Ha'i, Smile! (part 2)
Lanjutan dari part 2
Happy Reading >_<
***
3rd pov
Seperti malam biasanya, Yamato baru pulang dari syuting drama. Hari ini jadwal kerjanya tak sesibuk bulan lalu jadi ia bisa santai minum-minum di asrama, kalau tak ada Mitsuki yang marah-marah tiap kali minum di asrama. Sehabis mandi dan ganti baju, Yamato langsung ke kulkas. Ambil bir kaleng dan membukanya, lalu duduk di sofa sambil nonton TV dan minum bir.
"Minum sehabis kerja memang terbaik~!" Tiba-tiba HP Yamato bergetar di saku celana. Ia merongoh saku dan saat di cek, ternyata Tamaki menelpon.
"Moshi-moshi, ya Tama?" Yamato mendengar suara Tamaki dari balik HP nya, ia terdiam. Riku yang baru saja selesai makan dan mencuci piring langsung saja mendekat saat leadernya itu menerima telepon, dia kira telepon itu dari manager dan ada sesuatu yang penting.
"Apa!? Sou masuk rumah sakit!! Ok aku kesana sekarang!"
"Eh? Sogo-san masuk rumah sakit?! Apa dia baik-baik saja. Yamato-san, aku ikut!" Yamato menutup telpon dan langsung mengenakan jaket. Sementara Riku hanya mengenakan jaket dan membawa tas kecil lalu mengikuti Yamato sampai ke rumah sakit.
***
Sogo membuka mata, melihat langit-langit putih. Ia mengedip-ngedipkan mata, berusaha menyesuaikan cahaya di ruangan tersebut. Sogo mencoba melihat kiri dan kanan, terdapat alat-alat kesehatan dan infus yang berada di tangannya.
"Ini...dimana?" tanyanya kepada dokter disamping tempat tidur. Dokter mulai menjelaskan bahwa ia berada di rumah sakit dan menjelaskan kondisi Sogo sekarang.
'Rumah sakit, jadi aku pingsan dijalan.... Terlalu banyak bekerja...kah...'
"Dokter, bisakah aku menemui teman-temanku diluar?" Dokter mengiyakan dan keluar dari kamar Sogo.
Sementara itu...
"Haah, tama tenangin dirimu. Kita doakan Sou baik-baik aja." Yamato berusaha menenangkan Tamaki. Tiba-tiba dokter keluar dari kamar Sogo. Katanya kita bisa menemuinya. Dokter juga memberitahu kondisi Sogo ke Yamato.
"Kelelahan karna terlalu banyak kerja ya? Arigatou sensei. Ah, iya! Sou perlu jaga kesehatan dan makan, baik dok!" Tamaki langsung lari ke dalam kamarnya mengecek keadaan Sogo, diikuti Yamato dan Riku dibelakang Tamaki. Dia pasti khawatir, lihat aja dari ekspresinya. Pasti terjadi sesuatu, pikir Yamato.
"Sou-chan!!"
"Tamaki-kun?!" Sogo terkejut ketika Tamaki berlari menghampirinya.
"Gimana keadaanmu? Kata dokter kau kecapean karna belum makan."
"Ah, Yamato-san dan Riku-kun juga disini. Ahaha, maaf. Aku merepotkan kalian lagi." Sogo tersenyum menyambut mereka.
"Sogo-saaaaaaann, bagaimana keadaanmu? Kelelahan dan telat makan ya? Mou mou Sogo-san harus banyak makan, aku tahu pekerjaan kalian penting tapi kesehatan kalian jauh lebih penting! Kalian adalah bagian dari IDOLiSH7 dan kita sudah seperti keluarga, kalau Sogo-san atau Tamaki kewalahan dengan MEZZO katakan saja pada manager jadi ia bisa membatalkan beberapa pekerjaan kalian!" ucap Riku panjang lebar, Yamato anggukkan kepala, setuju sama Riku. Dia juga kadang minta Manajer menolak 1 atau 2 pekerjaan yang ditawarkan karna dirasa berat.
"Itu benar Sou, sekali-kali tolak tawaran kerjanya. Kalo mau makan, Mitsu bisa buatkan untukmu." Sogo tidak menyadarinya, ia khawatir jika membatalkan pekerjaan yang ditawarkan membuat IDOLiSH7 dalam masalah.
"Oh ya, oniisan bawa bubur. Malam ini tidur disini dan jangan makan yang pedas dulu. Nanti makin parah sakitnya" sebelum ke rumah sakit, Yamato sempat beli bubur dekat rumah sakit.
"Sou belum makan kan? Buat Tama juga ada" Yamato menaruh bungkus berisi bubur dan bento diatas meja samping kasur Sou.
"Tidak usah- untuk Sou-chan saja. Aku tahu Sou-chan belum makan sejak pagi." Tamaki menolak makanan pemberian Yamato lalu memberikannya kepada Sogo.
"Sogo-san makanlah, lalu istirahat penuh ya. Tamaki juga harus makan! Oh oh, mau ousama purin?" tawa Riku sambil menunjukkan satu ousama purin dari dalam tasnya, ia tadi sempat membelinya saat Yamato membeli bubur. Mendegar ousama purin Tamaki langsung terjang ke Riku.
"MANA !? ORE NO PURIN-"
"Un un, silahkan! Tapi selain purin Tamaki juga harus makan yang lain juga ya agar tetap fit, Yamato-san membawakanmu bento itu kan" Riku tersenyum lalu memberikan ousama purin itu kepada Tamaki, dia memberikan satu plastik berisi 5 ousama purin untuk Tamaki.
'Minna....'
"A-arigatou, Yamato-san. Riku-kun dan Tamaki-kun juga, arigatou. Maaf membuat kalian khawatir!" Sogo membungkuk, memohon maaf sebesar-besarnya.
"Daijoubu-daijoubu, makan dulu buburnya sebelum dingin." Sogo menuruti dan membuka kotak makan berisi bubur ditangannya.
"Ittadakimasu!" Sogo mulai memakan bubur pemberian Yamato.
"Sebenarnya tadi siang aku dan Tamaki-kun istirahat makan. Tapi salah satu kru datang meminta kami untuk bersiap-siap. Pemotretannya dipercepat." Sogo mulai menjelaskan.
"Oh....." Sweetdrop sebesar jagung muncul di sudut kening yamato.
"Aku bisa menduganya." Yamato menghela napas.
"Manajer ngasih tau aku soal tawaran kerja kalian. Katanya selama 3 hari mulai besok, semua pekerjaan kalian di cancel. Gunakan kesempatan itu buat libur"
"Eh, manajer? Apakah tidak apa-apa membatalkan tawaran kerja MEZZO?!" Sogo terkejut mendengar kata-kata Yamato. Bagaimana nasib IDOLiSH7?
"Yang penting Sou-chan sehat dulu- baru aku mau kerja." kata Tamaki tiba-tiba sambil menyuapi purinnya. Sogo mengalihkan pandangan ke Tamaki.
"Tamaki-kun juga! Tidak bagus berhenti kerja karna aku. Aku akan baik-baik saja. Mulai besok aku makan dan istirahat." Mendengar kata-kata Sogo itu, Riku langsung saja mendekat padanya dan menepuk-nepuk pelan pundaknya.
"Nee nee Sogo-san jangan begitu! Tidak apa-apa kok, para client juga pasti mengerti kalian butuh istirahat. Sogo-san jangan memaksakan diri nanti kalau kau semakin parah bagaimana? Tamaki juga pasti butuh istirahat, fisiknya mungkin kuat tapi dia bisa saja jenuh bekerja bukan? Sou sou, kalian berdua harus liburan!"
Sogo terdiam sejenak, ia tidak ingin membuat semuanya khawatir. Lagipula...tidak ada salahnya libur 3 hari. Ia harus memanfaatkan itu.
"Un, baiklah! Kalau begitu kami menerima hari libur sesuai perintah maneja" Yamato menepuk nepuk dada, lega dengar jawaban Sogo.
"Malam ini istirahat disini. Gimana kalo kami ikut tidur disini?"
"Ah! Boleh juga- Sou-chan gimana ? Mau ??"
"Eh..... Ikut tidur disini? Bagaimana dengan pekerjaan kalian?"
"Aku bukannya ingin melarang kalian tidur disini. Tapi apakah tidak apa-apa, menemaniku disini?"
Yamato menghela napas lagi, benar-benar member yang satu ini. Kerja mulu pikirnya.
"Soal kerja tenang, besok aku libur. Riku juga libur. Kami gak masalah nemanin sou disini. Tama juga mau" ucap Yamato diikuti anggukan kepala Riku.
"Begitu ya...." gumam Sogo. Jika ia menolak lagi, tidak bagus. Teman-temannya sudah mengkhawatirkan Sogo.
"Umm.....baiklah! Kalian boleh tidur disini."
"Baguslah~ aku hubungi Mitsu tachi. Istirahat yang banyak!" Yamato keluar dari kamar dan menelpon semua membernya.
***
Sehari sesudah Sogo masuk rumah sakit, dokter bilang Sogo sudah boleh pulang. Malamnya, Tamaki hanya bisa menatap Ousama Purinnya karena sedang memikirkan sesuatu. Di ruang tengah hanya ada Tamaki sendiri sedangkan beberapa member ada yang masih tidur dan pergi kerja. Beberapa menit kemudian, Yamato memasuki ruang tamu untuk minum bir kesayangannya.
'Apa...aku tanya ke Yama-san saja ?' pikir Tamaki.
"Anoo....Yama-san- boleh tanya ?" pinta Tamaki. Yamato yang baru saja menuangkan bir dalam botol ke gelas itu menoleh keasal suara. Tiba-tiba Tamaki yang sejak tadi diam di ruang tengah bertanya ke dirinya. Yamato heran, kira kira ada apa?
"hm, tanya apa?" sambil minum segelas.
"Kau tahu- akhir-akhir ini Sou-chan bersikap aneh semenjak kejadian konflik dia bersama ayahnya- apakah Yama-san sadar ?"
"Ah- itu, aku tau. Sou pernah cerita ke kita. Hmm, benar juga. Akhir akhir ini Sou murung dan senyumannya bukan kayak biasanya. Lalu dia menyibukkan diri seperti ingin menghilangkan kejadian itu dr ingatannya." Yamato berpikir.
"Dari kemarin dia selalu minta maaf padaku- padahal aku hanya ingin bantu Sou-chan. Kira-kira Yama-san ada saran agar Sou-chan tersenyum kembali seperti biasanya ?" Tanya Tamaki.
"Kalau buat Sou tersenyum, aku tidak tau~ tapi..." Yamato mencari ide sambil memutar gelasnya, berpikir keras.
"Bagaimana kalau ajak Sou jalan jalan? Ke desa atau bukit, yaa pokoknya tempat yang nenangin."
"Boleh juga- tapi... Bukannya Sou-chan butuh istirahat ?"
"Yaa bukan berarti harus tidur di kamar kan? Istirahat juga bisa ke berbagai tempat yang tenang." Ucap Yamato santai sambil menuangkan bir ke gelas, ia meminum bir, meneguknya seolah-olah haus.
"Fuah~! Minum jam segini memang saikouu da~~"
"....Hanya berdua ? Yama-san dan Rikkun tidak ikut ?"
'Kalo aku ikutan nanti jombloku kumat!!!' teriak Yamato dalam hati. Pengen bilang itu.
"Inginnya begitu, tapi aku sibuk mengurusi hal lain dan Riku dari tadi pergi bareng Ichi. Kenapa gak kalian berdua saja? Yang butuh liburan itu kalian."
"Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku siapkan" Tamaki memasang muka-muka polos. Kacamata Yamato buram, ini anak beneran tidak tau. Yamato mengelap kacamata dan memakainya lagi.
"Kalau gini, terpaksa oniisan ikut. Sekarang kau langsung ke kamar Sou, kalian siap-siap sekarang, besok berangkat!"
"Eh--- ? Hmm baiklah-" Tamaki meninggalkan Yamato lalu berjalan ke kamar Sogo. Sementara Yamato akhirnya terbebas dr Tamaki, dia kembali minum.
"Minum minum~"
***
Sejak Sogo keluar dari rumah sakit, ia tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci atau memasak oleh Mitsuki. Teman-temannya ingin ia banyak istirahat dikamar. Namun tidak semudah itu, Sogo tetap menyibukkan dirinya dengan mendengarkan musik dikamar. Ia juga membuat lagi sedikit demi sedikit untuk menghabiskan waktu. Dan ia menonton konser TRIGGER berkali-kali. Sogo tidak tau, entah mengapa ia tidak bisa tidur dengan tenang. Apakah liburan ini dapat mengubah moodnya?
"Jika saja aku bekerja hari ini, maka ingatan itu pasti akan hilang." gumam Sogo, ia bisa mengingat kenangannya lagi. Sogo yang bertengkar dengan ayahnya, keluarga yang sudah membencinya. Ia bisa mengingat itu. Sogo menutup wajahnya dengan bantal yang berada diatas kasur. Tiba-tiba Sogo mendengar suara ketukan pintu.
"Sou-chan ?" suara Tamaki terdengar dari balik pintu. Sogo yang berbaring diatas kasur, kembali duduk.
"Masuklah, Tamaki-kun! Pintunya tidak dikunci." Tamaki membuka pintunya dan menghampiri Sogo.
"Sou-chan besok mau pergi denganku ? Ada Yama-san juga kok"
"Pergi kemana?" tanyanya, Sogo mematikan TV yang menampilkan live TRIGGER. Ia sedikit penasaran, Sogo mulai menebak.
"Biar kutebak, pergi ke pusat perbelanjaan ya?"
"Bukan- Mana kutau kita akan pergi kemana. Yama-san bilang hari ini kita siap-siap." Sogo menaikkan alisnya, heran. Tidak biasanya Yamato mengajaknya dan Tamaki keluar. Akhirnya ia mengangguk, menyetujuinya.
"Baiklah, aku bersiap-siap dulu. Tamaki-kun juga harus bersiap-siap!" untungnya Tamaki menurut, malam ini mereka menyiapkan barang-barang untuk esok harinya.
***
Keesokan harinya yang dinanti tiba. Yamato, Sogo, dan Tamaki tiba di stasiun kereta di prefektur Saitama. Tiba juga Yamato beserta rombongannya ke Saitama. Mereka pakai kereta karna kalo pake pesawat, kemahalan. Jujur saja Yamato pengen ke Akita tapi karna Sogo dan Tamaki pengen ke saitama, niatnya jadi ilang. Hari ini cuma mereka bertiga aja kesana karna yang lainnya pada kerja.
"Sampai juga, aku udah pesan hotel jadi gak perlu dicari. Barang bawaan biar ku urus, kalian nikmati saja waktunya disini. Jaa nee~" Yamato melambaikan tangan meninggalkan mereka sambil membawa barang Tamaki & Sogo.
"Kenapa Yama-san tidak ikut kita ?!" tanya Tamaki, mau ikut Yamato tapi orangnya sudah pergi, meninggalkannya bersama Sogo. Tamaki mengalihkan perhatian ke Sogo yang terbengong.
"Sou-chan mau pergi kemana ? Aku tidak tahu banyak soal Saitama-" Sogo tersadar.
"Aku sudah menduganya." Sogo mengeluarkan note kecil berisi destinasi wisata di Saitama.
"Coba kulihat, posisi kita di stasiun. 30 menit dari sini, kita akan menemukan kota Kawagoe. Kudengar disana ada banyak rumah-rumah pada zaman Edo dan juga ada banyak jajanan. Mau kesana?" Sogo memberikan saran.
"Boleh- Aku ikut saja" Tamaki dan Sogo berjalan ke kota Kawagoe dengan mengikuti map didalam handphone.
"Jangan sampai kita tersesat ya--" Pemuda bersurai seperti salju ini fokus melihat map, memastikan mereka berdua tidak tersesat. Saat sedang fokus, ia merasakan nafas seseorang didekatnya. Sontak Sogo terkejut, jantungnya berdetak kencang.
'A-apa ini?!'
"A-aah.....baik. kita kearah sana! Ayo cepat!" dengan gagapnya, Sogo menunjukkan arah dan ia mempercepat langkah kaki. Tamaki memiringkan kepalanya kebingungan.
"Sudah tahu jalannya ??"
"Tentu saja! Tamaki-kun pikir aku ini apa?" Sogo berjalan cepat sambil menoleh ke Tamaki. Memastikan dia mengikuti. Tapi ia tidak melihat didepannya ada tiang listrik, sehingga Sogo menabrak tiang tersebut. Tamaki melihat Sogo yang menabrak tiang, dia berusaha menahan tawanya agar Sogo tidak marah padanya.
"Hmp--- Sou-chan tidak apa-apa ? Sakit tidak?" Tamaki menyentuh kening Sogo yang merah karena nabrak. Sogo mengusap pelan keningnya, ia tidak menyadari tiang listrik didepan. Beruntung disekitar mereka tidak banyak orang berlalu lalang. Jika ramai, Sogo sudah pasti akan malu yang luar biasa.
"Tidak apa-apa, maaf aku tidak memperhatikan jalan." ucapnya. Tiba-tiba keningnya disentuh Tamaki. Wajah mereka cukup dekat, ia bisa merasakan wajahnya yang mulai memerah.
'Sou-chan....masih sakit ya ?' pikir Tamaki, ia menggenggam tangan Sogo, karena Tamaki tidak mau terjadi apa-apa padanya. Saat ini wajah Sogo sudah semerah tomat. Ia yakin, Tamaki menganggapnya masih sakit. Tapi kondisinya sudah fit, ia hanya kelelahan dan sudah memperbanyak jam tidurnya. Makan obat pun sudah. Sogo menghilangkan berbagai pikiran dari otaknya. Saat ini ia harus fokus pada liburan yang dihadapi. Ia membiarkan Tamaki menggenggam tangannya.
"Kearah sini!" Sogo dan Tamaki berjalan menuju Kawagoe.
***
Sementara dari jauh, Yamato memperhatikan duo MEZZO dari jauh. Dia heran. Yaa... heran gitu. Masa bilang 'waw' ngeliat tingkah rekan satu grupnya. Tapi ia bisa tau, memangnya pemuda berumur 20-an ini gak tau apa? Yamato gak sepolos itu, gak sepolos Riku juga kalo soal hal lain.
"Menarik hmmm..." Yamato siap dengan teropong jarak jauhnya. Dapat tontonan bagus nih! Yamato melihat Sogo kena tabrak tiang. Seorang Osaka Sogo menabrak tiang? Yama ingin ketawa saat ini juga. Makanya ia manfaatkan kesempatan itu. Yama yang siap dengan kameranya memotret momen lucu itu.
'lumayan nih buat dikasih liat semua' batin Yamato. Lalu dia melihat duo MEZZO saling berpegangan tangan.
Waw liatlah ini! Tama dan sou bergandengan tangan kayak sepasang kekasih. Memang jlep sekali, apalagi Yamato yang lagi jomblo bisa merasakannya. Memang sesuatu.
Oke Yamato cemburu gegara liat pasangan didepan. Plus ia lagi jomblo. Eits, tapi jomblo belum nemu jodoh. Tapi Yamato tetap mengikuti mereka berdua seperti seorang agen rahasia saat drama yg ia perankan itu.
***
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di kota Kawagoe. Disana banyak berjajaran jajanan dan toko-toko souvernir. Rumah-rumah di kiri dan kanan bernuansa Edo. Ia seperti berada di zaman Edo. Sogo mengajak Tamaki ke salah satu kedai makanan yang menjual makanan khas kota Kawagoe. Sogo memesan satu porsi unagi, salah satu makanan khas di kedai tersebut. Tidak butuh waktu lama, unagi sudah siap. Sogo membayarnya dan duduk di kursi panjang yang berada disamping kedai bersama Tamaki. Dia mencoba sepotong unagi.
"Oishii! Ini pertama kalinya mencoba makanan khas disini. Tamaki-kun mau? Aku suapin." tawarnya.
"Um...oke-" Tamaki mendekat ke Sogo lalu memakan Unagi yang disuapi Sogo.
"Bagaimana rasanya? Unagi ini daging yang dibakar dan memakai bumbu khas kota Kawagoe. Aku sengaja tidak memilih yang pedas."
"Enak...." Tamaki baru tersadar sesuatu jika ia baru saja ciuman tidak langsung. Tiba-tiba Tamaki menutup bibirnya. Sogo tersenyum mendengar jawaban Tamaki tetapi tak menyadari tingkah aneh Tamaki.
Sementara dari jauh Yamato membuntuti-- maksudnya mengikuti duo Mezzo diam-diam. Sambil berhenti di kedai dango khas kota itu, Yamato perhatikan dari balik teropong.
"Wah, apa ini. Tama blush dan sou senyum. Sweetnya~" gumam Yamato, tak lupa merekam dan memotret momen dari jauh sambil asik makan dango.
Oke, kembali ke MEZZO...
"Sudah-sudah buat Sou-chan saja- aku sudah kenyang..-" Tamaki menahan tangan Sogo yang sedang menyuapinya unagi.
"Tapi......" Sogo menatap kotak makanan. Dia membujuk Tamaki tapi tetap aja dia masih tidak mau makan karna kekeyangan. Sogo menyerah.
"Kita pergi ketempat lain saja. Selanjutnya taman Hitsujiyama." ucapnya sambil menutup kotak makanan.
Sementara dari jauh...
'yaaah momen makan-makan mesranya habis.' batin Yamato, entah pendengarannya bagus atau dia baru saja mendengar kata 'Hitsujiyama'.
"Taman Hitsujiyama ya? Aku gak yakin Tama bakal senang. Kalo disana cuma bisa liat tama bunga doang~" dengan santainya menyantap sisa dango dan lanjut ngecek map
2 jam dari sini jauh juga kalo jalan kaki.
***
"Sou...chann... masih jauh?" Tamaki langsung tiduran di rumput-rumput lebat dan melihat ke atas langit.
"Haaaaa..... capeknya....."
"Sou-chan sini tiduran juga"
Pemuda bersurai salju mengedarkan pandangan ke kiri dan kanan. Saat ini ia berada di taman biasa, membutuhkan waktu 20 menit lagi untuk sampai di Taman Hitsujiyama. Ia ingin kembali melanjutkan perjalanan, namun Tamaki sudah merengek meminta untuk berhenti. Dengan terpaksa, ia menurutinya. Tapi tidak untuk yang satu ini.
"Eh..... Ikut tiduran? Tapi disini taman biasa, disepanjang jalanan. Bagaimana kalau ada yang melihat kita?" omelnya, ia sedang tidak ingin tiduran disini. Apalagi jika dilihat orang-orang pejalan kaki yang melewati mereka.
Tetapi hari ini berbeda, mengapa tidak banyak orang disini?
***
Yamato menyamar dengan pakaian ala zaman edo, sengaja pinjam dari toko. Masih tetap pada kegiatannya yaitu 'menstalkerin Tama dan Sou'
Gabut memang, yama mau aja minum minum di hotel sambil nungguin. Tapi ia khawatir sama kedua orang ini, apalagi sou. Dia baru balik dari rumah sakit, pastinya masih stress.
Apa salahnya oniisan ini baik~ sesekali
Yama melihat sou dan tama di taman jalanan. Kali ini mereka mau ngapain.
Dengan sekaleng bir ditangan, yama meminumnya.
'Apa yg mereka lakukan ditaman jalan?'
***
Kembali ke Mezzo
"Selagi tidak ada yang lewat, Sou-chan~"
"Sini" Tamaki menepuk-nepuk rumput disampingnya agar Sogo tiduran disebelahnya.
Sogo melihatnya menepuk-nepuk rumput, mengajak untuk ikut tiduran. Sebenarnya ia mau, tapi ia tau malu karena daerah yang mereka lewati ini akan dilewati orang lain. Dengan was-was, ia melihat kiri dan kanan untuk memastikan tidak ada yang melihat mereka.
"Umm, baiklah!" Sogo duduk disamping Tamaki dan mulai membaringkan tubuhnya diatas rumput.
"Rumputnya halus juga...." gumamnya, menatap langit biru. Ia menutup mata, merasakan semilir angin yang berhembus dengan lembut. Tamaki menghadap ke Sogo dan menggenggam tangan Sogo yang hangat.
"Uhm----enaknya----" Ucap Tamaki sambil memejamkan matanya.
Sementara itu dari kejauhan....
Yamato merekam momen duo mezzo dalam diam, kalau dipikir lagi kenapa rasanya ngenes ya! Stalkerin rekan satu grupnya sendiri.
'Sudahlah, biarkan mereka nikmati waktunya.' yamato diam-diam pergi ninggalin mereka. Kembali ke kota kawagoe demi mencari sake dan bir khas disana. Lebih baik menikmati liburan daripada stalkerin membernya.
***
Sogo merasakan tangannya digenggam Tamaki, ia mengatur posisinya dengan menghadap ke Tamaki. Jantungnya berdegup kencang, disertai wajah yang memerah.
'D-dekat?!! Aaah bagaimana ini?!'
"T-tamaki-kun. sebaiknya kita....." kata-katanya terhenti. Jika Sogo menyuruhnya untuk bangun, pasti Tamaki akan marah. Ia sudah tau kelakuan dan tingkah rekannya ini, jadi Sogo menutup mulut.
"Umm, aku boleh bertanya?" tanya Sogo tiba-tiba.
"Hmm?"
Hembusan angin menerpa pipinya, Sogo mulai menghirup udara disekitar agar nafasnya teratur. Detakan jantung yang perpacu dengan cepat ini membuatnya gugup. Sogo tau ini hanyalah pernyataan biasa. Namun mengapa ia bisa segugup ini. Didepan rekannya sendiri.
Sogo dan Tamaki banyak menghabiskan waktu sebagai MEZZO dan IDOLiSH7, hingga tidur dikamar yang sama. Tapi ia yang biasanya tidak gugup, dalam sekejap bisa membuatnya segugup ini.
"I-itu......" dalam pikirannya sudah terkumpul pertanyaan yang ingin diucapkan. Sogo mulai menenangkan diri. Menutup mata sejenak.
"Saat kita di kediaman keluargaku, mengapa Tamaki-kun menolongku? Saat itu aku dan ayahku berdebat dan....."
"Kamu membawaku kabur dari kediaman itu. Ketika ayah mengirim bodyguard untuk membawaku." Sogo membuka mata, manik matanya bertatapan dengan manik mata Tamaki. Menatapnya dalam, Sogo bisa mengingat setiap kejadian itu. Saat dimana dia berdebat dan dipaksa tinggal disana juga meninggalkan dunia musik.
Tetapi Tamaki membawanya keluar dari rumah. Sogo hanya ingin tau, alasannya.
"Bukankah kamu masuk dunia musik karena kakekmu ?" tanya si pemuda bersurai biru ini.
"Sou-chan, mungkin aku terlalu keras kepala. Tapi aku tidak mau melihat rekanku dikurung disana tanpa musik..."
"Karena musik itu kesukaanmu, apa boleh buat aku akan menolongmu!" Tamaki tersenyum tipis ke Sogo lalu menempelkan tangan Sogo ke bibir Tamaki. Hembusan nafas Tamaki yang hangat itu mengenai tangan Sogo.
"Jadi.... ku mohon! Aku ingin melihat Sou-chan tersenyum lagi karena musik!"
Seolah-olah tersihir oleh kata-kata Tamaki, Sogo terperangah mendengarnya. Tamaki memohon kepadanya untuk tetap berada di dunia musik.
Dinding yang dingin, memisahkan antara masa depannya didunia musik, dengan dunia digenggaman ayahnya itu, pecah seperti gelas. Dan orang yang melakukannya adalah Tamaki.
Senyuman terukir dibibir Sogo. Bukan senyuman palsu maupun senyuman biasa. Namun senyuman yang tulus, senyuman bahagia dari lubuk hatinya.
Sogo tidak menyangka, ada seseorang yang ingin bersamanya walaupun hanya sebatas rekan.
Sedikit kecewa, tapi ia senang karena beban yang dialami terasa ringan. Bagaimana caranya membalas ini?
"Arigatou, Tamaki-kun!" ucapnya, Sogo merasakan sentuhan hangat dari Tamaki melewati sentuhan tangan.
"Wuah! Sou-chan nangis ya ?!" Tamaki menunjuk ke wajah Sogo.
"Eh, aku tidak menangis. Ini hanya debu." Sogo menghapus air mata yang tiba-tiba berada dimatanya.
"Ahaha, Tamaki-kun khawatir?"
"Hmm...tidak juga...hanya saja..." Tamaki memegang kedua pipi Sogo lalu menariknya dan mencium keningnya.
"Aku kaget melihatmu nangis seperti ini." Tamaki menghapus air mata Sogo dengan kedua ibu jarinya. Wajah Sogo memanas begitu merasakan sebuah kecupan dikeningnya.
"Lucunya..."
"T-tamaki-kun?! T-tadi itu...... Menurutmu aku lucu?! Tidak!" Sogo berbicara gagap, ia tidak tau harus merespon apa. Pikirannya bercampur aduk. Antara senang, kaget, dan kecewa. Baginya tindakan Tamaki, membuatnya menjadi aneh.
"A-ayo pergi! Mau sampai kapan kita disini terus, aku mau melihat taman Hitsujiyama!" Sogo mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah-"
Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanan ke Taman Hitsujiyama dalam keadaan hening.
***
Yey selesai juga part 2 nya. Bagaimana?
Tamaso kali ini jadi fluff fluff gimana gini. Yaa OTP favorit Hana no 1 Mezzo ini >_<
Part 3 alias ending nya menyusul, nantikan ya~
Akhir kata, jangan lupa like dan ditunggu komennya >_< Hana penasaran reaksi readers tachi
BYE BYEEEE ≧∇≦
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro