Bab 8
Kotor
Ai Pov
Perjalanan yang melelahkan ini akhirnya berakhir ketika mobilku berbelok untuk masuk ke tempat parkir Klub P'Sing. Klub P'Sing adalah klub malam yang akan beroperasi mulai dari malam hari seperti saat ini. Jadi kami tidak terlambat untuk datang kesini. 😊
“Aku akan pergi untuk menemui P'Sing sebentar. Kamu bisa menungguku di mobil..” Kata Nhai.
“Turunlah dengan hati-hati. Tunggu aku akan ikut karena aku ingin meluruskan kakiku karena kakiku terasa sakit..” Balasku.
“Baiklah. Bersikap baiklah karena disini adalah wilayahku. Kamu bisa mengisi perutmu disini..”
Alisku segera mengerut ketika mendengar Nhai berkata seperti itu dan tangannya mengepal kearahku dan membuat suara mengancam. 🤨
Tetapi dia sama sekali tidak terlihat menakutkan tetapi sangat lucu saat dia meminta aku untuk berperilaku baik.
“Baiklah, aku tahu.. “
---
Klub P'Sing
Nhai Pov
Aku mendengar musik tropical house terdengar cukup keras dan tidak terlalu terdengar berat. Aku melihat P'Sing terlihat membisikkan sesuatu kepada staf yang ada di klub ini , P'Sing berbadan tinggi. Aku cukup akrab dengannya. Tidak lama P'Sing berjalan untuk menghampiriku.
“Akhirnya kamu datang juga kesini, Chen Nhai.. Aku hampir saja ingin menjual motormu itu. Lalu aku akan menggunakan uangnya untuk bersenang-senang dengan pria. Ada begitu banyak tempat parkir yang begitu banyak, tetapi kamu memarkirkan motormu disitu. Aku rasanya ingin memukul wajahmu saja..”
“Oh.. Phi, jika kamu menjual motorku itu, aku harus naik apa? Motor itu adalah hadiah saat aku masuk ke Universitas..”
“Jika dia tega menjualnya, aku akan membelikan kamu motor yang baru..”
“Ouh.. Che Vivi hello..”
“Oh.. biarkan suamimu, oh.. bukan biarkan temanmu menjemputmu..”
Tiba-tiba Ai datang dan berjalan ke arah meja yang sedang aku duduki dan menyapa P'Sing dan Che Vivi lalu segera mengalungkan lengannya di atas bahuku.
“Ouh.. Swadee krub pria tampan..” Kata P'Sing.
“Aku baru pertama kali melihat kamu datang kesini dan membawa teman dari kampusmu..” Kata Che Vivi.
Mereka berdua segera berkomentar seperti itu saat melihat Ai yang tampan dan hal itu sangat normal bagiku.
“Swadee Krub Phi..” Kata Ai dan mengatupkan kedua tangannya untuk memberikan rasa hormat kepada P'Sing dan Che Vivi sekali dan tersenyum lembut. 🙏☺️
Aku saat ini sedang duduk bersama-sama dengan P'Sing.
“Oui.. aku hanya tidak masuk satu hari disini apakah aku sudah melewatkan sesuatu?” Tanya Che Vivi.
“…”
“Apakah ini teman Nhai yang P'Sing ceritakan padaku?” Tanya Che Vivi lagi.
“Yeah.. tetapi dia bukan hanya sekedar teman saja. Apakah kamu tidak mau memperkenalkan temanmu padaku, Chen Nhai?” Tanya P'Sing.
“Namanya adalah Aiyaret, biasa dipanggil Ai. Dia memiliki tinggi 185 cm, suka memakai baju bermerk dan merupakan anak orang kaya, kampung halamannya ada di provinsi Nan. Tumbuh besar di Kanada, tetapi karena dia berkelahi dengan temannya disana maka dia di keluarkan dari Universitasnya dan kembali ke Thailand. Aku bisa berteman dengannya karena dia bisa menjaga Khun Ped yang ayahku minta aku jaga dengan baik..” Kataku.
Aku melihat P'Sing dan Che Vivi mengedipkan mata mereka saat menatap Ai.
“Ouh.. kamu memperkenalkannya dengan sangat detail. Aku juga ingin menjadi istrinya..” kata P'Sing.
“Oh.. Chen Nhai, kamu mempunyai tesang yang begitu baik, kenapa kamu tidak pernah memberitahukan kepada kami?” Kata Che Vivi.
“Apa yang kamu katakan Che?Tesang? Apa itu? Mengapa pelafalan perkaatanmu begitu tidak jelas?”
“Tesang adalah teman sekaligus pasangan..” Kata P'Sing.
“Phi Sing!”
“Apa?”
“Ai.. Kamu tunggulah disini sebentar, ya? Ada hal yang ingin aku bicarakan berdua dengan P'Sing..”
“Hmm..”
P'Sing hanya tersenyum dengan senyuman yang menyeramkan sebelum mengikuti aku karena aku segera menarik tangannya seperti saat aku masih kecil.
---
Kantor Klub P'Sing
Nhai Pov
“Oui! Nhai pelan-pelan saja. Aku adalah orang yang lemah, jangan menarik tanganku dengan kasar!” Kata P'Sing.
Aku kemudian segera melepaskan tangannya dan duduk bersila lalu mengambil bantal yang lembut di sofa kantor P'Sing ini.
“Teman sekaligus pasangan? Apa maksudmu?”
“Bukankah kamu tidak sengaja berhubungan badan dengannya ketika kamu mabuk? Suamimu itu juga sudah datang kesini. Semua orang juga sudah tahu dan mengerti tentang hal itu. Apakah kamu mengerti?”
“Aku belum mengatakan siapa yang menjadi suami dan siapa yang menjadi istri. Bagaimana kamu bisa tahu?”
Aku melihat P'Sing berbaring di sofa dan kepalanya menatap langit-langit, kami berdua seperti sekelompok orang sakit jiwa. 😅
“Astaga! Dengan kemampuanku ini, aku sudah bisa melihatnya dengan mata tertutup. Kalian berdua datang ke tempat ini bersama-sama dan bajumu juga belum kamu ganti..”
“Aku.. Pakaianku ini sudah di cuci dan aku juga sudah mandi..”
“Aku tidak mempermasalahkan kamu sudah mandi atau belum mandi. Maksudku kamu dengan Ai masih menjalin hubungan kan?”
“Yeah.. Dia bilang bahwa dia menyukaiku..”
“Jadi bagaimana jawabanmu?”
“Aku menyuruhnya untuk tinggal bersama-sama denganku selama satu bulan. Jika dia tidak tahan dengan sifatku, kami berdua akan berpisah..”
“Kamu mencoba menikah sebelum menikah..”
“Bukan seperti itu, Ini namanya mencoba untuk saling berhubungan..”
“Tetapi bagaimana dengan kiss mark yang ada di lehermu itu. Apakah kamu masih bilang bahwa kamu baru mencoba untuk berhubungan?”
Mata P'Sing menyipit dan menunjuk ke arah leherku dan aku tidak bisa mengeluarkan suara lagi.
“Hm.. ini..”
“Kamu membuat wajah aneh, bingung memikirkannya dan kalian memutuskan untuk tinggal bersama-sama sebelum kalian menikah. Kalian hanya tinggal bersama dan tidak akan saling menggoda benar-benar tidak bisa di percaya..” Kata P'Sing.
P'Sing memutar matanya dan menatap diriku yang sudah aku anggap seperti saudara kandungku sendiri. P'Sing mengangkat tangannya dan meletakkan di belakang tengkuknya. Wajahku menjadi memerah karena aku bukan orang yang pintar menyimpan rahasia. 😅
“Jika kamu menyukai Nong Ai, maka akuilah hal itu dan jangan terlalu banyak merasa khawatir..”
“Aku hanya menyukainya sebagai temanku..”
“Kalau kamu suka maka katakan saja suka. Jangan membohongi dirimu sendiri..”
“Aku masih belum tahu bagaimana perasaanku sekarang. Aku hanya merasa cukup baik atau aku menyukainya. Aku benar-benar merasa bingung, Phi. Aku belum bisa menjawab diriku sendiri tentang apa yang aku pikirkan..”
“Kamu terlalu banyak berpikir. Dengarkan aku, Nhai. Mencintai seseorang bukanlah hal yang sulit. Tidak perlu jenis kelamin seperti apa, pasti akan timbul rasa cinta. Seperti kata seseorang, usia hanyalah angka dan jenis kelamin adalah simbol..”
P'Sing hanya bisa menghembuskan napasnya melalui hidungnya dan menaruh tangannya di depan dadanya, menaruh kepalanya ke bawah.
“Aku benar-benar takut kehilangan teman seperti dia..”
“Kamu tidak perlu merasa takut, Nhai..”
“Kamu juga tahu, saat aku mencintai seseorang, aku akan melakukan segalanya dengan sepenuh hatiku. Aku tidak mau bergonta-ganti pasangan dan harus selalu memulai dari awal lagi dengan orang lain..”
“Kenapa kali ini kamu berpikir terlalu banyak? Yang benar adalah kamu tidak boleh menutup peluangmu ini kan? Berilah dirimu kesempatan, mungkin saja orang yang kamu tolak adalah orang yang tepat untukmu.”
“Kenapa hal ini begitu sulit?”
“Cobalah sekali. Anggap saja ini adalah pengalaman dalam hidupmu. Tetapi orang yang kamu kenalkan padaku malam ini, aku akan memberikan dia tiga nilai kelulusan, eh.. salah. Aku akan memberikan dia nilai sepuluh. Lulus.. lulus.. lulus.. Wajah yang tampan, tubuh yang seksi, bagiku dia adalah seleraku..”
“Hei Phi! Mengapa kamu sangat mesum?”
“Hm.. omong-omong, apa setelah hari itu, kamu dan Ai ada berhubungan intim lagi? Jangan berbohong..”
“Belum.. Tetapi hampir saja..”
“Hampir itu sampai tahap mana?”
“Peluk, ciuman,…”
“Jika ada orang lain yang bukan Ai datang memeluk dan menciummu, bagaimana perasaanmu?”
“Aih.. Oui. Aku merinding saat membayangkan dan mendengarnya..”
“Ok, baiklah.. Omong-omong apakah dia merawatmu dengan baik?”
“Iya dia merawatku dengan baik, malah sangat baik..”
“Apakah itunya besar?” 😅
“Sangat besar..”
“Apakah dia sangat hot?”
“Yeah.. Oui.. apa yang Phi tanyakan? Phi tutup mulut saja dan jangan bertanya apapun lagi!”
“Jika kamu tidak mau membicarakannya denganku maka aku akan pergi!”
“Yeah.. Kamu bisa pergi kemanapun. Kamu pergi setelah menanyakan hal ini dan meskipun kamu mungkin sudah tahu jawabannya.. Jadi bagaimana menurutmu tentang Ai?”
“Dia besar atau super hot?”
Saat P'Sing mengatakan hal itu, mukaku menjadi memerah dan berpura-pura membicarakan hal lain.
“Aku masih tidak merasa percaya diri dan berikan aku sedikit waktu lagi..”
“Dia besar atau tidak besar kamu bisa memakai semua pakaiannya..” Kata P'Sing.
P'Sing lalu mengelurkan sebotol wiski dan menungkannya ke dalam gelas lalu tertawa karena suasana hatinya sedang baik.
Aku tidak tahu apa yang harus aku keluhkan lagi, aku hanya tahi bahwa aku segera meneguk segelas wiski secara terus menerus dan tenggorokanku menjadi panas. 😅
----
Klub P'Sing
Nhai Pov
“Ai.. ayo kita pulang..”
“Ouh.. kamu sudah mau pulang?”
“Hm.. terlalu lama di sini tidak akan aman. Ayo kita pulang..”
“Tunggu sebentar sih. Aku belum selesai berbicara dengan pria tampan..” Kata Che Vivi.
“Yeah.. benar sekali Che.. Sayang sekali. Tetapi tidak apa-apa, mereka akan main lagi kesini. Bagaimanapun, tolong jaga Nong-ku yang tampan ini.”
“Aku akan melakukan yang terbaik dalam hidupku untuk menjaganya..”
“Ouh. apa-apaan ini? Kalian seperti pasangan yang ada di drama-drama saja..”
“Sangat menyebalkan! Orang yang baru menikah memang selalu bersikap seperti ini..” 😑
“Hm.. Aku pamit ya Phi.. Sampai jumpa..”
“Sampai jumpa lagi Phi..” Kata Ai.
“Kamu kenapa?”
“Tidak apa-apa.. Aku merasa jantungku berdebar kencang karena aku terlalu cepat berjalan..”
“Oh.. Baiklah.. Hati-hati mengendari motornya. Sampai jumpa di apartemenku, tesang..”
“Hei Ai! Tesang apa?”
---
Apartemen Ai
Aku tidak pernah berpikir bahwa malam kedua kami bersama-sama akan terasa lebih lancar daripada saat malam pertama. Setelah aku mengambil motorku dari Klub P'Sing dan memarkirkannya di Apartemen Ai, kami saling membantu membawakan barang-barangku ke dalam kamarnya sebelum kami memesan pizza untuk dimakan dan memilih Film untuk kami nonton.
Semuanya berjalan baik-baik saja. Aku tidak masalah jika film yang akan kami tonton adalah The Conjuring. 🤣
“Ai! Menurutmu kapan hantunya akan muncul?”
Hwa.. 👻
“Hwaaa.. Sial! Benar-benar sangat mengejutkan dan menakutkan!” 😣
Teriakku dengan nyaring sambil membenamkan wajahku di bantal sofa yang lembut. Aku bergidik sehingga Ai buru-buru mematikan layar TV 4K Ultra HDnya.
“Film itu benar-benar membuat aku takut..”
“Sudah aku matikan. Bukankah tadi kamu berkata kamu bisa menontonnya?”
“Aku tidak pernah melihat film itu. Aku tidak menyangka bahwa film itu benar-benar sangat menyeramkan terutama hantu biarawati itu..”
“Kalau begitu ingin ganti yang lain? Bagaimana kalau menonton kartun?”
“Hmm.. baiklah..”
Aku masih tidak mau mengangkat mukaku dari bantal sofa itu sampai aku mendengar suara kartun jepang yang keras di kupingku beberapa saat. Makanya aku mau bangun lagi dan mengubah posisiku untuk duduk dan kembali menonton lagi seperti orang normal.
Saat ini situasinya sangat tenang.
---
Ai Pov
“Apakah kamu juga takut saat menonton kartun?”
“…”
“Hei.. Ouh. Dia tertidur. Tidurlah yang benar..”
“Hmm.. aku mau nonton kartun..”
“Hah.. adanya kartun yang menonton dirimu. Bukan kamu yang menonton kartun..”
“Tidurlah yang benar atau aku harus menggendongmu?”
“Hmm.. iya..”
Aku meminta Nhai untuk segera masuk ke dalam kamar dan tidur. Aku mengatakan kepadanya bahwa aku ingin mencuci piring dan mangkok dulu, lalu baru akan menyusul masuk kekamar untuk mengikutinya.
Tetapi akhirnya Nhai tertidur duluan dan tidak menyadari bahwa aku telah mematikan lampu kamar ini dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
---
Tengah Malam
Nhai Pov
“Hm…”
Aku berpikir akan merasa segar saat bangun di pagi hari nanti. Tetapi aku tiba-tiba terbangun di tengah malam dan melihat sekelilingku benar-benar gelap.
Aku saat ini ingin pipis dan jika tidak maka akan terasa sangat menyakitkan. Saat aku membuka mataku saat ini adalah hal yang paling sulit karena aku masih terbayang-bayang wajah biarawati yang aku tonton tadi. 😅
Aku segera menoleh ke sampingku.
“Hei Ai.. Ai..”
“Hmm?”
“Ai.. Ayo bangun dulu..”
“Apakah sekarang sudah pagi?”
Aku melihat mata bulat Ai yang berwarna coklat oak berkilat kebingungan sesaat dan dia mencoba untuk memfokuskan pengelihatan di dalam kegelapan saat ini.
“Belum. Aku mau pipis..”
“Jika kamu mau pipis pergilah ke toilet..”
“Temani aku. Aku.. aku takut hantu..”
Ai yang aku bangunkan di tengah malam itu terlihat sedikit cemberut sebelum bergerak untuk duduk. Dia segera menyalakan lampu di kepala tempat tidur. Aku segera meraih pergelangan tangannya agar kami turun dari tempat tidur bersama-sama.
“Kamu tidak boleh pergi kemanapun ya..”
“Iya.. Kalau kamu begitu takut, bagaimana jika aku ikut masuk bersama-sama denganmu?”
Ai bertanya saat kami sudah berada di depan kamar mandi, aku menatapnya dengan pandangan curiga dan diam-diam tertawa di dalam hati.
“Tidak perlu! Kamu tunggu saja disini.. Ini semua karena kamu. Kamu mengajak aku menonton film horor yang menakutkan sekali. Kamu tidak perlu minta maaf..”
“Baiklah kali ini aku bersumpah tidak akan bercanda lagi denganmu..”
“Sekarang bisakah kamu melepaskan tanganmu dariku, Ai?”
Aku mengatakan hal itu dan membuat mataku lebih kecil dari sebelumnya. Aku berjuang untuk menyalakan lampu kamar mandi sebelum lalu segera berlari ke dalam kamar mandi.
Aku menyelesaikan urusan pribadiku sendiri, setelah aku menyelesaikannya, aku segera keluar dengan berlari lagi dan meninggalkan Ai yang sedang berdiri dengan mata yang tertutup di depan kamar mandi. 🤣
Aku kembali berbaring lagi diatas tempat tidur dan menarik selimut sampai ke leherku dan mulai berusaha untuk memejamkan mataku dan tidak mempedulikan Ai yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi sambil tertidur karena menungguku. 😅
---
Ai Pov
“Hei, Nhai.. Kamu menyuruhku mengantarkan kamu ke toilet, kamu malah membiarkan aku tidur sambil berdiri di depan toilet. 😑”
Aku merasakan tempat tidur ini sedikit turun karena berat badanku yang sudah naik ke atas tempat tidur yang empuk ini. Ada cahaya lembut dari kedua kepala tempat tidur ini yang menyinari wajah Nhai yang tampan dan aku memperhatikannya.
---
Nhai Pov
Saat aku sudah mendengar suara Ai, membuat aku merasa lebih baik, lalu mulai memejamkan mataku lagi.
Tetapi aku merasakan bahwa aku saat ini sedang di awasi, jadi aku kembali membuka mataku lagi dan melihat kesekelilingku lagi.
Saat ini aku melihat wajah Ai hanya selangkah dari wajahku dan sebelum aku bisa bertanya apa yang dia inginkan dariku?
Kiss 😘
Aku merasakan bibirnya mencium bibirku sekilas. Setelah itu dia memasukkan tanganya ke belakang leherku untuk memelukku, aku sedikit membetulkan posisiku dan berbalik untuk berbaring miring menghadap kearahnya dan menatap bibirnya lagi.
Aku tidak ingin menegurnya dan hanya menggerakan tanganku untuk memegang jantungku agar lebih tenang lagi, jika aku menatap wajah Ai, maka kami pasti akan berciuman lagi. 🙄
Aku saat ini bisa merasakan aroma kulitnya dan napas hangat yang terasa di leherku. Saat kami berdekatan seperti ini, rasa takutku menghilang. Tetapi aku terdiam saat mendengar perkataannya.
“Aku hanya ingin melindungimu saja. Apakah kamu ingin di jerat setan saat kamu tidur?”
“Oui.. Hei Ai! Jangan berkata seperti itu..”
“Haha.. Aku hanya bercanda. Aku hanya bercanda. Tidurlah.. Kalau kamu sudah tidur maka aku baru tidur. Tidurlah kembali bebek kecil..”
“Jangan banyak berbicara lagi..”
“Uhm.. selamat malam..” Kata Ai dan dia segera tertawa pelan.
Aku merasakan dia kembali menempelkan bibirnya ke keningku dan memelukku.
“Hmm.. Tidurlah dengan nyenyak..”
TBC
Hai Guys.. aku kembali lagi.. ☺️
Maaf baru sempat update lagi.. Kemarin sibuk dan pulsa miris banget.. skr juga masih miris si hahaha.. spa tau ada yg mau bagi plsa 😅😅
Tapi karena pada banyak yang katanya nungguin lanjutan nie book makanya aku up lagi..
Ayo yang kemarin minta up cepat minta up jangan lupa ya comment dan likenya.. Awas ya kl like n comment dikit gk mau aku lanjutin lagi nie 😂😂
Ok sekian aja.. C U next part.. 🥰
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro