
Meeting (Karatoga)
Ayakashi Mangekyo (Karatoga)
Genre: Comedy, BL, Angst/hurt
Pair: GakuYama & TamaSou
*Peran*
Gaku as Hanabusa
Yamato as Kasane
Sogo as Momiji
Tamaki as Ungaikyo
Mitsuki as Kamaitachi
Place: Hikage Town(Hikage machi), Ramen Kuzunoha, Forest Square
Happy Reading~
***
3rd pov
Di Hikage Town yang damai, seorang leader Kanatashu Second Squad, Kasane bersama anak buahnya melakukan patroli di sekitar Hikage Town seperti biasa.
Kasane beserta anak buahnya berkumpul di town squarenya kota Hikage. Hari ini harinya patroli dan dia yg harus ngasih perintah.
Jadi leader susah juga ya~
"Yosh kalian semua, misi kali ini patroli sendiri-sendiri. Jadi berpencarlah dan manfaatkan waktu buat mengenal lebih jauh lokasi rumit disini. Kalo ada yokai yg diluar batas, langsung beri nasehat. Tapi kalo masih gitu, langsung habisi. Berlaku buat manusia juga. Ngerti? Nah bubar~"
Kasane memerintahkan anak buahnya patroli sendiri-sendiri agar bisa mengenal lokasi Hikage Town yang dirasanya rumit ini.
Anak buahnya yg dengar penjelasan kasane jadi bingung. Tapi paham juga dan mengikuti perintah lalu berpencar di Town Square.
Disanalah Kasane mengeluarkan seringainya. Semua berjalan baik.
Inilah saat emasnya Kasane
"Saa tte, saatnya patroli~" kasane berjalan santai, patroli
Tapi bukannya mengelilingi Hikagemachi, Kasane langsung menuju ke satu tempat
Tempat yang mana lagi kalo bukan ke kedai ramen kuzunoha yang dikelola seorang yokai Kyubi no Kitsune.
Cuma dia satu satunya yokai yang mau mengelola makanan manusia.
Sampai disana, kasane menyapa pelanggan dan pemilik kedai.
"Yo~ pesan ramen kayak biasa~" ucapnya riang, yokai yang lagi memberikan ramen ke pelanggan jadi sweetdrop. Siapa lagi kalo bukan Kamaitachi, yang katanya bukan pekerja di kedai tapi malah bantuin Kyubi.
"Kasane-san, hari ini gak bolos-"
"Jangan sebut itu dong~ cuma istirahat doang. Udah bikin aja" potong kasane. Kamaitachi langsung kesal dan buat ramen pesanan kasane.
Kasane duduk di kursi kosong menghadap pembuat ramen/dapur. Gak butuh waktu lama ramen pun jadi.
"Uwaa- kayak biasanya ya~ ittadakimasuuu" Kasane menyantap ramen.
***
Di lain tempat Hanabusa bersama dengan Momiji mencari makhluk bernama Kasane yang seenaknya menghilang saat sedang berpatroli
"Momiji! Kau tau dimana Kasane? Aku sudah menanyakan anak buahnya tapi mereka juga bilang tidak tahu- apa apaan itu"
Cetus hanabusa kesal
Momiji yang berjalan disamping Hanabusa memasang pose berpikir.
"Maaf, aku baru bersamanya seminggu yang lalu, tapi tidak mengetahui dimana Kasane-san berada."
Hanabusa mendecik. Tiba tiba Hanabusa terpikir suatu tempat
"Momiji-- ikuti aku-- kita ke kedai ramen kuzunoha" Hanabusa bergegas pergi ke kedai ramen tersebut.
"Baik!" Momiji mengikuti Hanabusa menuju kedai ramen kuzunoha.
Sesampainya disana ia mendapati Kasane sedang asik memakan ramen dan membuatnya naik pitam. Sementara Momiji menutup telinga untuk berjaga-jaga, sebelum inspektor yang berada disampingnya berteriak.
"KASANE!"
***
Kasane mengabiskan ramen hingga bersisa kuah. Tinggal bagian terakhir, apalagi kalo bukan habisin kuah yang rasanya khas. Ramen kuzunoha lah yang terbaik.
Kasane ambil mangkok ramen dan siap siap minum. Baru mau minum, tiba tiba aja seseorg berteriak, spontan Kasane nyemburin kuah ramen ke depan, untung gak kena Onibi atau Kyubi. Kalo kena bisa habis dirinya.
"Ohok- apa sih-" Kasane liat hanabusa dan momiji.
'waduh, ketahuan'
"Yo~ Hana-chan, Kaede~ Sini ikutan makan~" sapanya riang seperti biasa, menutupi rasa kagetnya.
Melihat Kasane yang hanya cengir melihat kedatangan Hanabusa ditambah lagi memanggilnya dengan sebutan 'Hana-chan'. Hanabusa semakin kesal dan rasanya ingin menggantung Kasane ditengah tengah hutan.
"SUDAH KUBILANG JANGAN SEBUT NAMAKU SEPERTI ITU! KAU! KENAPA TIDAK BERTUGAS DAN HANYA MAKAN MAKAN ENAK DISINI!"
Seluruh pengunjung ramen memperhatikannya
Momiji ikut memperhatikan bersama pengunjung ramen, ia ingin merelai, namun tidak bisa. Ia tidak ingin kekesalan Hanabusa berpindah kepadanya. Maka dari itu, Momiji memperhatikan Hanabusa dan Kasane.
Telinga kasane bisa bisa budeg dengerin teriakan Hanabusa, ia menutup kedua telinganya.
"Yang kalem dong Hanabusa-han, aku udah patroli. Ini cuma istirahat doang, kau gak tau susahnya aku bangun pagi-pagi buat ke Kanatashu Station? Makan aja belum~" ucapnya santai, seperti biasa.
Kasane selalu santai sampai sampai jadi malas gini. Penjelasannya barusan itu cuma kebohongan belaka biar Hanabusa gak marah.
'Pagi-pagi datang ke station?' pikir Momiji. Ia merasa selama Momiji di lokasi, tak pernah melihat Kasane datang sepagi itu.
"Hanabusa-san, Kasane-san datang terlambat ke Kanatashu station. Kira-kira 30 menit." ucap Momiji, membenarkan. Ia mengatakannya dengan jujur.
Hanabusa sedikit menghentak hentak kakinya
"Hoo--- kau sudah berani berbohong kepadaku ternyata" ucap Hanabusa setelah mendengar penjelasan dari Momiji
"Momiji-- seret Kasane keluar-- aku ingin memberikan hukuman kepadanya"
'Gawat' bulu kunduk kasane berdiri, merinding liat ekspresi hanabusa yang siap ngasih hukuman buatnya.
Kasane sudah lama mengenal hanabusa jadinya tau sifat sifatnya sampai kebiasaan.
Dan juga yang ngasih gelar leader buat kasane tuh juga hanabusa. kasane heran aja kenapa orang mageran dan santai kayak dirinya di pilih.
Aneh kan?
"Chotto matte, kita bisa bicara baik baik, Hanabusa-han?" kasane coba tenangin hanabusa, ia bisa lihat aura aura ingin membunuh dari hanabusa dan juga momiji yang siap menyeretnya kapanpun.
Liat aja dia udah siap sama katana nya.
"Siap!" Momiji menuruti perintah Hanabusa dan mendekati Kasane. Sementara Hanabusa keluar dari toko ramen tersebut. Ia sadar kalau perbuatannya tadi membuat pengunjung tidak nyaman
"Kasane-san.....jangan bergerak!" Momiji tersenyum lalu menarik Kasane keluar dari kedai ramen. Ia tidak segan-segan untuk mengeluarkan katana-nya jika Kasane memberontak.
Malang sekali nasib seorang leader second squad kanatashu ini. Dia berakhir naas dengan seretan seorang newbie kiriman inspektur kejam bin iblis. Tak heran semua menyebutnya 'Oni Taicho'
Kalo pengen tau diseret kayak gimana, Kasane di seret di bagian belakang kerahnya yg dekat sama tali. Untung gak ditarik talinya, kalo iya bisa bisa pembunuhan berencana.
"Kita akan kemana, Hanabusa-san?" tanya Momiji. Hanabusa hanya terus berjalan
"Kita pergi ketempat yang sepi agar tidak menggangu"
Ya mereka akan pergi ke forest square
***
"Perhatikan kalian berdua!"
Hanabusa memasang muka serius walaupun sebenarnya ia masih kesal dengan Kasane
"Hutan ini dikabarkan ada banyak yokai yang melanggar batas. Besok Kasane harus menyelidiki bersama Momiji."
"Kalian akan lembur. Aku tidak bisa menemani kalian karena harus melakukan pemeriksaan. Tapi hanya Momiji yang akan ku tingkatkan upahnya. Ini juga sebagai salah satu hukuman untuk Kasane. Jika Kasane sampai ketahuan kabur lagi aku tak akan segan segan menghukummu lebih parah lagi."
"Kali ini masih ku maafkan karena kita benar benar kekurangan tenaga untuk kasus ini. Kalau ada kejadian apa apa langsung hubungi saya segera. Dimengerti?"
Hanabusa menghentakkan katananya ketanah
Momiji sedikit kaget mendengar upahnya akan dinaikkan. Ia baru menjadi bagian dari Kanatashu, tetapi sudah mendapatkan upah lebih. Tidak heran Hanabusa memerintahkannya untuk kerja lembur. Momiji mengangguk sebagai tanda menerima perintah Hanabusa.
Oke kembali ke Kasane. Selama di seret, dia di paksa dengerin perintahnya si oni gila ini.
Sampai sampai masang wajah 'ini gak adil' atau 'kejam'
Tertulis di wajahnya.
"Ehhhhhhh lembur? Magernya~ soal kabar hutan ini aku juga udah tau~"
"Ngomong ngomong bisa lepasin leadermu ini, kaede~ sakit tau di seret dan di liatin para yokai & penduduk sini." tambahnya sambil nunjuk nunjuk kerah belakang yg lagi di pegang momiji.
Sementara Momiji melihat-lihat keadaan disekitar mereka tanpa mendengarkan ocehan Kasane.
Hutan yang sunyi namun ada banyak kehadiran yang melihat mereka.
'Hutan, yokai.....sepertinya aku pernah datang ketempat ini...tapi kapan?' pikirnya. Setelah puas melihat-lihat, Momiji melirik Kasane lalu melepaskan pegangannya.
"Sudah kubilang berkali-kali, namaku Momiji bukan Kaede, Kasane-san."
Akhirnya lepas juga, sakit kerahnya di tarik tarik kayak narik kuda atau ternak
Kasane langsung berdiri dan rapikan bajunya dari tanah, namanya juga diseret
"Momiji gak cocok denganmu, masih mending kupanggil Kaede-chan~"
"Kalau begitu aku pergi dulu untuk menyelidiki tempat ini."
"Osu, hati hati Kaede-chan~" kasane lambaikan tangan.
"Tolong jangan memanggilku dengan suffix -chan!" Momiji berjalan meninggalkan Hanabusa dan Kasane untuk menelusuri hutan.
***
Dari kejauhan, sosok yokai memperhatikan sekelompok Kanatashu dari jauh.
'Gawat, ngapain mereka kesini?' ucap yokai bernama Ungaikyo. Dia berencana mau ke Kedai ramen Kuzunoha tapi langkahnya terhenti begitu melihat sekelompok Kanatashu. Dia baru menyadari kalau kedai ramen itu salah satu tempat nongkrong Kanatashu.
Ungaikyo langsung kabur dari tempat persembunyiannya begitu melihat salah satu kelompok itu memasuki hutan dan terus berlari sampai tidak sadar telah menjatuhkan cerminnya sendiri.
***
Sementara itu, Momiji sampai ditengah hutan, mencari yokai yang melanggar batas.
Momiji menemukan seekor yokai rubah yang hitam pekat. Ia bisa mengetahui yokai itu adalah yokai yang melanggar batas. Momiji mengeluarkan katananya dan menebas yokai tersebut tanpa ragu.
Setelah menghabisi yokai, Momiji memasukkan katana kedalam sarungnya. Ia menghela nafas.
"Hanabusa-san benar, disini cukup banyak yokai yang melanggar batas." gumamnya, lalu berjalan mencari yokai.
Tiba-tiba Momiji mendengar suara di semak-semak, membuatnya berhenti. Momiji melirik semak-semak dibelakangnya. Ia mendekati semak-semak, tidak lupa untuk waspada dengan menggenggam ganggang katana.
Momiji tidak merasakan aura atau keberadaan yokai dari semak-semak. Ia menaikkan alis, melihat cermin dibalik semak-semak yang ia temukan.
"Cermin ini....."
'.....terlihat tidak asing.....dimana aku pernah melihatnya? Di kediamanku tidak ada cermin seperti ini.' Momiji mendekati cermin dan mengambilnya. Momiji bisa melihat bayangannya didalam cermin.
".....cermin ini..."
***
Saat berhasil kabur, Ungaikyo merasa sangat ringan saat dia berlari tadi, dia mengecek saku dan tasnya ternyata cerminnya hilang.
Ungaikyo balik lagi mencari cerminnya dan melihat Momiji yang memegang cermin miliknya.
'Celaka- harus ku rebut'
Ungaikyo segera merebut cermin ditangan Momiji, sontak membuat Momiji menoleh kearah Ungaikyo yang merebut cermin
"Kau..." Momiji mengejar Ungaikyo
"Tunggu!!"
Ungaikyo terus berlari tanpa menoleh.
"Cih, kenapa dia malah ngejar?!" Ungaikyo mendecih, tak menyangka akan di kejar.
Momiji berlari dengan cepat sehingga bisa mengejar Ungaikyo. Ia menangkapnya dengan menahan tangan Ungaikyo dan mendorongnya ketanah.
Lalu dengan cepat mengeluarkan katana dan menancapkannya disamping kepala Ungaikyo.
"Akhirnya kutangkap."
Ungaikyo menjatuhkan cerminnya pelan ke tanah lalu menahan katana yang di pegang Momiji.
"......."
Ungaikyo tidak memperlihatkan wajahnya kepada Momiji.
"Eh, tunggu! Sepertinya aku mengenalmu...." gumam Momiji.
"Perlihatkan dirimu!" Momiji melepas penutup kepala Ungaikyo tapi dia malah menutupi mukanya dengan lengannya.
"......."
"....yada!"
"Eh, kenapa?!" tanyanya, penasaran. Selama ini, Momiji belum pernah bertemu dengan yokai yang tidak menunjukkan wajahnya.
"Cermin yang kamu rebut itu, aku pernah melihatnya. Apakah kita pernah bertemu?"
***
Di Forest Square....
"Nah, aku ikut patroli juga~" Kasane diam diam mengendap ngendap demi kabur dr hanabusa. Namun sayang nasib nya gak beruntung, Hanabusa udah menahan kerah belakang Kasane.
"Kasane-- ingin kemana kau? Hukumanmu belum selesai loh--" Hanabusa mengeluarkan aura aura membunuh dari dalam tubuhnya.
'Kowaii!!!!' batin Kasane berteriak
"Geh- hukuman lagi? Bagian seret tadi udah hukuman kan? Masa nambah lagi~ Lagian aku mau patroli juga~ Hanabusa-han kan cuma ngawasin dari sini~"
"Aku bilang itu baru salah satu hukumanmu kan? aku belum bilang hukumanmu sudah selesai"
"Malam ini ikut aku lembur untuk memeriksa hutan ini" perintah Hanabusa
Kasane memasang wajah kaget
ikut dia lembur?!
Serius???
"Berdua? Bukannya berpencar, aku merasa kasian sama Kaede-chan. Dia sendirian telusuri tempat ini." Kasane mengacak rambutnya sendiri.
"Kau akan bertugas bersama momiji besok"
"Hai hai terserah kau aja Hana-chan. Tapi tumben sekali inspektor sepertimu ikut memeriksa bersamaku, kangen ya?" kasane godain hanabusa.
"Hah??"
"Kangen? Apa apaan itu?"
Kasane jalan duluan sementara Hanabusa mengikutinya dr belakang.
"Yaa kangen, dulu kita juga barengan kan? Patroli, sebelum kita jadi ketua~" Kasane melipat kedua tangan dibelakang kepala.
"Tidak juga" Hanabusa berjalan dibelakang Kasane sambil memeriksa keadaan sekitar.
"Heee..."
Tiba-tiba di depan mereka ada yokai seperti harimau. Ukurannya besar dan warnanya pekat.
"Jadi ini yokai nya. Besar juga~" Kasane langsung keluarin katana.
"Saa tte, apa rencanamu?"
"Tentu saja menghabisinya" Hanabusa menebas yokai yang ada didepannya dengan sekejap tanpa ragu
"Perhatikan sekitar! Kemungkinan masih ada yang lainnya lagi didekat yokai ini"
Kasane cuma bisa bilang waw liat aksi Hanabusa. Sasuga oni taicho. Tanpa di bilang pun, Kasane udah merasakannya sejak tadi. Di sekitar mereka ada 5 yokai tingkat menengah.
"Oi oi oi, makin banyak aja." Kasane berlari ke salah satu yokai dan menebasnya. Lalu berputar dan menebas yokai dibelakangnya.
"kh, makin banyak" kasane mendecih. Yokainya makin banyak.
Hanabusa memanggil bala bantuan menggunakan ponselnya lalu kembali membantu Kasane untuk memberantas yokai yang semakin banyak keberadaannya.
"Kenapa tidak ada habisnya?!"
Kasane mundur beberapa langkah dan posisinya sekarang dibelakang Hanabusa,membelakanginya.
"Hisashiburi na~ mau lakukan konbinasi denganku, hana chann?"
Hanabusa kesal karena Kasane terus memanggilnya Hana-chan.
"Tch-- Boleh saja-- sebelum itu jangan panggil aku dengan sebutan itu!" Hanabusa menebas yokai yang datang dengan cepat tepat kearahnya
"Hai hai, Hanabusa~" Kasane menebas yokai di dekatnya. Semakin di tebas, semakin banyak Yokai yang terus berdatangan.
"Sial, gak ada habisnya." salah satu yokai datang dan menyerang hanabusa, saat itulah ia melesat dan menahan serangannya dg katana. Namun sayang kekuatan yokainya lebih kuat dan timingnya gak pas, membuatnya jadi terlempar ke belakang, tepat di pohon. Kasane menahan tubuhnya, menancap katana ditanah
"Kasane!!!" Hanabusa berteriak melihat rekannya yang terlempar.
Tapi ia tak boleh goyah. Hanabusa harus fokus pada yokai yang terus menyerangnya
Kesal rasanya tak bisa membantu dalam keadaan seperti ini
"Tch! Kenapa bantuannya lama sekali" gerutu Hanabusa
Gegara lemparan dan waktu itu yokainya menyerang perut. Kasane muntah darah. Serangan tadi benar benar sakit, semoga aja gak kena titik vitalnya.
"Sialan, serangannya kuat juga." Kasane menghapus darah di sudut mulut.
Kasane meliti jumlah yokai dan tingkatannya.
"Tingkah menengah......5 lagi. Biar ku urus ini, Hanabusa lebih baik pergi. Kau tau kan inspektor lebih penting drpd ketua mageran kayak aku"
Hanabusa terkejut mendengar ucapan Kasane . Fokusnya hampir tak stabil dan hampir saja ia terkena serangan dari yokai
"BODOH! Aku kira aku akan meninggalkanmu? Aku akan berusaha sampai bala bantuan datang"
'Sedikit lagi...Kumohon' Batin Hanabusa
Kasane berusaha berdiri dan menyerang yokai yg tersisa yg lagi menyerang Kasane. Keseimbangannya hampir roboh. Tiba tiba kasane di serang yokai jenis macan. Ia terkena serangan dan jatuh ke tanah.
"Ukh...."
Yokai yang tersisa hanya satu, cuma macan
Pandangannya buram
"haha, cuma sampai disini aja kemampuanku. Memang lemah, apa gunanya jadi leader"
Dan semua menjadi gelap
***
Kembali ke tengah hutan. Ungaikyo berusaha keluar dari situasinya, mendorong tubuh Momiji ke depan lalu mengambil cerminnya.
"Kau gak ingat siapa aku?" tanyanya, Momiji dibuat heran olehnya.
"....." Ungaikyo berbalik, melirik Momiji di balik matanya. Melihat ekspresi dan diamnya Momiji membuat helaan nafas keluar dari mulut Ungaikyo.
"...Yappari Ternyata ingatanmu belum pulih, kalo gitu kita tidak bisa bertemu lagi." Ungaikyo melompat, naik ke atas pohon. Dia membalikkan badan menghadap Momiji.
"Kalo kau udah ingat, aku gak keberatan bertemu kau lagi." Ungaikyo melepas penutup kepalanya, Momiji dapat melihat surai biru muda dan mata yang senada dengan surainya.
"Sebaiknya kau kembali menemui rekan-rekanmu, aku merasakan yokai-yokai itu mengamuk"
"Jaa, sayonara...Fuuka" Ungaikyo menaikkan sudut bibirnya, membentuk seringai.
".....eh? Tungg-" Momiji belum menyelesaikan kalimatnya, Ungaikyo sudah menghilang. Momiji terdiam seribu bahasa, hanya ada suara burung dan keheningan di tengah hutan.
"Mata itu....dan rambutnya..."
'Ingatan.....itu. Aku harus mencari tau...'
'Apa yang kulupakan??' pikirnya. Tiba-tiba terdengar suara pohon tumbang, Momiji mengingat ucapan yokai tadi dan bergegas kembali, mencari Kasane dan Hanabusa.
***
Kembali ke bagian Hanabusa dan Kasane. Ketua squad pertama sekaligus inspektor, Hanabusa sudah tidak punya pilihan lain. Percuma saja menunggu bala bantuan kalau dia tidak becus mengurusi yokai-yokai sialan yang mengerumuni mereka. Dengan kekuatannya yang tersisa, Hanabusa berusaha berdiri dan mengabisi yokai-yokai ini.
Sampai pada titik terakhir, dimana dia sudah tidak bisa berdiri lagi. Salah satu yokai berbentuk beruang yang sangat hitam pekat ini mulai mencakar punggung Hanabusa.
Saat itulah tiba-tiba beruang tersebut terhempas berkat semprotan air yang entah darimana asalnya. Juga muncul beberapa api biru di setiap yokai hitam yang siap meledak setiap kali yokai-yokai ini menyentuh api biru. Dengan tambahan angin yang berhembus kencang, membuat para yokai hitam ini terlempar dan mati satu per-satu.
Hanabusa penasaran siapa yang telah melakukan ini semua. Tapi yang pasti, bukan dari manusia.
"Hanabusa-san! Kasane-san!!" samar-samar dari jauh, Hanabusa melihat Momiji menghampiri mereka.
Sial, terlambat sekali
"Sialan, darimana aja kau....."
"M-maafkan aku...."
"Sudahlah, cepat bawa kami keluar dari sini. Dan urus Kasane, dia lebih parah dariku"
"Tapi kondisimu--"
"CEPAT!!"
"Baik!" Momiji bergegas membantu Kasane dan bala bantuan pun telah datang.
***
Sementara itu, dari jauh di kedalamam hutan yang cukup lebat. Seorang yokai memperhatikan dari balik cerminnya.
"....syukurlah"
"Nee~ kau yakin ini pilihan yang bagus? Padahal aku mau nunjukin diri biar semuanya kaget~~" tiba-tiba seorang yokai dengan riangnya mengeluarkan api biru. Sepertinya dia ingin mengejutkan manusia.
"Ahaha, lebih baik jangan. Bisa-bisa kamu dihajar Kanatashu" ucap yokai pengguna air, yang katanya di agungkan para manusia sebagai dewa air.
Yokai kecil pengguna api biru ini menggembungkan pipi, mengambek begitu di beri peringatan atau nasehat. Sementara yokai pengguna angin tengah mengibaskan kipas buatan dari sayapnya.
"Yang penting, kita sudah membantu mereka. Bukankah ini permintaanmu, Ungaikyo?"
Yang dipanggil hanya terdiam seribu bahasa, tidak melihat ketiga yokai yang menatapnya.
"Aku hanya ingin manusia itu gak buang-buang tenaga"
"Yasudah~"
Ungaikyo mendongkak melihat langit dari atas pohon. Menyunggingkan senyuman tipis.
"Semoga kita bertemu lagi....kuharap ingatanmu cepat pulih..."
***
Hana tak tau ingin berkata apa tapi
Yahoo~~ Hana desu >_<
Akhirnya kelar juga cerita ini, maaf kalau berbeda dari event karatoga yang asli. Hana membuat cerita ini sebelum event di gamenya dimulai T_T
Kalo di liat lagi, inspirasinya dr salah satu fanart (Hana lupa naruh gambarnya dimana) dan kebetulan Hana penasaran sama kisah Ungaikyo dan Momiji ini~~
Oke itu aja
Akhir kata vote dan komennya di tunggu >_<
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro