Sahurnya duo mesra
"Momo. Ayo bangun, sahur. "
Manik mata berwarna magenta itu terbuka sedikit, masih merasa mengantuk. Dengan bibir mengucut, Momo pemilik rambut dua warna itu membalikkan badan. Memunggungi orang yang membangunkannya.
"Ngantuk, Yuki... Sepuluh menit lagi... " gumamnya sambil menyamankan posisi tidur.
Dengan perlahan tubuhnya dibalikkan, tangan dingin terasa nyaman menyentuh lembut sebelah pipi pemuda berambut dua warna bernama Momo itu. Mengelus pipi Momo dengan perlahan.
"Cepat bangun, Momo. Nanti kita telat sahur. " bujuk Yuki dengan suara lembut.
Momo bergeming, tidak berusaha membuka mata apalagi bangkit dari posisi berbaringnya. Lebih memilih ndusel-ndusel manjah ke tangan dingin Yuki.
Avv mau dong ndusel ke tangan yang dingin-dingin gitu~
Halah puasa, bukan mukrim. Gak ada yang bisa dimintain tangannya nempel ke muka Enthor. Minta ke mbak sendiri nanti malah digaplok.
Yaudah. Masukin wajah ke freezer terus ndusel-ndusel didalamnya aja, paling ringan mungkin cuma diteriakin emak terus yang paling berat dipanggilin Pak Ustadz.
Nanti ada sesi Q&A yang hebohnya ngalahin meet and greet antara penggemar dan oshinya.
Wuih. Pasti langsung rame rumah Enthor, hshshs~
Tuh kan random. Jadi pengin gaplok kepala sendiri yang isinya tambah gak jelas.
Astagfirullah. Insyaflah wahai manusia~
Kata itu juga berlaku buat Enthor yang masih kenceng ngehalu oshi.
Itu yang masih ngebucin oshi berhenti dulu, ya~
Nanti pas lebaran puas-puasin~
Spam kehaluan yang tertahan pas ramadhan sabi lah pas lebaran, BAHAHAHA!
Tapi kayaknya Momo tidak mengindahkan permintaan Enthor. Orangnya masih betah tuh ndusel-ndusel ke tangan Yuki.
Dih. Bikin ngiri, Mo.
Astagfirullah. Stay halal, sister.
Yuki tersenyum tipis, ia mendekatkan wajahnya ke telinga Momo lalu berbisik pelan,
"SAHOR! SAHOR! BANGUN, BELANG! BANGON! JANGAN KEBO KEBURU IMSAK!!! "
Avv. Manisnya diteriakin orang gans subuh-subuh~
Meh. Pegang tu telinga, ditanya langsung 'ha he ha he ' mulu kayak penjual keong didepan SD.
Sekarang tu penjual kemana, ya?
Kangen. Sama itu, penjual ikan cupang dua ribuan dan penjual Yoyo... Ah! Sama abang mainan yang jualan binder!
Hiks... Empat barang itu adalah penyebab Enthor gak jajan dan berakhir lemas hampir mati kelaparan.
Tiga lainnya aman, sih. Tapi Yoyo kalo enggak ruwet gegara mainnya gak santai ya kepentok badan temen sendiri. Nangis kejer seketika terus tabok-tabokan biar impas. Ujungnya satu kelas nangis berjamaah.
Sip. Jadi mau nempeleng pala Enthor dimasa lalu. Meresahkan banget.
Alhamdulillah, guru Enthor sehat wal afiat pas ngajar angkatan Enthor di SD. Sehat selalu Pak... Bu... Anak didikmu ini tumbuh jadi penghalu handal!
Gak guna beliau capek teriak-teriak tiap hari biar anak didiknya jadi orang berguna semua. Dimasa depan beberapa jadi sad girl and boy, sisanya penghalu handal.
Tapi tenang. Teriakan Yuki berguna sekali. Buktinya sekarang Momo jumpalitan bangun sambil bernapas cepat. Suara alarm dari ponselnya terdengar nyaring disunyi kamar tidurnya. Momo menoleh kekiri dan kekanan, ekspresi bingung terlihat nyata diwajahnya.
"Yu-yuki mana?! " teriak Momo.
Dikamarnya tak terlihat sama sekali wujud Yuki yang berambut panjang abu yang kece badai, Mbak Anggun aja kalah berkilauan rambutnya.
MBAK ANGGUN BERIKAN SECUIL KEKECEAN RAMBUTMU, AKU MAU JADI DUTA SAMPO BERFULUSH TERUS BELI MERCH ORI, AMIN!
Momo mengusap wajahnya yang terasa tegang,
"Jadi... Tadi itu mimpi? " gumamnya.
Mata magentanya melirik layar ponsel yang menyala terang dengan keadaan bergetar dan mengeluarkan suara nyaring.
"HAH?! UDAH JAM SEGINI?! "
Momo membuang asal selimut lalu berlari cepat menuju kamar Yuki, dengan sekuat tenaga ia mendobrak pintu kamar Yuki. Daun pintu yang malang jatuh terjerebam ke lantai dingin. Momo merangsek masuk dengan wajah panik, tak memperdulikan nasib pintu kamar Yuki.
"Yuki! Bangun! Lima menit lagi imsak! Yuki!!! "
Yuki yang terkenal kekeboannya hanya membalas teriakan panik Momo dengan dengkuran syahdunya. Terlihat sama sekali tak terganggu tidurnya. Momo yang sudah digerogoti kepanikan segera menyeret Yuki dengan cara menarik rambut kece badainya.
Momo mengerahkan tenaga bison miliknya untuk menarik tubuh Yuki agar bergerak bersama dengan tubuhnya. Bodo amat dengan rambut Yuki yang akan rontok atau Yuki yang ketika bangun tidur merasakan sakit kepala yang luar biasa. Momo sudah tak peduli.
Yang terpenting sekarang mereka harus sahur! Harus!
Momo bernapas lega ketika tubuh Yuki yang masih betah tertidur ia dudukkan dikursi makan. Setelah menuruni tangga dengan insiden Momo yang tak sengaja melepaskan cengkeramannya pada rambut Yuki dan berakhir Yuki berguling bebas dari lantai dua menuju lantai satu melewati undakan tangga.
Momo meringis nyeri, semoga tulang atau persendian Yuki baik-baik saja, kerumah sakit bisa nanti, yang terpenting sekarang ia dan Yuki harus sahur! Harus!
Lagipula pasti suster dan dokter sedang sahur sepertinya atau beristirahat. Ia tidak ingin menganggu mereka hanya karena memeriksakan Yuki yang terguling dari lantai dua.
Permisi. Jasa getok magic ada? Gemas Enthor lihatnya.
Dengan cekatan Momo menuangkan air panas ke bubur instan yang dengan ajaibnya ia temukan ketika membuka laci lemari dapur. Ajaibnya lagi, Momo berhasil melakukan semuanya tanpa kesalahan. Mulai dari membuka wadah bubur instan, mengunting dan menuangkan bumbu, sampai menyajikannya.
Jika Yuki bangun saat itu, pastilah laki-laki berambut abu panjang itu detik itu juga menggelar syukuran dalam rangka 'Momo yang berhasil membuat makanan instan'
Alay memang tapi bagaimana lagi, ini merupakan sebuah kemajuan untuk Momo yang berkeyakinan jika wortel bisa empuk dengan sendirinya tanpa di potong terlebih dahulu lalu langsung memasukkannya dalam air rebusan atau menyimpan daging-dagingan dalam freezer selama hampir 7 bulan lalu mempercayai jika daging itu akan baik-baik saja.
Agak-agak emang si belang gans dari Re:vale ini.
"Baiklah Yuki buka mulutmu, Aaaaa! "
Tuh kan agak-agak. Yukinya kan masih bobok gans.
Momo merengut unyu,
"Yaudah kalo Yuki gak mau, biar Momo aja yang makan buburnya! "
Setelah mengucapkan kalimat itu, segera Momo mengangkat wadah bubur instan itu keatas mulutnya, memakannya dalam sekali bukaan mulut.
Astagfirullah. Doyan apa rakus, Mas?
Setelah mengucap 'Alhamdulillah, kenyang' Momo bangkit berdiri. Ia kembali menoleh ke Yuki yang masih pulas mendengkur. Helaan napas dikeluarkan olehnya, masih ada waktu dua menit sebelum imsak.
Ia harus melakukan sesuatu!
'•'
"Laris! Laris! Alhamdulillah Nasi gorengnya ludes~"
Bapak-bapak bertopi itu tersenyum lebar sambil menghitung hasil penjualannya hari ini, perasaan lega meliputi hatinya ketika barang dagangannya terjual habis. Sekarang ia bisa pulang kerumahnya.
Dengan hati riang dan jiwa bahagia, bapak-bapak itu akan mendorong gerobak dorong tempat dagangannya. Alangkah kagetnya si Bapak ketika ssorang berambut dua warna tiba-tiba datang lalu menempel sebelah pipinya dibadan gerobak. Rambut dua warnanya acak-acakan dengan baju tidak karuan.
"Beli, bang... "
Bulu kuduk Bapak itu naik semua, kini ia mulai merasa ketakutan. Dengan badan bergetar Bapak itu menjawab dengan terbata,
"I-ini mau pulang, Mas... Maaf... "
Tatapan horor diberikan kepada sang bapak sebagai bentuk protes, pemuda berambut belang itu mendekat dengan gerakan perlahan. Kedua tangannya terangkat setengah badan kedepan. Mirip vampir cina.
"BAIK! BAIK! SAYA PUNYA SATU BUNGKUS NASI GORENG, BAWA SAJA, MAS–" teriak si Bapak sambil mengacungkan bungkusan nasi gorenf kearah makhluk yang ingin mendekatinya.
Seketika aura horor dan menyeramkan dari pemuda berambut dua warna ini hilang, yang tersisa hanya senyum lebar dan aura bahagia. Ia menatap si bapak dengan tatapan haru,
"Terima kasih, pak... Rekan saya akhirnya bisa makan... Hiks... Huwaaa. "
Si bapak kelabakan, makhluk didepannya menangis keras bak anak kecil yang diambil permen atau tak ada bedanya dengan si Mbak-mbak selalu bahagia dengan rambut hitam panjang berkilauan.
"Su-sudah ya, Mas... Sekarang Mas bisa memberikan nasi gorengnya ke– AYAM! KUNTI ALBINO! "
Momo yang masih sesegukan menatap heran bapak-bapak yang sudah berlari kocar-kacir sambil mendorong gerobaknya, ia menoleh kearah pandangan mata si Bapak. Seketika Momo berteriak histeris dan menyusul larinya si bapak-bapak tukang nasi goreng.
"ASTAGFIRULLAH!!! MOMO ANAK BAIK! JANGAN MAKAN MOMO MBAK KUNTI ALBINO!!! WAAAAA!!!! "
"SAYA PUNYA ANAK ISTRI DIRUMAH, JANGAN GIGIT SAYA!!! "
Dua orang itu terus berlari cepat, meninggalkan sosok yang berdiri dibelakang yang sedang menggaruk bagian belakang kepalanya.
"Momo apaan, sih? Mau nanya ada makanan apa enggak juga... Si bapaknya juga ngawur, apa-apaan kunti albino. "
Yuki yang menguap kembali masuk kedalam rumah sambil menggaruk pipinya,
"Besok seharian tidur aja kalo gitu, biar hemat tena–"
Yuki memantung, tepat dihadapannya berdiri sosok wanita dengan rambut panjang menutupi wajahnya. Kepalanya menunduk, dengan baju terusan putih yang menyentuh tanah. Yuki bertaruh jika sosok itu tak menapak ditanah.
Yuki merasakan tubuhnya oleng, dengan wajah pasrah ia memilih pingsan sebagai opsi melarikan diri. Hitung-hitung melanjutkan tidurnya yang dirasa belum cukup. Tak apa dia ambruk disini, nanti juga ada yang memindahkan tubuhnya kedalam rumah.
Yang terpenting, pingsan dulu!
"Tekyuu... Aku jadi gak perlu nyari posisi buat tidur nyenyak... "
________________________________
Udahlah panjang, gaje dan nista lagi 😭
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro