Will you marry me?
Pair: Tamaki x Sogo
Genre: Boys love, sweet
***
3rd pov
Hari menjelang malam, matahari telah tenggelam, Sogo sedang membaca sebuah buku novel dikamarnya. Ia duduk diatas kasur bersama dengan kekasihnya, Tamaki yang sedang bermain game. Hari ini, mereka mendapatkan hari libur untuk sehari. Besoknya mereka akan kembali bekerja.
"Tamaki-kun....." Sogo menutup buku.
"Mau sampai kapan tiduran diatas pangkuanku?" ucapnya pada Tamaki.
"Sebentar lagi...." Tamaki yang keasikan main game tidak sadar jika Sogo merasa keberatan.
"AKKKKKHHHH-- KALAH!!!!!"
"Padahal sebentar lagi menang..."
'Kawaii....' batinnya ketika melihat wajah cemberut dari Tamaki.
"Tapi Tamaki-kun sudah berusaha." Sogo tersenyum dan mengelus kepala Tamaki.
"Yaddaaaa!!! Tetap mau menang!!" Tamaki menggembungkan pipinya. Di waktu liburnya dia menghabiskan waktunya dengan bermain game dan memenangkannya. Tapi seperti yang dilihat? Kekalahan untuknya.
"Cihhh--- besok kerja lagi. Nggak bisa main lagi-"
Sogo melihat tingkah Tamaki membuatnya tertawa. Baginya tingkah Tamaki imut dan menggemaskan.
"Tamaki-kun bisa memainkannya lagi setelah kerja."
"Ngomong-ngomong, tentang pekerjaan kita untuk besok." Sogo mengambil handphone disampingnya dan mencari jadwal untuk besok. Setelah menemukannya, ia memperlihatkannya pada Tamaki.
"Kabar baiknya, besok kita ada pemotretan majalah. Hanya 1 pekerjaan saja."
"Model majalah ya.... ?" tanya Tamaki sambil melihat Hp Sogo. Tamaki mengscroll hp Sogo mencari tema pemotretan majalah itu.
"Are ? Pemotretan kali ini tidak ada tema ya ? Sou-chan tahu temanya ?" Sogo mengangguk.
"Banri-san bilang pemotretan kali ini mengambil tema pernikahan. Kita dijadikan model pakaian pria untuk pernikahan." Sogo menjelaskan.
"Heee....sepertinya bagus untuk latihan--" ucap Tamaki
"Pernikahan ya...." gumamnya ketika mendengar kata pernikahan.
"Sepertinya menyenangkan. Bukankah begitu, Tamaki-kun? Pasangan saling berjanji dan resmi menjadi suami istri. Dengan cincin sebagai tanda mempersatukan. Pasti indah." Sogo tersenyum, ia bisa membayangkan betapa bahagianya menikah.
"Ayo berjuang!" tambahnya menyemangati Tamaki. Sementara yang disemangati, terdiam.
Suasana mulai hening
"Ano---Sou-chan...."
"Mungkin ini berhubungan dengan tema majalah besok..." Tamaki terbangun dari pangkuan Sogo lalu pegang tangan Sogo.
"Hum, doushita no Tamaki-kun?" Sogo menatap Tamaki dengan bingung. Ia penasaran dengan ucapan Tamaki.
"Mungkin ini juga terlalu cepat....tapi..."
"Sou-chan- menikahlah denganku! Kita sudah lama berpacaran bukan ? Aku pikir saatnya kita untuk menjadi pasangan kekasih yang sebenarnya."
"....eh?" Sogo terdiam, ia sedang memproses ucapan Tamaki.
'....Menikah? eh?!?!' Seketika wajahnya memerah.
"T-tunggu, maksudmu menikah? Tamaki-kun m-melamarku?!" Tamaki mengangguk dengan wajah memerah panas.
"Datte- aku sudah lama suka dengan Sou-chan...aku juga mau hubungan kita lebih dari pacaran"
"Aku...." Tamaki memalingkan muka ke arah lain malu untuk ngomong dengan menatap mata Sogo.
"Aku...ingin menjadi suamimu--"
Mendengar kata 'suami' membuat Sogo memerah padam, ia bisa merasakan kepalanya berasap karena rasa malu yang ia tahan. Sogo kebingungan menjawab pernyataan Tamaki.
'B-bagaimana ini? Aku senang karena Tamaki-kun melamarku, tetapi bukankah ini tiba-tiba?'
"Tamaki-kun.....serius? Apakah karena pemotretan majalah itu, kamu ingin melamarku?"
"Ya...besok kita pasti pakai baju pengantin pria kan ?"
"Dakara- Bagaimana kalau besok kita anggap pemotretan itu adalah sebuah latihan ?"
"A-aku tau tapi..."
"Bukankah ini terlalu cepat? Tamaki-kun belum cukup umur untuk menikah."
"......."
'Benar juga- harus 20 tahun ya...' pikir Tamaki ragu-ragu.
"Tapi..."
"Aku tidak mau kehilangan sou-chan--?!" Sogo menempelkan telunjuknya dibibir Tamaki. Membuatnya berhenti bicara.
"Jangan khawatir, aku akan selalu bersamamu. Lagipula, hanya Tamaki-kun saja yang ada dihatiku." ucap Sogo, tersenyum.
"Begini saja. Mari kita membuat janji." Sogo mengeluarkan jari kelingkingnya.
"Aku berjanji akan menerima lamaranmu ketika Tamaki-kun sudah berumur 20 tahun. Bagaimana?"
Tamaki mengeluarkan jari kelingkingnya dan mengaitkannya dengan kelingking Sogo.
"Awas saja Sou-chan sudah dapat pasangan yang lain-" Tamaki mengambek dan menggembungkan pipinya.
"Fufu, Ha'i. Tamaki-kun berpikir aku akan mencari pasangan baru? Tidak, aku akan menunggumu." Sogo tertawa kecil sambil mencubit kedua pipi Tamaki dengan pelan.
"Mungkin saja dengan Yama-san-" gerutu Tamaki.
"Aku tidak mungkin bersama Yamato-san. Dia kuanggap kakak sendiri, lagipula kami hanya membahas pekerjaan dan teman curhat. Jangan khawatir." balas Sogo sambil mengibaskan tangan.
"Baiklah, kalau tidak percaya. Malam ini pengecualian, Tamaki-kun boleh menciumku sebagai bukti aku milikmu."
"C-cium !?" muka Tamaki memerah lagi karena baru kali ini Sogo membolehkannya untuk cium. Sogo mengangguk.
"Tamaki-kun tidak mau?" tanyanya.
Tamaki langsung mencium bibir Sogo dan melumatkannya. Membuat Sogo terkejut karena tiba-tiba tanpa diberi aba-aba Tamaki sudah menciumnya. Ia menerima ciuman Tamaki, wajahnya ikut memerah. Ketika melepas ciumannya, Tamaki mendekat ke telinga Sogo.
"Aku percaya- karena Sou-chan membolehkan aku untuk menciumu-"
"Tamaki-kun......"
"T-tanpa kuberi izin, Tamaki-kun tetap menciumku......" Sogo memalingkan wajah.
".....s-sesuka hatimu." wajahnya semakin memerah.
"Mungkin kalau kita sudah menikah....aku bisa melakukan yang lebih lho~" ucap Tamaki sambil tertawa kecil.
"Ya sudah- aku mau tidur- oyasumi Sou-chan" Tamaki berdiri dari ranjang Sogo lalu pindah ke kamarnya.
"O-oyasumi....." Sogo melihat Tamaki meninggalkan kamar. Ia masih memproses ucapan Tamaki.
Tiba-tiba wajahnya memerah padam, ia menjatuhkan tubuhnya diatas kasur, ia memeluk bantal dan menyembunyikan wajahnya.
"Uuh....lebih katanya? ....." pikirannya mulai aneh. Sogo membuang pikiran anehnya dan fokus untuk tidur.
***
Sampai di kamar, Tamaki menyiapkan barangnya untuk besok pemotretan. Saat itu Tamaki mulai berpikiran negatif soal pemotretan besok.
"Tema....pernikahan ya..."
"Besok....hanya aku dan sou-chan saja kan ?! Tidak ada pengantin wanita !?"
"Daritadi aku hanya memikirkan berfoto dengan Sou-chan saja...."
Tamaki memukul diri dia sendiri dan berusaha berpikir positif.
"Semoga tidak ada pengantin wanitanya..."
Selesai membereskan tasnya,Tamaki beranjak ke kasur untuk tidur.
***
Keesokan harinya, Sogo dan Tamaki telah sampai dilokasi pemotretan untuk majalah. Banri sebagai manajer MEZZO memberitahu, pemotretan hari ini ditemani oleh model wanita sebagai pengantin wanita. Rencananya akan dimulai siang nanti, pagi ini pemotretan dilakukan sendiri-sendiri.
"Tamaki-kun, daijoubu?" terdengar suara kekhawatiran dari Sogo ketika melihat wajah Tamaki ketika staff menjelaskan intruksi untuk sesi pemotretan.
"Ti....tidak apa...."
'Sudah kuduga firasatku benar----ternyata ada pengantin wanita' pikir Tamaki dalam hati, menghela nafas.
'Yang paling ku khawatirkan adalah Sou-chan- ketika saat aku berfoto dengan model itu....pasti bakal ada parade pisau....' Tamaki bisa membayangkan aura hitam yang keluar dari tubuh kekasihnya.
"M-mungkin akan ada foto kita berdua." Tamaki tersenyum canggung ke Sogo.
Sogo menaikkan alis, menyadari sesuatu. Ada yang tidak beres dengan tingkah Tamaki. Namun ia menyembunyikannya dengan senyuman dan mengelus puncak kepala Tamaki.
"Souda ne. Semoga saja."
Tiba-tiba salah satu staff meminta Sogo dan Tamaki untuk bersiap-siap diruang tunggu.
"Sudah waktunya, ayo!"
Tamaki dan Sogo menuju ruang ganti dan setelah sampai, mereka melihat baju yang terpajang di mannequin. Staff menunjukan mana yang akan dipakai Tamaki dan Sogo.
"Kenapa punyaku lbh banyak renda ?!" pikir Tamaki kesal. Sogo yang tengah melihat baju yang akan dikenakan, menghampiri partnernya.
"Tamaki-kun, bajumu bukan itu. Tapi ini." Sogo menunjukkan baju disebelah baju berenda.
"Sebelumnya Staff meminta maaf padaku karena kelalaiannya memberi baju." Sogo menjelaskan pada Tamaki.
"S-selamat....." Tamaki menghela nafasnya, dia mengira dia akan menggunakan baju berenda itu.
"Baiklah- aku pakai ini-" ucap Tamaki ke salah satu staffnya untuk melepas bajunya dari mannequin dan memberinya ke Tamaki
***
Sogo dan Tamaki telah memakai baju untuk pemotretan, mereka telah selesai dirias.
"Bajunya bagus....." gumam Sogo, kagum dengan bajunya.
Tamaki berdiri di depan cermin dan melihat dirinya,dia pikir jika tampangnya sangat aneh.
'Apakah rambutku harus dikebelakangkan seperti ini !?" Rasanya....tidak terbiasa....'
Tiba-tiba salah satu staff memanggil Tamaki dan Sogo untuk ke studio, setelah sampai terdapat dua model wanita yang sedang difoto oleh fotografer.
'Semoga....tidak terjadi apa-apa....' pikir Tamaki dengan tampang suram.
Sogo memperhatikan Tamaki, ia seperti bisa mengetahui isi pikiran Tamaki dari ekspresinya.
"Tamaki-kun....." Sogo menepuk bahu Tamaki agar dia dapat tenang.
"Daijoubu. Semua akan baik-baik saja."
Salah satu staff menghampiri Sogo dan Tamaki. Memberitahukan agar mereka standby. Hari ini giliran Sogo dipotret.
"Aku pergi dulu." Sogo mengikuti staff dan mendengarkan arahan dari fotografer. Ia berpose sesuai arahan fotografer.
'Ugh----biasa saja....biasa saja--' pikir Tamaki sambil memperhatikan Sogo yang sedang difoto dengan model wanita itu.
"Lebih baik aku ke ruang ganti dulu- mungkin dengan Ousama purin aku bisa tenang" gumamnya. Lalu Tamaki izin ke salah satu staff untuk ke ruang ganti untuk mengambil ousama purin yang dia bawa.
'Ah, Tamaki-kun tidak ada. Kemana dia?.....' batinnya ketika menyadari Tamaki tidak ada di lokasi pemotretan.
"Osaka-san, pose terakhir!" Sogo sedikit terkejut dengan suara fotografer. Model wanita yang bersama Sogo memperhatikan tingkah Sogo.
"Baiklah." Sogo melakukan pose terakhir bersama model wanita.
'pose ini....sedikit....'
Dengan terpaksa Sogo melakukan pose yang sedikit....menurutnya lebih dekat. Mungkin agar dapat feelnya saat menikah. Tak terasa waktu berlalu, Sesi pemotretan untuk Sogo telah selesai.
"Otsukaresama deshita."
Sementara itu, di ruang ganti
"Hmm ? Suara fotografer itu...terdengar sampai sini ya-" gumam Tamaki sambil makan ousama purinnya.
"Habis ini...giliranku...rasanya akan bahaya nih-"
"Yotsuba-san ayo ke studio!" salah satu staff memanggilnya.
"Ah- ha'i--"
Tamaki menghabiskan ousama purinnya dan balik ke studio. Sampai di studio Tamaki tidak sengaja melihat laptop yang dipakai fotografer untuk melihat hasil foto. Disana terlihat foto Sogo dengan model wanita yang posenya terlalu dekat.
"........"
'Fotografer itu--?!' batin Tamaki sambil menahan amarahnya. Ia tidak boleh emosi disini, dia tak ingin Sogo kerepotan karnanya.
***
Sogo duduk dikursi yang telah disediakan staff. Ia meminum air pemberian staff sambil memperhatikan Tamaki yang sedang fokus melihat laptop fotografer.
"Tamaki-kun.....jangan-jangan melihat pose terakhir itu?!" gumamnya saat melihat ekspresi Tamaki yang terlihat samar.
"Yotsuba-san~~ kemarilah- pengantin wanita-mu sudah menunggumu~" fotografer memanggil Tamaki.
"Fotografernya bukan yang biasa ya---" pikir Tamaki.
Tamaki masuk ke area pemotretan lalu berpose dengan pengantin wanita itu sesuai dengan apa yang di suruh fotografer.
'Glek---entah kenapa pose ini lebih dekat daripada pose Sou-chan tadi?!'
"Yotsuba-san~ coba peluk pengantin wanitanya dengan romantis~" seru fotografer itu.
"P-peluk ?!" Tamaki terkejut dengan apa yang diinginkan fotografer itu.
Sogo dapat mendengat kata 'peluk' dari fotografer, tatapan tajamnya ia arahkan ke Tamaki dan pelamin wanita dari kejauhan.
Aura disekelilingnya menyebar dan bewarna hitam, pertanda hal buruk akan terjadi.
Sogo masih menahan amarah, ia tersenyum dengan aura hitam disekitarnya. Senyuman menusuk untuk pengantin wanita tersebut.
Sogo tidak ingin mengakui bahwa ia cemburu, Tamaki pasti juga cemburu melihatnya berpose bersama pengantin wanita itu.
Sementara itu, Tamaki udah menduganya. Selama pemotretan, dia di hujani banyaknya aura-aura tidak mengenakkan dari Sogo. Bahkan staff pun merasakannya.
Semoga tidak jadi bencana
***
Sesi foto untuk Tamaki berakhir dengan cepat. Dia tidak ingin berlama-lama didalam studio. Jadi Sogo langsung keluar menuju ruang tunggu.
"Yotsuba-san Otsukaresama~" seru forografer pada Tamaki.
"Otsukaresama-" Tamaki membalasnya dengan nada rendah, dia melepas pelukannya dengan pengantin wanita itu dan duduk di kursi yang telah disediakan staff.
"Haah.... Aku sempat nggak bernafas saat berfoto tadi--"
'Aku...terbiasa pelukan dengan Sou-chan...' batin Tamaki sambil melihat kedua tangannya.
Tiba-tiba Tamaki menyadari sesuatu. Dia tidak melihat Sogo disekitar lokasi pemotretan, Tamaki mulai bertanya ke salah satu staff dan mengatakan bahwa Sogo ada di ruang tunggu dengan tampang suram.
Setelah mendengar itu Tamaki langsung menuju ke ruang tunggu.
'Dia....cemburu ?!' Tamaki mulai khawatir dan bergegas ke ruang tunggu.
***
Di ruang tunggu, Sogo dapat melampiaskan emosinya. Ia menangis disana, membiarkan butiran-butiran air mata yang membasahi pipi. Tetapi hanya sementara, ia yakin Tamaki akan segera keruang tunggu. Maka dari itu, ia dengan cepat menghapus air matanya.
"Sou....chan ?"
Tiba-tiba Tamaki memasuki ruangan, memanggilnya. Ia menoleh kearah Tamaki.
"Tamaki-kun.....otsukaresama...." ucapnya tersenyum.
"......"
Tamaki menghampiri Sogo lalu memegang kedua pipinya. Pipi Sogo terasa basah dan Tamaki sudah menduganya jika Sogo akan cemburu soal pose tadi.
"Sou-chan....jangan nangis..." ucap Tamaki sambil peluk dan mengusap-usap punggung Sogo.
Sogo dapat merasakan kehangatan dari tangan dan pelukan Tamaki. Seketika ia merasa inilah yang ia butuhkan.
".....bagaimana Tamaki-kun bisa tau?" tanya Sogo.
"Datte- aku tahu Sou-chan akan cemburu soal tadi-"
"Aku merasakan tatapan gelapmu dari kejauhan juga-"
"Dan lagi....matamu merah...pipimu basah..."
"....." Sogo menatap Tamaki tidak percaya. Tamaki bisa mengetahui bahwa ia cemburu.
"....gomen...." Sogo memeluk Tamaki, menyembunyikan wajahnya.
"Maaf....kalau aku cemburuan. Tamaki-kun pasti tidak menyukainya."
"Siapa yang nggak suka? Aku malah senang kalau Sou-chan cemburu!"
"Eh, Tamaki-kun....senang? Maksudmu??" Sogo menatap Tamaki.
"Bukankah kalau Sou-chan cemburu artinya Sou-chan sangat sayang padaku ?"
"Aku merasa lega...Sou-chan bisa cemburu karena hal itu-"
"Tamaki-kun....." Sogo mendengar ucapan Tamaki.
'Sayang....kah.....benar juga, aku tidak ingin Tamaki-kun jatuh hati pada orang lain.....selain diriku' batin Sogo. Tapi dia mulai ragu, bagaimana kalau Tamaki risih dan meninggalkannya?!
"Tamaki-kun tetap menyukaiku yang cemburuan ini?" Sogo memberanikan diri bertanya.
"Tentu saja!" Tamaki merasa gemas terhadap Sogo dia mencubit hidung Sogo pelan.
"Lucu banget sih!"
"Ittaii...." Sogo mengelus hidungnya.
"Jangan menangis lagi ya!"
"Ha'i-Ha'i."
***
"Umm.....Ngomong-ngomong, Tamaki-kun tidak ingin mencoba latihan?" tanya Sogo, tiba-tiba.
"Latihan apa ?" Tamaki memiringkan kepalanya.
"Latihan pose." ucapnya singkat.
"Tamaki-kun tidak ingat ucapanmu kemarin?"
"Ah, itu...Sou-chan...mau posenya seperti apa ?"
"Pose saat Tamaki-kun bersama pengantin wanita itu."
Tamaki langsung terpikir pose yang bersama pasangan wanita modelnya.
"Ah...itu"
"Tapi....aku ingin sesuatu yang lebih, bolehkah?"
"Are ? Apa itu sou-chan ?"
"Hmm, pose yang lebih nyata. Tidak dibuat-buat. Ah, terserah Tamaki-kun saja."
"Lebih....nyata kah....hmm.... Ah, aku tau !"
Tamaki mulai mengangkat tubuh Sogo seolah-olah digendong seperti tuan putri.
"Seperti ini ?"
"...?!?!" wajah Sogo langsung memerah, ia digendong seperti tuan putri.
"A-aah.....i-iya, seperti ini." Sogo memperhatikan Tamaki, ia melingkarkan tangannya disekitar leher Tamaki.
"Hei... Tamaki-kun tidak menyesal menikah denganku?"
"Kenapa harus menyesal ? Kan hanya Sou-chan seorang yang aku cinta..."
"Bukan yang lain!"
Sogo tertawa kecil, ia sudah menduga jawaban Tamaki.
"Baiklah, aku akan menunggumu 3 tahun lagi."
"Un! Aku tidak sabar menjalani kehidupanku dengan Sou-chan-!" Tamaki membalasnya dengan senyum tipis.
"Fufu, aku juga. Ayo berjuang bersama!" Sogo memegang pipi kanan Tamaki, ia mendekatkan wajahnya.
"Daisuki, Tamaki-kun...."
"Daisuki dayo...Sou-chan..." balas Tamaki lalu mendekat ke Sogo dan mencium bibirnya. Sogo menutup mata dan menerima ciuman dari Tamaki.
Cukup lama mereka berciuman hingga terdengar suara ketukan pintu. Salah satu staff meminta mereka keluar dari ruang tunggu karena pemotretan sesi kedua akan segera dimulai. Berkat itulah ciuman mereka terlepas saking kagetnya.
"Cih, gangguin terus! Baru bagian bagusnya..." gerutu Tamaki. Sogo hanya bisa terkekeh melihatnya.
"Sudah-sudah, ayo kembali!" Tamaki menurut dan keluar bersama Sogo.
Sweetnya~ tapi banyak penganggu
***End***
Yahoo~~ dengan Hana disini~~
Iyaaa akhir akhir ini kebanyakan publish Tamasou. Hana mah maunya kapal mereka trus berlayar~/digebukin readers
Gomen gomen~ Kalo gitu jangan lupa like dan komennya ya! Siapa tau ada saran pair dari readers kan?
Bye byeeeee
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro