Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ha'i, Smile! (Part 1)

Pair: Tamaki x Sogo

Genre: Drama, Angst, Hurt, BL, Fluff

***

Di malam yang sunyi, dimana manusia berlalu-lalang dengan alat pelindungnya masing-masing. Ada yang memakai payung, jas hujan, dan ada yang berlari melindungi kepala mereka dengan tas seolah-olah melindungi kepala sendiri. Hujan yang deras membasahi jalanan, tetesan hujan tak ingin memberikan jedanya.

Disanalah seorang pemuda bersurai putih keunguan berdiri tanpa membawa payung atau alat apapun tengah berada di jalanan. Hujan deras telah mengguyur dirinya, membuatnya kebasahan dengan tetesan hujan yang tiada henti.

Tidak ada seorangpun yang mempedulikannya, mereka malah berlalu-lalang melewati pemuda ini. Kepalanya mendongkak melihat langit yang mendung. Tanpa adanya cahaya, mata amethyst menatap langit dengan tatapan kosong. Seolah-olah pikirannya berada ditempat lain. Ia membuka mulutnya, hendak mengatakan sesuatu.

"......."

Namun sayang, suara hujan yang sangat deras menutupi semuanya.

***

Sogo pov

Hujan deras ini semakin mengguyurku, ditambah suara petir yang asalnya entah darimana. Namun pikiranku belum menyatu dengan kesadaranku. Manik mata kututup agar tetesan hujan tidak membasahi mata. Mencoba memikirkan kembali kejadian itu.

Kejadian dimana aku melakukan kesalahan saat di kediaman itu. Sebelum itu aku sampai berdebat dengan rekanku, Tamaki sebelum kesana. Dia tidak membiarkanku pergi ke kediaman itu, sama saja memasuki kandang singa.

Maka dari itu, Tamaki ikut denganku ke kediaman itu. Awalnya berjalan lancar, namun saat bertemu seorang pria yang merupakan kepala keluarga.... Semuanya berubah. Siapa lagi kalau bukan ayahku sendiri.

Seharusnya aku tidak kesana dan menuruti peringatan Tamaki. Namun aku ingin berbaikan dengan keluargaku apalagi ayah. Disana aku sempat beradu mulut dengannya, mengingat ayahku yang mengatakan kata-kata menusuk. Jelas, aku marah dan ingin membuktikan padanya bahwa aku melakukan hal yang benar. Aku tak ingin dikekang olehnya lagi.

"Sou-chan!!!"

Kembali ke realita, seseorang berteriak 'Sou-chan' di tengah derasnya hujan. Aku menoleh kearah dimana suara itu berasal.

"..... Tamaki-kun...." gumamku, manik mataku menunjukkan kekosongan.

***

3rd pov

Tamaki tidak tahu apa yang dipikirkan Sogo sampai basah kuyup karena hujan secara sengaja. Tamaki menghampirinya lalu memayungi Sogo.

"Sou-chan apa yang sedang kau lakukan ? Ayo pulang, jangan disini!" pinta Tamaki.

Manik mata amethyst menatap manik lapis blue didepannya, Sogo tidak bisa mendengar segala perkataan surai biru muda ini, namun ia bisa memahami dari pergerakan mulut.

"Tamaki-kun......"

Sogo menunduk, tidak berani melihat wajah rekannya. Sebelumnya ia pernah berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. Semua rencananya akan berhasil, namun.... Sia-sia. Sogo tidak bisa meyakinkan keluarganya.

Apa gunanya membuktikan diri jika mereka tidak melihatnya.

"..... Maafkan aku. Tamaki-kun jadi terlibat urusanku."

Sogo harus meminta maaf, ia sudah melibatkan rekannya dalam urusan keluarganya. Sebenarnya Sogo ingin pergi sendiri dan tidak ingin rekannya ikut campur. Tetapi rekannya ini berisikeras untuk menemaninya.

"Sou-chan...." Tamaki tampak khawatir melihat Sogo yang tampak depresi. Ia melepas jaketnya lalu memakaikannya pada Sogo. Sogo merasakan sentuhan hangat dari jaket yang dipakaikan Tamaki untuk dirinya. Ia kembali melihat wajahnya.

"Jangan khawatirkan aku- yang penting Sou-chan tidak sendirian menghadapi semua itu." Tamaki menarik tangan Sogo dan mengajaknya pulang sebelum hujannya makin besar.

"Tapi...... Tamaki-kun jadi terlibat!"

"Maaf....."

"Tak apa- jangan terlalu dipikirkan."

"Ngomong-ngomong kenapa Sou-chan ditengah-tengah hujan seperti ini ? Kukira Sou-chan udah pulang duluan. Nanti bisa sakit lho."

Kenapa..... Ya?? Sejujurnya pikiran Sogo sudah kosong sejak pulang dari kediaman keluarganya hari ini. Jika ia memberitahukan itu, ia yakin Tamaki akan terus khawatir dengan kondisinya.

"Aku...... Hanya sedang mendinginkan kepala. Tidak perlu dipikirkan, Tamaki-kun." ucapnya, memasang senyuman palsu yang disembunyikan kepada Tamaki.

***

Hari hari telah berlalu, akhir-akhir ini kegiatan MEZZO lebih padat dari sebelumnya. Berbeda dengan kegiatan IDOLiSH7. Jangka waktu luang pun hampir tidak ada. Hari ini pekerjaan MEZZO telah selesai, para kru syuting pamit untuk pulang atau melakukan pekerjaan lain. Begitupun dengan Sogo dan Tamaki. Biasanya mereka dijemput manajer mereka, Banri. Namun Banri sibuk mengurusi pekerjaan untuk MEZZO besok.

Sogo melihat jam tangan, menunjukkan pukul 11 malam. Pekerjaan ini lebih lama dari sebelumnya, biasanya selesai jam 9 malam. Tetapi ini hampir larut malam. Manik matanya melihat jalanan yang sepi juga orang-orang berlalu lalang. Jam 11 masih banyak yang pulang dari pekerjaannya. Salah satu kru mohon pamit kepada Sogo yang berada di lobby, dibalas dengan senyuman.

"Otsukaresama deshita, hati-hati dalam perjalanan!" Sogo melambaikan tangan kepada beberapa kru yang ia temui. Senyumannya kembali pudar, ia mendongkakkan kepala menatap langit-langit lobby.

"Tamaki-kun.....lama sekali...." gumamnya. Biasanya ia akan mencari Tamaki, namun Sogo tidak ingin melakukannya.

"Sou-chan!" Tamaki berlari menghampiri Sogo dengan membawa tasnya yang berisi barang-barang miliknya

"Maaf lama-" Sogo yang sedari tadi duduk disofa, berdiri ketika Tamaki datang.

"Tidak apa, ayo pulang! Besok pekerjaan kita lebih sibuk lagi." Sogo berjalan mendahului Tamaki keluar gedung. Ia benar-benar lelah, dilihat dari wajahnya yang sedikit pucat. Akhir-akhir ini Sogo tidak banyak makan dikarenakan pekerjaan mereka yang padat. Hal ini pernah terjadi sebelum ia menjadi idol, Sogo sudah terbiasa dengan kesibukan ini.

"Kita pulang naik kereta. Banri-san dan manajer tidak bisa menjemput kita karena mereka sibuk mengurus pekerjaan lain. Jarak tempat syuting dan asrama cukup jauh. Ayo!" Sogo berjalan menuju stasiun yang jaraknya jauh.

"Eh ? Kita tidak naik taxi saja ?" pinta Tamaki yang khawatir dengan keadaan Sogo.

"Tapi......" langkah kakinya terhenti, sebuah mobil taxi datang dan berhenti didepannya.

"Baiklah, kita naik taxi." Sogo masuk kedalam taxi dan meminta supir membawa mereka ke asrama.

Sesampai di asrama, Tamaki berjalan ke kamarnya untuk istirahat, tetapi dia tidak bisa tidur karena memikirkan Sogo. Biasanya dia tersenyum pada semua orang termasuk Tamaki, tetapi senyuman itu menghilang begitu saja.

".....semoga besok Sou-chan tidak apa-apa"

Sementara Sogo mulai menyibukkan diri lagi dengan melanjutkan pembuatan lagu. Ia juga begadang untuk menyelesaikannya, tanpa sadar Sogo tertidur begitu menyelesaikan skrip untuk syuting selanjutnya.

***

"Tamaki-kun, bangunlah! Nanti telat bekerja." Tamaki terbangun sambil memegang bantal ousama purinnya dan melihat Sogo yang sudah rapih untuk bekerja.

"Iya...hooaaaamm masih ngantuk---" jawabnya lesu, Tamaki segera bersiap-siap. Sementara Sogo menunggu Tamaki diluar dari asrama. Tidak butuh waktu lama, Tamaki keluar dari asrama.

"Tamaki-kun, kalau kuberi Ousama Purin, apa rasa ngantukmu hilang?" Sogo mengeluarkan Ousama Purin dari dalam tasnya untuk berjaga-jaga, Tamaki terlihat senang ketika diberi Ousama purin dari rekannya. Sogo menghentikan taxi dan masuk kedalam bersama Tamaki. meminta taxi membawa mereka menuju tempat syuting.

"Aku mendapat pesan dari Banri-san, katanya kita duluan saja ke tempat syuting. Nanti dia menjemput kita setelah pekerjaan ini selesai" ucapnya sambil mengeluarkan hp dan membaca jadwal MEZZO hari ini.

Lebih padat dari hari kemarin. Hari ini syuting acara TV, siangnya pemotretan untuk iklan, dilanjutkan drama singkat untuk iklan. Malamnya mengisi radio khusus MEZZO. Sogo berharap dapat menyelesaikan semuanya sebelum tumbang. Disepanjang perjalanan Tamaki makan purin dan mengingat ulang jadwal-jadwal MEZZO hari ini. Dari semua jadwal tersebut semuanya sangat memberatkan. Tamaki harus memerhatikan kondisi Sogo ketika kerja.

"Hmmm....begitu ya-....Yosh- ganbatte ne- Sou-chan!" Tamaki memberi Sogo semangat. Sogo hanya mengangguk. Ia harus berjuang, bukan untuk dirinya tapi untuk semuanya. Ia juga ingin membuktikan bahwa kata-kata ayahnya salah. Musik telah mengubah dunianya yang kelam, itu semua berkat pamannya dan teman-temannya, IDOLiSH7. Mobil taxi berhenti didepan gedung tempat syuting acara TV. Sogo membayar taxi dan bergegas menuju lokasi syuting. Sesampainya disana, ia menyapa kru acara TV.

"Ohayou gozaimasu! Osaka Sogo dari MEZZO, yoroshiku onegaishimasu" Sogo sedikit membungkuk hormat kepada para kru.

"Yotsuba Tamaki- dari MEZZO. Yoroshiku" Semua kru menyambut Sogo dan Tamaki, salah satunya meminta mereka untuk bersiap di posisi. Sogo dan Tamaki memulai acara TV tersebut.

***

Waktu telah berjalan lama, matahari berada di atas kepala, pertanda siang. Satu jam sebelum pemotretan iklan, Sogo menyempatan diri membeli makanan di kedai yang berada dijalan. Ia membuka kotak bento dan mulai memakan bentonya. Sejak pagi Sogo belum sarapan, tetapi ia menyempatkan diri untuk minum air sebelum berangkat. Sementara Tamaki mencari-cari Sogo kemana-mana tapi tidak menemukannya. Tamaki sempat menanyakan salah satu kru dan mereka memberi tahu jika Sogo ada di kedai.

"Cih- kenapa dia pergi sendiri ?!" Tamaki berdecih sambil mencari Sogo, ia khawatir jika Sogo ambruk dijalan. Dari jauh Sogo melihat Tamaki menghampirinya, ia lupa tidak memberitahukan Tamaki kalau ingin ke kedai makanan.

"Ah Tamaki-kun! Maaf aku tidak bilang mau kesini."

"Kau ini--.....kenap..." Omongan Tamaki terputus karena teringat sesuatu untuk tidak membuat Sogo tambah stress.

"Tidak...apa-" Tamaki berbalik badan lalu membeli 2 minum untuknya dan Sogo di kedai.

"Ini-minumanmu" Tamaki memberi minumnya kepada Sogo.

Sogo menaikkan alis, heran dengan sikap Tamaki. Tapi Sogo bersyukur, Tamaki bersikap baik dan tidak membuatnya stress seperti dulu. Sogo tersenyum, menerima minuman pemberian Tamaki.

"Arigatou, Tamaki-kun! Ayo duduk, aku belikan bento buatmu." Sogo memberikan kotak bento kepada Tamaki.

Tidak lama kemudian salah satu kru datang ke Sogo dan Tamaki memberi tahu jika waktu pemotretan dimulai lebih awal.

"Are !? Baru saja kami makan beberapa menit-" pikir Tamaki lalu menoleh melihat Sogo, Ia menutup kotak bento yang masih banyak tersisa itu.

"Baiklah, kami akan segera kesana. Tolong antarkan kami." Sogo berdiri dan mengambil air mineral diatas meja.

"Ayo Tamaki-kun." ucapnya tanpa melirik Tamaki, mengikuti kru tersebut ke tempat pemotretan bersama Tamaki. Sebenarnya Sogo ingin makan lagi, tapi pekerjaan menghambatnya. Makadari itu, ia harus bersikap profesional. Lagipula, air putih akan membuat fokusnya tetap terjaga. Sogo hanya perlu menunggu pemotretan selesai dan kembali makan.

***

2 jam telah berlalu, syuting untuk drama telah selesai. Sogo berpamitan kepada para kru dan sutradara karena mereka malam ini akan pergi ke stasiun radio. Sogo membawa tasnya dan berjalan menuju taxi. Ia ingin pergi ke konbini, namun mengingat jadwalnya terpaksa mengurungkan niat itu. Helaan nafas keluar lagi, rasa lelah membuatnya hampir terjatuh.

'Sou-chan....tidak makan dari tadi...' pikir Tamaki, dia menahan tubuh Sogo yang hampir ambruk.

"Sou-chan kita pulang saja!" pinta Tamaki mengkhawatirkan keadaan Sogo. Dia tidak peduli kehilangan jadwal kerjaannya, dia lebih memedulikan temannya. Manik mata amethyst menatap mata arctic yang menatapnya khawatir. Sogo tersenyum tipis, Tamaki mengkhawatirkan dirinya.

"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit lelah. Nanti juga hilang sendiri, jangan khawatir." ucap Sogo yang kembali berjalan. Namun, tidak semudah perkiraan. Pemuda bersurai putih keunguan ini kehilangan keseimbangan.

"SOUCHAN?!" Jika tidak ditahan oleh Tamaki, Sogo pasti sudah jatuh ke tanah. Nafasnya memburu, keringat dingin membanjiri dirinya, sayup-sayup ia bisa mendengar Tamaki memanggil namanya. Matanya mulai buram.

"Ma-maaf....." dan Sogo sepenuhnya kehilangan kesadaran.

***

Yoshaaa angst tamaso lagi, ini baru part 1 nya. Part 2 menyusul kalo author udah kelar mengedit beberapa bagian :)

Buat readers tachi yang menunggu Reason part 3, mohon bersabar ya! Masih dalam proses karna rp-nya belum kelar. Rencananya mau usahain buat sebisa author dan tinggal di edit. Terus author greget pengen publish ini. Ini angst pertama Tamaso hasil inspirasi dr fanaart. Gimana pendapat readers-tachi?

Next, nantikan part 2 nya ya~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro