Ha'i, Smile! (Part 3)
Lanjutan dari part 2
Happy Reading!!
***
Tamaki dan Sogo sampai di Taman Hitsujiyama. Tamaki tidak terlalu tertarik dengan bunga, dia hanya foto-foto dengan kameranya saja. Sementara Sogo menyukai pemandangan taman Hitsujiyama, ia bahkan banyak memotret pemandangan ini. Pemandangan alamnya seperti lukisan asli. Udaranya juga bagus, karena Saitama tidak memiliki banyak gedung dan kendaraan, nuansa pedesaan disini sangat kental. Cocok untuk refreshing dan beristirahat.
"Tamaki-kun, ayo kesini!" Sogo melambaikan tangan, ia duduk bersandar di bawah rindangnya pohon. Tamaki langsung menghampiri Sogo di bawah pohon rindang.
"Pemandangannya bagus juga dari sini-" Tamaki banyak foto disana dan sibuk sendiri sementara dia tidak terlalu mempedulikan Sogo yang ada disampingnya. Sogo melihat-lihat foto hasil potretannya. Ia ingin Tamaki melihatnya juga.
"Tamaki-kun, lihatlah ini!" Sogo memanggil Tamaki, namun tidak ada jawaban darinya. Sogo menoleh, melihat Tamaki asik dengan hp.
'Tamaki-kun asik sendiri dengan hp..... Jangan-jangan ia tidak suka berada disini?' batinnya.
Tamaki yang sedang asik memotret hingga tiba-tiba sehelai daun yg mendarat di rambutnya. Bola matanya mengarah keatas dan melihat apa yang ada di rambutnya. Sogo menghampiri Tamaki dan dia berusaha menggapai sesuatu yang membuat Tamaki kebingungan.
"Sou-chan apa yang kamu lakukan ?" Sogo berusaha mengambil sehelai daun itu, menghiraukan Tamaki yang bertanya.
"Dapat. Ini ada...... Ah!" karena kehilangan keseimbangan tubuhnya, Sogo tidak sengaja menjatuhkan tubuhnya ke Tamaki. Sehingga Tamaki terjatuh sambil menahan tubuh Sogo.
"A-aaah maaf!! Tadi ada daun dikepalamu." Jantungnya hampir berhenti, jarak mereka sudah cukup dekat. Ia juga menimpa tubuh Tamaki, wajahnya memerah. Antara malu sama kaget.
Melihat wajah Sogo yang merah seperti tomat, Tamaki mulai melingkarkan lengannya ke pinggul Sogo lalu mencium bibirnya. Yang dicium terkejut dengan tindakan Tamaki. Sogo merasakan sentuhan bibirnya dengan bibir Tamaki. Ia ingin keluar dari situasi ini, namun pinggulnya sudah ditahan, Sogo menutup mata dan berharap ini cepat berakhir.
'A-aaah, Tamaki-kun?!! Kenapa tiba-tiba!!!' perasaannya bercampur aduk, detak jantung berpacu cepat disertai wajah memerah. Sogo mendorong tubuh Tamaki.
"B-barusan...... A-apa yang kau lakukan?!" Sogo tidak bisa berkata-kata, ia terlalu gugup.
"Kissu dayo-"
"Malu ya??" Tamaki menempelkan hidungnya dengan hidung Sogo.
"T-tentu saja aku malu! Bukankah ciuman hanya bisa didapat jika kau menyukai seseorang? Tamaki-kun tiba-tiba sekali melakukannya."
"Eh? Aku menyukai Sou-chan kok!" dengan mukanya yang polos, Tamaki dengan santainya ngomong seperti itu. Wajah Sogo memerah lagi, ia tidak menyangka mendapat pernyataan cinta. Apalagi ditempat dan posisi seperti ini.
"Tamaki-kun......menyukaiku? Kau serius?" Tamaki mengangguk.
"Sou-chan tidak suka ya ? Kalau begitu aku tidak akan mencium Sou-chan lagi-"
"Eh, tunggu sebentar! Bukannya aku tidak suka, tapi....." Sogo terlihat ragu, ia ingin memastikan perasaannya ini benar atau tidak.
Selama perjalanan, jantungnya berdetak kencang dan wajahnya selalu memerah saat begitu dekat dengan Tamaki. Selama ia bersama Tamaki, semuanya begitu berbeda. Jika bersama rekan-rekannya yang lain seperti Yamato, ia tidak merasakan detakan jantung yang cepat. Tetapi ketika bersama Tamaki, ia merasakannya.
"Umm....... Maaf, bisa beri aku waktu sebentar? Aku perlu berpikir."
"Hm, ii yo"
Tamaki lanjut memotret-motret pemandangannya. Dia berpikir mungkin perasaannya tidak akan terbalas karena beda umur.
***
Malam telah berlalu, Tamaki dan Sogo sampai di penginapan. Sampainya berkat Yamato membawa mobil dan menjemput mereka dari Taman Hitsujima. Yamato memesan satu kamar ukuran sedang untuk bertiga. Lalu ada onsen untuk nikmati waktu berendam.
Sogo masih belum membalas pernyataan Tamaki, pikiran dan perasaannya bercampur aduk. Ia ingin membalas pertanyaan Tamaki, namun ia dan Tamaki laki-laki dan beda umur. Tetapi hati kecilnya menginginkan itu. Sogo kebingungan, ia harus membalas seperti apa pernyataan itu.
Saat ini Sogo menenggelamkan wajahnya di pemandian air panas. Menenangkan diri sambil berpikir jernih. Namun sia-sia, helaan nafas keluar dari bibirnya.
"Bagaimana ini......" gumamnya.
Tiba-tiba pintu onsen terbuka, ternyata Yamato. Dia membawa alat mandi dan handuk bertengger di pinggang. Yang dilihatnya ahoge putih 2 buah di kolam.
Oh Sogo ternyata.
Yamato lanjut mandi sebelum masuk kolam alami berisi air panas. Namanya juga onsen, harus tau tata caranya.
Sehabis penyesuaian suhu badan sama air, Yamato masuk ke kolam.
"Akhirnya, ini yg kucari~ liburan nyaman ditemani sake khas sini~" Yamato meminum segelas sake yang entah darimana asalnya dan pas sekali sake beserta botolnya berada disampingnya.
"Sou mau sampai kapan kayak gitu? Nanti sakit lho~"
'Sesekali oniisan perhatian gak papa kan?'
Sogo menyadari kehadiran Yamato, ia kembali pada posisinya.
"Aku tau..." Sogo melihat Yamato minum
"Yamato-san, bukankah tidak baik minum sambil mandi?"
"Tapi enak lho minum~ apalagi ini onsen~" yamato minum lagi untuk kedua kali.
"Jadi, bagaimana perjalanan kalian? Sepertinya Sou banyak pikiran sekarang~ Oniisan tau itu~" yamato sudah tau, saat ia membawa mereka berdua ke penginapan juga tidak ada pembicaraan. Semuanya diam gitu. Bukannya itu artinya terjadi sesuatu di antara kalian berdua?
"Ceritalah, oniisan dengarkan. Mungkin nasehatku bisa membantu~"
"Tamaki-kun menciumku dan menyatakan perasaannya." ucap Sogo langsung pada poin.
"Tapi aku tidak mengerti, bagaimana caraku membalasnya."
Yama gak sengaja menyembur sake dimulut, untung gak kena sou. Itu to the point sekali.
Dan apa yg Yama lewatkan selagi dia pergi?! Gak disangka tama senekat itu.
Ok saatnya berpikir.
"Uhuk, jadi Tama menciummu dan langsung nyatain perasaan hmm." mulai berpose ala detektif.
"Sou gimana perasaanmu sama Tamaki?"
"Umm..... Aku menyukainya. Tapi, aku tidak tau perasaan suka ini...." Sogo menundukkan kepala, memikirkannya. Sogo dapat membayangkan lebih jelas setiap ingatan itu.
Oke, kok rasanya Yama kayak orang ketiga diantara mereka? Mendengar kasus pecintaan aja membuatnya semakin jomblo.
Lupakan saja, fokus.
"Biar oniisan tebak. Jantungmu berdetak kencang gak saat didekatnya? Terus wajah memerah setiap kali memikirkannya sama didekatnya. Dan ada rasa ingin terus bersamanya? Walaupun dia laki laki dan beda usia."
"Pernah merasa gitu?"
Sogo mulai berpikir, semua perkataan Yamato ada benarnya. Setiap kali didekat Tamaki, wajahnya selalu memerah. Detak jantungnya tidak karuan, serta ia memiliki keinginan untuk bersamanya. Sogo merasakan semuanya. Ia mengangguk dan kembali menenggelamkan kepalanya, sekali lagi.
"Aku harus bagaimana?"
"Simple aja~" Yama menuangkan botol sake ke 2 gelas kecil yg khusus disediain kalo mau ke onsen.
Serba ada ya
"Tinggal ungkapkan perasaanmu. Kalau suka bilang suka, kalau gak suka bilang gak suka. Gak perlu memandang dia itu siapa. Mau dia cewe atau cowo atau ngeliatnya dari umur." Yama langsung memberikan gelas sake ke Sogo.
Ngajak minum gitu, sesekali. Sogo menerima gelas sake dari Yamato, ia bisa menduganya. Yamato mengajaknya minum.
"Cinta itu cuma terjadi sekali lho~ sayang dilewatkan~ mending nikmati~ walau aku gak pernah ngerasain sih" Sogo mendengarkan perkataan Yamato. Pandangannya dia alihkan ke gelas yang dia pegang.
"Cinta....kah. Yamato-san benar! Tapi, bagaimana kalau Tamaki-kun tidak menganggap perasaanku?" Sogo mulai khawatir.
"hmmmmmmm" mikir lagi. Lalu minum sake ke 5 kalinya.
"Entahlah, jalani aja dulu~ kalau suka langsung bilang~"
"Udah udah kita minum minum sampai mabuk~! Sou nikmati waktunya hahahaha~~" Ok yama udah mabuk. Ngasih nasehan dalam keadaan mabuk memang sesuatu.
"Eh? Tapi minum disini, apakah tidak apa-apa?" Sogo melihat gelas ditangan. Ia menelan ludahnya.
"Baiklah, kalau begitu aku minum." Sogo mulai meminum segelas sake sampai habis.
"Bagus bagus~ terus minum sampai malam terakhir~ hik" Yama menuangkan lagi sake buat sou sampai botolnya habis.
"Ahaha, Yamato-san mulai mabuk." Sogo meminum sake sampai botolnya habis.
***
Di malam yang tenang, Tamaki sedang minum minuman dari mesin yang tersedia di onsen, Dia melihat orang-orang dipenginapan yang sedang main di lobby. Namun malamnya yang tenang diganggu oleh orang tua berkacamata yg meneleponnya.
"Cih-ganggu saja Yama-san..." pikir Tamaki.
"Apa?" jawab Tamaki lewat hp.
"Yoo tama~ bisa bopong Sou sekarang? Kami di ruang ganti onsen." Yama liat sou udah mabuk di kursi ruang ganti. Untungnya dia udah pakai baju penginapan. Sogo membaringkan diri di kursi ruang ganti.
"Bopong Sou-chan ?! Dia kenapa ?!"
"Seperti yg diliat~ sou dalam bahaya. Lebih baik cepat kesini, sebelum sou kenapa napa~" ucap Yamato. Tamaki langsung mematikan hpnya lalu bergegas menjemput Sogo.
"Orang tua itu-- ngapain lagi sih !?" Tamaki mendengus, sebal dengan Yamato
"Aah~ Lagi telpon Taakun ya? Horee Taaakun kesini~~" ucap Sogo dalam keadaan mabuk.
"Iya sou, tama otw kesini. Tunggu aja"
"Uwaaah Taaakun kesini~ ehehe~ Souchan harus bilang~ suuuuka Taaakun~~" Sogo menaikkan tangan ke atas dan kebawah, seperti anak kecil.
Tamaki masuk ke onsen lalu menggeser pintunya dan ia melihat Sogo yang imut tapi agak menyeramkan mabuk. Sogo melihat Tamaki memasuki ruang tunggu onsen, ia langsung memeluk Tamaki.
"Horeeee, Taaakun datang~~"
"...kenapa sou-chan mabuk ?!"
Waduh, Sou udah main peluk tama aja. Yama cuma bisa liatin mereka berdua.
"Yaaa seperti yang diliat. Sou kuajak minum waktu onsen. Bisa tolong bawa dia ke kamar? Sebelum dia buat kekacauan diruangan ini" yama minum air mineral yang udah sejak tadi ditangan.
"Sebaiknya dengarkan sou baik baik. Katanya dia mau ngomong sesuatu ke kau. Oh ya, aku keluar sebentar. Aku ada urusan sama kerabat ayahku, bahas pekerjaan." Yama melewati tama.
"Nikmati waktu berduanya~ jaa-" Lalu pergi ninggalin tama dan sou. Niatnya kabur gitu.
"EH CHOTTO- YAMA-SAN!"
***
"Sou-chan!! Ayooo berdiriiii" Tamaki menahan tubuh Sogo yang sedang memeluk dia. Dia mengangkat Sogo seperti bayi yang baru saja belajar jalan.
"eeeeeh yaadaaa~~ Taaaakuuun gendong~~" Sogo merengek seperti anak kecil. Ia masih mabuk, terlihat dari wajahnya yang merah.
"Ughhh-- Sou-chan!!!" Tamaki tidak punya pilihan kecuali menggendongnya ala tuan putri. Sogo digendong seperti tuan putri, dengan refleks memeluknya.
"Kita harus buru-buru sebelum para tamu disini lihat" pikir Tamaki.
"Ehehe~ Taaakuuun hangat~~"
Sampai dikamar, Tamaki melempar Sogo ke kasurnya. Untung terlempar dengan mulus, Sogo memeluk selimut futon yang tersusun rapi dilantai.
"Hufh- berat."
"Taaaakuuuun, aaaaiiiirrrr" Tamaki mulai risih lalu dia mengambil air untuk Sogo
"Ini-" Sogo langsung meminum air sampai habis.
"Ngomong-ngomong katanya Sou-chan mau ngomong sesuatu ?"
"Aaaah~ itu ya~!" Sogo duduk menghadap Tamaki.
"Souchaan mau balas pernyataanmu~"
"Pernyataanku ?" Tamaki langsung teringat kejadian Sore tadi.
"Ah-itu.."
"Taaakuun tau, setiap kali didekatmu~ jantung Souchaaan berdetak kencang~~ Souchaaan ingin selalu bersama Taaakun. Tidak peduli umur berapapun~~" Sogo memegang kedua tangan Tamaki.
"Jawabannya iya~ Souchaan menyukaimuu, Taaakuuun~~"
"....eh!?!?"
"Jadi....pacarku ?" Sogo mengangguk, membalas jawaban Tamaki. Ia sudah setengah sadar.
"Taakun.....tidak mau?" Sogo menatap matanya.
"Uh.....gimana ya..." Tamaki berpikir keras dan mukanya memerah. Sogo memperhatikan Tamaki, tanpa peringatan ia memeluk Tamaki. Setengah dari dirinya terpengaruh mabuk.
"Taaaakuuun nggak mauuu~?? Kalau ngga mauuu, Souchan janji tidak akan mendekatimuuu~~"
"Umm...baiklah...aku mau" Tamaki agak takut dengan Sogo yang mabuk berat, tapi ini kesempatan dia untuk jadi kekasih Sogo. Wajah Sogo berseri mendengar jawaban Tamaki, ia memeluknya erat.
"Horeee~~!! Taaaakuun daisukiiii~~~"
***
Pemuda bersurai seperti salju menatap dirinya dibalik cermin. Ruangan yang ia tempati ini gelap, hanya ada sedikit cahaya di cermin. Ia melihat dirinya yang jauh berbeda, cermin dirinya memakai jas lengkap dengan pakaian yang terkesan seperti pemimpin perusahaan. Inikah dirinya yang lain, masa depan yang berbeda.
Ia ingin menyentuh cermin tersebut, jadi ia menaikkan tangannya, mulai menggapai cermin. Namun ketika ia ingin menyentuh cermin, tiba-tiba tangan yang lain menahannya. Tangan yang besar dan hangat, ia tau tangan siapa ini. Cermin didepannya pecah dan semua menjadi gelap.
***
Sogo membuka mata, menatap langit-langit kamar. Ia merasakan sesuatu yang berat menimpanya. Ia menghadap ke kiri dan terkejut melihat siapa disana. Tamaki tertidur sambil memeluknya. Wajahnya mulai memerah.
"Tamaki-kun, bangunlah! Sudah pagi."
"Ummmm...Sou-channnnn----tidur sajaaaaa lagiiii" Tamaki masih saja tidur karena kelelahan mengurus Sogo yang mabuk semalam.
"Eh? Tapi kita harus bangun." Sogo menyingkirkan tangan Tamaki dari tubuhnya. Sogo berpikir, bagaimana cara membangunkan Tamaki.
"Tamaki-kun, kalau tidak bangun nanti tidak kuberi Ousama purin."
"Uhhhh---- Sou-chan masih mabuk ya ???? Kita kan di saitama....tidak mungkin ada ousama purin...zzzzzz..." Tamaki kembali tidur lagi
Yamato baru kembali dari penginapan, semalaman ia dipaksa menginap di rumah kerabat ayahnya. Sampai dikamar Sou dan Tama, Yama liatin Sou baru bangun. Tumben banget jam segini baru bangun.
"Pfft- ya jelas disini gak ada ousama purin. Prefektur ini kental sama desa~" akhirnya yama membuka suara.
"Ngomong ngomong, jam 5 kita udah harus pulang. Tadi ditelpon manajer. Gak mau jalan-jalan lagi? Kuliat kemaren kalian cuma kunjungi taman hitsujiyama." Sogo mendengar kata-kata Tamaki, helaan nafas keluar. Ia melihat Yamato dibalik pintu.
"Yamato-san, ohayou gozaimasu! Sebenarnya aku ingin mengunjungi tempat wisata lainnya, tapi Tamaki-kun tidak mau bangun." Yamato smirk, jahili tama ah~
"Jaa saa, Sou mau gak jalan bareng oniisan~? Oniisan tau banyak tempat ini lho~~"
"Zzzzz.....zzzzzz....." Tamaki masih saja tidur dengan lelap. Semalaman dia menjaga Sogo yang masih Mabuk. Sogo terdiam, ia melihat Yamato dan Tamaki bergantian.
"Ahaha, sepertinya percuma saja Yamato-san." Yamato menghela napas, percuma saja.
"Oh ya Sou, gimana kokuhaku tadi malam? Sou tadi malam setengah mabuk kan?" Tanya Yamato. Tiba-tiba wajah Sogo memerah, ia mengingat peristiwa tadi malam.
"A-aah, itu....eeto...." Sogo gugup, mengangguk membalasnya.
Oh, ternyata benar. Sou setengah mabuk.
"Ha'i ha'i~ aku tau~ nih!" yamato memberi bungkusan ke sou
"Isinya Ousama purin, baru beli. Bangunin Tama baru kita pergi. Di saitama ini ada wisata gua, nanti juga tau~ jaa- kutunggu di mobil" lalu pergi ninggalin sou dan tama. Ketika Yamato pergi,Tamaki mencium bau" Ousama purin.
"Ah, Baik!" Sogo menggoyangkan bahu Tamaki.
"Uhmmm----- purin....zzzzz....zzzzz"
"Tamaki-kun, bangun! Ini purinnya, bangunlah!" Sogo mengeluarkan satu Ousama purin dan menaruhnya didepan wajah Tamaki. Dia terbangun tapi tidak melihat purin didepanya karena matanya masih tertutup.
"Uhmmm, Sou-chan....." tiba-tiba memeluk Sogo dan tertidur dipundaknya. Sogo hampir jatuh jika tidak menahan tubuh Tamaki yang berat.
"Dasar, mau sampai kapan tidur?" Sogo mencari cara agar Tamaki bangun.
"Tamaki-kun, kalau bangun..... Aku turuti satu permintaanmu." Mata Tamaki langsung terbuka lebar dan terkejut mendengar kata" Sogo.
"BENARKAH !? Kalau begitu..... aku mau Sou-chan tidur sama aku maupun di asrama atau di tempat penginapan--" Permintaan dengan wajah polos Tamaki sambil makan Ousama Purin.
"Eh, hanya itu?" Sogo terkejut. Baginya ini permintaan yang normal. Tapi tunggu sebentar, ia ingin meluruskan sesuatu.
"Maksudmu tidur bersama? Di kasur yang sama? Berdua?" Sogo melontarkan banyak pertanyaan.
"Un...hanya...kita berdua" Wajah Sogo memerah seperti tomat, ini bukan permintaan yang normal lagi.
'E-eeeh?! Didekatnya saja sudah membuatku tidak karuan, bagaimana dengan tidur berdua?!!' Pikirannya mulai kemana-mana.
"K-kalau itu maumu, baiklah!" ia tidak menyangka akan berkata seperti itu. Sogo mulai menenangkan diri, fokus pada satu pikiran normal.
"Benarkah ?! Yatta!!!!!!!!"
"Tidur sama Sou-chan!!!!!"
"Tamaki-kun terlihat senang. Baiklah, ayo siap-siap! Yamato-san sudah menunggu kita." Sogo mengelus puncak kepala Tamaki.
"Heeeeee-------Orang tua itu ikut dengan kita ?"
Sogo mengangguk. "Iya, bukankah Yamato-san yang mengajak kita kesini? Dia mau membawa kita berkeliling sebelum pulang."
"Aku kira seperti kemarin lagi",gumam Tamaki.
***
Yamato menunggu Tama dan Sou di luar, ia mager kedalam mobil. Yama sibuk mengecek hpnya. Semuanya berisi chat beruntun dari membernya, Mitsu, dan lainnya.
"Haah, salahku juga gak ajak mereka semua" sigh, yama lelah
"Maaf menunggu lama, Yamato-san!"
Lagi sibuk sama hp, yama ngelirik tama dan sou keluar dr penginapan. Selesai juga urusan mereka.
'Iya lama, sampai lumutan nungguin kalian~' batinnya.
"Santai aja~ masuk ke mobil." Yama membuka pintu mobil dan masuk kedalam, menyalakan mesin.
"Jadi kalian mau pulang sekarang atau jalan-jalan lagi? Beli oleh-oleh gitu"
Sogo berjalan ke mobil, membuka pintu belakang dan masuk kedalam mobil.
"Aku mau saja jalan-jalan, tapi kelihatannya Tamaki-kun ingin pulang." ucapnya. Ia menoleh kearah Tamaki.
"Tamaki-kun tetap ingin pulang?"
"....aku ikut Sou-chan saja"
Sogo tersenyum, ia mengelus kepala Tamaki.
"Kalau begitu, kita pergi ke seratus gua yoshimi."
"Kukasih saran, kalo mau jalan jalan bagusnya ke Yoshimi No Hyakketsu (Seratus Gua Yoshimi). Seperti namanya, guanya terhitung seratus." yama ngasih saran, siapa tau tertarik. Soalnya di saitama cuma gua, taman dan kota kawagoe yang bagus. Sisanya museum.
"Kalau pulang, kita balik ke stasiun. Aku mau balikin mobil rental ini" tambahnya.
"Pemberhentian selanjutnya, Yoshimi no Hyakketsu~" Yama mengemudikan mobil menuju tempat wisata gua seratus yoshimi. Berbeda dengan kota, di Saitama ini kendaraan hanya sendikit, karna rata rata masyarakatnya pejalan kaki. Ditambah Saitama ini kental dengan desa, jauh dari kota.
"Perjalanan kita cukup jauh jadi aku udah siapin snack dijalan. Ada dibelakang." ucapnya yg masih fokus dijalan.
Sogo mengangguk, lalu mengambil bungkusan berisi makanan ringan.
"Wah, banyak sekali. Kebetulan kami belum sarapan di penginapan."
"Mau purin-"
Sogo mengeluarkan Ousama purin dan memberikannya ke Tamaki.
"Ini dia! Kalau aku...." Sogo mengambil onigiri, dan membuka bungkusnya.
"Yattaaaa! Purin ke dua!!!"
Yama fokus liat jalan dan sesekali lirik keakraban tama dan sou. Lama lama yama berasa supir pribadi mereka. Tapi yama sabar, ini cobaan. Kalem dan tenang kayak Ichi. Walau dalam hati nusuk gegara liat pasangan.
***
Yamato, Sogo dan Tamaki memasuki gua, awalnya baik sampai Tamaki ketakutan dan pas keluar dari gua, dia langsung lari meninggalkan Yamato dan Sogo.
"Tamaki-kun! Maaf Yamato-san, aku harus mengejar Tamaki-kun" Sogo bergegas mengikuti Tamaki.
"Tamaki-kun, tunggu!"
Yama lagi sibuk potret pemandangan, tama dan sou udah pergi.
Sedih memang, ditinggal sendiri.
"Mereka kenapa lagi?"
***
Tamaki kembali ke mobil lalu dia lupa kuncinya di Yamato.
"Uhk..." Lalu dia lihat Sogo berlari menghampiri Tamaki, langkahnya ia hentikan ketika sudah dekat dengannya. Ia mengatur nafas karena berlari. Setelah nafasnya teratur, ia mendongkak. Menatap matanya.
"T-Tamaki-kun..... Maaf! Seharusnya aku tidak membawamu masuk kedalam gua. Maafkan aku!"
"Uhmm--tidak apa kok- Mungkin aku sedikit kelelahan saja....",Tamaki mencari alasan lain agar Sogo tidak terlalu khawatir dengannya.
'Sedikit kelelahan.....menurutku tidak begitu.' batinnya.
"Syukurlah, hmm....kalau begitu..." Sogo mengalihkan pandangan sekitarnya. Terhenti pada kursi panjang dibawah pohon. Letaknya tidak jauh dari mobil. Sogo menunjuk kearah kursi.
"Kita beristirahat disana ya!" Sogo mengambil tangan kanan Tamaki dan menariknya, membawanya ke kursi panjang dibawah pohon. Mereka duduk lalu Tamaki mengeluarkan sapu tangannya lalu dia kenakan ke matanya dan bersenderan di pohon.
"Tamaki-kun, mau tidur dipangkuanku?" Mendengar tawaran Sogo,Tamaki langsung tiduran di pangkuannya lalu menutup matanya dengan sapu tangan lagi.
"Arigatou..." Sogo tertawa kecil, lalu mengelus lembut rambut Tamaki. Panas yang terik, namun menyejukkan. Semilir angin berhembus lembut dan nyaman.
"Pemandangan di kota ini bagus, aku seperti berada di desa. Padahal aku tidak pernah ke desa sebelumnya. Arigatou, Tamaki-kun~" ucapnya dengan senyuman.
"Tapi.....aku akan lebih tenang jika kamu jujur padaku....." gumamnya.
"......."
"Gomen Sou-chan...." Sogo menghentikan gerakan tangannya mengelus rambut, lalu mengambil sapu tangan diatas wajahnya. Menampilkan wajah Tamaki.
"Tidak apa-apa, aku akan menunggunya. Sampai Tamaki-kun mau menceritakan semuanya." Sogo menjentik pelan kening kekasihnya, lalu tertawa kecil. Tamaki memegang tangan Sogo lalu meletakannya didada Tamaki.
"Aku akan cerita- gomen aku membuat liburanmu jadi seperti ini. Padahal kita kesini agar Sou-chan tersenyum lagi- tapi karena aku yang takut gelap ini malah membuatmu jadi khawatir...."
"Tidak seperti Yama-san yang tidak takut pada gelap- Aku ini...bukan pacar yang keren ya ?" Tamaki menunjukan ketawa kecil dan ekspresi sedihnya lalu menatap Sogo.
Sogo terdiam mendengar cerita Tamaki. Jadi selama ini tujuannya mengajak Sogo untuk membuatnya kembali tersenyum? Apakah ia pernah menunjukkan sisi itu? Dimana ia murung dan tampak seperti seseorang yang sedang banyak pikiran.
Melihat ekspresi sedih yang tercetak diwajah Tamaki, membuatnya yakin. Ia melakukannya, menunjukkan sisi itu.
Kalau boleh jujur, selama ini ia terus memikirkan kenangan pahit itu. Dan untuk menghilangkannya, ia harus bekerja. Sogo yakin, jika bekerja maka dirinya tidak perlu mengingat kenangan tersebut. Namun percuma, perbuatannya membuat semua orang disekitar khawatir. Termasuk Tamaki.
'Jadi.....itu alasannya mengapa dia bersikap baik padaku. Dan tidak keras kepala.' batinnya.
"Begitu.....ya" ia mulai bersuara. Sentuhan hangat dari tangannya, membuatnya tenang. Ia mulai berpikir jernih, memikirkan kata-kata yang ingin dilontarkan.
"Siapa bilang Tamaki-kun tidak keren. Tamaki-kun yang masuk 5 besar peringkat pria yang diinginkan, tentu saja keren. Justru aku menyukainya, Tamaki-kun yang takut kegelapan." ia mengukir senyuman.
"Arigatou, Tamaki-kun melakukan semuanya demi aku. Aku senang. Sudahlah, jangan bersedih, ekspresi wajahmu jadi sia-sia"
"Aku menyukai senyumanmu, Tamaki-kun!" Melihat senyuman Sogo, muka Tamaki jadi merah panas lalu dia menutupi mukanya dengan tangan Sogo.
"Sou-chan curang------"
'Manisnya...'
Sogo tertawa kecil melihat tingkah Tamaki. Terlihat imut.
"Ngomong" Sou-chan tidak ikut foto" sama Yama-san ?"
"Tidak, Yamato-san tidak mengajakku berfoto dengannya." ucapnya, melihat wajah Tamaki.
"Daripada berfoto dengan Yamato-san, aku ingin berfoto denganmu." Sogo tersenyum.
"Eh maksudku- aaaaahhhkkkk--- sudahlaaaah" Tamaki langsung terbangun lalu menutup mukanya dengan kedua tangan. Sogo sedikit memiringkan kepala, mulai bingung.
"Kenapa, Tamaki-kun? Tidak mau berfoto denganku?" Tamaki menoleh ke Sogo lalu mengeluarkan hpnya dan menunjukkannya.
"Baterai hpku..." Sogo melihat baterai hp Tamaki.
"Tinggal 10%, hampir habis." Sogo mengeluarkan hpnya dan mengecek baterai.
"Syukurlah, baterai hpku masih banyak. Bagaimana kalau kita pakai hpku?"
"Ah- boleh juga. Mau dimana ? Disini ??" tanyanya yang dibalas anggukan Sogo.
"Iya, Tamaki-kun yang ambil fotonya." Sogo memberikan hpnya ke tangan Tamaki
"Oke- " Tamaki mengambil hpnya lalu mengatur setting kamera jadi selfie lalu Tamaki mendekat ke Sogo.
"Begini ?" Sogo mendekatkan diri ke Tamaki.
"Benar, seperti itu."
"Oke...1..2 3" Tamaki memencet tombol kamera lalu foto telah tersimpan di gallerynya. Sogo berfoto selfie bersama Tamaki. Ia memasang senyuman bahagia didalamnya. Bukan karena suka berfoto atau ingin berfoto. Namun karena Sogo bersama Tamaki, satu rekan di Mezzo sekaligus kekasihnya.
Hari ini adalah hari yang terbaik untuknya, walaupun ada banyak masalah yang terjadi, tapi ia bisa melaluinya. Tentang masalahnya dengan ayahnya, ia tidak peduli. Sogo harus terus berusaha melangkah maju di dunia musik dan membuktikan pada ayahnya jika ia tidak salah memilih jalan hidupnya sendiri.
Sogo tidak sendirian, ia memiliki rekan-rekannya yang ia anggap sebagai keluarga, manajer, dan Tamaki. Bersama mereka, ia akan melangkah lebih jauh, menuju masa depan.
"Mau lagi ??" Tamaki bertanya, membuat lamunan Sogo menjadi buyar. Sogo tertawa kecil.
"Boleh saja~" Tamaki mulai merangkul Sogo agar makin dekat.Sementara Sogo dirangkulnya, meminta untuk mendekat lagi.
"Oke 1...2..."
'B-bukankah ini terlalu.....dekat?' batinnya, Sogo menghadap kamera sambil menunggu Tamaki selesai menghitung.
"......?!"
Pada kehitungan ke 3, Tamaki langsung mencium bibir Sogo lalu memencet tombol kameranya. Sogo terkejut dengan wajah memerah sampai telinga. Selepas ciuman secara tiba-tiba itu, Sogo menutup bibirnya dengan punggung tangan kanan. Tamaki langsung kabur membawa hp Sogo dan menghampiri Yamato.
'Tamaki-kun, kadang bertindak diluar pemikiranku.......'
"Yama-san ayo pulang!" Sogo melihat Tamaki kabur membawa hpnya. Sogo tersadarkan.
"T-Tamaki-kun!!" teriaknya pada Tamaki yang telah menjadi kekasihnya.
Sementara Yamato baru kembali ke parkiran dan tak sengaja melihat momen spesial mereka berdua. Untung aja dia masih jauh dari mobil. Sesampainya di depan mobil, yama melihat Tama menghampirinya dan Sou yang teriak.
'Seperti biasa, Mezzo memang selalu dekat~' pikirnya, tersenyum simpul.
Akhirnya, hari libur Mezzo berakhir manis. Dengan pernyataan perasaan dari Tamaki dan jawaban dari Sogo, semuanya berjalan lancar. Sogo juga selama liburan selalu tersenyum seperti menikmati liburannya. Tidak salah Yamato memilih kota ini. Sebagai leader, ia harus mengetahui masalah yang dialami member"nya dan mencari solusi.
Dan yup, dia menikmatinya juga.
Mobil membawa mereka bertiga ke stasiun dan pulang dengan selamat.
Skip time
Sesampainya di asrama tercinta, semua member Idolish7 menyambut mereka bertiga. Walau ada ceramah panjang lebar dr beberapa member ke Yamato, tapi mereka senang Sogo tidak murung lagi.
***
Yahoo~ Hana desu >_<
Akhirnya selesai juga ff Tamaso, gimana gimana?
Awal di bentuknya pas Hana baru selesaiin story game season 3, bagian Sou ketemu sama ayahnya bareng Tama. Terus Hana juga dapat inspirasi dari salah satu fanart yang Hana temukan di twitter. Dan jadilah cerita ini~~ Awalnya mau ngasih judul "smile" tapi rasanya kurang gimana gitu, jadi Hana tambahin aja "Ha'i Smile"
Nantikan lagi ff Hana selanjutnya~~~
Akhir kata, like dan komen~~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro