Air
3 juli 2000
Perasaan cinta ku terbalas oleh dirimu. Dirimu yang selalu menjadi ketidak mungkinan. Yang selalu ku pikir tak akan pernah ku miliki akhirnya menjadi miliku. Kau adalah cinta pertamaku dan ku berharap kau jugalah yang menjadi cinta terakhirku. Karena bagiku cinta terakhir adalah cinta yang sangat spesial.
8 agustus 2001
Hubungan cinta terlarang kita mulai di ketahui oleh kedua orang tua mu. Dan sama seperti kebanyakan orang tua yang lain, orang tua mu menentang habis-habisan tentang hubungan kita. Tapi aku cukup senang kau tetap memilih ku daripaada kedua orang tua mu. Padahal aku sadar jika di bandingkan dengan kedua orang tuamu, aku tidak pantas kau pilih karna aku bukanlah apa-apa. Aku hanya orang lain yang berani untuk mencintaimu.
1 januari 2002
Disaat orang lain senang akan pergantian tahun, disaat semua orang memiliki harapan yang akan di mulai tahun ini. Tapi berbeda dengan hubungan cinta kita, cinta kita di uji di awal tahun. Cinta kita di uji dengan orang tua mu memilih jalan untuk menjodohkan dirimu bersama seorang pria tampan,mapan, dan baik. Jika aku melihat pria itu aku bukanlah apa-apa di bandingkan dengan dirinya. Maklum aku hanya seorang mahasiswi yang kebutuhan saja masih di tanggung oleh orang tua.
2 januari 2002
Saat itu hujan turun begitu deras, petir saling menyaut satu sama lain. Menggambarkan suasana malam yang begitu mencengkam. Tapi aku tidak menyangka tiba-tiba saja kau mengetuk pintu kamar kostku. Dengan kondisi baju yang sangat basah dengan mata mengeluarkan air yang tersamarkan oleh hujan. Kau tiba-tiba saja langsung memelukku dan mengatakan bawalah dirimu. Aku pun cukup tercengang akhirnya aku memutuskan untuk membawa diri mu masuk terlebih dahulu. Namun sebelum kau sampai ke dalam dirimu sudah di tarik dalam dekapanku oleh ayah dan ibumu. Kau pun masih memberontak walau sudah di tarik ke dalam mobil. Saat kau sudah masuk ke dalam mobil, ayah mu kembali ke hadapanku dan mengancam diriku.
Aku tidak takut akan ancaman dari ayah mu yang aku khawatir kan adalah keadaanmu. Saat itu semua sudah berlalu aku hanya termenung di dalam kost an ku. Dan memikirkan apa yang menjadi permintaan dirimu. Namun saat melihat wajah ayahmu aku menjadi tidak tega bagaimana jika aku berada di posisi dirinya. Bahwa mengetahui bahwa anak pertama mereka yang selalu di bangga-bangga kan memiliki orientasi yang berbeda dari anak gadis lainnya. Pasti mereka begitu sangat kecewa.
Hingga pagi pun menjelang aku tidak bisa tidur sama sekali.
Semua kejadian malam itu selalu ku pikirkan dengan baik.
21 februari 2002
Seharusnya menjadi bulan yang penuh cinta tapi tidak dengan yang ku rasa kan. Aku merasa benar-benar patah hati dan rasanya hidupku begitu hancur saat mengetahui bahwa sebentar lagi kau milik pria yang di pilih oleh kedua orang tuamu. Pria yang lebih dari diriku ini.
23 april 2002
Hari ini adalah hari yang paling bahagia untuk kedua orang tua mu. Tapi tidak dengan diriku hari ini hatiku hancur berkeping-keping. Ingin rasanya aku hadir dalam pernikahan dirimu tapi aku takut aku tak sanggup melihat dirimu bersama pria itu.
21 juli 2006
Sudah 4 tahun lebih aku tidak mendengar kabar dirimu, sekarang aku sudah cukup sukses dengan hidup ku. Tapi tahun ini juga merupakan tahun terberatku, karena aku telah jujur kepada kedua orang tua ku. Saat ku bilang kepada kedua orang tua mengenai orientasiku yang berbeda, ku pikir mereka akan sama dengan ke dua orang tuamu tapi tenyata mereka berbeda, mereka menerima diriku yang seperti ini walaupun mereka menerima dengan air mata yang mengalir deras. Awalnya aku tak sanggup melihat mereka. Tapi mereka itu meyakin kan aku untuk mengejar kebahagianku.
24 juli 2016
Sudah 14 tahun aku tidak mengetahui keberadaan dirimu. Dirimu yang bagai kancil mencuri dan membawa hatiku bersama dirimu. Hingga sekarang aku tak bisa bahagia dengan siapa pun walau banyak yang datang silih berganti.
Februari 2017
Hari ini ku datang ke taman sambil menikmati satu cup tea. Ku memilih duduk di sebuah bangku dekat sebuah pohon. Kulihat sekelilingku banyak yang datang bersama pasangannya. Aku hanya bisa itu akan mereka karena 15 tahun yang lalu bulan ini merupakan bulan yang sangat sedih mengetahui bahwa dirimu bukan miliku lagi.
Aku pun termenung akan masa lalu hingga aku tak sadar bahwa ada seorang kawan lama yang menepuk bahu ku. Dan dia tanpa sadar bercerita tentang dirimu. Dan dia sekaligus memberi tahu dimana biasanya dia melihat dirimu.
September 2017
Sudah 7 bulan aku selalu mencari dirimu dengan duduk di sebuah banggu dekat perlintasan. Hari ini hujan turun begitu deras tapi aku tidak beranjak sedikitpun dari banggu yang telah menemani diriku ini. Hingga sore beranjak pun aku masih tidak melihat dirimu keberadaan dirimu. Hingga aku pun ingin beranjak dari bangku ini tanpa ku duga kulihat dirimu yang mengenakan sweater biru tua dengan payung berwarna hitam. Aku pun langsung berlari menghampiri dirimu. Tanpa peduli dengan pandangan orang-orang sekitar. Namun sayangnya aku kehilangan jejak dirimu di kerumunan manusia yang ingin memasuki stasiun. Hampir saja aku berputus asa akan keberadaan tapi tiba-tiba suaramu mengagetkan diriku.
Dari yang kulihat dirimu tidak ada yang berubah kecuali matamu yang terlihat bengkak. Entahlah apa yang telah kau alami selama 15 tahun yang lalu. Aku pun langsung memeluk dirimu. Menyalurkan kerinduan yang ku tahan selama 15 tahun.
Januari 2019
Sudah 2 tahun yang lalu saat ku bertemu dengan dirimu. Sekarang aku sudah bahagia bersamamu. Sambil duduk di bangku teras rumah kita dengan di temani oleh teh hangat yang mengepulkan asapnya. Kita saling memandang air yang turun dari langit.
"Hei sayang, perjalanan cintaku dengan dirimu sama seperti hujan ini ya"
"Heee, bagaimana bisa kau samakan perjalanan cinta kita"
"Iya, kau itu bagai air dan aku adalah buminya".
"Hei berhenti lah menggombal karena kita berdua sudah tua akan hal itu"
"Tidak sayang, aku tidak menggombal, tapi itulah kenyataannya. Kau yang ku ibaratkan air, awalnya air berasal dari bumi, sama dengan dirimu kau awalnya berpacaran denganku."
"Jika hanya itu saja, dari mana kau bisa menyimpulkan perjalanan cinta kita"
"sttttt, dengarkan penjelasan dari diriku dulu saya baru kau boleh mengomentari pandangan diriku terhadap perjalanan cinta kita"
"Huh, baiklah aku akan diam dan menyimak pandanganmu akan hubungan kita"
"Oh iya, tadi aku sampai mana sayang?"
"Kau bilang aku adalah air"
"Oh iya aku lupa sayang, maafkan aku"
"Lanjutkan saja pandanganmu itu"
"Kau itu tidak pernah berubah ya, kau terkadang tetap ketus terhadap semua orang jika kau sedang kesal"
"Lena ku sayang, cepat lanjukkan pandanganmu akan hubungan kita, atau aku benar-benar kesal terhadapmu dan menyuruh dirimu untuk tidur di sofa depan"
"Ok ok sayang, aku akan melanjutkan tapi kau tidak perlu mengancamku segala sayang"
"Lenaaa, cepat kau mulai atau aku benar-benar...."
"Ok aku mulai tapi mulai apa sayang?"
"Lenaaaa, ish kau ya.... Benar-benar menyebalkan."
"Ok sayang aku akan mulai tapi bibirmu biasa aja dong jangan di majuin segala tar tumpah aku gak mau nadahin loh"
"Lena aku serius, kamu mah malah di ajak bercanda mulu dari tadi"
"Baiklah aku serius ini, kenapa aku bisa berpikir kenapa kau itu adalah air karena awalnya air berada di bumi bukan, dia mengalir melalui selah-selah bumi dan menjadi mata air, namun lama-kelamaan air yang berada di bumi akan menguap dan menjadi awan untuk mengelilingi langit. Sama seperti dirimu awalnya kau adalah milikku namun karena kedua orang tuamu kau tidak bisa bersama denganku. Dan langit itu aku umpamakan sebagai pria yang pernah memilikimu. Saat air yang berubah menjadi awan telah lelah mengelilingi langit dia pun kembali untuk bersama buminya, dia turun dengan bentuk awalnya yaitu air, sama seperti dirimu saat kau lelah dengan semuanya aku tak menyangka bahwa dirimu kebali bersama diriku ini, sungguh aku tak percaya akan hal ini sampai saat ini. Bukan bermaksud untuk meragukan cintamu kepadaku tapi jika ku ingat akan masa laluku aku tidak pernah terbayangkan kita bisa hidup bersama dalam satu atap."
Ku teguk segelas teh hangat sebelum teh itu mendingin dan biar kan sejanak keheningan yang menyelimuti kita, ku lihat wajahmu seolah-olah kau benar-benar membayangkan akan masa lalu.
"Dan saat air itu turun ke bumi banyak makhluk yang bersuka cita akan kehadiran dirimu, sama seperti diriku yang bersuka cita menyambut dirimu. Walau air pun telah menempuh perjalana yang cukup jauh untuk kembali ke bumi tapi dia akan selalu tahu tempat di mana dia akan berakhir, sama seperti dirimu walaupun kau telah bersama dengan orang lain tapi kau sekarang ini duduk di sebelah diriku sambil menikmati secangkir teh hangat. Sejauh apapun kau menjalankan kehidupan ku yakin kau akan kembali pada diriku sama seperti air yang akan kembali pada buminya"
Kulihat dirimu mengeluarkan air mata, langsung ku hapus air matamu.
"Hei sayang janganlah menangis semua hal yang pernah terjadi dalam hubungan kita janganlah kau sesali, karena semua yang terjadi dalam hubungan kita membuat diri kita menjadi lebih baik dari sebelumnya."
"Hisk maaf kan aku lena ku sayang aku tidak bisa membalas semua penantianmu yang terbuang saat aku bersama pria itu".
"Hei bukan kah sudah ku bilang janganlah menangis, aku tak masalah akan waktu yang lalu, aku sudah cukup bahagia dengan kau sudah berada di sampingku saat ini dan di masa depan, walaupun aku tidak tahu bagaiman masa depan asalkan bersama dirimu aku yakin aku bisa bahagia walaupun banyak masalah yang akan menghampiri. Apa kau yakin akan selalu bersama diriku dalam menghadapi semua masalah?"
Dengan sebuah anggukan dari dirimu atas pertanyaanku, aku pun langsung memelukmu begitu erat dan mengajak dirimu untuk masuk ke dalam rumah karena makin lama berada di luar rumah semakin dingin dan secangkir teh pun tak akan mampu menghangatkan tubuh kita dalam sebuah kedinginan.
End
Ps
Cerita di tulis saat air jatuh menghantam bumi dengan deras
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro