Bab 7
Seperti Ada Kupu-Kupu Yang Berterbangan Di Badanku.
Nhai Pov
Makan siang kami sedikit terlambat karena kami berdua sempat berdebat karena aku ingin makan nasi kotak yang biasa saja, tetapi Ai berkata makanan itu tidak memiliki nutrisi. 😑
Akhirnya aku hanya bisa mengikuti Ai yang menyetir mobil saat ini. Kami saat ini sedang makan siang di restoran steak. Tentu saja karena Ai yang mengajak aku kesini. Ai yang membayarnya jadi aku tidak masalah. 😁
“Ada apa? Apakah makanannya tidak enak?” Tanya Ai.
“Aku sudah mengatakan padamu bahwa aku ingin makan nasi kotak, tetapi kamu tidak mau..”
“Kenapa kamu mau makan nasi kotak? Tidak ada nutrisinya…”
“Karena hal itu lebih mudah. Kita tinggal memanaskan di microwave dan selesai..”
“Huh.. ini, ayo buka mulutmu, ayolah..”
“Aa..”
“Makan yang banyak dan jangan mengeluh lagi. Makan yang banyak ya supaya cepat besar…”
“Aizz..”
“Hahaha..”
Tidak lama Ai tiba-tiba mengelap bibirku yang makan steak ini sedikit belepotan. Saat melihat tingkah Ai, aku hanya bisa tersenyum. ☺️
“Kenapa kamu tersenyum? Apakah kamu sudah kenyang?”
“Hm.. Iya..”
“Baiklah kalau begitu. Aku akan membayar makanan ini dulu..”
“Hm..”
“Pelayan, tolong billnya..”
“Pelayan, bisakah tolong bungkus makanan ini?” Tanyaku.
“Baiklah, silakan tunggu sebentar..” balas pelayan itu.
Setelah makan kami kembali melanjutkan perjalanan kami.
---
Mobil Ai
Nhai Pov
Aku bisa mendengar suara mesin mobil ini. Aku berpikir mobil keluarga lebih cocok untuk dipakai berpergian karena mobil itu di pakai oleh semua orang. Saat ini aku merasa tertarik saat melihat gitar yang di taruh di kursi belakang mobil ini. Aku kemudian mengulurkan tanganku untuk mengambil gitar itu dan memainkannya selama beberapa saat.
Aku bisa bermain gitar, tetapi saat ini aku memainkan secara acak. Ketika aku sudah bosan bermain gitar, aku berbicara dengan Ai.
“Ayo kita dengarkan musik di radio saja..”
“Iya nyalakan saja..”
Aku segera menyalakan radio di dalam mobil Ai dan terdengar lagu romantis.
“Ah.. lagu di radio ini benar-benar bisa memahami perasaanku. Aku biasanya tidak pernah mendengarkan lagu radio..”
Setelah mendengar Ai mengatakan hal itu, aku segera mematikan radionya.
“Au.. Kamu tidak mau mendengarkan lagunya lagi? Lagu itu sungguh bagus…”
Tidak lama aku mendengar Ai menyanyikan sebait lagu.
“…”
Aku hanya bisa terdiam dan kembali makan makanan yang tadi sempat kami bungkus di toko dan memasukkan ke dalam mulutku. Aku duduk dan makan di dalam mobil Ai karena aku merasa lapar. 😅
Aku juga tidak suka minum air mineral, aku lebih suka minum Cola atau Pepsi. Tetapi saat ini di dalam mobil Ai tidak ada minuman itu dan aku harus pergi ke seven-eleven untuk membelinya.
Hal ini aku merasa bahwa aku seperti anak kecil. Aku tidak merasa heran mengapa ayahku lebih memutuskan untuk membeli mobil keluarga daripada supercar yang ayahku sukai.
“Baguskan lagunya?”
“Aku tidak tahu..”
“Oh ya Ai.. Aku baru ingat bahwa ada satu pertanyaan yang sudah lama aku ingin tanyakan padamu. Hari itu saat kamu mengantarkan bubur untukku, bagaimana kamu bisa tahu alamatku?”
“Aku.. bertanya kepada temanmu..”
“Oh.. Terus saat aku tersesat, kamu juga bisa menemukan aku. Selain itu, kamu juga tahu klub P'Sing. Bagaimana kamu bisa menemukan aku?”
“Aku.. hanya bertanya kepada temanmu..”
“Tetapi aku tidak pernah memberitahukan kepada mereka aku akan pergi kesana..”
Aku mulai merasa curiga dan mengerutukan keningku saat berbicara dengan Ai. Ai hanya tersenyum dengan lembut dan mengatakan.
“Apakah kamu benar-benar tidak bisa mengingatnya? Kamu memang orang yang pelupa..”
“Oui..”
“Menurutku, kita memang pasangan yang di takdirkan untuk bersama-sama. Jadi aku selalu bisa menemukanmu. Kita benar-benar sangat berjodoh..”
“Jangan berbicara omong kosong. Aku sama sekali tidak percaya takdir..”
“Benarkah? Tetapi kata Tonhon, kamu setiap minggu selalu menonton ramalan gipsi..”
“Hm.. aku menontonnya hanya untuk menghabiskan waktuku saja..”
“Oh.. Yeah.. aku percaya perkataanmu itu..” kata Ai.
---
Ai Pov
Saat ini kami berdua sudah sampai di parkiran asrama Nhai. Kami berdua kemudian turun dari mobilku. Setelah aku memastikan Nhai sudah berdiri dengan tegak di luar mobil, aku kemudian segera mengunci mobilku.
Aku tidak bisa mengatakan kepada Nhai bahwa aku menggunakan sistem pelacak yang aku sambungkan ke ponselku agar aku bisa selalu mengetahui keberadaannya.
Kalau aku memberitahukan hal itu padanya, dia pasti akan mematikan ponselnya dan marah padaku.
Saat ini sudah sore tetapi masih terasa panas dan kami berdua harus menggunakan tangga untuk sampai ke kamarnya di lantai empat. 😞
Hal ini benar-benar sangat membuang-buang energiku saja karena aku benar-benar tidak menyukai udara yang panas.
---
Asrama Nhai
Ai Pov
Akhinya kami berdua sampai juga di depan pintu kamar Nhai. Dia segera membuka pintunya dan kami berdua segera masuk ke dalam kamarnya yang berbentuk persegi panjang ini.
Sejak pertama kali aku memutuskan agar dia tinggal bersama-sama denganku, pemandangan kamarnya ini tidak terasa aneh lagi bagiku. 😅
Aku bisa melihat selimut dan bantalnya yang menumpuk di lantai, pintu lemari pakaiannya yang tidak tertutup, ada tempat sampah di tengah ruangan, ada piring-piring dan gelas yang ada di dekat meja komputernya yang belum di cuci.
“Ini adalah kamar tidurku. Apakah kamu kaget? Kalau kamu tidak bisa menerimanya, kamu bisa mengubah keputusanmu dan kita kembali menjadi teman. Sekarang kamu masih bisa melakukannya..”
“Tidak akan. Tunggu dan lihat saja. Aku akan membuat kamu menjadi istriku yang baik..” Kataku dan berjalan masuk ke dalam.
Aku berjalan masuk ke dalam kamarnya dan merasakan aku menendang sesuatu. Saat aku melihatnya, ada beberapa tisu yang digulung menjadi satu dan di masukkan ke dalam kaos kaki ada di depan cermin besar di kamarnya ini.
“Apa ini? Kenapa kamu memasukan tisu ke dalam kaos kaki?”
“Oui.. Bukan apa-apa. Kamu bisa duduk dan menunggu aku di atas tempat tidur dulu. Aku akan mengemasi barang-barangku sebentar. Keterampilanku tidak perlu di ragukan saat aku harus pergi ke tempat lain..”
Aku mendengar perkataan Nhai dan melihat dia sedang sibuk menarik kopernya dan mulai memasukkan barang-barangnya.
“Tinggal di rumah orang lain? Rumah siapa?”
“Rumah semuanya orang.. Kadang aku menginap di asramnya Ton, Intha, dan kalau sedang bosan aku akan mengendari motorku untuk pergi ke provinsi lain, lalu mencari tempat untuk aku tinggali..”
“Apakah kamu sangat suka pergi sendiran?”
“Bukan seperti itu. Itu karena aku tidak memiliki teman yang mau menemani aku berpergian..”
“Lain kali, kamu bisa mengajak aku pergi bersama denganmu..”
“Bukankah tadi kamu berkata bahwa kita sangat berjodoh? Kalau begitu kamu bisa menemukan aku dimana saja aku pergi kan?” Kata Nhai sambil tertawa sehingga matanya tertutup.
Aku melihat tangannya menarik pakiannya dari gantungan dan memasukkan ke dalam tasnya dengan lembut. Saat aku melihat dia memasukkan pakaiannya seperti itu, aku tidak tahan dan segera berdiri serta berjalan mendekat kepadanya untuk membantunya.
Badan kami berdua bertabrakkan, bahkan ketika kami berdua masih memakai pakaian yang lengkap, aku merasakan ada setan abu-abu yang mulai memasuki badanku. 🙄
“Hei, Nhai.. Biarkan aku saja yang membantumu untuk memasuki pakaianmu ke dalam kopermu itu. Kamu ingin membawa pakaianmu yang mana? Aku akan memasukkannya untukmu..”
“Tidak apa-apa. Aku bisa melakukannya sendiri.”
“Berikan saja padaku.. Aku akan membantu kamu melipat pakaianmu ini. Kalau kamu memasukkannya seperti itu, maka pakaianmu akan kusut..”
“Pakaian yang kusut adalah keunikan dari diriku. Seluruh Fakultas sudah tau akan hal itu..”
“Aku akan berbicara terus terang, aku adalah orang yang sangat suka dengan kerapihan. Setiap kali aku melihat pakaianmu kusut, aku sangat ingin melepaskannya dan membantumu menyeterikanya…”
“Sebenarnya aku tidak bisa menyeterika pakaian..”
“Kalau begitu kamu juga jangan terlalu sering mengendari motormu itu. Kamu bisa menghemat biaya besin dan akan ada orang yang menyetrika pakaianmu juga..”
“Oh.. Sakit sekali. Hatiku benar-benar sakit..”
“Kamu terlalu berlebihan..”
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat Nhai yang saat ini tampak seperti terluka dengan perkataanku.
Aku kemudian segera mengambil pakaian yang ada di tangannya itu. Aku lalu melipat pakaiannya agar terlihat rapih. Nhai memperhatikan apa yang aku lakukan dan dia terlihat sangat mengemaskan. 😊
“Ai.. aku sangat suka kamu yang rapih. Karena aku tidak bisa melakukannya..”
“Barusan kamu bilang bahwa kamu menyukaiku?”
“Aku bilang aku suka kamu yang rapih..”
“Nah benarkan, kamu menyukaiku?”
“Kamu jangan memancingku. Kalau tidak aku akan…”
Saat Nhai mengatakan hal itu, aku segera menarik tangan Nhai untuk duduk di dekatku. Tetapi karena Nhai tidak seimbang sehingga kami berdua jatuh ke atas tempat tidur ini. Aku berada di bawah tubuh Nhai, tetapi aku segera membalik keadaan kami berdua. Aku sekarang ada di atas tubuh Nhai dan mengangkainya.
“Nhai.. Kamu sudah menyukaiku..”
“Lepaskan aku..”
Aku meletakkan kedua tanganku di atas ranjang Nhai yang empuk ini untuk menahan tubuh Nhai. Aku segera tersenyum dan mataku menatap dalam-dalam mata Nhai.
“Aku sangat yakin bahwa kamu memiliki perasaan kepadaku lebih dari seorang teman..”
“Aku benar-benar tidak tahu.. huh..”
Suara penolakkan dari Nhai segera tertahan.
Kiss 😘
Aku mulai terseyum dan menatapnya setelah aku menatap Nhai sekilas.
---
Nhai Pov
Aku benar-benar merasa terkejut ketika Ai tiba-tiba menciumku. Ai sedikit menjauhkan tubuhnya denganku sebentar dan kembali mencium bibirku lagi.
Kiss 😘
Aku merasakan lidah Ai yang ramping dan panas tiba-tiba keluar untuk menyerang bibirku. Kedua tanganku terangkat dan ingin mendorong tubuh Ai menjauh dari tubuhku, tetapi tanganku segera ditahan oleh Ai sehingga aku dapat merasakan kembali tubuhnya yang panas itu.
Bibir Ai, mulai menciumku dengan lebih intens dan lebih kuat lagi, memaksa agar aku menyetujui untuk membuka bibirku. Saat aku membukanya, aku sedikit tekesiap dan bibirku bergetar di bawah bibirnya.
Aku segera mengerutkan bibirku dan memalingkan wajahku yang terasa malu ke arah yang lain. Aku saat ini merasakan seolah-olah ada ratusan ribu Kupu-Kupu yang berterbangan di dalam perutku. Juniorku mulai bangun karena belaian tangan Ai di tubuhku.
Tubuhku rasanya ingin meminta lebih dan tangan Ai sudah membebaskan tanganku setelah menahannya dalam waktu yang lama. Aku segera menggerakan kedua tanganku untuk menahan kepala Ai dan memasukkannya ke dalam rambutnya yang terasa lembut.
Aku mengangkat kepalaku lebih tinggi lagi, saat Ai mulai menciumi leherku. Kakiku mulai bergerak gelisah sampai seprai di tempat tidurku menjadi kusut dan aku mendengar suara ciuman kami berdua.
Aku benar-benar sangat malu dan rasanya aku ingin melarikan diri dari sini, tetapi aku merasakan rubuan Kupu-Kupu di dalam perutku mulai berterbangan dan aku menjadi panik seperti seorang perawan. 😅
“Hei! Tidak!”
Aku segera mendorong dada Ai dan menendangnya dengan kekuatan penuh sehingga Ai segera jatuh terduduk di lantai. 🤣
“Ada apa dengamu? Bukankah kamu sendiri yang menginginkannya…”
“…”
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Ai itu dan hanya bisa merasa frustasi serta tidak paham dengan diriku sendiri. Aku hanya segera menatap kursi dan mengambil napas dalam-dalam.
Aku masih ada di atas tempat tidur dan masih belum bisa menjawab pertanyaan dari Ai. 😞
Aku hanya memejamkan mataku dan membuat wajah tidak suka, aku membaringkan kembali tubuhku ke atas tempat tidurku yang lebar ini, aku sengaja membalikkan badanku dan menatap ke arah tempat lain.
Tetapi karena juniorku sedang berdiri dengan tegak, hal ini benar-benar tidak enak. 😞
Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di atas tempat tidur lagi. Aku saat ini merasakan kami berdua benar-benar canggung dan hal ini berlangsung cukup lama.
Cukup lama sehingga cukup bagi kami berdua untuk mempertimbangkan kembali tindakan yang kami lakukan dan apa yang sudah terjadi.
Aku melihat Ai mulai berdiri dari tempat dia jatuh setelah aku tendang. Dia berjalan menghampiriku dan duduk di sampingku, kemudian menatapku lalu bertanya.
“Apakah kamu marah padaku? Aku tidak pintar untuk menghibur orang..”
“Tidak.. Aku tidak marah padamu..”
Aku mengatakan itu dengan suara lembut dan cukup tenang. Aku berusaha untuk menenangkan Ai juga. Saat ini aku merasa kami berada di dalam titik yang nyaman sehingga membuat aku ingin mengungkapkan perasaan yang aku rasakan sekarang.
“Aku merasakan sangat baik saat kamu tadi menciumku, tetapi ketika aku teringat bahwa aku adalah pria, dan melakukan hubungan badan dengan pria juga, dan meskipun aku merasa seperti seorang wanita, tetapi tubuhku masih menentangnya..”
“Aku tidak pernah menganggap kamu sebagai seorang wanita..”
“Aku tahu.. Tetapi bisakah kamu memberikan aku waktu? Jika aku lebih menyukaimu atau lebih mencintaimu, mungkin aku tidak memiliki masalah jika kamu dan aku berpacaran. Tetapi.. jika kita tidak bisa berhubungan dengan baik, aku juga berharap hubungan kita tidak akan menjadi buruk karena hal ini…”
“Aku bisa menunggunya..” Kata Ai dan menjawab dengan suara tenang.
Aku melihat Ai menggerakan kakinya yang panjang ke arah depan dan melihat bagian kakinya yang aku tendang tadi.
“Maafkan aku karena aku sudah menendangmu tadi..”
“Kamu tidak perlu khawatir. Sekarang mendekatlah. Aku akan menggunakan tanganku untuk membantumu agar juniormu kembali tenang lagi..”
Saat mendengar perkaatannya, tanganku hanya bisa duduk dengan tegak dengan tangan terkepal saat aku melihat juniorku yang masih berdiri dengan tegak.
Sekarang sudah terlambat untuk kembali menutup mata dan memikirkan apa yang akan terjadi di kepalaku.
“Tunggu.. aku bisa menyelesaikannya sendiri di dalam kamar mandi..”
“Bagaimana kamu tega membiarkan aku melakukannya sendiri. Aku juga sudah tegang Nhai. Kamu bisa melihat ke bagian selangkanganku..”
Aku hanya bisa menuruti apa yang Ai katakan dan aku segera memalingkan wajahku yang saat ini sudah memerah. 😅
Aku hanya berbalik dan menghadap tubuhnya dan membiarkan Ai melakukannya.
“Aku mengatakan agar kamu menutup matamu..”
“Tetapi…”
“Chen Nhai, tutuplah matamu..”
“Kamu benar-benar sangat keras kepala..”
---
Ai Pov
Setelah mengatakan hal itu, aku melihat Nhai memejamkan matanya sesuai dengan perkataanku. Nhai merasa sedikit terkejut ketika aku menarik pinggangnya agar dia berdiri dan membawa punggungnya menempel di dadaku yang kuat.
Aku kemudian melepaskan kancing dan menurunkan resleting celananya dulu baru celanaku. Aku bisa melihat junior kami berdua sudah sama-sama tengang dan tidak bisa di tutupi lagi karena sekarang sudah tidak tertutup apapun lagi.
Kemudian aku menarik Nhai untuk duduk kembali di atas tempat tidur dengan posisi aku duduk di belakangnya dan Nhai duduk di depanku. Tangan kananku meraih junior Nhai dan mata kami bertemu, sedangkan tangan kiriku, untuk memegang juniorku sendiri. 😏
Aku kemudian menggerakan tanganku secara bersama-sama. Aku bisa melihat Nhai memejamkan matanya rapat-rapat, otot pinggulnya menegang, otot pahanya juga. Dia juga menggigit bibirnya keras-keras, wajahnya menyender ke belakang tubuhku sehingga pipi kami berdekatan.
“Ai.. ah.. ah..”
“Hum.. ah..ah..”
“Uhm.. ai.. ah..”
Tanganku terus mengocok junior kami berdua dan mulai terasa kesemutan, tetapi hal ini lebih terasa lebih baik daripada aku melakukannya sendiri. 😊
Hal ini memberikan aku sensasi kegembiraan tersendiri dan juga rasa malu karena suara erangan kami berdua yang mengema di ruangan ini.
Bibirku mulai bergerak ke leher Nhai dan tanganku masih bergerak mengocok junior Nhai, sedangkan Nhai semakin mendekatkan wajahnya ke tengkukku sehingga aku bisa mendengarkan suara napasnya yang terdengar terengah-engah dan sangat seksi sehingga semakin terasa erotis. 🙄
“Ah.. ai.. ai..”
“Hmm.. ah.. ah..”
“Uhm.. uhmm..ah..”
Aku melihat Nhai membuka matanya sedikit dan wajahnya menoleh ke belakang. Aku yang melihat hal itu segera membenamkan wajahku ke bahunya dan menciumi bahunya.
“Ah.. ah.. uhm..”
Aku mendengar Nhai mengerang dengan keras dan juniornya mulai berkedut-kedut dan tidak lama mengeluarkan cairan cintanya.
Apakah Nhai merasa puas dengan servisku ini? 🤔
Kiss 😘
Aku segera mencium bibirnya lagi setelah beberapa detik, kami mulai menjauh. Aku mengalihkan fokusku dari bibirnya ke celah lehernya yang tadi aku sudah cium.
Aku kembali mengendus lehernya lagi dan sedikit menghisapnya sampai meninggalkan kiss mark dan menciumnya lehernya lagi setelah itu sehingga Nhai mulai mengerang dan aku segera memeluk tubuhnya dan memegang lengannya dengan erat-erat untuk melepaskan perasaanku dan tidak lama tercium bau amis yang bercampur dengan desisian dari mulutku.
“Ah…”
“…”
“Tolong biarkan aku tetap seperti ini sebentar..”
“Baiklah. Tadi apakah kamu memberikan kiss mark di leherku?”
“Aku tidak merasa terlalu yakin..”
“Aku merasa seperti kamu menyedot leherku..”
“…”
“Bisakah kamu melihatnya?”
Nhai yang merasa penasaran mendorong kepalaku menjauh darinya dan segera memiringkan lehernya agar aku melihatnya karena dia tidak bisa melihatnya sendiri.
“Iya.. ada beberapa kiss mark disana..”
“Terima kasih..”
“Tidak masalah..”
“Aku sedang menyindirmu..”
“Ouh.. aku pikir kamu benar-benar berterima kasih padaku..”
Aku kembali duduk di posisi seperti semula dan menghela napas. Aku merasa sedikit lelah sebelum menoleh ke arah Nhai yang ada disampingku. Dia saat ini sedang duduk dan memainkan ponselnya di tangannya dan terlihat bosan.
Dia baru saja menyelesaikan mengemas pakaiannya barusan. Jumlah pakiannya tidak terlalu banyak dan hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam untuk memasukkannya ke dalam kopernya.
----
Beberapa jam kemudian
Nhai Pov
“Hei Ai.. bangun!”
“Hmm..”
“Katanya kamu ingin mengantarkan aku mengambil motorku ke klub P'Sing?”
“Give a few minutes..”
“Hei Ai! Bangun!”
“Hm.. aku sudah bangun sekarang..”
Kami tertidur selama satu jam. Mungkin karena aktivitas yang kami lakukan tadi sudah menguji kekuatan pergelangan tanganku dan Nhai sangat suka bergerak sehingga aku harus menyesuaikan gerakkan badannya. Karena itu makanya kami kelelahan dan akhirnya tertidur dengan berpelukan seperti Teletubbies. 😅
---
Di dalam mobil Ai
Nhai Pov
Saat ini kami sedang menghadapi kemacetan lalu lintas di jalan dan terjebak selama berjam-jam. 😑
Akhirnya aku memulai percakapan dengan Ai karena dia yang meminta aku untuk terus berbicara di dalam mobil ini karena suasana sangat sepi sampai kami sampai ke klub P'Sing.
“Kenapa hari ini kamu tidak memutar musik? Bukannya kamu biasanya selalu mendengarkan musik?”
“Aku mengantuk dan ingin tidur. Kalau memutar musik maka aku akan tertidur pastinya.” Kata Ai dengan suara yang datar.
Aku melihat tangannya memegang tengkuknya sehingga suaranya menjadi lebih berat. 🙄
Biasanya aku tidak pernah tidur siang. Tetapi hari ini aku tidur siang dan terbangun meskipun aku tidak lama tidurnya.
“Nhai.. bisakah kamu menceritakan sedikit tentang kisah masa kecilmu? Tetapi jangan ceritakan bahwa kamu ingin tahu bagaimana cara wanita pipis. Jadi kamu diam-diam pergi ke kamar mandi wanita karena Tonhon sudah menceritakannya berkali-kali padaku. “
“Oui… Saat itu aku masih kecil dan lagipula itu adalah masa lalu. Jika aku bisa kembali lagi maka aku akan memukul diriku keras-keras. Tetapi sayangnya aku berkuliah di jurusan yang sama dengan temanku dari SD itu. Apakah itu salahku?”
“Yeah.. tapi itu sangat lucu..”
“Aku percaya padamu karena kamu terus menertawakan aku sampai sekarang. Aku berpikir kamu akan mati lemas jika terus tertawa seperti itu. Bagaimana denganmu? Apakah kamu mempunyai cerita yang menarik? Aku tidak pernah mendengar tetang cerita masa kecilmu..”
“Hm.. Aku berpikir dulu saat aku masih kecil tidak terlalu ada banyak cerita. Ketika aku masih kecil aku pergi kesekolah dan bermain dengan teman-temanku di sekolah, lalu biasanya sehabis pulang sekolah aku akan berlatih musik di rumah dan setiap sabtu dan minggu juga. Ketika aku sedang libur sekolah, biasanya Nan akan membawa aku pergi Kanada karena ayahku memiliki rumah dan bengkel pesawat di kanada. Hanya itu saja..”
“Ouh.. Hidupmu benar-benar sangat lancar. Sangat berbeda saat aku berusia 14-15 tahun. Aku beri tahu padamu, saat itu aku sangat nakal dan setiap hari selalu dipukuli oleh ayahku..”
“Hah.. Sebenarnya aku juga suka dipukul oleh rotan oleh ayahku. Tetapi karena aku bersekolah di Kanada dan jauh dari ayahku, jadi aku bisa bebas..”
“Oh ya.. kamu pernah bilang kamu mempunyai dua orang ayah. Lalu bagaimana dengan ibumu? Aku tidak pernah mendengarkan kamu membicarakannya..”
“Hahah..”
Ai hanya menjawabnya dengan tawa yang terdengar hambar sebelum melanjutkannya.
“Aku tidak mempunyai ibu.. Ayahku berkata ibuku sudah meninggal. Oh ya, aku tidak pernah menceritakan masalah pribadiku kepada orang lain seperti padamu ini. Lebih baik kamu menunggu aku membawamu untuk bertemu dengan Nan dan ayahku agar kamu bisa menghormati ayah mertuamu..”
“Setiap kali kita berbicara, kamu selalu berkata seperti itu.”
“Kalau seperti itu lebih baik kamu secepatnya melunakkan hatimu. Kamu sudah mendapatkan orang yang berkualitas sangat baik, anak orang kaya, bisa melakukan pekerjaan rumah. Orang seperti diriku sangat langka di dunia ini..”
“Kamu benar-benar sangat percaya diri sekali na.”
“Menjadi pacarku dan kamu tidak perlu melakukan apapun. Kamu bisa memangil aku Hubby dan hal itu cukup membuatku merasa sangat senang…”
“Hubby? Apa maksudnya? Apakah itu seperti nama Husky?”
“Itu artinya suami. Apa yang husky?”
“Tetapi aku berpikir kamu lebih mirip seperti Husky. Apakah ayahmu tidak merasa keberatan? Putra satu-satunya menyukai pria..”
“Ayahku sudah tahu bahwa kita sedang menjalin hubungan. Saat aku membantumu untuk memungut bebekmu itu, ayahku juga ada disana..” kata Ai.
Aku melihat Ai memutar matanya dan melihat ke arah lampu mobil yang ada di depannya.
---
Flash Back
Ai Pov
Aku menelepon ayahku keesokan paginya setelah Nhai meninggalkan aku setelah kami berhubungan badan.
“Apa? Kamu di tinggalkan setelah melakukan hubungan seks? Hahah..” Kata ayahku.
“Hei Nan, dengar Ai di dorong dan ditinggal pergi setelah melakukan seks dengan orang yang dia sukai..” Kata Ayahku kepada Nan.
“Huh.. anak muda zaman sekarang memang suka bertindak gegabah dalam segala hal..” Balas Nan.
“Jika dia tidak menyukaimu makan lupakan saja dia, Ai..” Kata Nan kepadaku.
“Oui, jangan dengarkan perkataan Nan, Ai. Kamu tidak boleh lemah. Kamu harus bersikap baik agar dia mau denganmu. Maka lama-lama hatinya pasti akan luluh. Begitu hatinya sudah luluh, kamu pasti bisa menaklukkannya. Dengan begitu dia pasti tidak akan pergi lagi darimu. Sama seperti yang aku lakukan kepada Nan, kamu lihat bukan Nan tidak bisa pergi jauh dariku..”
“Oh, Ayah.. apakah ayah tidak takut berkata seperti itu di depan Nan?”
“Auw.. Auw.. Aku hanya bercanda..” Kata ayahku kepada Nan.
“Kenapa kamu mengajari Ai seperti itu?” Kata Nan.
Flash back End
---
Ai Pov
“Hei Ai.. Ai!”
Aku mendengar suara Nhai yang bernada tinggi memangil namaku sehingga aku melihat kearahnya.
“Sekarang aku sudah bersama-sama denganmu karena aku ingin kamu mengetahui sikap burukku. Begitu kamu tidak bisa menerimanya, kamu bisa berhenti menyukaiku. Karena semua mantan pacarku tidak ada yang tahan..” Kata Nhai.
“Aku bukan mantan pacarmu..” Kataku.
Meskipun saat ini Nhai belum selesai berbicara, aku menggerakan tubuhku agar lebih dekat ke arahnya. Aku memegang kepalanya dan menatap matanya, kami tetap seperti ini untuk beberapa saat. Saat ini Nhai segera terdiam saat dia mulai membicarakan tentang kisah dia ditinggalkan oleh mantan pacarnya lagi.
“Apa yang sedang kamu lakukan? Apakah kamu ingin menghiburku? Lepaskan tanganmu dari kepalaku..” Kata Nhai.
“Berhentilah merengek seperti ini dan dengarkan perkataanku ini. Mereka meninggalkan kamu bukan karena kamu memiliki kebiasaan buruk. Kamu harus tahu bahwa kebayakan wanita sangat suka di perhatikan dan di jaga. Tetapi kamu tidak bisa melakukan hal itu, kamu harus mendapatkan seseorang yang bisa memperhatikan kamu dan menjagamu. Tidak apa-apa bila selama ini kamu dicampakkan oleh mereka semua, karena aku akan menjagamu..”
“Huh? Itu hanya teorimu saja..” Balas Nhai.
“Orang sepertimu harusnya mempunyai pacar orang yang seperti aku dan lebih dewasa darimu..”
“Tidak!”
“Kamu harus mempunyai pacar yang bisa merawatmu dan menerima kamu apa adanya juga..”
“Sudah cukup! Berhentilah berbicara sekarang juga. Lepaskan tanganmu dari kepalaku atau kamu ingin aku menutup mulutmu dengan kerang ini..”
Aku segera terdiam saat mendengar ancaman dari Nhai dan mengangkat tanganku. Aku mengerutkan alisku dan memandang Nhai yang sedang mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Aku melihat ada lima kerang yang berwarna coklat.
Aku cukup terkejut melihat itu. Aku melihat cangkang kerang di tangannya mengkilap dan berwarna coklat madu.
“Shia! Dari mana cangkang kerang itu?”
“Ini adalah kebiasaan burukku yang lain adalah saat aku mabuk, lalu memakan makanan yang enak, aku akan memasukkannya kedalam tasku dan berniat ingin menyimpannya dan akan terus memakannya di dalam apartemenmu lagi..”
“Hah?”
“Apa kamu tidak menyukainya? Jika kamu tidak suka maka kamu masih bisa berhenti menyukai aku?”
“Tahu tidak, Nhai, Jika kamu ingin aku berhenti menyukaimu, kamu harus berhenti bersikap seperti ini dulu..”
“Huh?”
“Karena setiap kali kamu mengejutkan aku, hanya akan membuat aku semakin menyukaimu. Sekarang… aku semakin menyukaimu..”
TBC
Vote and comment 🙏☺️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro