CHAPTER 59: pilihan yang di benci
Semua terkejut dengan kata-kata penyihir itu dan ternyata penyihir itu menggunakan keadaan ini untuk memperpojok Maya yang di buat tidak berdaya.
Maya sendiri mengaku sangat membenci pilihan yang di lontarkan bahkan siapapun yang mengatakan soal pilihan dan jelas itu membuat Maya sedikit menunjukkan emosi dari sikap tenangnya itu berubah kerutan emosi yang memanas.
Terasa darahnya mendidih terasa beribu jarum menusuk kepadanya dan jantungnya berdebar kencang bahkan mencengkeram penuh rasa kebencian.
"Masih belum menjawab ya....hm... baiklah" penyihir itu langsung menggunakan kekuatan mata tersebut dan jelas mereka semakin kaku.
Haaaaaa!!
"Semuanya?!"ucap Maya
"....k-...kaku.."ucap otome
"A-.... dingin..."ucap Ichigo
"Kenapa bisa seperti itu!?"Ucap Maya
"Huh...fufufu..."penyihir itu ketawa
"Kenapa kau malah ketawa!"Ucap Maya
"Sayang sekali kalian memang tidak tahu apa-apa"ucap penyihir
"Sialan....kau melakukan itu, bagaimana caranya?!"ucap Maya
"Kau ingin melihatnya..."ucap penyihir
"Hn...?"ucap Maya yang bertatapan serius dan tajam ke arah penyihir
"Hm... baiklah tapi kau akan segera terkejut nantinya" penyihir itu penyentuh penutup mata yang dimana sebelumnya kehilangan matanya
"Bukankah dia kehilangan matanya setengah di tembas oleh daiba-san" Maya yang masih memperhatikan penyihir itu membuka penutup matanya
Sementara junna sedikit lebih tahu soal pembukaan matanya itu.
"Dia membuka matanya, aku yakin itu ....mata milik Nana" junna yang juga menyaksikan
Perlahan-lahan penyihir itu membuka penutup setelah di lepas perlahan penyihir itu membuka matanya di saat terlihat jelas...
Jreeeeeng....!!!
Semua terbelalak dan tersendak melihat pola mata itu seperti tidak asing untuk di lihat, termasuk Maya yang begitu terkejut apa yang dia lihat mata tersebut.
"...A-....T-... Tidak mungkin.."Maya yang matanya gemetar seakan tidak percaya
HAHAHA!!!!
penyihir itu tertawa keras melihat wajah-wajah musuhnya yang begitu sedih dan ketakutan yang terlintas di lihatnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di asrama....
Nana yang berlari dan berpakaian bangsawannya, secepat mungkin Nana menuju ke tempat yang di ketahui ada kehadiran penyihir yang sedang berada di starlight academy.
"Semuanya ... tunggu aku.."ucap Nana yang secepatnya menuju ke tempat teman-temannya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Penyihir itu tertawa puas sementara Maya bisa melihat perbedaan pola mata penyihir itu, ternyata mata itu di ketahui milik Nana yang sebelumnya mengalami pendarahan di area kelopak matanya dan sudah jelas penyebab kejadian yang menimpah Nana.
"Kau.... mengambil matanya?!"ucap Maya
"Ya aku mengambil bola matanya"ucap penyihir
".... KAPARAT!!"ucap claudine yang berontak
"Masih bisa bergerak rupanya"ucap penyihir langsung menggunakan kekuatan mata
"Hah....!!"
Claudine!!
"Saijo-san!"ucap Maya
"Sekarang jawablah pilihan yang aku katakan, Maya tendo"ucap penyihir
"Tch..."Maya mendesis
"Hmhmhmhm....."penyihir yang tersenyum penuh kemenangan
Namun....
"Hn....tubuhku...."penyihir itu tidak bisa bergerak
"Permainanmu cukup sampai di sini" Nana yang datang berada di belakang Maya
"Daiba-san...?"ucap Maya
"Maaf aku terlambat"ucap Nana
"Tidak masalah"ucap Maya
Nana langsung menggunakan kekuatan matanya yang masih tersisa padanya dan bisa membebaskan semua yang terjebak pembekuan es.
"Akhirnya bebas"Ucap yurika
"Hey... akhirnya bebas"ucap futaba
"Hmm.... akhirnya bisa bergerak juga"Ucap kaoruko
"Akhirnya aku akan bisa menghajar nenek sihir sialan itu"ucap claudine
"Daiba-san kamu baik-baik saja?"Ucap Maya yang melihat kelelahan
"Aku baik-baik saja"ucap Nana
"Hei penyihir kami akan segera mengehentikanmu"ucap Ichigo
"Jangan berharap kalian!"ucap penyihir
Di saat mereka maju jelas Nana mengingat kekuatan mata miliknya dimana tidak boleh menatapnya secara langsung.
"Jangan tatap mata kanannya!"ucap Nana peringati
Dengan cepat Aoi langsung membuat perisai es yang menghalangi penglihatan penyihir jelas mereka langsung menyebar untuk menyerang dari arah lain.
"Junna! kaede! Sekarang" ucap Ran
Oke!!
Mereka berdua langsung melepaskan benda yang akan menyerang penyihir dan jelas mengenainya, futaba langsung mengayunkan kapaknya ke atas, penyihir itu melayang, yurika langsung memukuli begitu juga dengan shion, setelah terjatuh jelas claudine langsung menembas angin ke arahnya, setelah itu Hikari dan Karen siap menggunakan kekuatan gabungan
"Hikari-chan siap?"Ucap Karen
"Tentu"Ucap Hikari
Hikari dan Karen langsung menggabungkan kekuatan mereka dimana begitu kuat jelas penyihir itu langsung terkena Serangan fatal, di situ kaoruko langsung menggunakan kekuatan bunga yang akan menghajar penyihir.
"Hehehe rasakan ini!"ucap kaoruko
"Hah....!!!!"
Setelah menerima serangan itu jelas di sana ada sakura dan Mahiru yang siap menggunakan kekuatan mereka.
"Oke kita siap!"Ucap sakura
"Iya"ucap Mahiru
Mereka langsung menggunakan kekuatan mereka dan jelas sekian fatal sehingga penyihir itu langsung terdampar.
"Hah....hah..."penyihir itu berusaha bangkit
"Hm...dia masih bisa bangkit?"ucap kaede
"Padahal itu sudah membuat dia fatal"ucap Ran
"Ternyata masih bangkit juga"ucap Ichigo
"Grrrrrr!!!"
Jreeeeeng....!!
"Hah!!"
"Maya!!"ucap claudine melihat Maya melayang ke arah penyihir
Di saat itu penyihir langsung menggunakan kekuatan yang cukup besar sehingga Maya terkena kekuatannya.
Tidak lama-lama Maya berusaha untuk bangkit namun darah segar keluar dari mulutnya.
Dengan tatapan yang begitu benci dengan penyihir tersebut sehingga ingin untuk segera mengakhiri semuanya dan segera mungkin untuk mendapatkan mata kanan Nana yang telah di rebut olenya
"Tendo Maya!!" Claudine langsung menghampiri Maya dan membantunya untuk tegak berdiri
Maya yang melihat claudine sedih, secara naluri Maya langsung menyapu air matanya yang menandakan rasa khawatir padanya.
"Claudine...., Aku baik-baik saja" Maya yang sembari menyapu air matanya yang terus menetes.
Sementara itu Aoi langsung langsung membuat dinding yang cukup menghalangi penglihatan penyihir itu agar tidak bisa membekukan siapapun yang dimana menggunakan kekuatan mata milik Nana yang masih di padanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG.....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro