Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 74: part 3

Setelah beberapa saat....

Tuan daiba dan tendo tampak berdua di tempat, sementara itu istri mereka ingin menghabiskan waktu dengan anaknya bersama teman-temannya.

"Tidak saya sangka dia sudah berkembang sejauh itu" tuan tendo

"Ya terkadang kita tidak tahu bahwa mereka sudah berkembang Tampa di sampingnya" tuan daiba

"Aku lihat kau dan putrimu cukup mengesankan" tuan tendo

"Ya sedemikian aku juga melihat peningkatan dari putrimu, dan aku cukup terkesan kalau keturunan bangsawan pertama yang aku kenal jarang terjadi pewarisan kemampuan mata" tuan daiba

"Hm aku mengerti, tapi kau tahu leluhur keluargaku sudah memilikinya tapi saya akui tidak seperti leluhur keluargamu yang sudah terwariskan secara generasi ke generasi" tuan tendo

"Benar, tapi ini langkah yang baik bukan?, Kalau kau dan Putrimu sudah sebagai generasi penerus yang terbaik di sejarah leluhur keluargamu sendiri" tuan daiba yang sedikit memuji

"Saya rasa benar, sifatmu benar-benar tidak berubah sama sekali" tuan tendo

"Kau juga sifat kepala dinginmu tidak pernah cair" tuan daiba

"Tentu saja" tuan tendo yang sembari berfikir kejadian perubahan pupil maya

"Kau memikirkan sesuatu" tuan daiba yang membaca raut wajahnya

"Hm, ya saya hanya teringat perubahan pupil mata maya" tuan tendo

"Lalu?" Tuan daiba

"Sejak kapan dia memilikinya?" Tuan Tendo

"Hmm...., Entah tapi jawaban itu pastinya dari putrimu sendiri yang akan menjawab pertanyaan yang kamu pikirkan" tuan daiba

"Hmph..." Tuan tendo yang membuang nafas" saya jadi teringat dimana putrimu pertama kalinya mendapatkan kemampuan mata barunya saat menyelamatkan hoshimi dan anakku" tuan tendo teringat kejadian tersebut

"Hm ya waktu itu aku tidak menyangka dia secepat itu mendapatnya" tuan daiba

"Apakah karena sebuah perasaan kehilangan atau apa?" Tuan tendo

"Entah, tapi saat itu aku melihat Nana sangat marah dan ada rasa sakit yang dia alaminya saat melihat peristiwa yang sangat tidak diinginkannya" tuan daiba

"Aku rasa mungkin anakku mengalami hal seperti itu" tuan tendo

"Lebih baik tanyakanlah pada putrimu soal peristiwa yang sangat menyakitkan di depan matanya" tuan daiba

"Ya ada benarnya" tuan tendo mensetujui pendapatnya

.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.

.
.

Di sisi lain.....

Tampak kedua ibu tersebut menghabiskan waktunya dengan anaknya, tidak kala teman-temannya berada di tempat.

"Ibu rasa kamu terlalu memaksakan dirimu lagi" nyonya daiba pada putrinya

"Hm tidak juga" jawabannya

"Omong-omong apa kalian kerepotan melihat tingkah lakunya?" Nyonya daiba bertanya pada teman-temannya

"Ah tidak kok" Ichigo

"Nana-tan tidak merepotkan justru Seru kalau di sini" otome

"Dia bahkan mengajarkan kemampuan kami masing-masing terutama Aoi" Ichigo

"Eh... Ichigo" Aoi

"Sepertinya kamu yang lebih dekat dengan Nana" nyonya daiba

"Hm Karena Nana adalah teman baik" Aoi

"Ng.... seperti dia tertidur" ran yang melihat Nana tertidur di pangkuan ibunya yang begitu lelap.

"Hm mungkin kelelahan saat berduel dengan ayahnya"nyonya daiba

"Saya rasa begitu" ungkap nyonya tendo yang merasa hal yang sama

"Sepertinya Maya juga ya" nyonya daiba melihat Maya juga tertidur

Kedua ibu itu tertawa geli mendengar Kenyataan tersebut.

"Oh iya hm...anu..." Ichigo

"Panggil saja sebutan ibu, oke" ucap nyonya daiba

"Benar" nyonya tendo yang mensetujui

"Oh...baik" Ichigo mensetujui" kalau boleh tahu aku ingin tahu bagaimana waktu masa kecil Maya" tanya Ichigo

"Aku juga ingin tahu masa kecil Nana-tan" tutur otome semangat

"Ichigo.... otome kalian ini" ran

"Tidak apa-apa kok ya..., Selagi mereka tertidur tidak ada masalahnya" nyonya daiba

"Saya yakin sebagian besar kalian juga Panasaran" nyonya Tendo

Para gadis setuju dengan perkataan nyonya tendo.

"Omong-omong siapa yang mau duluan?" Nyonya daiba " hm, mungkin lebih baik kamu yang terlebih dahulu" nyonya daiba pada nyonya tendo

''baiklah dengan senang hati saya melakukannya secara adil'' ucap nyonya tendo

''kalau begitu aku akan dengarkan'' ucap ichigo

''mungkin ini kesempatanmu agar kau tahu bukan?'' tutur futaba pada claudine

''hmph, tidak juga'' jawab claudine

para gadis duduk di tempat dan akan siap mendengarkan kisah tersebut.

.

...

..

..

..

.

.

.

.

.

..

.

maya muda yang tumbuh seorang gadis yang sangat di didik sangat ketat, mengingat leluhur keluarga memang seperti itu, dia sudah di jaga sangat ketat dan sudah diatur dengan baik, ayahnya selalu melakukan kegiatan yang cukup padat pada maya muda itu, dia begitu patuh apa yang ayahnya katakan termasuk saya yang juga hal serupa.

namun sebagai seorang anak pasti dia akan mencari pelukan yang hangat sebagai tanda curhatnya pada seorang ibu, saat itu dia sangat memeluk erat dan sering mengaku kalau dia ''ini hangat'' dia selalu bersamaku di saat dia benar-benar lelah ataupun kesedihan yang dia alami, ya saya bisa menghiburnya dengan kata-kata yang tidak menyakitkan.

maya selalu di didik berlatih dan berlatih, sehingga waktu luangnya habis hanya di gunakan untuk kegiatan didikkan dari ayahnya, walau begitu dia tetap anak yang kadang kala bisa menangis, ketawa, tersenyum, ataupun rasa kecewanya.

maya muda pasti ada hal yang disukai dan mana yang tidak, dan salah satu moment yang membuat saya terkejut saat dia melihat sebuah tomat di mangkuknya yang tidak dia sentuh sama sekali.

''hmm....'' maya muda yang merenung melihat subjek yang tidak dia sukai

''maya ada apa?''ibunya menatap putrinya

''ini....'' maya muda yang tidak terlalu senang

''hmph, kamu tidak suka tomat?'' ibunya bertanya dan melihat isi mangkuk yang hanya tinggal tomat

''hum'' maya kecil mengangguk

''maya, dengar kamu tahu tomat itu bagus untuk kesehatanmu dan kamu tidak boleh mensisakannya'' tuturnya

''tapi...aku gak..suka'' maya muda yang cembetut

''maya, dengar kalau ayah tahu kamu tidak mengahabiskannya, kamu tahukan apa yang terjadi'' ibunya

maya muda tampak terkutuk bagaimana jadinya ayahnya akan membentaknya, tampa basa-basi, maya muda langsung melahapnya dengan raut wajah yang tidak menyenangkan, pertama kalinya saya melihat wajahnya yang tidak mengenakan serta rasa kecewanya.

seiring waktu dia sudah terbiasa dengan perintah ayahnya dan dia tumbuh sebagai gadis dingin dan jarang sekali berinteraksi dengan dunia luar terkecuali hanya untuk bersekolah ataupun kegiatan lainnya dimana dia tidak ada waktu bermain seperti anak-anak lainnya terkecuali di saat para bangsawan berkumpul, pasti maya akan berinteraksi dengan anak-anak bangsawan lainnya yang sama seperti dirinya.

sebagai seorang ibu, aku tidak melarangnya untuk memberikan kesempatan untuk membiarkan dia bermain dengan anak-anak seusianya yang memiliki hal yang sama seperti dia alami, dan untuk pertama kalinya juga saya melihat selintas senyuman bahagianya yang sekian lama dia tidak pernah merasakan bahagianya.

setelah begitu seiring waktu dia tumpuh sebagai gadis yang sangat patuh dan sama seperti ayahnya yang memiliki sifat hawa dinginnya.


.


..

...


..

.

BERSAMBUNG..........

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro