Tarawihnya anak pelangi
"Ayo cepetan bangun kalian dari rebahannya. Kita harus siap-siap ke masjid, bentar lagi adzan Isya' ! "
Mitsuki, selaku emak-emak dari keenam pemuda yang sedang bergelimpangan di lantai beralaskan karpet bergambar Dora berkacak pinggang. Menatap keenam anak-anak kurang akhlaknya bak ikan asin dijemur.
"Males, Nii-san. "
"...Iori bangun atau abang slempet sarung? "
Segera Iori bangun dari posisi rebahannya, lalu ikut berkacak pinggang disamping Mitsuki. Menatap kelima ikan asin lainnya yang masih malas-malasan. Mitsuki pijit-pijit dahi, pusing melihat adiknya semakin occ semenjak bulan puasa. Orang lain dapat hidayah dan bertambahnya akhlak baiknya, tapi kenapa adiknya seakan hampir tersedot habis akhlaknya.
Ah. Kayaknya memang keenam kawannya memang tersedot akhlaknya semua, buktinya Riku dan Sougo yang biasanya jadi anak baik ikutan bergabung ke klub ikan asin yang bergelimpangan dibawahnya.
Tapi untunglah Iori masih bisa dikendalikan dengan ancaman slempetan sarung, pemuda berambut navy itu sedikit takut dengan slempetan sarung setelah secara tak langsung dibully oleh Riku dengan menggunakan sajadah miliknya. Tindakan anarkis ini bisa terjadi sebab Iori mencegah Riku untuk UwU-UwUan dengan kakak kembarnya, Tenn.
Sebenarnya Tenn ingin ikut bergabung membully Iori, tapi setelah melihat ganasnya Riku mengebuk Iori menggunakan sajadah Tenn memilih mundur alon-alon. Ngeri dia melihat Riku menggebungkan dua pipinya dengan alis menukik sedang mencekek leher Iori menggunakan sajadah dan dilanjutkan dengan menamparkan sajadah miliknya ke badan Iori.
Shh... Mitsuki saja ketika mengingat kembali seberapa terbullynya adik laki-lakinya malam itu merinding disko sendiri, lucu sih ekspresi wajahnya bikin pengin unyel-unyel pipi gembilnya tapi tangan aktif nabokin orang lain.
Yang mau unyel-unyel kan mikir-mikir lagi.
Riku baru berhenti menaboki Iori setelah Mitsuki mengiming-imingi menginap semalam di rumah trio TRIGGER. Riku dengan senang hati menghentikan tindakan anarkis lalu berlari bak pemain film India kearah kakaknya yang sedang merentangkan tangan.
Ryuu dan Gaku dipojokan menyanyikan 'Kuch kuch hota hai ' dengan tabuhan rebana dari Nagi dan Yamato. Tenn dan Riku berputar-putar bak pasangan bahagia yang berhasil menyolong kembali berlian yang diambil kawan bapaknya si tokoh utama yang gak punya terima kasih malah nyuri ide brankas punya bapak tokoh utama dengan cara mengikuti kejuaraan tingkat internasional di Dubai.
Uhum. Gak ada yang penasaran ama judul film Indianya?
Kagak ada keknya-
Rasanya Iori seperti tokoh antagonis yang menghalangi kebahagiaan kedua tokoh utama.
Mitsuki membantu Iori bangun dengan kedua tangannya, adiknya bergetar dengan ekspresi ketakutan.
Mitsuki mau ngakakin tapi kasian tapi geli juga liat adiknya abis dibully sama orang yang biasa dia omeli.
"Ayo kalian bangun! Nanase-san bangun ju-"
"Iori berisik! Aku slempet sajadah lo nanti! "
Oke. Iori kicep. Ia bersembunyi dibelakang Mitsuki sambil mengerutkan dahi, menatap ngeri Riku yang menggembungkan sebelah pipi dengan tangan siap sedia menggenggam sajadah merah miliknya.
"Se-sebelum traumaku habis dengan si sajadah atau segala benda yang bisa dislempetkan, kuserahkan Nanase-san padamu, Nii-san... "
Lailahaillah... Mitsuki rasanya mau resign dari kehidupan. Tapi apa kabar keenam anak kurang akhlaknya jika dia resign dari kehidupan? Masih napas sehat wal afiat dengan kegemoyan cetar aja kelakuannya semeresahkan ini.
Setelah mengancam Iori, Riku kembali ke posisi tengkurapnya disamping Tamaki yang juga tengkurap, main piano tiles tanpa berkedip. Riku menonton disamping Tamaki. Bengong liatin balok-balok item yang berjalan cepat, kadang sengaja mencet random layar ponselnya Tamaki. Riku nyengir kuda ketika Tamaki berteriak-teriak menyuruhnya untuk tidak mencet-mencet random.
Sougo- yang harusnya paling waras bersama Iori tapi malah ikutan sesat- posisinya sama dengan Tamaki dan Riku, tengkurap tapi bedanya ia mendekap boneka ousama purin didadanya sebagai alas. Didepan wajahnya ada ponselnya yang disenderkan ke lengan Yamato yang tidur terlentang. Si hijau itu langsung rebahan dikarpet setelah berbuka puasa dan ajaibnya detik itu juga mendengkur keras bak bapak lima anak.
Lebih ajaibnya lagi, badannya tetap gitu-gitu aja. Gak melebar.
Kayaknya kalo kawan-kawannya pada kesedot akhlaknya, Yamato kesedot lemaknya pas puasa, soalnya kalo akhlaknya udah habis dari sebelum puasa-
Kembali ke Sougo yang menggebuk wajah pulas Yamato dengan kipas tangan yang terbuat dari bambu dengan jeritan tertahan. Yamato yang mendapat tabokan bangkit bangun sambil latah, menoleh kekiri dan kekanan lalu lanjut tidur sambil mendengkur.
Sougo yang asik melihat 'Ikatan Ai ' terdiam ketika ponselnya tak sengaja tertelungkup karena Yamato yang bangun tiba-tiba. Segera Sougo melayangkan kipas tangan bambunya kearah Nagi yang bengong menghalukan Kokona.
"AWH! WAI WATASHI YANG DITIMPUK?! "
"Biar ada dialog. "
Sougo menjawab tanpa emosi, kembali fokus ke layar dengan mulut terbuka sedikit. Menonton serius Mas Ale sedang adu debus dengan Mbak Anden yang di wasiti oleh Mbak Esle. Nagi yang terkena tabokan nyasar merengut nista, memeluk boneka Kokona miliknya sambil menatap melas Mitsuki.
Mitsuki yang ditatap melas mendelik,
"Apa?! "
Nagi kicep menggeleng pelan dengan alis menyatu dan mulut mengucut. Pundung memainkan Kokona dengan aura 'anak disembur emaknya ketika mecahin Tepperwere'
"Wuu~ Kasian dibentak Nii-san~ Wuu~"
"Iori diem. Jangan nambahin beban pikiran abang. "
"Ma-maaf, Nii-san. "
Mitsuki memijit kembali dahinya, berusaha memutar otaknya agar anak-anak kurang hidayahnya tergerak untuk bangun dan bersiap Sholat Tarawih. Lampu imajiner diatas kepala jingga Mitsuki berdenting dan mengeluarkan cahaya, dengan senyum lembut Mitsuki menatap para ikan asin dibawahnya.
"Besok menunya nugget kense-"
"Hoax. Mikki kan gak punya uang. "
Ujung bibir Mitsuki berkedut, memang benar sih dia tak punya uang. Tapi sebenarnya ada tawaran endorse dari si nungget sultan itu, namun seperti si anak bontot yang masih betah main piano tiles itu sudah memilih tak mempercayai perkataan Mitsuki.
Penyebabnya ia suka dikibulin boleh makan pudding satu ember setelah membantu mencuci piring, giliran ditagih katanya cuma bolehin makan tapi bukan berarti Mitsuki yang buatin.
Mitsuki punya bibit-bibit ngegoasting. Tidak baik itu, maz.
"...besok kita kerumahnya TRIGGER, mau join belajar debus sama Kujou-"
"AYO MEN TEMEN! KITA SIAP-SIAP TARAWIH! TARAWIH ITU BIKIN SEHAT PLUS DAPET PAHALA, LO! KALO GAK PERCAYA NANTI DITANYAIN MALAIKAT RAKIB DAN ATID! "
Riku dengan suara teriakan membahananya bangkit dari posisi tengkurapnya lalu berdiri disamping Mitsuki. Memasang wajah bersemangat dengan pakaian yang entah mengapa sudah berganti baju koko putih dan sarung kotak berwarna merah marun.
Kopyah sudah terpasang menutupi sebagian rambut merahnya, sedikit titik-titik air terlihat membasahi dahinya. Tanda ia baru saja mengambil air wudhu. Riku menyengir lebar sambil mengangkat dua jari, mempraktekkan salam peace.
Bayangkan pemandangan penyejuk jiwa itu, bestie.
Adem poll~
Mitsuki bengong,
'CEPET BANGET, BUSET! ADEKNYA TITISAN MALAIKAT EMANG BEDA! ' batin Mitsuki sedikit occ.
"Yuk ah, Mitsu. Bengong mulu. "
Mitsuki melotot, menatap tak percaya Yamato yang sudah berpakaian baju koko coklat dengan sarung tenun berwarna hijau tua. Sajadah tipis bermotif merah dan putih tersampir di bahu sebelah kanannya, sebelah tangannya memegang kopyah.
'...FIKS. ITU BUKAN YAMATO YANG AKU KENAL! KESURUPAN JIN MUSLIM PASTI! ' teriak batin Mitsuki kembali.
"Nii-san. Berangkat, yuk. "
Adiknya, Iori sudah berbaju koko putih dengan kerah berwarna biru tua, memakai celana panjang dengan membawa Al-Qur'an ditangan kanannya. Tersenyum manis sambil mengacak pelan rambutnya yang masih basah.
...masya allah... Mitsuki semakin bengong begitu juga yang ngetik.
"Mitsuki. Ayuk! Nanti keburu adzan, watashi gak mau di shaf belakang sendiri. "
Oke. Mitsuki semakin mengangga melihat penampilan Nagi. Dengan sarung coklat muda dan baju koko berwarna kuning, Nagi mengguncangkan badannya dengan mata berkilauan. Senyum lebar tersemat dibibir Nagi, poninya yang biasanya menutupi dahi sekarang disikap kebelakang.
"Sou-chan!!! Sajadah mu kelupaan! "
"Ah! Terima kasih, Tamaki-kun. Aduh... Kopyahmu miring, tuh! "
"Ehehe~ Makasih udah benerin~ Nanti kita tadarus, yuk! "
"Baiklah. Kita tadarus nanti! "
Mitsuki bergetar ketakutan, Nagi menatapnya dengan pandangan bingung.
Sougo yang memakai baju koko berwarna ungu pucat dan bercelana hitam panjang sedang membenarkan kopyah miring dikepala Tamaki. Tamaki yang bersarung biru tua dengan atasan koko lengan pendek berwarna biru toska yang memasang cengiran lebar, kedua tangannya masing-masing memegang sajadah biru muda dan ungu tua.
"...KENAPA KALIAN GANTINYA CEPET BANGET?! AKU MASIH PAKE KAOS DAN KOLOR JADI INSECURE! "
Keenam pemuda yang sudah menguarkan aura pemuda idaman para ukhti itu menatap Mitsuki yang duduk bersipuh dilantai,
"Kami gak mau ditanyain malaikat Rakib dan Atid yang ngeri-ngeri. " jawab mereka bersamaan kecuali Riku.
Mereka ngeri dengan ucapan yang dilontarkan Riku, bawaannya akhirat mulu. Tapi manjur juga buat menggerakkan para pemuda kurang cipratan hidayah ini.
"...Mitsuki-san mau ditanyain 'Man robbuka? ' sama malaikat Rakib dan Atid? "
"ENGGAK, SOUGO! "
"Tapi lu belum ganti baju, jadi lu mau-"
"DIEM YA, IJO! IYA! IYA INI MAU GANTI BAJU! "
Dan begitulah akhir dari kisah perjuangan seorang Izumi Mitsuki. Semoga stok kesabaranmu selalu diperbarui bak game IDOLiSH7 yang terus nambah ram dan event menguras stellarnya, Amin.
________________________________
Hayo! Ada yang tarawihnya udah bolong?
Samaan, sih :")
Enthor juga gak bisa full shalat tarawih tahun ini, hiks...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro