SPC 2
Nhai Pov
Saat ini kami berdua sedang tidur di kamar tidur yang terlihat mewah di apartemen Ai yang terletak di lantai 22. 😊
Cahaya matahari mulai masuk ke dalam kamar ini melalui celah-celah jendela kaca, tetapi kamar tidur ini tetap terasa redup karena ada korden abu-abu yang menghalangi cahaya sinar matahari dari luar.
Tetapi biasanya saat jam segini aku memang terbiasa terbangun karena kami selalu memiliki kelas pagi hari setiap hari. Jadi aku terbangun padahal hari ini adalah hari Sabtu pagi.
Jika aku tidak bangun maka kepalaku akan menjadi pusing. Aku membalik badanku untuk menatap orang yang selalu menemani hari-hariku meskipun aku sudah keluar dari rumah sakit seminggu yang lalu.
Aku sekarang sudah baik-baik saja dan sehat lagi. 😊
Tetapi hari ini sedikit spesial bagiku karena kami akan membersihkan apartemen ini bersama-sama dan akan pergi keluar untuk membeli barang-barang di mall yang kami butuhkan bersama-sama. 😄
Aku berpikir bahwa aku akan sedikit lebih kurus dengan tinggi badanku yang 179 cm dan sebelum sakit berat badanku 68 kg, tetapi setelah sembuh dari sakit beratku hanya turun beberapa kilo saja menjadi 65 kg karena Ai selalu memperhatikanku. 😊
“Ai.. Ayo bangun..”
“Hmm…”
Ai hanya bergumam dan bergerak telentang tetapi matanya masih terpejam. Aku yang melihat hal seperti itu mulai berpikir untuk menjahilinya.
Bruk!
Aku menjatuhkan diriku di atas badan Ai. 😄
“Hmm.. Nhai, badanmu sangat berat. Menyingkirlah..”
“Tidak mau. Ai, hari ini kita akan pergi membeli sepatu bersama-samakan?”
“Hmm.. Tetapi mana morning kissnya dulu?”
Setelah Ai mengatakan hal itu dan mengusap rambut belakangku, aku segera membungkuk dan memberikan morning kiss untuk Ai.
Kiss 😘
“Aku sudah memberikan morning kiss padamu dan sekarang cepatlah bangun. Aku sudah tidak memiliki sepatu lagi dan kita harus membelinya hari ini..”
“Baiklah. Tetapi apakah aku mempunyai pacar seorang lipan? Sepatumu sangat banyak menumpuk di sini. Kalau itu bukan sepatu lalu itu apa?”
Ai berkata sambil mengerutkan keningnya dan menggunakan hidungnya yang mancung untuk mengendus pipiku. 😊
Ai memang suka mengatakan hal yang tajam dengan cara yang halus dan aku sudah terbiasa dengan sikapnya itu.
“Aku sudah bosan memakai sepatu-sepatu itu dan ingin membeli yang baru. Kalau kamu tidak mau mengantarkan aku membelinya, aku bisa pergi sendiri..”
“Siapa yang bilang kamu harus pergi sendiri untuk membelinya?”
“Tidak ada. Kamu pasti tidak akan mengizinkan aku untuk mengendari motoku sendiri di bawah sinar matahari..”
“Hmm benar.. Lalu apa yang akan kita lakukan pagi ini?”
“Kamu harus mencuci baju dan membersihkan kamar sedangkan aku mencuci piring dan membuang sampah..”
Setelah mengatakan hal itu, aku tidak bergerak dan segera duduk di atas perut Ai yang terlihat kuat, mengangkat tanganku untuk mengusap rambut lembut Ai yang belum keramas lalu segera turun dan berdiri di dekat tempat tidur dengan bertumpu pada kedua tanganku. 😊
“Tetapi sebelum melakukan itu semua, aku ingin mencari sesuatu yang bisa aku makan dulu. Aku ingin makan Nutella dan cornflakes..”
“Kamu bisa mencampurkannya menjadi satu..”
“Hmm..”
Setelah itu aku segera keluar dari kamar tidur.
---
Ai Pov
Aku segera duduk di atas tempat tidur saat Nhai sudah berjalan keluar dari kamar. Setelah itu aku mengikutinya keluar kamar juga.
Aku segera menatap wajah Nhai yang masih berantakkan sedang makan dan berpikir bahwa semakin terlihat berantakan ketika mendengar perkataannya. 😅
“Kenapa rasa cornflakesnya menjadi aneh ketika aku mencampurkannya?”
“…”
“Aku pasti bukan orang yang berbakat, andaikan ada seseorang yang mau berbaik hati memasakkan aku sarapan pasti akan jauh lebih enak rasanya..”
“Aku juga tidak tahu kenapa rasanya tidak enak..”
Aku saat ini tidak tertawa terbahak-bahak saat mendengar perkataan Nhai, tetapi memakai suara rendah untuk membalasnya. Aku sedang tidak ingin memperhatikan omong kosong yang Nhai katakan pagi ini.
Ketika aku tidak bertanya lebih jauh lagi, Nhai berjalan keluar dari dapur. Aku tahu bahwa dia sudah berusaha untuk membuat sarapan untukku dan untuknya.
Namun pada akhirnya, dia hanya bisa duduk dan menunggu sampai aku menyiapkan sarapan untuknya. Aku menyiapkan Coco Krunch dan susu coklat untuk Nhai.
Tetapi aku takut Nhai tidak akan merasa kenyang hanya memakan itu saja, maka aku menambahkan pisang di atasnya dan mengoleskan nutella juga.
Setelah kami berdua selesia sarapan bersama dengan makanan seadanya, Nhai terlihat segera membersihkan piring-piringnya dan mengumpulkan sampah dari tempat sampah yang ada di setiap ruangan di dalam apartemen ini lalu pergi membuangnya.
Setelah dia kembali, dia segera mandi dan berdandan untuk bersiap-siap pergi keluar, tetapi dia tidak biasa pergi karena aku masih belum selesai membersihkan kamar. 😅
Nhai pernah bertanya padaku mengapa aku tidak menyewa pembantu saja untuk membersihkan apartemen ini. Tetapi aku hanya bisa memberikan jawaban singkat padanya karena aku tidak suka ada yang menggangu tempat privasiku.
Tetapi hal itu bukan berarti aku bisa melakukannya sendiri setiap saat. Aku sering juga menyewa perusahaan pembersih untuk membersihkan apartemenku ini saat aku tidak bisa menemukan barang yang aku cari karena apartemen ini terlalu berantakan. 😅
Aku kemudian melihat Nhai yang saat ini sudah duduk bersila di atas sofa. Aku hanya bisa memutar mataku malas saat melihat pakaian yang dipakai oleh Nhai hari ini. 🙄
Dia memakai T-shirt berwarna hijau dan dipadukan dengan kemeja putih. Tetapi celana yang dia kenakan benar-benar sangat pendek dan ujung2nya terlihat robek-robek. 😣
Meskipun kami pergi ke mall menggunakan mobilku, tetapi pakaian itu benar-benar terlalu terbuka menurutku. Belum lagi Nhai akan selalu berjalan dengan sangat cepat sehingga aku tidak bisa mengejarnya.
“Ganti celanamu! itu terlalu pendek, Nhai..”
“Pendek apanya? Semua orang memakainya..”
Kami berdua akan pergi keluar bdan membeli barang-barang kebutuhan kami, tetapi Nhai tidak perlu memakai pakaian yang terlalu memperlihatkan kaki jenjangnya juga bukan? 😑
Sepertinya kesepakatan kami berdua untuk pergi ke luar saat ini tidak akan berjalan begitu baik karena aku mempunyai masalah dengan celana yang Nhai pakai saat ini.
“Ganti saja, Nhai..”
“Tidak mau.. Aku tidak akan menggantinya. Ini sangat terlihat cocok untuk aku pakai..”
Nhai lalu berjalan mendekatiku lalu duduk karena dia masih tidak terima saat aku meminta dia mengganti celananya.
Tetapi saat Nhai berdiri dan berjalan, celana itu terlihat benar-benar menyebalkan karena sangat pas sekali di kakinya. 😔
“Yeah.. memang sangat cocok makanya kamu cukup memakainya di dalam apartemen ini saja dan menunjukkannya padaku..”
“Aku mengatakan bahwa aku membeli celana dengan harga yang mahal..”
“Kalau kamu tidak mau menggantinya maka kita tidak akan pergi..”
“Ada apa denganmu? Aku ini laki-laki juga dan bukan perempuan. Jangan terlalu khawatir karena aku bisa menjaga diriku sendiri dan celana ini sungguh nyaman..”
Setelah mendengar Nhai mengatakan hal itu, aku segera memegang tangannya dan menjatuhkannya ke sofa.
Aku melihat Nhai terlihat sedikit terkejut dan tidak sempat melarikan diri karena aku segera menindih tubuhnya. 😏
“Kamu harus menggantinya sekarang atau aku memiliki beratus-ratus cara untuk menjauhkan kamu dari celana itu..”
---
Nhai Pov
“Ai! Apa yang kamu lakukan? Sakit!”
Aku segera menjerit ketika aku di tarik oleh Ai dan di baringkan di sofa dengan lembut. Aku hanya bisa membuka mataku lebar-lebar saat melihat kedua kakiku sudah terangkat tinggi-tinggi dari tubuhku saat ini. 😣
“…”
Aku melihat Ai melebarkan kedua kakiku dan mulai menurunkan celanaku, menggigit pahaku dengan menggunakan giginya sampai aku merasa kesakitan, ketika aku mau menarik kakiku menjauh darinya, Ai segera menjulurkan lidahnya ke atas untuk menjilat juniorku dan mengecup kepala juniorku.
Lalu dia menekan mulutnya sedikit untuk menghisap juniorku untuk menghilangkan rasa sakit yang aku rasakan.
“Ah.. Ai…”
“Biarkan aku melakukannya..”
“Aku benar-benar sangat membencimu..”
Ai tidak terpengaruh dengan perkataanku itu, tetapi malah terlihat tersenyum di sudut bibirnya. Lalu dia menganggukkan kepalanya serta rela menerima kata benci yang aku lontarkan padanya.
Sedangkan aku yang mengatakan hal itu padanya, sekarang mulai bernapas dengan suara yang berat. Wajahku mulai memerah dan aku hanya bisa mengangkat tanganku untuk menutupi mataku.
“Ayo buka bajumu.. Aku akan mengajakmu mandi lagi dan kita akan memilih baju baru yang akan kamu pakai..”
---
Nhai Pov
Akhirnya kami jadi juga keluar hari ini, kami memakai celana, baju dan sepatu yang sebenarnya sama tetapi hanya warnanya saja yang berbeda bahkan sampai pakaian dalam juga. 😅
Untung tidak ada orang yang bisa melihatnya. 😑
Bagaimana Ai bisa berpikir untuk membuat kami berdua seperti anak kembar seperti ini. 🙄
Kami pergi ke mall jam 2 siang..
“Nhai..”
Aku sedang menundukkan wajahku dan memperhatikan tubuhku, hal ini benar-benar terlihat lebih memalukan dari pada aku harus memakai celana pendek tadi dan sama sekali tidak terlihat lucu. Ai benar-benar memiliki kebiasaan buruk dan aku benar-benar mulai membencinya. 😣
“Ada apa?”
“Apakah kamu masih marah padaku?”
Saat ini aku keluar dalam kondisi yang benar-benar sangat buruk. 😔
“Menurutmu!”
Yeah.. Ai tadi mengahajar aku habis-habisan sampai aku hampir saja merangkak keluar dari kamar mandi. 😅
Aku meminta dia untuk membatalkan rencana kami pergi keluar dan membeli kebutuhan kami besok saja, tetapi Ai menolak dan akhirnya aku tetap diseret olehnya untuk berjalan-jalan seperti saat ini.
Wajahku saat ini benar-benar sangat pucat seolah-olah aku kekurangan gula darah karena aku sudah mengerahkan begitu banyak energiku untuk melayani Ai.
“Aku sekarang seperti kehilangan diriku saja dan sangat ingin di tukar dengan nasi, Ai…”
Aku memanggil Ai dengan suara yang terdengar mesra.
“…”
“Ayo cepat Ai, aku benar-benar ingin makan sesuatu..”
“Baiklah.. Kita akan makan di restoran Mama Kao W di lantai tiga..”
Ai benar-benar tidak berpikir bahwa saat ini tubuhku benar-benar terasa sakit semua dan aku hanya bisa melipat tanganku saat mendengar perkataannya dan membelakkan mataku.
Tetapi Ai terlihat tidak peduli dan segera melingkarkan lengannya di pinggangku selama kami berdua berjalan-jalan bersama dan dia juga terlihat tersenyum dengan lebarnya. Aku tahu bahwa saat ini dia dalam keadaan yang sangat baik sehingga berjalan sambil memelukku menuju restoran itu. 😊
Aku sangat beruntung memiliki pacar seperti Ai. Aku berpikir bahwa aku cukup beruntung saat melihat pasangan lain akan berdebat jika mereka akan memilih restoran untuk makan.
Tetapi ketika aku bertanya kepada Ai, mengapa dia tidak ingin berdebat denganku, maka dia akan selalu balik berkata padaku.
“Mengapa kita harus berdebat saat akan memilih restoran untuk makan? Semua restoran sama saja makanannya tinggal memilih restoran mana saja yang enak. Bukankah itu tidak sulit..”
“Hmm…”
Ai selalu bisa membuat aku tersenyum saat kami sedang berjalan-jalan berkeliling mall. Sehingga aku balas memeluknya saat mendengar perkataannya itu.
Saat ini seolah-olah aku sudah melupakan semua hal yang membuat aku cemberut dan marah padanya tadi serta hal yang membuat Ai marah juga padaku sehingga aku sempat dihukum olehnya. 😅
Ai memang cepat baik kembali kepadaku, baik hati, humoris, memiliki banyak tenaga sehingga aku benar-benar merasa sangat beruntung memilikinya. 😊
---
Nhai Pov
Setelah kami berdua selesai makan siang di sore hari. 😅
Hal selanjutnya yang kami berdua lakukan adalah langsung pergi ke toko sepatu sesuai dengan tujuanku dari awal saat aku terbangun di pagi hari.
Aku tidak mau membuang-buang waktu untuk mencari atau berjalan-jalan membeli sesuatu yang bukan tujuanku.
Begitu aku masuk ke dalam toko sepatu, aku langsung mencari staff toko sepatu itu dan menunjukkan gambar sepatu yang ingin aku beli di ponselku dan meminta ukuran sesuai dengan kakiku.
“Aku ingin sepatu yang seperti ini dengan ukuran nomor 10..”
“Baiklah.. Tunggu sebentar akan aku ambilkan.”
Staff itu segera meminta aku menunggunya sementara dia mengambilkan sepatu yang aku inginkan.
“Kalau seperti itu, aku akan melihat-lihat bagian peralatan rumah tangga dulu..” Kata Ai.
“Baiklah..”
“Ini sepatu yang Khun inginkan dan no 10, silakan mencoba dulu..” Kata Staff itu.
Aku kemudian berbalik dan duduk untuk mencoba sepatu itu. Setelah memakainya, aku berjalan bolak balik berberapa kali untuk tahu apakah sepatu itu enak atau tidak. Setelah aku mencobanya, aku memberitahukan staf itu bahwa aku akan membeli sepatu ini.
“Baiklah.. aku akan membeli sepatu ini..”
Setelah aku berkata dan berbalik ingin kembali memakai sepatuku lagi, aku melihat kursi yang tadi aku duduki sudah di duduki oleh orang lain dan tidak akan cukup jika aku duduk juga disana.
Jadi aku memutuskan untuk tidak memakai sepatuku dan tali sepatuku juga terlepas dan saat aku ingin membungkuk memakai sepatuku serta mengikatnya tidak bisa karena disini sangat banyak orang disini. Akhirnya aku berjalan dengan tidak memakai sepatuku terlepas. Aku akan meminta Ai untuk mengikatkannya karena aku tidak bisa melakukannya. 😅
“Apakah kamu sudah selesai?”
“Sudah..”
“Ouh.. mengapa kamu tidak memakai sepatumu lagi?”
Ai segera bertanya saat aku berjalan tanpa mengenakan sepatuku.
“Tali sepatuku lepas dan tidak ada tempat duduk untuk aku bisa mengikatnya lagi karena ada banyak orang di dalam toko ini. Jadi aku tidak memakainya dan segera berjalan keluar toko itu untuk mencarimu..”
“Sini aku akan memakaikan kamu sepatunya. Kamu bisa meletakkan sepatu itu dulu..”
Saat ini tanganku menjadi kosong dan Ai terlihat segera berlutut di lantai di depanku untuk memakaikan aku sepatu.
“Maukah kamu menikahlah denganku, Nhai?”
Aku mendengar Ai mengatakan perkataan itu dengan suaranya yang terdengar dalam.
“Hah.. Aku benar-benar sangat terharu, Ai. Kamu melamarku di dalam toko sepatu seperti ini. Aku hampir saja meneteskan air mataku sekarang..”
“Ayo kita segera pulang ke apartemen karena aku ingin memakanmu lagi sampai malam..”
Dasar Ai berengsek! Bagaimana dia bisa mengatakan hal seperti itu di tempat yang ramai seperti ini? 🙄
“…”
Aku hanya bisa terdiam karena merasa malu, tetapi tiba-tiba aku mendengar suara staff toko ini menyela pembicaraan kami.
“Khun.. Sepatu anda sudah selesai kami bungkus, silakan di bayar di sini..”
“Oh.. Terima kasih..”
Aku hanya bisa mengangkat tanganku untuk menggaruk tengkukku karena merasa malu bersamaan dengan Ai selesai mengikat tali sepatuku lalu dia berdiri.
Apakah staff ini mendengarkan apa yang kami bicarakan tadi? 🤔
“Kalian berdua benar-benar sangat mengemaskan dan semoga kalian terus saling mencintai dalam waktu yang lama..” kata staff itu.
Oh jelas-jelas staff itu pasti mendengar apa yang kami bicarakan. 😣
Setelah membayar sepatu yang ingin aku beli, aku cepat-cepat menarik Ai untuk segera pergi dari toko sepatu itu.
---
Toko Bubble Tea
Ai Pov
“Apakah kamu merasa malu?”
Aku bertanya kepada Nhai saat kami sedang mengantri untuk membeli bubble tea.
“Siapa yang membuat aku malu tadi?” Balas Nhai.
Kami saat ini sedang ingin membeli bubble tea seperti biasa. Aku ingin berbalik membatah perkataan Nhai, tetapi aku tidak bisa karena sekarang adalah giliran kami memesan.😅
“Pelangan yang terhormat, hari ini ada promosi beli satu gratis satu untuk sepasang kekasih. Tetapi kalian harus memfollow IG kami, memencet Like di postingan kami dan berfoto bersama pasangan kalian dengan memegang bubble tea memposting foto kalian berdua, mentag IG kami dan akan mendapatkan promosinya..”
Aku mendengar Staff itu menerangkan kepada kami berdua saat aku akan memesan.
“Ah.. Aku tidak tertarik karena aku tidak merasa tidak nyaman...” Balasku.
Tetapi sepertinya aku lupa bahwa pacarku, Nhai sangat menggilai yang namanya kata Promosi. 😅
Jangan sampai Nhai mendengarnya karena dia pasti akan memaksa aku melakukannya demi mendapatkan promosi itu.
“Apa? Bagaimana bisa membeli satu gartis satu? Kita harus memencet like di mana?” Kata Nhai.
Saat aku mendengar Nhai mengatakan hal itu, sudah tamatlah semuanya. 😣
“Kalian hanya perlu mengambil foto dengan bubble tea ini dan memberikan keterangan lalu mempostingnya di IG. Jangan lupa untuk mengetag IG kami..” Staff itu menerangkan kembali kepada Nhai.
“Ayo Ai.. Kita berfoto..”
Nhai segera menarik tanganku dan kami pun berfoto dengan beberapa gaya ada gaya menangis, tersenyum lebar bahkan saling memalingkan wajah satu sama lain. 😅
“Baiklah kami akan memposting fotonya setelah kami memilihnya..” Kata Nhai.
“Baiklah, silakan melakukan pembayaran dan menunggu pesanan anda di sebelah kiri..”
Aku perlahan mulai bergerak untuk membayar bubble tea yang kami pesan.
Saat Nhai memposting foto kami berdua di IG, ada banyak orang yang menyukai foto kami bahkan sampai 600 orang yang menyukainya dan sepertinya akan terus bertambah. 😅
Salah satu orang yang mengelike postingan itu adalah aku. Tetapi sepertinya seluruh dunia suka dengan foto kami ini dan banyak komentarnya juga.
---
Apartemen Ai
Nhai Pov
Acara jalan-jalan kami berdua di mall sudah selesai. Saat ini Ai sedang memarkirkan mobilnya di tempat parkir apartemennya ini.
Setelah itu, aku membantu membawa barang-barang yang sudah kami beli dan mulai berjalan ke lift untuk naik ke lantai atas. 😊
“Hari ini benar-benar berlalu dengan sangat cepat..”
Aku berbicara untuk memecahkan susana canggung yang kami berdua rasakan saat di dalam lift. Saat ini suasananya cukup sepi karena hanya ada aku dan Ai yang di dalam lift ini.
“Hmm.. Waktu yang membahagiakan memang akan selalu cepat berlalu..”
“Ai.. Tadi saat kamu sedang pergi ke kamar mandi, aku membeli kue tar rasa keju. Nanti ayo kita makan bersama-sama..”
“Mengapa kamu begitu baik padaku hari ini? Tetapi.. kamu akan memberikan berapa suapan?”
“Aku akan memberikan satu suapan saja..”
“Kalau seperti itu lebih baik kamu memakannya sendiri saja karena berebut makanan denganmu membuat aku akan merasa berdosa padamu..”
Ai mengatakan hal itu sambil kami berjalan keluar dari lift saat pintu lift terbuka lebar dilantai yang kami tuju.
“Huh.. Kalau seperti jtu aku akan memberikan kamu dua suapan..”
“Chen Nhai!”
“Baiklah.. Aku akan berhenti bercanda denganmu dan jangan membuat suara yang kuat seperti itu. Aku jadi merasa gugup. Sini aku bantu untuk menaruh barang-barang ini..”
Aku segera tertawa saay melihat Ai sekarang cemberut. 🤣
“…”
“Aku akan membantumu. Ayo kita masuk ke dalam apartemen agar aku bisa menutup pintunya..”
“Nhai.. Tolong charge ponselku karena batterynya sudah habis. Chargenya ada di dalam kamar. Kamu bisa kan?”
“Baiklah. Sini ponselmu..”
Ai segera menyerahkan ponselnya kepadaku dan tidak memperhatikan aku saat aku masuk ke dalam kamar.
Saat ini Ai masih sibuk membuka barang-barang yang baru saja kami beli dan memisah-misahkannya sebelum dia menyimpannya. 😊
---
Ai Pov
Saat aku sedang sibuk memisah-misahkan barang-barang yang kami beli, aku bertanya-tanya mengapa Nhai pergi lama sekali hanya untuk mengecharge battery ponsel? 🤔
“Nhai.. Apakah kamu tertidur?”
Aku bertanya dan melangkah masuk ke dalam kamar tidurku.
“Aku tidak tidur. Aku hanya sedang melihat-lihat album foto saja..”
“Album foto?”
“Hm.. Fotoku yang kamu ambil secara diam-diam..”
“Yak! Bagaimana kamu bisa menemukannya?”
Aku segera masuk ke dalam kamar dan berlari seperti orang gila. 😅
Aku berharap Nhai tidak melihat dan membaca semua yang aku tulis dalam album foto itu.
Tetapi.. sepertinya aku sudah tidak bisa menyembunyikanya lagi karena saat aku masuk ke dalam kamar, Nhai sudah menutup kembali album foto itu dan menyerahkannya kepadaku. 😣
“Kamu tadi menaruh album itu di atas meja ini..”
Nhai berkata dan menujukkan lokasi dimana aku meletakkan album foto itu.
“Aku tadi masuk ke dalam kamar dan ingin mengambil charge ponsel di atas rak, tetapi aku malah menemukan album foto yang menarik perhatianku. Jadi aku mengambilnya dan melihatnya. Awalnya aku berpikir bahwa itu adalah foto-fotomu. Tetapi ketika aku membukanya, aku merasa terkejut karena semua foto yang ada di dalam album itu adalah fotoku..”
“Yeah.. aku yang mengambil foto-foto mu itu dan mengumpulkannya sejak lama saat kita belum berpacaran..”
“Hmm.. Semua foto yang kamu ambil itu terlihat sangat bagus dan cantik. Ternyata saat Khun Aiyaret jatuh cinta pada pandangan pertama denganku maka kamu akan menuliskan deskripsi dengan panjang tentang aku."
“Jangan berharap kamu akan dapat melihat lagi album foto ini..”
Aku segera memegang album foto itu di tanganku dan aku merasa sangat malu sehingga wajahku memerah. Sebenarnya bukan karena foto-foto yang aku ambil, tetapi karena pesan singkat yang aku tuliskan di balik setiap foto-foto itu. 😔
“Tidak apa-apa. Aku sudah mengingat semuanya dengan baik di dalam otakku sampai lembaran terakhir kamu menuliskan sebuah lirik lagu. Apa nama lagunya? Aku membacanya dan merasa tertarik dengan lagu itu..”
“You are my sunshine..”
“Ayo mainkan lagu itu aku sangat ingin mendengarnya. Tolonglah Ai..”
---
Nhai Pov
Saat aku memohon agar Ai mau menyanyikan lagu yang dia ciptakan itu, aku melihat dia tersenyum dengan lebar lalu segera berjalan keluar meninggalkan aku.
Aku sudah sejak lama merasa curiga saat melihat Ai bersikap seperti ini. 🤔
Aku mengikutinya dan melihat Ai duduk di meja makan setelah dia membawa gitar dari kamar bersama-sama dengannya.
You are my sunshine..
My only sunshine..
“Benarkah aku merupakan cahaya matahari satu-satunya bagi Ai? Mengapa dia bisa memikirkan lirik lagu itu dan terdengar seperti doa?” 🤔
Aku kemudian duduk di depan Ai untuk mendengarkan dia menyanyikan lagu ini.
“Tetapi sebelum aku menyanyikan lagu ini, aku suka membayangkan bahwa suatu hari aku ingin menyanyikannya untukmu. Tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa hari ini benar-benar akan datang dan aku akan menyanyikan lagu ini agar kamu mendengarnya..”
“…”
“Tidak ada yang akan tahu tentang masa depan..”
“…”
“Aku juga tidak tahu akan seperti apa..”
Setelah mengatakan hal itu, kami berdua terdiam dan terdengar suara gitar akustik yang di petik oleh Ai dan suaranya terdengar hangat, sedikit lembut dan rendah bernyanyi.
You are my sunshine, my only sunshine..
You make me happy..
When the sky look grey..
You will never know dear, how much I love you..
Please don’t take my sunshine away..
“Lirik lagunya terdengar sangat imut..”
“Bukankah sama imutnya dengan dirimu..”
“…”
“Sebelum aku bertemu denganmu, aku berpikir bahwa aku adalah orang yang impulsif dan juga keren. Tetapi sekarang aku menjadi terlihat imut karena dirimu, Nhai. Aku sudah tidak tahu lagi apakah aku masih bisa terlihat keren atau tidak di matamu..”
Aku melihat Ai tersenyum lembut di sudut bibirnya sebelum melanjutkan perkataannya lagi.
“Nhai.. Terima kasih karena sudah mau menjadi cahaya bagi kehidupanku, terima kasih sudah mau menemaniku dan membuat hidupku terasa lebih bermakna di setiap harinya. Terima kasih sudah datang ke dalam kehidupanku dan membuat hidupku menjadi lebih terasa hidup dan penuh warna..”
Setelah mengatakan hal itu, Ai segera mengulurkan tangannya untuk mencium tanganku. Dia sedikit memberikan tekanan di tanganku dan membuat aku merasa sedikit tidak nyaman. 😅
Kami hanya perlu berpengangan tangan saja agar bisa mengetahui bahwa kami selalu ada untuk satu sama lain. 😊
“Aku juga ingin berterima kasih kepadamu karena sudah mau menyukaiku. Terima kasih sudah mau mencintai orang seperti diriku dan menerima diriku apa adanya. Terima kasih sudah membuat aku tahu bahwa mencintai seseorang tidaklah sulit..”
Setelah aku berkata seperti itu, Ai segera berjalan mendekatiku dan aku sepertinya sedang lambat berpikir karena aku merasakan jantungku belum kembali berdetak dengan tenang setelah mengatakan hal itu. 😅
Aku tiba-tiba merasakan bibir Ai yang hangat menyentuh pipiku dan aku bisa mencium aroma samar dari tubuh Ai sehingga jantungku kembali berdebar-debar dengan kencang lagi.
Aku buru-buru berbalik, mengambil pakaianku untuk mandi lalu naik ke atas tempat tidur untuk melakukan hal yang Ai ingin lakukan padaku. 😊
Aku rasa orang seperti Aiyaret tidak akan pernah peduli berapa ratus juta kali dia kehilangan minat pada apa yang sedang di kerjakan karena pada akhirnya Ai akan terus merasakan jatuh cinta kepadaku sampai pekerjaan apapun tidak akan menjadi menarik untuknya.
“Aku mencintaimu..bebek kecilku..”
“Aku juga mencintaimu.. Orang yang memungut bebek..”
Kiss 😘
The Real End Sepesial Bab 2
Vote and comment please.. 😊🙏
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro