Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sahurnya anak pelangi

"Uwah! Sudah jam segini! "

Pemuda berambut jingga itu bangun dari ranjangnya. Melempar asal selimut yang dipakai, mengabaikan hawa dingin yang menusuk. Rambutnya juga ia biarkan berantakan, tak apalah. Ia bisa merapikannya nanti.

Yang penting sekarang ia harus menjadi kuli!

Rada ngenes sih... Masih ngantuk disuruh nguli buat ngasih makan anak orang.

Tak papa kalau adiknya, adiknya Kujou, sama si antena dua biji. Tidak ridho sebenarnya dia memberi makan ketiga makhluk sisanya. Eh. Kalau yang biru muda tak apa, dia badannya bongsor. Lumayan buat jadi tiang lampu pas asrama mati lampu dengan bayaran pudding. Dua biji lainnya dia anak tirikan saja, banguninnya rada lamaan biar keselek mulu makannya.

Pemuda itu terkikik bak lelembut berbentuk wanita berbaju putih yang hobi melayang. Bedanya ini LAKIK, rambut oren acak-acakan, pakai baju partai Dimukret plus muka cemong bedak.

"KA-KAMU SIAPA?! KOK MIRIP NII-SAN?! CEPAT JAWAB ATAU KULEMPAR TELEVISI! "

Iori yang baru membasuh mukanya di toilet dikejutkan oleh seonggok makhluk yang terkikik nyaring dipojokan. Memiliki wajah mirip abang oren imutnya. Adik mana yang tidak jumpalitan melihat 'titisan' kakaknya ketawa-ketawa tidak jelas dipojokan?

Entah tenaga darimana, Iori segera mengangkat televisi disamping badannya lalu diangkat setinggi mungkin. Pemuda berumur tujuh belas tahun itu tidak mengindahkan fakta jika televisi itu baru diberikan oleh direktur mereka dengan pembayaran sistem kredit.

Maklum televisi mereka rusak beberapa bulan ini, entah karena kasihan atau muak melihat geng Ainana ribut mau melihat sidang penentuan awal puasa dimana akhirnya sebuah televisi diberikan pada geng Ainana.

Tetap bayar sebenarnya. Jadi secara teknis, geng Ainana membeli televisi dari direktur mereka, Pak Otoharu.
Lebih mengherankan lagi, sejak kapan Pak Otoharu menjual perangkat elektronik?

BERARTI SABILAH KALO AINANA KOLEB AMA PANASONEK, AHAHAHA!!!

Dengan aksi pemalakan yang dilakukan oleh Riku menggunakan jurus 'puppy eyes' akhirnya Yamato selaku orang berduit membayarkan harga televisi mereka. Sambil menyengir lebar, Yamato menyerahkan selembar uang merah gambar dua bapack Indonesia ke Pak Otoharu,

"Sistem kredit ya, Pak Otoharu. Ehehe~"

Pak Otoharu hanya manggut-manggut kalem sambil menerima selembar uang merah dari Yamato. Dengan senyum lebar ia berkata,

"Juru gebuk, seret anak ini. "

Yamato hanya bengong ketika diseret oleh Banri. Entah apa yang akan dilakukan oleh Banri kepada Yamato, yang jelas Yamato kembali dengan bentuk tidak karuan. Enthor saja tidak sampai hati mendeskripsikan bentuk Yamato ketika dikembalikan, hiks...

Riku kembali melancarkan jurus pemalakan 'puppy eyes' miliknya. Target selanjutnya tentu anggota berantena dua biji dengan akhlak yang ilang-ilangan seperti sinyal IndiOhok kalau pas masak makanan, habis orang waras mana yang masak sepanci sup cabai panjang?

Ada, sih. Ya Sougo ini.

Cabai mehong, mazeh~

Jelas Mitsuki selaku Emak asrama teriak kesetanan, cabai sebanyak itu untuk stok malah dimasak jadi sup sama Sougo. Ditambah Riku dan Tamaki yang main lempar-lemparan bola balon didalam kamarnya Iori, tak terlalu parah kalau isi air. Ini isi minyak goreng bola balonnya, bestie.

Duo Ijum seketika menjerit nista.sedangkan dua pelaku perusuhan cengar-cengir sambil garuk kepala. Jidat mereka langsung disentilin sepanjang hari sama duo Ijum, biar tambah lebar nan jenong katanya.

Yeu. Bisa aja alasannya, situ kan jidatnya juga jenong nan lebar. Jenong nan lebar kok ngajak temen? Jenong sendiri kenapa, mandiri!

Baiklah. Kita sudahi topik yang semakin tidak jelas ini, kembali menuju Iori yang kosplay jadi Gathotkaca.

...sebentar. Iori kosplay jadi Gathotkaca?

BHAHAHA!

tetepgantengsi, uhuk.

Malahkayaknyajadigagahgitu–

TUH KAN BALIK KELUAR TOPIK LAGI! IORI DIBAKAR AJA, DEH! BIKIN GAGAL FOKUS MULU!

...gagaga. Canda. Adiknya Mitsuki nanti siapa. Aku gak mau Mitsuki kesepian~

Eh.

Ada Nagi sebenarnya, jadi sabi lah Iori dibakar, AHAHAHA.

EH GAK DING, AKU LOP IJUM KYOUDAI– GAK MAU ORENKONENG KYOUDAI!

...gini, nih. Dasar labil. Jadi mau balik jadi bayi aja. Kalau gak suka tinggal tampar muka orang yang gak disukai, setelahnya tinggal ketawa ngakak.

Tapi... Kalau Yamato masuk, berarti jadi OrenKonengIjo Kyoudai dilangit yang biru bak rambut Tamaki, dong?
Aduduh... Lidah nista Enthor salto...
Untung belum kayang. Iya. Kayang kamu, xixixi~

Halah. Ngejokes bapack-bapack. Geli, karpet.

Tuh kan random.

Udahlah labil, random lagi.

Halal untuk ditabok.

Pakai stellar dan card UR Opus Ijum Kyoudai, AMIN GEDEIN TEBELIN GARISIN PLUS MIRING.

Yang bilang "Kayak yang nulis. " gegara ngeh dengan kata terakhir.... Karpet kamu! Ayo by one! Kamu maju, Enthor mundur!

Udahlah. Capek ngerandom. Balik ke topik.

Dengan kebaikan dan kerendahan hati, akhirnya Sougo membayarkan uang sisa pembayaran televisi tersebut. Dan endingnya para anak pelangi saling berpelukan karena senang mendapat televisi baru. Minus Yamato. Tidak kok, dia tetap diajak pelukan, tapi teriak-teriak gegara lengannya yang sakit malah dikekep Tamaki.

Besoknya pudding Tamaki dikokopin semua sama Yamato.

Nyebut, bang. Itu makanan anak bontot.

Dan sekarang televisi hasil pemalakan Riku dan kebaikan hati Sougo malah diangkat tinggi-tinggi oleh Iori untuk dilemparkan ke Mitsuki yang melotot bak barongan.

Durhaka kamu, mas. Udahlah barang milik bersama mau dirusakin, rusakinnya jalur dilempar ke kakak sendiri lagi.

Astagfirullah.

"Eh! Eh! Iori! Ini Nii-san! Bukan setan atau lelembut! " teriak Mitsuki yang coba meluruskan kesalahpahaman yang membagongkan ini. Mitsuki jelas ikutan terkejut dan terheran-heran, adiknya yang biasanya tenang dengan kondisi dan kejadian apapun jadi bar-bar.

Adik mana yang mau lempar kakaknya sendiri pakai televisi?

Tidak ada selain Si Iori ini.

"Ti-tidak! Kamu pasti bohong! Cepat jawab kamu siapa! " teriak kembali Iori.

Gak percaya dia kalo makhluk yang lagi gemeteran dipojokan ini kakaknya sendiri. Kakaknya bukan tipe orang yang bakal ketawa cekikikan dipojokan jam setengah empat begini. Lagipula gak ada kisahnya orang suka cekikikan dipojokan pas jam setengah empat pagi, Johri.

"ISH! INI ABANG, JUMINTEN! MUKA ABANG MAREN KAN CEMONG GEGARA KALAH MAIN UNO! "

Nah di ngegasin abang sendiri. Diganti namanya pula, mampus.

Iori masih menatap tak percaya,
"Beneran ini Nii-san? "

Mitsuki bertindak KDRT dengan menyabetkan sarung yang dipakainya ke kaki jenjang Iori sambil merengut. Capek dia gak dipercayain sama adik sendiri.

"I-iya– Ampun, Nii-san. Udahan naboknya–"

Ya gitu. Tabok aja terus, sekalian di smackdown aja. Ikhlas lahir batin Enthor kalau Mitsuki yang ngelakuin.

Kagak si sebenernya. Tuh kan labil...

"Makanya percaya ama– EH EH EH! KAMU MAU NGAPAIN, TAMAKI?! "

Mitsuki kembali berteriak, ia terkejut bukan main ketika melihat Tamaki dengan rambut acak-acakan dan lengan baju panjangnya terangkat sebelah sedang mengangkat galon air dan seperti ingin melemparkannya kepadanya. Belum juga adiknya menurunkan televisi, ini ada satu makhluk lagi yang ingin melemparkan barang kearahnya.

Kayaknya para sweet seventeen mau durhaka berjamaah. Astagfirullah.

"KAMU BUKAN MIKKI! SINI AKU LEMPAR KAMU! DASAR SETAN JAHANNAM, BERANINYA KAMU MELAUDRY OTAKNYA IORIN! "
"Sa-sabar Yotsuba-san! Ini Nii-san! Jangan kamu lempar galon! "
"GAK! AKU ENGGAK PERCAYA! KAMU UDAH DIPERDAYA SAMA SETAN TENGIL INI, IORIN! "
"Percaya denganku, Yotsuba-san!!! "

Mitsuki mengkeret dipojokan, gemetaran lah. Coba kamu diposisi Mitsuki, mojok terus didepanmu ada dua biji orang bongsor yang angkat-angkat barang yang jelas kalau kepentok kepala paling ringan bocor terus yang paling parah ditanyain 'Man robbuka? '

Kan Astagfirullah.

Tamaki masih berteriak bersahut-sahutan dengan Iori. Mitsuki mau nangis kejer aja, pegang telinga dia dengerin balas-balasan teriak dua biji anak yang lagi jamaah durhaka.

"Tamaki tadi teriak ada setan?! Ma-mana setannya?! Sini Riku timpuk! "

Ketiga orang yang berada disana terbengong-bengong seperti seorang bucin yang mendapat card oshi yang diinginkan, amin. Aneh kalau gak bengong melihat benda yang ingin dilemparkan Riku. Rikunya nimpuk pake bantal? Tidak. Pake guling? Nehi. Pakai kulkas? Nanana.

Riku anak baik, gak bakal ngerusak fasilitas umum yang dipakai bersama.
Dia cuma angkat meja makan. Iya. Meja makan yang biasa buat makan bareng anak Ainana.

"HUWAAAA!!! "

Tamaki dan Mitsuki segera berpelukan, galon yang diangkat oleh Tamaki dilempar asal. Iori segera menenangkan Riku yang mengembungkan sebelah pipinya sambil mengangkat tinggi-tinggi meja makan yang terbuat dari kayu jati.

Masya allah...

"Te-tenang, Nanase-san! Turunkan dulu mejanya, dia Nii-san bukan setan atau lelembut! "
"Iori sendiri kenapa angkat-angkat televisi?! Jadi gak papa kalo Riku mau nimpuk setannya! Sini kamu, setan! "

Tamaki dan Mitsuki kembali menjerit, mengeluarkan lengkingan memekakkan telinga. Teriakan cewek pas dikedipin Nagi aja kalah nyaring.

"Se-setan?! Mana?! "
"BUNDA!!! / MAMA!!! "

Suasana semakin ricuh karena kedatangan Sougo yang membawa bor kesayangannya yang berbunyi nyaring, jelas Tamaki dan Mitsuki menjerit kembali. Bor itu bor... Kalau kena, langsung disepak ke Surga atau ke Neraka.

Gusti...

Nagi yang datang bersamaan dengan Sougo dan masih mengumpulkan nyawa hanya diam sambil kedip-kedip, bingung dia tapi gak mau tanya. Takut ditimpuk Iori ama Riku atau dibor sama Sougo.

"Semuanya tenang! Ini Nii-san–"

Ucapan Iori terhenti, dari arah barat terdengar suara adzan subuh yang berkumandang dengan indahnya. Senyap segera menguasai ruangan itu. Keenam pemuda berambut warna-warni terdiam dengan aura pekat.

Yamato datang dengan wajah menahan kantuk sambil menggaruk bagian belakang kepalanya,
"Ada apa pagi-pagi berisik..."

Leader grup pelangi itu merinding disko ketika ditatap tajam oleh keenam pasang mata yang berbeda warna. Ia merasakan jika ada sesuatu buruk yang akan menimpanya.
Nagi dengan wajah menahan marah menunjuk mantap kearah Yamato.

"ITU PENYEBAB KITA GAK SAHUR, ARAK DIA KAWAN-KAWAN!!! BAKAR DIPEREMPATAN!!! " komando Nagi dengan penuh dendam kesumat dan emosi mendalam.
Sougo, Tamaki, dan Mitsuki segera mengangkat senjata mereka masing-masing berupa bor, galon, dan sapu. Dengan semangat membara mereka berteriak keras,
"HUWOUGH!!! "

Yamato tersentak kaget, ia mundur satu langkah dari posisi berdiri awalnya, berniat melarikan diri. Namun duo Fly away lebih cekatan menangkap sekaligus mengangkat tubuh Yamato keatas setinggi-tingginya.

Fiks. Iori dan Riku titisan Gathotkaca.

"WEH! WEH! SALAHKU APA?! " teriak Yamato yang tidak dipedulikan oleh kawan-kawannya. Riku dan Iori segera bergerak keluar dari asrama dengan Yamato yang terangkat tinggi diatas disusul Sougo, Tamaki, dan Mitsuki dibelakang mereka. Nagi paling akhir keluar, dengan menenteng dua jirigen bensin di kedua tangannya.

Asik. Bakar-bakar pas subuhan enak kayaknya.
_____________________________________

Udahlah random, nista, ngiklan mulu lagi...

Tapi gak papa! Anak baik selalu menistakan oshi sendiri!
/sesat

Oshi orang kena nista juga padahal...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro