu yang merupakan Nagato itu tengah menggendongnya berlari cepat entah kemana.

Saat ia merasakan chakra Itachi yang terasa tak begitu jauh darinya, rasa takut dalam hatinya tiba-tiba menghilang. Begitu ia melihat lagi wajah pria itu, bumbungan kekesalan dalam hatinya semakin meletup-letup dan tak bisa ia tahan lagi.

Bruak!

"Jangan pernah menyentuhku shannaro!" Teriaknya sembari meninju dagu pria itu hingga terdengar suara gemeretak pada lehernya dan sontak membuat ia melepaskan gadis musim semi itu.

"Itachiii!"

Dalam sekejap mata tubuh Sakura yang akan jatuh menghantam tanah, segera di tangkap oleh sang sulung Uchiha yang langsung mendekapnya dengan erat dan mendarat sempurna di tanah. Manik semerah darahnya kini menatap tajam Nagato yang berdiri di atas salah satu cabang pohon sembari memegang dagunya.

"Sakura, apa kau bisa memulihkan sedikit chakraku?" Bisiknya.

"Nee, tapi akan memakan waktu sedikit lama,"

"Kalau begitu, apa kau bisa melakukannya saat aku bertarung?"

"Maksudmu? Aku tidak bisa mengalirkan chakra dalam jarak jauh,"

"Aku akan menggendongmu, apa kau bisa?"

Beberapa saat gadis musim semi itu terdiam, memprakirakan apakah ia bisa melakukan itu atau tidak dalam keadaan seperti ini. Hingga akhirnya ia mengangguk lalu berpindah ke belakang punggung sulung Uchiha itu dan mulai mengalirkan chakranya.

Saat Itachi mengeluarkan katananya, Nagato pun segera turun ke hadapannya sembari tersenyum sinis, "Itachi, dari raut wajahmu yang biasa saja sepertinya kau sudah menduga hal ini dan merencanakan semuanya dengan matang. Katakan, bagaimana kau akan menyerang seseorang yang sudah kau anggap saudara sendiri hmm? Apa sama seperti saat kau menyerang Sasuke?"

"Aku tidak akan menghamburkan sedikitpun kekuatanku untuk menyerang orang gila sepertimu. Apa yang kau inginkan? Kenapa kau mengincar para wanita, termasuk istriku?"

"Aku tidak mengincar siapapun, aku hanya mengingkan Amaya. Aku sangat mencintainya," ucapnya dengan nada begitu dalam hingga membuat sang gadis musim semi seketika merinding, apalagi saat melihat tatapannya yang seperti hewan buas yang kelaparan.

"Amaya? Amaya selalu ada di tempatmu,"

"Tidak, Amaya ku ada di punggungmu,"

"Dia Sakura, istriku. Mereka begitu berbeda apa kau tidak menyadarinya!"

"Dia Amaya ku, hanya saja warna rambut juga matanya sedikit berbeda. Tidak apa, aku akan sedikit merubahnya di lab,"

"Kau benar-benar sudah tidak waras,"

Nagato kembali menyunggingkan senyumnya mendengar ejekan dari sulung Uchiha itu dan tiba-tiba ia berlari kencang ke arahnya sembari mengulurkan tangannya. Mencoba menggapai sang gadis musim semi, namun Itachi segera berbalik menghindar dan begitu pria itu melewatinya ia seketika menyadari ada sebuah tanda aneh di belakang kupingnya.

Ayunan pedangnya yang begitu cepat, bisa di tangkis dengan mudah oleh Nagato dan membuat kecurigaan Itachi berubah menjadi sebuah keyakinan jika ia tengah di kendalikan. Saat ia menghindari serangannya yang semakin cepat, tiba-tiba salah satu tangan Sakura lepas dari bahunya dan hampir terjatuh jika ia tak langsung menahannya.

Bak!

Sebuah tendangan yang begitu keras dari Nagato pada tangannya seketika melempar pedangnya cukup jauh dan mengenai pipinya, hingga ia hampir jatuh tersungkur jika Sakura tak segera menendang pohon di hadapannya.

Saat Nagato akan kembali meninjunya tiba-tiba Itachi berputar dan sebuah tendangan dari Sakura seketika menghantam kepalanya hingga pria itu jatuh terseret cukup jauh.

Sulung Uchiha itu perlahan menurunkan Sakura yang kini menatapnya dengan penuh tanya, karena ia belum selesai mengalirkan seluruh chakranya. Ia pun segera membisiki rencananya pada gadis musim semi itu yang seketika mengangguk dan berlari pergi dengan cepat dari sana.

Nagato yang melihat gadis itu pergi pun segera bangkit dan mencoba mengejarnya. Namun, Itachi segera melompat di atasnya dan menyemburkan api yang begitu besar pada pria itu yang langsung membentuk pola lingkaran api. Nagato pun segera menghantam tanah di sekitarnya yang langsung memadamkan api itu.

"Chiku ..."

"Kongo Fusa!" Teriak suara seorang wanita yang di iringi decingan rantai yang langsung mengikat Nagato dan mengangkatnya ke udara.

"Mokuton, Mokusatsu Shibari no Jutsu!"

Sulur-sulur kayu dari Yamato kini menjulur cepat dan mengikat Nagato dengan kencang. Namun, pria itu malah menatap mereka dengan datar.

"Pfft Hahahaha!"

Tawa Nagato yang begitu kencang seketika membuat mereka semua mengernyit ngeri, manik mata Rinnegannya kini berubah menjadi lebih gelap dan tajam yang membuat Karin mulai gemetar, "Fūjutsu Kyūin," gumamnya yang seketika membuat kilatan cahaya putih menguar dan menghancurkan jutsu Yamato juga rantai dari Karin yang mengikatnya. Mereka seketika berteriak kencang saat pria gila itu menghisap chakranya.

"Shiden!"

Teriak Kakashi yang tiba-tiba turun dari langit dan hampir memotong tangan kanan Nagato dengan petir ungunya, jika pria itu tak mengeluarkan jutsu Shinra Tenseinya.

Nagato yang terlihat mulai kesal kini mengeluarkan hewan-hewan anehnya. Semua orang kini sibuk melawan mereka. Nagato yang menyadari Itachi tengah membangkitkan Susano sempurnanya, segera pun berbalik mencoba menyerang pria itu.

Hingga tiba-tiba tanah di sekitarnya bergetar kuat dan membumbung tinggi bagai ombak yang langsung menghantam juga menariknya ke bawah. Namun, lagi-lagi pria itu bisa lepas dari jutsu sang Kazkage Gaara dengan mudah dan langsung menatapnya dengan dalam.

"Kazage jangan di lihat!" Teriak Sai namun terlambat, Nagato sudah menekan mentalnya hingga pria itu tak sadarkan diri.

"Semuanya, tahan dia. Ia tengah di kendalikan jangan habisi dia!" Teriak Itachi membuat semua yang ada di sana mengangguk dan langsung melakukan tugasnya.

*****

Sementara itu di sisi lain, tak jauh dari tempat pertempuran Sakura nampak mengendap-endap diantara semak juga rimbunnya pohon di sana. Manik emeraldnya kini menangkap sesosok pria dengan jubah hitam tengah duduk bersila di atas sebuah batu sembari memejamkan matanya seperti orang yang tengah bertapa.

Dengan penuh kehati-hatian, Sakura berjalan mendekat sembari menggenggam erat tanto yang di berikan Itachi tadi. Saat jaraknya sudah cukup dekat, Sakura melompat keluar sembari mengangkat tanto itu.

Namun, sosok itu seketika berbalik, menyambar tangannya dan mendorong Sakura hingga tubuhnya menabrak dinding tebing. Manik emeraldnya seketika terbelalak begitu menyadari siapa sosok itu, gemeretak kekesalnya semakin menjadi saat sosok yang merupakan Sasuke itu menatapnya dengan penuh afeksi.

"Sakura, aku ..."

"Cukup! Aku tidak mau mendengarkan apapun lagi shannaro!" Teriak sang gadis musim semi yang seketika membenturkan keningnya pada kening Sasuke hingga ia mundur beberapa langkah sembari meringis.

"Aku bisa memaafkanmu saat kau menerorku dengan mawar berdarah itu. Tapi aku tidak bisa memaafkanmu jika kau melukai Itachi, shannaro!" Teriaknya lagi sembari berlari mendekat dengan tinjuan mautnya.

Sasuke nampak tak melawan gadis itu dan terus menghindar, debuman kencang yang berasal dari tinjuan gadis itu seketika memporak-porandakan tanah di sekitar mereka. Sebuah tendangan kencang darinya kini mengenai dada pria itu hingga ia hampir terseret mundur.

"Sakura aku melakukan ini agar kita dapat bersama!" Teriak Sasuke sembari menahan semua serangannya.

"Jangan konyol! Kau hanya ingin mempermainkanku seperti dahulu bukan! Aku tahu segalanya sekarang, jadi kau tidak perlu menjelaskan apapun lagi!"

"Aku benar-benar mencintaimu Sakura. Aku tidak bermain-main, aku tahu ini sangat terlambat tapi kini aku yakin pada perasaanku sendiri dan aku tak bisa membiarkanmu terluka karena ulah kakakku,"

Ucapan bungsu Uchiha itu seketika menghentikan langkahnya. Dadanya kini terasa sakit merasakan luka lama di dalam hatinya yang sudah sembuh kembali terbuka. Pandangan penuh ketulusan juga penyesalan dari Sasuke semakin membuat hatinya terkoyak, tetes air mata perlahan turun dari pipinya.

Dengan tubuh yang sudah di penuhi luka dari hantaman sang gadis musim semi. Sasuke perlahan mendekat sembari tersenyum tipis, "Kau juga masih mencintaiku kan Sakura? Tidak apa, katakan saja yang sejujurnya. Jika ya, aku akan membawamu pergi jauh dan memberimu seluruh kebahagiaan di dunia ini," ucapnya sembari merentangkan kedua tangannya.

Sakura merasakan kekeringan luar biasa pada kerongkongannya saat ia menelan ludahnya sendiri. Bayangan masa lalu yang telah ia kubur dalam-dalam kembali bangkit dan menggerakan kakinya untuk melangkah maju pada sang bungsu Uchiha yang kini nampak tersenyum senang.

Saat Sasuke akan memeluknya tiba-tiba Sakura menebas leher pria itu dan menusuk mata kiri bungsu Uchiha itu dengan tantonya. Cipratan darah yang mengenai wajahnya semakin menambah keseraman tatapan tajam dari manik emerald sang gadis musim semi, "Bagaimana kau akan memberiku seluruh kebahagiaan di dunia ini jika kau menghabisi Itachi? Kebahagiaanku ada pada pria itu, shannaro!"

"Aku sudah menduga itu semua," ucap sebuah suara di belakang sang gadis musim semi yang seketika membuatnya semakin terbelalak kaget begitu menyadari mayat di hadapannya sudah berubah menjadi orang lain.

Begitu ia berbalik pria itu sudah melesat, mencengkram lehernya dengan kuat dan mendorongnya mundur hingga menabrak pohon besar. Dengan tatapan membara pria itu mengangkat Sakura lebih tinggi, "Apa kelebihan kakakku hingga kau lebih memilihnya Sakura! Matamu jelas-jelas mengatakan jika kau mencintaiku! Dia telah memiliki Izumi dan anak itu, kau tidak berarti lagi baginya!"

"Uhuk ... Lepaskan shannaro! Inilah salah satu penyebab aku lebih memilihnya, dia tidak sekasar atau senaif dirimu! Dia juga selalu jujur dengan perasaannya tanpa memperdulikan ego atau harga dirinya!" Teriaknya sembari menendang pria itu. Namun, kakinya berhasil di tahan dan Sasuke seketika membantingnya ke tanah hingga rasa ngilu kembali menjengit pada perutnya.

"Jika aku tidak bisa memilikimu di sini maka aku akan memilikimu di alam sana. Sakura," ucanya sembari kembali mencengkram lehernya. Ringisan tertahan yang di iringi tatapan penuh ancaman terukir jelas pada raut gadis musim semi itu hingga membuat Sasuke nampak sedikit goyah.

Tetes-tetes darah mulai mengucur pada lehernya dan membuat pria itu melonggarkan cengkramannya dengan manik merah yang kini mulai berkaca-kaca, "Kenapa berhenti? Kau ingin menghabisiku? Lakukanlah, aku juga sudah muak hidup di dunia penuh kepalsuan ini!"

"Urusai! Kau harus hidup untuk mendampingiku!" Teriaknya sembari menarik tangan gadis musim semi itu dan memeluknya dengan erat.

"Teme! Jaga batasanmu dattebayo!"

Bruak!

Sebuah tinjuan keras menghantan pipi bungsu Uchiha itu. Naruto yang baru tiba dengan mode bijunya segera mendudukan Sakura dan memeriksa lukanya, "Kau benar-benar keterlaluan Teme! Aku juga mencintai Sakura tapi aku tidak pernah melukainya karena itu akan melukaiku juga, yang kau lakukan ini hanya sebuah egoisme juga keserakahan saja, dattebayo! Bukan cinta,"

"Sakura, kau tidak apa?" Tanya Sai yang juga tiba-tiba ada di sana dan langsung menekan lukanya dengan sebuah kain.

"Sai, bawa Sakura pergi dari sini. Biar aku yang akan menghadapinya,"

"Tidak ada yang boleh membawa Sakura pergi dariku lagi!" Teriak Sasuke sembari berlari membawa kilatan petir biru di tangannya.

"Teme hentikan!"

Bruak!

"Sakura, ayo pergi!" Ucap Sai sembari menarik tangannya namun gadis musim semi itu tak bergerak sedikitpun.

Memori-memori masa lalu yang menyakitkan saat kedua sahabatnya bertarung, seketika kembali membuka luka lama yang telah ia tutup rapat-rapat. Rasa takut akan kehilangan salah satu dari mereka perlahan menggerakan sang gadis musim semi, maju ke dalam pertempuran itu.

Saat Sasuke akan mencengkram leher sang jinchuriki sembari memegang katananya. Sakura segera berlari mendorong Naruto hingga ia lah yang kini di cengkram lagi oleh bungsu Uchiha itu hingga tersungkur mundur, membentur beberapa pohon yang langsung tumbang karena dahsyatnya kekuatan Sasuke.

"Sakura! Apa yang kau lakukan!" Ucap Sasuke dengan panik begitu menyadari ia salah sasaran.

"Nagato!" Teriak sang gadis musim semi begitu katana sang bungsu Uchiha tinggal berjarak beberapa cm dari matanya.

Pria gila yang sudah melumpuhkan seluruh shinobi juga kunoichi di sisi lain tempat itu pun. Seketika menghentikan langkahnya yang akan menghancurkan Susano Itachi yang belum sempurna dan melesat pergi dengan cepat ke arah sumber suara.

"Banshō Ten'in!" Teriaknya yang seketika menarik mundur dan membanting Sasuke.

Sakura pun seketika terduduk, sembari terbatuk dan memegang lehernya yang terasa hampir patah. Nagato pun nampak panik saat mendekat padanya, raut kekhawatiran terukir jelas pada wajahnya.

"Amaya ... Amaya. Tolong bertahanlah ada aku di sini," ucapnya sembari memegang tangan sang gadis musim semi.

Saat manik emeraldnya terangkat, menatap pria itu. Ia seketika di kejutkan dengan sebuah pedang chakra berwarna jingga yang menembus tubuh Nagato dan ujung pedang itu hanya berjarak beberapa cm dari wajahnya.

Gadis musim semi itu kini menatap pada Susano yang begitu besar milik Itachi di belakang Nagato. Saat sulung Uchiha itu akan menariknya, Nagato semakin mengeratkan genggaman tangannya, "Amaya, tolong aku tidak ingin berpisah darimu!"

Dari kejauhan Sakura menangkap sebuah isyarat anggukan dari Itachi yang membuatnya perlahan menggenggam tangan pria gila itu, "Kau tidak perlu takut. Itachi akan membawamu ke tempat dimana kita tidak akan terpisahkan lagi,"

Nagato seketika menatapnya dengan sendu, "Apa kau berjanji?"

"Kita akan bersatu di keabadian, itulah janji dari Amaya," ucapnya membuat Nagato perlahan melepas tangannya sembari tersenyum simpul.

"Terimakasih ... Amaya atau Sakura ... "

Itachi pun segera menarik pria itu ke dalam susanonya dan langsung menghancurkan tubuh pria itu. Sunggingan senyuman gadis itu membuat Itachi juga tersenyum.

Buagh!

Saat Itachi akan membawa susanonya mendekat pada Sakura, sebuah tinjuan kencang dari Susano berwarna ungu seketika membuatnya mundur beberapa langkah. Tatapan tajam dari Itachi membuat gemeretak kekesalan pria itu kembali terdengar, "Kau tidak berhak mendekatinya karena kau telah menyakitinya niisan!"

"Kau sedang di kendalikan Sasuke. Tenanglah,"

"Urusai!" Teriaknya sembari melancarkan serangannya.

Pertarungan dua susano raksasa di sana seketika menyita perhatian semua orang. Saat Kakashi dan Naruto akan melerai, Yamato segera menghentikan mereka karena titah dari Itachi yang mengatakan jika ini adalah urusan keluarga dan mereka tidak akan bisa membantunya.

Sasuke nampak terus menghantam Susano Itachi tanpa henti, hingga beberapa perisainya mulai rusak. Akan tetapi pria itu malah terus menahannya, seolah tak ingin bertarung. Kekhawatiran besar akan gagalnya rencana yang di bisikan Itachi, membuat sang gadis musim semi maju.

Rekan-rekannya terus mencoba menahannya. Namun, gadis itu benar-benar tak bisa di cegah. Saat melihat Sakura berlari ke arahnya Sasuke seketika berhenti menyerang. Sebuah tinjuan kencang di layangkan Sakura hingga tanah di bawahnya terbelah menjadi dua dan saat Susano itu masuk Sakura segera mengentakan kakinya hingga tanah itu merapat dan memerangkapnya.

Sang gadis musim semi yang sudah kehilangan setengah tenaganya itu seketika terduduk dengan napas terengah-engah, "Sakura kau ...."

"Cukup Uchiha Sasuke, cukup!" Teriaknya dengan penuh penekanan membuat pria itu berhenti bergerak, mencoba keluar dari sana.

"Kenapa kau melakukan semua ini hah! Apa kau lupa siapa pria yang berdiri di hadapanmu ini? Apa orang yang mengendalikanmu telah menutup matamu hingga kau berani menyerang orang yang sangat menyayangimu di dunia ini hah!" Teriaknya membuat semua orang kini menatap Sasuke.

"Apa kau tidak berfikir, kenapa kau masih hidup sampai saat ini hah! Nyawamu masih berada di dalam tubuhmu itu berkat dari suamiku, Uchiha-Itachi yang juga kakakmu! Ia bahkan sampai harus bersujud di kaki para daimyo untuk menyelamatkan nyawamu, apa kau lupa itu!" Sambungnya membuat bungsu Uchiha itu menundukan pandangannya.

Saat Sakura mulai terisak Itachi tiba-tiba sudah ada di sisinya dan menggenggam tangannya sembari menggeleng pelan, "Kau memang benar Sasuke. Aku telah menyakitinya dan aku pantas untuk di hukum," ucapnya sembari mengulurkan sebuah katana ke hadapan bungsu Uchiha itu sembari menundukan kepalanya, "Ambil dan hukumlah aku sesuai peraturan turun temurun klan kita,"

Sasuke kini menatapnya dengan tajam, lalu mengambil katana itu sembari menghilangkan Susanonya dan keluar dari lubang itu. Saat Sakura akan menghentikannya, Itachi segera menahan pergelangannya dan menteleportkan gadis itu ke belakang dimana Kakashi berada.

Saat Sasuke menarik keluar pedang itu daro sarungnya. Semua orang kini menatap dengan takjub pada pedang katana kuno milik Klan Uchiha yang jarang di perlihatkan setelah era Fugaku berakhir itu. Warnanya semerah dan sepekat darah, Kilauannya benar-benar memikat mata.

Saat Sasuke mengangkatnya ke atas, semua orang mulai panik. Sakura yang akan kembali mendekat segera di tahan oleh Kakashi, "Sasuke, hentikan semua kegilaan ini! Lawan pengaruh dari orang yang mengendalikanmu. Ingat dia kakakmu!" Teriak Yamato.

"Itachi-nii, kau harus melawan ketidakadilan ini! Jangan biarkan adikmu jatuh pada kegelapan untuk yang kedua kalinya, dattebayo!" Teriak Naruto.

Namun, pria itu nampak tak mendengar dan langsung mengayunkan katananya, "Sasuke hentikan! Bagaimana kau akan menjawab jika putraku menanyakan tentang ayahnya nanti!" Teriak sang gadis musim semi membuat ayunan pedang yang hanya berjarak beberapa cm dari tengkuk Itachi terhenti.

Semua orang kini menatap Sakura dengan penuh tanya termasuk Sasuke, "Apa maksudmu? Apa kau ..." Ucap Kakashi dengan nada sedikit keras hingga semua orang bisa mendengar dengan jelas.

"Ya, aku sedang mengandung putra dari pria itu. Pria yang telah menorehkan luka begitu dalam padaku," ucapnya yang kini kembali tak bisa menahan tangisnya, "Jika kau memang peduli padaku maka biarkan aku yang menghukumnya. Ini bukan masalah desa tapi masalah keluarga, Sasuke. Masalah antara suami dan istri, sebagai adik iparku kau hanya bisa memberikan saran, tidak lebih dari itu,"

Bungsu Uchiha itu kini kembali tertunduk, tangannya nampak gemetar seolah tengah berjuang melawan sesuatu dalam dirinya.

"Urusaii!" Teriaknya sembari mengangkat lagi katana itu.

Srassh!

Manik semerah darahnya kini terbelalak lebar begitu sang gadis musim semi tiba-tiba ada di hadapannya dan menahan tebasan katanannya dengan tangan kosong, hingga cincin yang ia kenakan terbelah dua.

"Sakura!" Teriak Itachi yang langsung bangkit dan mengambil lalu melempar katana itu.

"Kau masih belum lepas dari pengaruh sosok itu, rupanya," ucap sang gadis musim semi dengan tatapan yang semakin tajam, "Aku tidak akan membalut atau mengobati luka ini, agar aku selalu ingat bahwa Sasuke yang dulu begitu mencintaiku dan tak sanggup melihatku terluka kini telah mati. Dan kini yang ada hanya boneka yang mirip dengannya,"

Sasuke semakin menatapnya dengan tak percaya begitu mendengar ucapan gadis itu, "Ayo, adikmu telah mati sekarang. Kau tidak perlu menghiraukan boneka itu, kita harus segera menangkap dalangnya," ucap Sakura sembari menarik tangan suaminya.

Itachi kini melirik lagi sang bungsu Uchiha yang masih mematung dengan tatapan tertunduk. Manik matanya yang berkaca-kaca membuat langkah Itachi menjadi berat, hingga Sakura kembali menariknya, "Ayo anata. Ayo," ucapnya dengan nada memohon membuat sulung Uchiha itu mulai melangkah pergi bersamanya.

Bersama Karin, mereka mulai melacak jejak juga chakra Izumi yang tiba-tiba hilang dan malah menemukan chakra lain yang bersembunyi di bawah danau besar tak jauh dari tempat pertempuran terakhir dua Uchiha bersaudara itu.

Kakashi segera menghantam air danau itu dengan petir ungunya hingga mengering. Begitu melihat ada sebuah gua di bawah danau yang mengering itu mereka segera berlari masuk dan sangat terkejut melihat Chio tengah memegang sebuah boneka dengan jubah hitam yang akhir-akhir ini di kenakan oleh Sasuke, di depan sebuah cermin yang menunjukan sosok Sasuke yang masih berdiri mematung di tempatnya.

"Chio, apa yang kau lakukan?"

"Ibu Sakura, maaf aku melakukan semua ini agar papa bisa mengakuiku. Tolong maafkan aku," isaknya.

"Tidak, apa. Chio, letakan boneka itu dan kemarilah. Ayo, kita pulang," bujuk sang gadis musim semi sembari mengulurkan tangannya.

Perlahan anak itu meletakan boneka yang ia pegang dan samar-samar terlihat sebuah benang putih tertarik masuk pada tangan Chio. Dari cermin di belakangnya Sasuke juga terlihat tiba-tiba ambruk.

Chio pun segera berlari memeluk Sakura sembari menangis. Tangannya kini mengeluarkan darah cukup banyak, untungnya manik mata anak itu sudah berubah normal hingga Sakura bisa mengobatinya dengan tenang.

Sebuah tepukan pelan pada pundaknya membuat Sakura tersadar dari lamunannya. Chio pun semakin memeluk erat Sakura saat tangan sulung Uchiha itu terulur dan menyentuh pucuk kepalanya.

"Itachi-kun, dia juga di kendalikan seseorang. Jangan marahi dia,"

"Aku tahu, sekarang kita harus menemukan Izumi. Aku yakin dia dalang dari semua ini,"

"Tapi tubuhmu terluka parah. Beristirahatlah sebentar,"

"Tidak apa, Chio ini adalah kesempatanmu untuk menunjukan bahwa kau memang putraku. Tunjukan pada kami dimana Kaasanmu berada," ucapnya membuat anak itu mengangguk pelan.

********

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro