Air-15-Sabar, ini ujian
Air-15-Sabar, ini ujian
Edward lagi nyerocos, dia sedang memresentasikan keuntungan perusahaan, jika tender yang baru saja perusahaan mereka menangkan, bisa berjalan sesuai rencana, sekaligus bagaimana proyek membangun perumahan tersebut akan dilaksanakan. Cuma dari tadi, bosnya lagi gila, lebih gila daripada saat dia hampir saja membuat perusahaannya rugi besar.
Tau nggak, si Dave lagi ngapain? Dia lagi asyik perang gambar sama Gaby di Line.
Dave : Ini elo nih. Cantik banget ye kan👻
Sekali, dua kali, Edward paling hanya berdeham, namun ketiga kalinya Dave ngakak di tengah rapat siang ini, Edward tidak bisa tinggal diam lebih lama lagi. Apalagi, beberapa anggota rapat sudah tampak main bisik-bisik, dan tentu tidak ada yang berani menegurnya.
"Pak David!!" Hanya Edward seorang, sekretaris yang berani membentak bosnya di depan para kepala divisi.
Dave kaget, dia sampai menjatuhkan ponselnya. "Astaga, Ward! Lo ngagetin gue!"
Krik
Dave langsung tambah jadi pusat perhatian. Dave segera ber-ekhem ria, mencoba memperlihatkan kewibawaannya kembali, dan duduk dengan lebih sopan lagi.
Edward melihat Dave, seakan sorot matanya bisa memecahkan lensa kacamatanya.
"Lan... lanjutin," perintah Dave, yang udah tahu, kalo saat ini bukan sedang rapat, Edward bakal lebih sadis memarahinya.
"Tolong simpan dulu ponsel Bapak. Atau besok pagi, akan ada surat pengunduran diri atas nama Edward Frederic." Dan cuma Davelah, bos yang takut dengan ancaman resign dari sekretarisnya.
Dave mengangkat ponselnya. "Iya! Ini gue geletakkin di atas meja," Dave benar-benar melakukannya, lalu dia menyengir. "Jangan ngundurin diri Ward. Tanpa elo, gue cuma butiran debu yang nggak berarti."
Terakhir, hanya di perusahaan inilah sang bos dan bawahannya suka mendramatisir keadaan.
Edward pun kembali menunjuk tembok putih dengan sinar laser. "Jadi kita harus memastikan juga keselamatan para pekerja, karena kasus yang lalu, ada dua orang pekerja masuk rumah sakit akibat kelalaian dari petugas safety-"
Tawa Dave pecah lagi, memotong penjelasan serta keseriusan kinerja Edward Frederic, karena dia baru saja mendapatkan balasan dari Gaby, soal bagaimana ketampanan Dave yang wanita itu imajinasikan secara abstrak di otaknya.
Wajan : INI ELO😤👊👊
Wajan : CEO mata duitan tuh! 😈
Gantian Dave yang jadi terkena sinar laser bersumber dari Edward. "Pak, saya serius. Lebih baik Bapak pecat saya sekarang. Kalo ada kamera, saya sudah melambaikan tangan dari tadi."
Sabar Edward, mungkin ini ujian.
~°°~
"Siapa tuh? David ya?" Tabitha iseng melongok ponsel Gaby, dan anaknya jadi terlonjak kaget.
"Mamih ih!" Gaby mengunci ponselnya, dia melengos. "Kepo deh!"
Siang ini, Tabitha ada di rumah Gaby. Dia menginap semalam, berhubung waktu berliburnya di Jakarta sudah habis, bagaimanapun dia harus segera kembali ke Solo, mengurusi sumber nafkah hidupnya, dan Gaby bantu packing namun dari tadi ponselnya terus bunyi.
Gaby duduk di kasur, sementara Tabitha lagi melipat baju-bajunya. "Udah pasti dari David itu. Orang kamu senyam-senyum sendiri, udah kayak orang sakau sama cinta."
"Apaan sih, Mih!" Gaby menunjukkan layar ponselnya. "Ini Dave lagi jail! Masa dia bilang tampangku kayak gini! Kan dia nyebelin...."
Tabitha tertawa kecil. "Nyebelin apa ngangenin?"
"Astaga, Mih!" Gaby menjatuhkan tubuhnya. "Dave beneran bukan siapa-siapanya Gaby. Lagian udah Gaby ceritain kan, dia itu David Triandra, yang dulu suka ngejekin kumis Almarhum Papah itu kayak kumis lele."
"Dulu ya dulu, Gaby," sambut Tabitha yang tidak mempersoalkan sikap songong Dave dulu kepada suaminya. "Yang penting sekarang, mumpung ada yang kepentok mau pedekate sama kamu... hajar aja!"
Tabitha semangat banget. Kayaknya dia udah pengin buru-buru punya cucu dari anak keduanya, tapi dasar Gaby, dia tidak peka sama sekali dengan keinginannya. Berulang kali dia udah main sindir-sindiran, tapi kuping Gaby kayak tuli.
"Mih, Dave itu cuma jail, iseng," tutur Gaby. "Jangan percaya sama omongan dia. Mulutnya tuh penuh dengan hoax."
Tapi mana Tabitha peduli? Mau iseng, jail, yang penting dia cepetan punya mantu, titik.
"Lagian masih banyak cowok di luar sana, yang lebih menarik daripada Dave ataupun... Nael," lanjut Gaby, yang masih tidak mau menambah rumit kisah cintanya lebih jauh lagi.
Omong-omong soal; masih banyak cowok di luar sana, Tabitha jadi ingat. "Nah, mamih jadi inget. Niatnya mamih pengin jodohin kamu loh."
Gaby sebenarnya malas, tapi apa salahnya bertanya. "Sama siapa?"
"Itu... sama cowok CEO," jawab Tabitha, yang mengingat-ingat bagaimana status pria; yang hendak dia jodohkan dengan anak perempuannya.
"CEO kayak apa?"
Tabitha menghitung dengan jemarinya. "Dia putih. Indo, tinggi, kaya. Perusahaannya udah ada di mana-mana."
Gaby tahu-tahu jadi antusias. Entah mengapa, tergambar pria tinggi, ganteng, lagi naik mobil mewah di kepalanya.
"Terus-terus?" Gaby tengkurap, lalu menyangga kepalanya dengan tangan.
"Tapi... udah punya anak. Jadi mending Dave aja deh, katanya dia CEO juga kan?"
"Mih! Kok ujung-ujungnya ke Dave lagi sih?!" Rusak sudah khayalan indah Gaby tentang bagaimana sempurnanya penampilan pria itu.
Namun daripada Tabitha terus memojokkannya untuk berakhir bersama David, Gaby menambahkan; "Gaby suka anak kecil... boleh juga-"
"Anak pertamanya SMA kelas satu, terus yang kedua udah SMP kelas tiga, sayang," lanjut Tabitha yang menyengir kuda. "Udah sama Dave aja ya? Ya? Ya...?"
"Mih!" Gaby berguling. "Cepetan pergi deh! Cepetan!"
"Lagian nih ya, kalo Dave cuma boongan pedekatenya," Tabitha mengunci kopernya. "Kenapa dia masih mau hubungi kamu? Isengin kamu? Kalo dia emang enggak punya rasa ketertarikan sama kamu?"
"Gabut aja kali," balas Gaby asal, yang ponselnya lagi-lagi membunyikan sebuah notifikasi.
"Katanya CEO. Itu berarti dia sibuk kan? Sibuk kok masih nyempetin waktu buat jailin kamu. Apa namanya itu kalo bukan tertarik?"
Gaby membaca pesan Dave di dalam hati, lalu dia mengangguk, mengiyakan omongan ibunya. "Iya, dia lagi sibuk."
Kang begal : Ntar lagi, gue lagi rapat, Gab.
Kang begal : Njir. Gue dimarahin sekretaris gue masa
Kang begal : Makan siang yuk? Mau nggak?
Gaby jadi bingung sendiri. Dave itu memang terkenal sebagai orang yang jail, tapi kenapa dia sampai bertindak sejauh ini? Buat apa?
Kang begal : Baca aja terus Gab. Bacaaa😖
Tawaran dari Dave, balas iya, atau tidak?
Gaby : 😛
Tabitha menoleh saat Gaby turun dari ranjang dan berlari kecil mendekat ke lemari. "Mau ke mana kamu Gab?"
Gaby memilih blouse warna pastel untuk dia kenakan hari ini. "Gaby pesenin taksi aja ya, Gaby mau makan seafood sama kang begal."
Sabar Tabitha, punya anak kayak Gaby. Emang ujian.
~•••~
Aku nulis ini pas lagi hampir stres. Wkwk.... Harap maklum😳
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro