Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

SPC 3 🔞🔞


Panas Seperti Ubur-ubur Api

Nhai Pov

Orang yang pergi ke pantai tidak akan pernah luput dari rasa panas. Aku saat ini sedang melarikan diri dari Ai. Aku sedang duduk dan mendengarkan suara deburan ombak di pantai karena aku sedang berdebat dengan suamiku! 😅

Aku sedang minum bir botol ke tiga untuk malam ini. Bukan karena aku sedang sakit hati, tetapi aku merasa tubuhku sangat sakit dan berniat untuk tidur di pantai tetapi hujan deras menguyur sejak tadi sore. 😔

Aku tetapi ingin pergi ke laut dan sekarang aku sedang duduk di sana. Aku ingin melihat Ubur-ubur di laut dan aku sedang tidak bercanda.

“Kamu memang sepanas Ubur-ubur api..”

Saat aku mengingat perkataan itu, aku segera menungguk lagi bir yang ada di tanganku dan merasakan rasa pahitnya di tenggorokanku. Aku kemudian mulai membuka bungkusan bento yang berwarna merah yang ada di sebelahku. Aku kemudian mulai memakannya, aku bisa merasakan rasa reyah dari bento itu sebagai camilanku saat ini.

Aku sedang duduk di dalam sebuah bungalow di pantai dan memperhatikan hujan yang masih turun dalam kegelapan. Hujan itu masih terus menetes sampai motor Harley ku sekarang sudah basah oleh air hujan.

Sementara itu, ponselku terus saja bergetar berjuta-juta kali dan aku benar-benar sangat ingin membuangnya.
Aku sebenarnya tidak yakin masalah apa yang sudah terjadi dengan kekasihku itu. 🙄

Aku bahkan tidak bisa mengingat lagi apa yang sudah bisa membuat aku bertengkar dengan Aiyaret.

Mungkin masalahnya karena dia sangat sulit untuk aku bangunkan saat pagi hari atau Ai yang terus saja mengajak aku berbicara atau karena Ai menolak mengajak aku makan di luar saat siang hari.. 🤔

Aku benar-benar tidak tahu, tetapi dia sudah membuat aku merasa kesal, aku marah dan tidak mau berbicara dengannya lagi sejak saat itu. Sedangkan Ai sama sekali tidak merasa bersalah dan hanya bertanya ada apa denganku. 😑

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari apartemennya itu.

Tetapi saat ini aku merasa tidak nyaman karena merasa di sekelilingku terlalu sepi dan tidak ada yang bisa aku ajak berbicara. 😔

Aku tadi melarikan diri dari Ai dan mencari tempat untuk aku menginap di dekat pantai. Aku juga sudah membeli sebuah ban yang berbentuk kuda unicorn. Aku tadinya berniat untuk berenang di laut dan ingin terlihat seperti orang yang keren..

Tetapi sekarang hujan!! 😑

Aku tidak bisa berenang di laut dan hanya bisa duduk diam lalu memandanginya.

Aku masih memakan bentoku dan merasakan rasa manis serta pedas dari gurita yang di bumbui dengan baik yang sangat cocok dengan rasa pahit bir yang sedang aku minum saat ini. Aku terus makan dan meminum birku itu.

Saat ini aku melihat hujan mulai berhenti dan hanya tersisa rintik-rintik kecil saja yang masih terdengar jatuh di atas atap.
Aku juga tidak tahu sudah berapa banyak waktu yang telah aku lewati di tempat ini sampai aku melihat ada cahaya lembut yang ada di depanku tiba-tiba bersinar dengan sangat terang.

Itu bukan lampu jalan… Tetapi.. Seperti lampu sebuah mobil.. 🙄

Aku mengangkat tanganku yang ramping untuk menghalangi mataku dari cahaya lampu yang menyilaukan mataku.

Tidak lama, lampu mobil itu padam dan menyisakan bau jelaga mobil, bau air hujan dan udara dari air laut yang terasa asin.

Saat lampu mobil itu padam dan cahaya dari lampu di jalanan ini menyala dengan redup, aku masih bisa melihat sosok Ai yang tinggi berjalan ke arahku.

“Nhai.. Apa maksud mu ini!”

Ai segera menghampiriku yang sedang duduk dan mengangkat lenganku hingga aku berdiri. Dia berkata seperti itu dengan nada suara yang rendah dan terlihat marah.

“…”

“Sangat tidak lucu saat aku tahu kamu keluar dari apartemen dan tidak mengatakan kamu pergi kemana kepadaku!”

“…”

“Apakah kamu tahu? Aku begitu menghawatirkanmu saat tahu kamu pergi?”

Setelah mengatakan hal itu, Ai segera mengendurkan cengkraman tangannya di lenganku dan bernapas dengan terengah-engah. Dia lalu mengangkat tangannya untuk membetulkan rambutnya dan berusaha memadamkan suasa hatinya yang membara saat ini. 😔

“Kenapa kamu mengikutiku?”

“Ayo pulang ke rumah! Aku tidak akan bisa tenang jika kamu pergi jauh seperti ini!”

“Pulang? Kamu berteriak seperti ini padaku siapa yang mau pulang bersama denganmu!?”

Aku merasakan lengan bawahku yang baru saja di cengkam dengan erat oleh Ai terasa panas dan juga sakit. 😣

“Lalu apa salahku? Mengapa kamu marah padaku dan lari dari rumah seperti ini!”

“Kamu tidak salah dan tidak pernah salah..”

Aku mengatakan dengan nada suara yang galak dan tubuhku memanas karena efek alkohol yang aku minum sebelumnya. Saat ini emosi dan suasa hatiku yang semula sudah terasa lebih baik mulai tertanggu lagi.

“Jika tidak ada yang merasa bersalah dan aku juga tidak salah di sini, Lalu kenapa kamu marah padaku?”

“Yeah.. kamu tidak salah, kamu hanya tidak mau peduli padaku dan tidak mau mencintaiku lagi..”

Setelah mengatakan hal itu, aku segera mengangkat jari tanganku untuk menangkup wajah Ai yang terlihat tampan di hadapanku saat ini. Aku melihat mata Ai dan matanya terlihat berkedut, dia juga terlihat mengerutkan keningnya.

“Kamu tidak salah disini.. semua adalah kesalahanku..”

Setelah aku mengatakan hal itu, aku segera berbalik dan berjalan pergi. Aku segera melangkah keluar dari bungalow tanpa berpikir untuk memakai sepatuku lagi.

Aku membawa kakiku yang terasa kaku untuk pergi dari hadapan Ai yang masih berteriak dan mengutuk dengan suara yang tidak terlalu jelas di belakangku.

Aku tidak mau berhenti melangkah dan tidak mau mendengarkan perkataannya juga.

Yeah.. Aku tidak ingin mencari masalah dengannya dan saat ini aku juga sedang tidak bisa mengatur emosi yang aku rasakan. Aku hanya tahu bahwa aku sekarang merasa marah, tersinggung, kesal dan sebagian tubuhku terasa bergetar karena kemarahan yang aku rasakan. 😣

Aku merasakan kakiku mulai sakit karena aku menginjak kerikil dan juga kerang yang ada di pasir pantai ini. Aku melambatkan lariku dan mulai berjalan. Aku juga berusaha untuk memfokuskan pandanganku saat memandang dalam kegelapan dan bisa melihat garis laut yang terasa lembut di depan mataku.

Tetapi saat aku sedang berjalan, aku merasakan tubuhku di tarik dan di dorong ke atas pasir sampai butiran pasir berhamburan di sampingku saat tubuhku jatuh ke atas pasir.

Bruk!

Aku mencoba untuk mendorong tubuhku untuk bangun dengan ke dua tanganku, tetapi aku kembali jatuh ke bawah lagi. 😔

Tidak lama aku merasakan berat badan Ai menindih tubuhku. 🙄

Dia menghimpit pergerlangan tanganku ke samping tubuhku. Aku bisa merasakan pasir dan kerikil yang menempel di tubuhku.

“Siapa yang tidak peduli padamu? Siapa yang tidak mencintaimu?”

Ai berteriak padaku dan aku merasakan berat badan Ai semakin berat menindih tubuhku dan sekarang dia juga mulai mengangkangi tubuhku. Aku berusaha untuk melepaskan diriku dan ingin lari darinya serta memalingkan wajahku ke samping. 😣

“…”

“Siapa Nhai? Jawab!!”

“Kamu!”

Aku membalasnya dengan berteriak juga dan kemudian tubuhku di peluk olehnya dengan sangat erat.

“Jika aku tidak mencintaimu, aku tidak akan peduli kamu pergi dari apartemen, aku juga tidak akan terus meneleponmu, aku tidak akan berusaha untuk mencarimu sampai kesini.. Tetapi aku berterima kasih kepada Tuhan karena kamu tidak mematikan ponselmu sehingga aku bisa menemukanmu..”

“Lalu kenapa kamu sekarang datang kesini saat kamu masih merasa marah dan kesal denganku? Kenapa ketika tadi aku diam kamu tidak mau berbicara denganku serta memperlakukan aku dengan baik?”

“Aku sebenarnya ingin tahu apa yang salah denganmu sehingga membuatmu marah padaku. Apakah aku salah jika menunggu kamu lebih tenang sedikit? Aku hanya berpikir aku akan membiarkan kamu menenangkan dirimu sendiri dulu baru kita akan berbicara. Tetapi… ternyata aku salah. Kamu malah pergi dariku..”

“…”

“Apakah kamu tidak mengerti perasaanku? Kamu melakukan hal ini seperti kamu tidak mencintaiku sama sekali..”

Setelah mengatakan hal itu, Ai kemudian bergerak turun dari atas tubuhku lalu berbaring di sampingku. Dia sama sekali tidak mempermasalahkan jika pakaiannya kotor sama sekali.

“Ai…”

“Shut Up!!”

Aku segera terdiam saat mendengar perintah Ai. Aku tidak bermaksud untuk menyalahkan Ai, tetapi aku hanya menyalahkan diriku sendiri karena sudah berpikir yang salah tentangnya. Aku tidak berpikir bahwa Ai adalah orang yang bersalah saat ini. 😣

Jari-jariku bergerak untuk menyentuh ujung jari orang yang sedang berbaring di sebelahku saat ini. Aku membelai jarinya dengan lembut untuk meminta maaf dan juga menghiburnya.

---

Ai Pov

“Apa yang harus aku lakukan padamu sekarang, Nhai? Aku benar-benar sangat bingung..”

“Huh?”

“Bagaimana agar aku bisa kembali berbaikan denganmu dan kamu tidak marah lagi padaku?”

Setelah mengatakan hal itu, aku kembali memposiskan tubuhku di atas tubuh Nhai lagi. Kali ini aku tidak terlalu menindihnya agar dia tidak bisa bergerak. Aku hanya mengurungnya, menyentuhnya dengan lembut dan membiarkan kulit kami yang panas saling bersentuhan.

“Hm..”

“Bagaimana caranya Nhai?”

“Kamu tidak perlu melakukan apapun..”

“Hm.. Lalu kenapa wajahmu sangat merah sekarang. Apakah kamu masih marah padaku?”

Aku mengangkat ibu jariku untuk mengelus tubuh Nhai yang terasa panas dan mendekatkan wajahku ke wajahnya sehingga aku bisa mencium bau bir dari napasnya.

“Tidak.. Ayo bangun sekarang..”

“Apakah kamu masih mencintaiku?”

“Yeah.. masih cinta..”

“Kalau seperti itu jangan hentikan apa yang akan aku lakukan padamu sekarang..”

----

Warning 🔞

Aku mulai mendekatkan hidungku ke pipi Nhai yang terasa panas. Lalu mengeluarkan lidahku untuk menjilat keringat Nhai yang saat ini sudah terlihat basah kuyup. 😏

Aku kemudian menggunakan gigiku untuk menggigit permukaan pipinya, menyeret lidahku sampai ke telinganya dan menggosokkan permukaan bibirku di tengkuk Nhai yang terasa lembut.

“Ai.. hentikan! Seseorang akan melihat kita..”

“Tidak akan ada orang yang datang dan melihat kita sekarang..”

“Ugh..”

Aku melihat Nhai menyipitkan matanya untuk menatap wajahku. Aku bisa melihat air mata sudah memenuhi sudut matanya karena pahaku saat ini sudah menempel di tengah tubuhnya. 😏

Aku sedang berusaha untuk membangkitkan sensualitas dari tubuh Nhai dengan menyeret lidahku yang panas ke dalam lubang telinga Nhai, menggigit tulang rawan telinganya itu lalu mencium rahangnya dan mencium bibirnya. Aku mengirimkan arus listrik ke seluruh tubuhnya. 😄

“Aku tidak pintar berbicara dalam hal apapun. Tetapi aku yakin jika aku berdamai dengan bahasa tubuhku, aku bisa melakukannya dengan sangat baik. Jadi biarkan aku berbicara dengan bahasa tubuhku denganmu..”

“Bukankah kamu memang lebih suka melakukannya seperti itu, Ai!”

“Apa?”

“Kamu benar-benar sangat menakutkan..”

Nhai mengatakan hal itu sambil melingkarkan lengan tangannya ke leherku. 😊

Aku kemudian mengambil segenggam pasir dan memasukkan ke dalam bajunya. Aku meratakan pasir itu ke atas perut Nhai yang rata, lalu naik ke atas puttingnya yang saat ini sudah mengeras, lalu ke arah bawah dan semakin aku mengusapnya, tubuh Nhai meresponnya dengan sikap tidak terlihat malu-malu. 😄

“Bagaimana kalau aku juga memasukkan ke dalam celanamu?”

“Tidak!”

Saat Nhai berkata seperti itu, aku hanya bisa tersenyum tipis. Aku melihat matanya yang berbinar dan aku segera menurunkan tubuhku ke bawah untuk mencium bibirnya.

Kiss 😘

Nhai terlihat puas dengan apa yang aku lakukan.

Aku kemudian menurunkan ciumanku ke tengah dadanya dan menggunakan gigiku untuk menggoda kedua putting dadanya lalu semakin ke bawah untuk mencium pusarnya dari atas bajunya.

Aku mendorong kedua kakinya agar semakin terpisah dengan lebar, lalu mulai melepaskaan celana olahraga yang dia kenakan dan menurunkan ke bawah pinggulnya dengan lembut. 😏

Lalu aku memegang kedua lekukan kakinya dan menahannya di atas pinggulku sampai Nhai melayang di atas pasir.

Aku melingkarkan kakinya di pinggulku dan bersiap untuk memasuki tubuhnya. Aku juga merasa puas saat aku melihat Nhai dengan malu-malu mencoba untuk menarik kaos yang dia kenakan ke arah bawah untuk menutupi juniornya. 😅

Nhai benar-benar terlihat sangat imut dan aku benar-benar hampir gila karena dirinya.

Posisi Nhai saat ini benar-benar sangat sempurna dan juniornya terlihat sudah meneteskan cairan pre cum dan bau amis dari cariannya itu juga menggugah seleraku. 🙄

Mulutku ternyata bergerak lebih cepat dari apa yang sedang aku pikirkan karena sekarang lidahku sedang menyentuh ujung juniornya dan menghisapnya. Itu adalah bagian sensitive dari tubuh Nhai. 😏

“Ah.. Ai…”

Aku mendengar suara erangan Nhai di sertai dengan suara ombak yang terdengar samar-samar. Semilir angin laut di malam hari ini tidaj membuat tubuhnya dingin. Aku menatap ekspersi wajah Nhai yang saat ini merasa kenikmatan dan tubuhnya terlihat lebih memerah lagi.

Tanganku terasa sedikit kasar karena ada pasir yang menempel, tetapi hal itu tidak terlalu menganggu mulutku untuk terus bekerja memanjakan juniornya. 😏

“Uhm.. Aku akan.. Ai.. ah.. ah..”

“Keluarkan saja..”

“Argh.. ah…”

Saat Nhai merasakan pelepasannya, tangannya terangkat untuk menggenggam rambutku yang lembut dan kakinya bergetar, lalu jari-jari kakinya terlihat kaku, sedikit melayang serta tegang di udara. Aku juga bisa merasakan jantungnya yang berdebar-debar dengan kencang. Tidak lama aku merasakan ada cairan panas yang keluar dari juniornya yang masuk ke dalam mulutku.

Cairanya begitu banyak sehingga keluar dan mengalir di sepanjang kakinya melewati lipatan kakinya yang terlihat indah. Sepertinya cairan itu tahu bahwa akan digunakan sebagai gel pelumas saat ini. 😅

Aku menelan sebagaian cairan Nhai dan meludahkan sebagaian lagi di dekat lubang Nhai. Aku tahu bahwa ada noda putih yang sekarang ada di sudut mulutku.

Hal ini sedikit terasa memalukan karena kami berdua melakukan hal-hal yang kotor. Tetapi juga sangat merangsang sehingga aliran darahku ikut terpompa dan membuat jantungku ikut berdebar-debar dengan kencang.

Aku mulai meratakan cairan itu di daerah lubang Nhai dan semakin melebarkan kedua kakinya. Aku melihat cairan itu di sedot oleh lubangnya. Lubang itu telihat sedikit mekar dan sepertinya tidak akan terasa sakit lagi seperti pertama kali kami melakukannya.

Aku mulai menyentuh lubang Nhai yang terlihat sempit itu dengan ujung jariku yang panjang. Aku mulai menekan satu jariku untuk memasuki lubangnya dan aku merasakan sedotan yang cukup kuat dan rasa panas dari dalam lubangnya itu. Lubang itu terasa lembut saat aku sentuh, tetapi juga terasa ketat.

Sebenarnya secara pribadi, Nhai tidak membutuhkan banyak persiapan lagi karena dia sudah siap karena aku melihat kedua buah pantatnya semakin memerah, suara erangan Nhai dan juniornya yang terus mengeluarkan cairan panas di ujungnya.

Aku masih ingin merasakan panas ini dan memainkan juniornya sehingga kembali membengkak dan hal ini tidak berarti bahwa Nhai tidak akan melakukan pelepasannya lagi. 😅

“Nhai..”

“Uhm…”

Aku merasakan kuku jari Nhai menempel di punggungku yang lebar dan semakin menekannya sehingga melukai punggungku yang halus saat aku mulai memasukkan Juniorku untuk menggantikan jariku ke dalam lubangnya. Aku bisa merasakan rasa sakit yang selalu di rasakan oleh Nhai saat kami akan melakukannya.

“Hah.. Ah.. uhm..”

Aku mendengar Nhai mendesah dengan suara yang dalam di tenggorokannya. Wajahnya terlihat berkeringat dan sedikit aneh. Dia mulai merentangkan kedua kakinya lebar-lebar saat aku mulai bergerak untuk menembus dirinya lebih dalam lagi dengan berapi-api.

“Aku mencintaimu..”

“Aku tahu..”

Aku menaruh wajahku di atas bahu Nhai dan kami berdua saat ini berkeringat saling menyentuh dan bergerak dengan keras seperti sedang berbicara.

Ini adalah bahasa tubuh kami berdua, kami terus bergerak, berdebar-debar bersama-sama, naik turun seolah-olah kami saling memahami dengan sangat baik.

Kedua tanganku mengangkat bagian punggung Nhai yang kurus agar duduk di atas pangkuanku dan Nhai segera melingkatkan lengannya di leherku.

Nhai kemudian kembali bergerak naik turun dengan kecepatan yang konstan dan aku ikut membantu bergerak agar Nhai mencapai pelepasannya lagi.

“Ah.. Ah.. Um.. Ah..”

Aku bisa mendegar suara yang keluar dari bibir Nhai semakin keras sesuai dengan ritme gerakkan naik turun, masuk dan keluar yang terus berulang-ulang kami lakukan. 😄

Tetapi.. anehnya aku tidak pernah bosan mendengar suaranya itu. Aku ingin semua ini terus berulang dan aku juga sangat suka menyiksa tubuhnya agar tubuhku bisa terus bertahan hidup dan mati karena merasakan sensai kebahagiaan. 😃

“Ah.. Uhmm.. Ai.. Aku sudah tidak tahan lagi.. uhm.. ah..”

Aku mendengar Nhai mengatakan itu dan merasakan bahwa lubangnya mulai menyempit dan meminta aku untuk bergerak lebih cepat lagi.

Aku melihat otot-otot di perut Nhai mulai menegang dan tubuh Nhai juga semakin panas di depanku. Aku terus bergerak dengan lebih cepat di dalam lubangnya. Nhai terus saja memangil namaku dengan suara yang sangat panjang sebelum aku merasakan cairan panas Nhai menyemprot keluar dan mengenai pakaian yang aku pakai.

“Ah.. Ai.. Sudah cukup! Aku sudah tidak kuat lagi, aku merasa ingin mati…”

Nhai yang baru saja menjatuhkan tubuhnya kembali keatas pasir berkata dengan lembut dan mencoba untuk mendorong bahuku menjauh dari tubuhnya dengan kedua tangannya.

Lubang Nhai terasa sangat ketat karena dia baru saja melakukan pelepasan dan menjepit juniorku dengan sangat erat.

“Hmm.. Ah.. Tunggu aku sebentar lagi akan.. ah…”

Aku kemudian melakukan pelepasan dan setelah itu aku segera mencium pelipis Nhai seperti yang suka aku lakukan saat kami sudah selesai melakukan kegiatan olahraga kami. 😊

Aku masih merasa nyaman dengan penyatuan tubuh kami ini. Tetapi setelah beberapa saat aku mulai bergerak untuk mengeluarkan juniorku dari dalam tubuh Nhai dan aku berbicara dengan suara yang serak.

“Kamu benar-benar terlihat sangat seksi seperti ubur-ubur api..”

“…”

---

Ai Pov

Saat ini aku sedang melangkahkan kakiku di sepanjang pantai yang berpasir yang sudah semakin gelap.

Aku melipat celana panjangku untuk menghindarinya terkena air laut. Aku juga merasakan tubuhku semakin berat karena saat ini aku sedang menggendong Nhai yang ujung-ujung celananya sudah basah terkena air laut.

“Apakah aku berat, Ai? Biarkan aku berjalan sendiri..”

“Tidak. Kakimu akan terluka jika kamu berjalan sendiri karena kamu tidak memakai sepatumu..”

“Aku tidak merasa kakiku akan terasa sakit jika berjalan di sini..”

“Tetapi jika aku tidak menggendongmu maka kamu akan lari lagi dariku atau bahkan melakukan hal yang lebih tidak berperasaan kepadaku..”

Setelah mengatakan hal seperti itu, aku memiringkan kepalaku untuk melihat Nhai yang ada di belakangku. Aku membiarkan Nhai menguburkan hidung dan mulutnya di atas bahuku.

“Oh…”

“Jadi apa yang membuat kamu begitu marah padaku?”

“…”

Nhai hanya diam saja dan tidak mau menjawabnya. Aku melihat dia mengerutkan bibirnya dan berpikir sambil menandang lurus ke depan.

“Jawablah Nhai..”

“…”

“Nhai..”

“Aku tidak mau menjawabnya. Karena aku sudah lupa dan tidak ingat lagi apa yang sudah membuat aku marah padamu. Saat aku memikirkannya, aku hanya merasa sedih dan sekarang aku benar-benar bingung..” 😅

“Kalau seperti itu, bila besok kamu merasakan hal itu lagi, kamu tidak perlu melarikan diri lagi. Kamu bisa mendekatiku dan memukul kepalaku agar aku tahu bahwa kamu sedang marah padaku, ok?”

“Bisakah aku melakukan itu padamu?”

“Bisa..”

“Baiklah..”

Setelah Nhai mengatakan hal itu, dia kembali membenamkan wajahnya ke atas bahuku. 😊

Aku saat ini hanya mendengarkan langkah kakiku yang sedang berjalan di atas pasir.

“Aku berharap tempat yang kita tuju saat ini sangat jauh..”

“Hei Nhai! Kamu masih ingin bersama-sama denganku untuk waktu yang lama bukan?”

“Tidak.. Aku hanya ingin melihatmu mematahkan punggungmu sendiri karena kamu terus menggendongku seperti ini..”

“…”

THe End Sepesial Bab 3

Vote and comment 😊🙏

Tinggal 1 bab lagi ya n say bye2 sama Ai n Nhai..

Akhirnya bntar lagi tamat 😅😅

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro