Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 4 🔞



Jatuh Melampaui Tepi Alam Semesta



Ai Pov

Saat ini Nhai lebih memilih untuk meninggalkan motor Harley-Davidson nya yang keren itu di parkiran Fakultas kami. Orang yang baru saja merasakan patah hati itu tidak ingin mengendari motornya. 😅

Dia lebih memilih untuk ikut dengan mobilku saat ini. Wajahnya terlihat murung dan dia tempelkan di kaca mobil BMW X5 milikku ini.

“Jauhkan wajahmu dari kaca mobilku..” Kataku.

Aku menoleh kearahnya saat kami sedang berhenti karena lampu lalu lintas saat ini sedang merah.

“Meskipun aku menempelkan wajahku di mobilmu ini, kaca mobilmu tidak akan tergores karena wajahku mulus..” Balas Nhai.

“Jangan merusak kaca mobilku dengan mengelapnya dengan lengan bajumu itu..” Kataku lagi.

“Kamu tidak tahu apa rasanya bagaimana saat sedang patah hati sepertiku?” Tanya Nhai.

“Tidak tahu. Tetapi mobilku baru saja di cuci..” Balasku.

“Apakah kamu sudah membaca Line group? Ton bertanya apa yang harus dia beli untuk kita minum-minum. Apakah Heineken, Hole Garden dan masih banyak lagi..” Tanya Nhai.

Dia terlihat menggosokan lengan bajunya di kaca jendela mobilku beberapa kali untuk membersihkan bekas wajahnya sambil memperlihatkan pesan Line di group kami.

“Kamu bisa menjawabnya dan mengatakan apa saja yang kamu inginkan..” Jawabku.

Aku segera mengulurkan tanganku untuk mengecilkan AC mobilku saat aku melihat Nhai mulai menggerakkan kakinya dan membungkus tubuhnya dengan tangannya karena merasa kedinginan.

“Apakah kamu tidak tahan dingin?” Tanyaku.

“Yeah.. aku tidak tahan dengan udara dingin, tetapi bila hanya sejuk tidak apa-apa…” Katanya.

“Apakah suhu di mobilku ini sudah pas..” Tanyaku.

“Yeah sudah. Aku ingin minum cola..” Katanya.

“Bila kamu minum soda dan bir maka kamu bukan mabuk saja tetapi bisa mati..” Balasku.

“Aku tahu dan.. Hei Ai..”

“Ada apa?” Tanyaku.

“Kamu tidak pernah mengatakan kepadaku tipe orang yang kamu sukai seperti apa..” Kata Nhai.

“Mengapa kamu tiba-tiba berkata seperti itu?”

“Yeah.. karena aku tidak pernah melihatmu dekat dengan seorang gadis manapun selama ini. Kenapa kamu tidak berusaha untuk membuka hatimu?”

“…”

“Oh.. Aku dengar ada bintang Fakultas yang ingin mengejarmu. Gadis itu sangat cantik. Apakah kamu berminat?”

“Apa yang coba kamu katakan padaku? Kenapa sikapmu begitu aneh?” Tanyaku.

Aku mengerutkan keningku dan berusaha untuk membagi fokusku saat ini untuk berbicara dengan Nhai dan mengemudi juga.

“Tidak! Tidak ada menyembunyikan apapun..”

---

Nhai Flash Back

Saat itu aku baru saja tiba di gedung Fakultasku dan sedang berjalan masuk ke dalam gedung. Tiba-tiba ada seorang gadis yang menyapaku.

“Hai Haloo..” Kata gadis itu sambil menadangku.

“Ehm.. Hallo..” Balasku.

“Apakah namamu Chen Nhai?”

“Huh? Iya.. Apakah aku mengenalmu?”

“Hm.. Namaku adalah Jidda dan merupakan bintang Fakultas Manajemen. Aku ingin bertanya padamu, Apakah kamu mengenal Aiyaret mahasiswa yang baru masuk di pertengahan semester ini? Apakah kamu adalah temannya?”

“Ow.. Ai ya?”

“…” Gadis itu menganggukkan kepalanya padaku.

“Iya.. Ada apa?”

“Sejujurnya aku suka padanya. Apakah kamu bisa membantuku?”

“…”

Saat mendengar perkataannya aku hanya bisa memutar mataku karena merasa malas.

“Kamu sebaiknya pergi saja dari sini. Dia bukan orang yang baik. Lebih baik kamu suka kepadaku saja..”

“Ehm… Kamu juga tampan, tetapi aku ingin dekat dengan Ai. Apakah kamu bisa memberikan nomor ponselnya padaku?”

“Huh? Kamu minta saja padanya sendiri..”

End Flash Back

--

Ai Pov

“Hah? Sudah cukup! Aku tidak mau. Mereka bisa saja menggodaku, tetapi aku tidak menyukai mereka. Aku akan menolak mereka secara langsung dan orang-orang juga tahu akan hal itu. Dia bukan orang pertama yang aku tolak..” Kataku.

“Kamu itu ya, yang ini tidak mau, yang itu juga tidak. Apakah kamu diam-diam mempunyai pacar di belakangku?”

“Apakah kamu sudah gila? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku tidak mempunyai pacar padamu..”

“Lalu kenapa semua gadis hanya tertarik kepadamu? Aku benar-benar tidak mengerti. Semua orang hanya memanggil-manggil namamu saja. P'Ai kha.. Week..”

“…”

“Bukankah sudah jelas bahwa aku lebih tampan darimu..”

“Kamu jangan seperti bebek. Jika kamu mengeluh seperti itu, kamu terlihat sangat lucu..”

Jika orang yang sedang berbicara bukan Nhai mungkin aku tidak akan menyukainya.

Aku hanya bisa berbicara seperti itu di dalam hatiku. Aku berbalik untuk melihat orang yang saat ini sedang duduk di sebelahku.

Aku memperhatikan mulutnya memang seperti bebek dan tidak aneh jika kebayakan orang akan menghindarinya. Tetapi saat melihat wajahnya dia terlihat sangat ramah dan dia juga sangat peduli tentang lingkungan di sekelilingnya.

“Aku sudah memiliki orang yang aku sukai..”

“Hah? Siapa orangnya? Kapan kamu mulai menyukainya? Kenapa aku tidak mengetahuinya?”

“…”

“Ayo siapa?”

“Hei.. aku sedang menyetir saat ini…” Kataku.

Aku hanya bisa tersenyum dan memperlihatkan gigiku yang indah kepada orang yang terlihat sangat ingin tahu tentang siapa orang yang aku sukai.

“Ayolah siapa? Cepat beritahu kepadaku..”

---

Depan Mini Market

Ai Pov

Aku saat ini sudah memarkirkan mobilku di dekat kondominiumku. Aku akan turun dan berpikir akan membeli  Smokey Bites dan Pepsi untuk menyambut teman-temanku yang datang ke apartemenku. Aku berpikir mereka semua menyukai makanan ini.

Aku dan Nhai berjalan masuk ke dalam Seven-elven. Kami membeli Smokey Bite dan Pepsi. Setelah itu kembali ke dalam mobil.

Aku mengemudikan mobilku lagi menuju tempat parkir kondominiumku yang terlihat mewah dan membawa Nhai yang sedang memakan sosisnya berjalan tanpa berbicara lagi. 😄

Ketiga teman kami yang lain sudah sampai duluan dan menunggu kami sebentar di lobi kondominiumku.

---

Kondominium Ai

Ai Pov

Kami semua masuk ke dalam kondominiumku dengan membawa makanan dan minuman ringan. Saat ini kami sudah berkumpul di kamarku.

“Hei.. Khun Aiyaret, seberapa kaya dirimu? Kenapa kamu memiliki apartemen yang begitu luas seperti ini?” Tanya Ton.

“Yeah.. aku tidak pernah berpikir bahwa temanku tinggal di kondominium yang paling atas dan di lama kamar yang luasnya kurang lebih 320 m2 seperti ini..” Kata Nine.

“Hm.. Sebagian besar kamarmu terisi dengan berbagai furniture yang terbuat dari kayu yang terlihat masih baru, ada juga karpet bulu berwarna abu-abu yang sangat lembut dan juga tempat tidur yang begitu luas..” Kata Intha.

“Yeah.. ini adalah apartemennya ayah angkatku dan sekarang sudah menjadi milikku. Kalian bisa menganggapnya seperti rumah kalian sendiri..” Balasku.

Saat kami sudah duduk tiba-tiba aku mendengar Nhai memangilku.

“Hei Ai..”

“Huh? Ada apa?”

“Kenapa kamu membeli kondominium ini?”

“Karena aku memiliki uang..”

“Huh?”

“Hahah.. aku hanya bercanda. Kondominium ini di beli oleh ayah dan ayah angkatku karena dekat dengan Universitas…”

“Tunggu sebentar.. kamu memiliki ayah dan ayah angkat? Kamu memiliki dua ayah?” Tanya Nine.

“Hm.. benar..”

Aku terdiam dan sedikit menimbang apakah aku bisa menceritakan tentang keluargaku kepada teman-temanku ini. Kami sudah saling mengenal dengan baik selama sebulan  dan cukup dekat makanya aku berpikir untuk menceritakan rahasiaku kepada mereka semua.

“Ayahku pernah menjadi Dosen di Universitas kita. Dia merupakan senior dari Dosen Arm Na. Sedangkan ayah angkatku dia tinggal di distrik Nan. Sebenarnya rumahku ada di distrik Nan. Saat kita libur semester kalian bisa datang ke rumahku di distrik Nan. Aku sudah mengajak Nhai..” Kataku.

“Pantas saja kamu bisa masuk di pertengahan semester..” Kata Nhai.

“Yeah.. Khun Ai memang berbeda..” Kata Intha.

“Hahaha.. Iya aku memang mengandalkan koneksi ayahku..”

“Maaf.. Aku ingin bertanya padamu. Ada rumor yang mengatakan kamu sudah melakukan kejahatan disana. Apakah itu benar?” Tanya Ton.

“Yeah.. ayo ceritakan pada kami..” Kata Nine.

“Malam ini kamu benar-benar harus menceritakan semuanya kepada kami..” Kata Ton.

“Aku tidak memiliki masalah yang berat disana dan juga tidak terlihat dengan narkoba, tidak melakukan kejahatan berat apapun. Aku hanya berkelahi dengan teman satu kampusku saja sehingga aku di keluarkan dari Universitas. Ayahku menjemputku dan menyeret aku untuk kembali ke Thailand. Hanya itu saja..” Balasku.

Aku melihat teman-temanku tersenyum saat mendengar penjelasan dariku.

“Hah? Lihat kamu begitu tenang tidak disangka kamu bisa berkelahi saat kamu merasa marah dan bertindak gegabah juga..” Kata Ton.

“Yeah…tetapi aku tidak segegabah dirimu..” Balasku.

Intha menyerahkan segelas bir dingin kepadaku. Bir itu siap untuk diminum.

“Ayo kita minum. Mulutku sudah terasa kering..” Kata Nhai.

Kami segera minum bir itu. Aku merasakan di mulutku cairan bir yang terasa manis yang tersembunyi di balik rasa pahitnya dan kemudian menelannya. Aku langsung minum hampir setengah gelas sekaligus.

“Argh.. Bir ini benar-benar sangat enak..” kata Ton.

Aku memperhatikan Nhai dan dia seperti  sedang mencari sesuatu di dalam tasnya.

“Sial! Eui.. Dimana bebek ku?” Gumam Nhai.

“…”

“Hei, Ai.. Apakah kamu melihat bebekku?” Tanya Nhai.

“Aku menaruh bebekmu di dalam mobil agar tidak hilang..”

“Huh.. Aku sungguh merasa lega sekarang. Aku tidak tahu kapan ayahku akan berhenti menyuruhku menjaga bebek itu..” Kata Nhai lagi.

“Ayahmu akan berhenti menyuruhmu menjaganya bila kamu sudah tidak menghilangkan bebekmu lagi. Aku bisa melihat selama ini Ai yang membantumu menjaga bebek itu karena kamu selalu menjatuhkannya dimana-mana..” Kata Nine.

“Memang aku menjatuhkannya dimana?” Tanya Nhai.

---

Flash back Ai..

Yeah.. Nhai memang selalu menjatuhkan bebeknya dimana-mana tanpa sadar.😅

Dia menjatuhkan bebek itu saat dia berjalan ke dalam kelas. Dia juga menjatuhkan bebek itu saat selesai kelas dan menuruni tangga.

Dia baru akan sadar bebeknya hilang saat dia akan kembali kerumahnya.
Selama ini memang aku yang selalu memungut bebeknya itu dan menjaganya untuknya.

Saat aku melihat Nhai sedang mencari-cari bebeknya di dalam tasnya, aku pasti akan selalu datang untuk mengembalikan bebek itu padanya.

“Apakah kamu sedang mencari bebekmu?” Tanyaku.

“Oui.. Berikan padaku..”

“Kamu selalu menjatuhkannya..”

“Siapa yang menjatuhkannya? Ayo cepat berikan padaku..”

End Flash Back

---

Ai Pov

“Aku selalu menjaga bebek itu dengan sangat baik..” Balas Nhai.

“Huh..”

“Benarkah? Bukankah selama ini aku yang selalu menjaganya? Aku tidak harus menjaga bebekmu saja tetapi aku juga harus menjaga pemiliknya juga karena pemiliknya sangat suka tersesat saat berpergian sendiri..” Balasku.

“Aiz.. tutup saja mulutmu itu, Ai! Orang yang tidak memiliki bulu tangan..”

“Yeah.. aku menang tidak memiliki bulu tangan dan saat di pengang tanganku akan terasa halus. Apakah kamu tidak percaya? Ayo coba peganglah..”

“Aih.. Kamu diam saja.. Aku tidak mau melakukannya..” Balas Nhai.

“Lebih baik kita bersulang lagi saja sekarang..” Katanya lagi.

“Choon..”

Kami terus minum sampai kami merasa mabuk.

Suara tawa yang tadi terdengar bercampur dengan pembicaraan serta perdebatan kecil mulai menghilang dan semakin tenang saat kami yang dari tadi meminum minuman keras ini mulai tertidur satu persatu karena mabuk. 😅

Tetapi aku tidak begitu mabuk sehingga bisa berdiri dan tetap makan kacang sebentar lalu berjalan untuk mematikan kamarku ini. Saat ini hanya ada kegelapan yang terlihat di tempat ini.

Tetapi tidak semua gelap karena aku meninggalkan beberapa lampu tetap menyala dengan redup. Aku mulai berjalan kembali ke tempat aku duduk lagi dengan mengandalkan pengelihatan mataku.

Aku kembali duduk di sudut sofa untuk beristrahat dan tidak sengaja menendang botol bir dan botol itu berguling dengan suara keras. Tetapi teman-temanku yang sedang tertidur di lantai tidak menunjukkan mereka akan terbangun atau terganggu dengan suara itu. Mereka tertidur seperti mayat saja. 😅

Saat aku melihat Nhai, dia tertidur di atas sofa. Sementara Tonhon dan Nine berbaring di lantai dan Intha berbaring diatas meja. Aku kemudian ingin berdiri dan berjalan ke kamar tidurku, tetapi entah kenapa kakiku berhenti di depan sofa yang Nhai tiduri?

Aku menatap Nhai dan mengelus rambunya dengan lembut dan berbisik padanya.

“Tidurlah yang nyenyak..”

“Hmmm..”

“Apakah kamu tahu? Aku bahkan merasa bahwa aku menjaga kamu lebih baik daripada diriku sendiri selama ini. Sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku sudah menyukaimu karena kamu sangat mirip dengan Nan. Tetapi saat aku sudah benar-benar dekat denganmu dan lebih memahami dirimu, kamu lebih istimewa daripada orang lain. Apakah kamu tahu?”

Apa yang sedang aku katakan ini?

“Aku sering memimpikan dirimu. Memimpikan kamu berpacaran denganku. Setelah aku terbangun, aku melihat dirimu dalam dunia nyata, melihat senyumanmu dan aku tidak bisa menjadi temanmu.. aku ingin menggodamu.. Aku benar-benar menyukaimu, Nhai…”

Setelah berkata seperti itu, aku segera menyentuh lengan Nhai dan duduk lalu bersandar di sofa itu, di sebelah Nhai yang sedang tidak sadar karena minuman beralkohol yang dia minum.

Aku tidak tahu berapa lama waktu sudah berlalu dan aku hanya duduk diam saja.
Sampai aku merasakan Nhai bangun dan duduk di atas sofa.

“Hmm.. aku ingin pipis. Ai, toiletnya ada dimana?”

“Kamu jalan saja lurus dari sini, lampunya masih menyala. Apakah kamu bisa pergi sendiri?”

“Hm.. aku bisa pergi sendiri..”

Setelah berkata seperti itu, Nhai segera berdiri dari sofa dan mulai berjalan ke arah toilet dengan sedikit sempoyongan.

“Apakah kamu benar-benar bisa pergi sendiri?” Gumamku.

Aku bertanya seperti itu karena melihat Nhai berjalan terhuyung-huyung menuju kamar mandi untuk menyelesaikan urusan pribadinya.

---

Setelah beberapa saat, Nhai kembali ke sofa dan kembali tiduran.

“Ai..”

Aku mendengar suara lembut Nhai memangilku dan aku segera berbalik ke belakang untuk menatapnya.

“Hmm?”

Aku melihat Nhai sedang berbaring dengan matanya yang terbuka lebar dan pandangan matanya terlihat menggoda dan dia tersenyum seperti orang gila saat ini. 😅

“Kamu benar-benar sangat tampan…” Kata Nhai sambil menyentuh hidungku.

“.. Kamu benar-benar mabuk. Tidurlah lagi..”

“Ada satu hal yang ingin aku katakan kepadamu…”

“Apa?” 

Aku kemudian mendekatkan badanku ke arah Nhai dan aku merasa sedikit terkejut ketika bibir Nhai mencium leherku.

“Aku sangat menyukaimu..” Bisik Nhai di dekat telingaku.

“…” Aku hanya bisa menatap wajah Nhai.

“Aku benar-benar suka padamu. Apakah kamu tahu hal itu? Kamu adalah temanku yang sangat baik, kawan..”

“…”

“Aku suka saat kamu mau menjagaku dan bebekku juga, menghawatirkan diriku saat tersesat dan kamu selalu mau membelikan aku jajanan. Aku sangat menghargai kebaikanmu itu..”

“…”

“Terima kasih na..”

“Hmm..”

“Biarkan aku mencium pipimu sebanyak sepuluh kali sebagai hadiah untuk kebaikanmu itu...”

“Hei Nhai.. Kamu sedang apa?”

Nhai menarik leherku semakin dekat dengannya dan sekarang posisiku lebih rendah daripada sebelumnya. Nhai tidak mencium pipiku sebanyak sepuluh kali seperti yang dia katakan tadi. Dia hanya menempelkan hidungnya di pipiku dan menutup matanya lagi lalu berbaring dengan diam lagi.

Aku segera berbalik ketika aku berpikir dia seharusnya tidak melakukan hal ini padaku.

Aku berpikir dia pasti bermimpi dalam tidurnya dan sekarang dia sudah tertidur lagi. 😅

Tetapi Nhai ternyata tidak tidur seperti yang aku kira sebelumnya, karena sekarang aku kembali merasakan bahwa pipiku kembali di sentuh oleh bibinya, sebelum dia bergerak untuk menghisap leherku dengan kuat. 😏

“Mengapa wajahmu sangat lembut sekali dan kamu sangat wangi juga. Aku bisa mencium aroma alkohol dari napasmu..” 

“Nhai.. Kalau kamu terus menggodaku seperti ini, kamu jangan menyesal nanti..”

“Kenapa aku harus merasa menyesal? Orang seperti diriku ini tidak akan pernah merasa menyesal..”

Setelah itu Nhai kembali mencium pipi dan leherku lagi. Aku hanya bisa berbalik menghadapnya dan mengigit bibir bawahku menahan desahanku. Aku merasakan bibir Nhai yang bergerak dengan ringan mengecup leherku dan mengendusnya.

“Nhai.. Sudah cukup! Hentikan!”

“Jangan bersikap galak seperti itu padaku. Kamu terlihat imut ketika kamu bersikap baik padaku..”

“Nhai, aku benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi..”

“Memang siapa yang menyuruhmu untuk menahannya?”

---

Warning 🔞🔞


Saat aku mendengar perkataan Nhai, mataku segera melebar dan menatap orang yang ada di depanku. Aku menatap bibirnya yang berwarna merah saat ini sehingga aku menjadi tidak tahan lagi.

Aku segera mendongakkan leherku untuk mencium bibirnya.

Kiss 😘

Kali ini aku benar-benar memberikan ciuman yang dalam padanya.

“Ugh..”

Aku bisa mendengar suara Nhai yang melenguh karena ciuman yang aku berikan ini. Aku juga mendengar suara yang bergema di dalam kepalaku.

Yeah.. setan abu-abu dalam diriku sudah terbangun. Aku hanya bisa mengepalkan tinjuku ke atas lantai.

Aku merasakan ujung lidah kami yang bertemu dan sedang bermain membuat tubuhku semakin panas belum lagi tangan kami yang saling mengelus tubuh masing-masing membuat suasana di sekitar kami menjadi semakin berapi-api.

Tidak lama, aku merasakan tangan Nhai mengalung di leherku dan semakin membuat berat di badanku. Aku tidak suka di tekan atau menjadi orang yang harus mengikutinya.

Aku sangat suka memimpin dan aku adalah pemimpinnya disini dan dia harus mengikuti permainanku.

Aku harus mengakui bahwa setan abu-abu gila yang ada di dalam diriku saat ini sudah kembali dan celakanya aku tidak cukup kuat untuk melawannya saat ini. 😥

--

Nhai Pov

Aku tidak bisa membuat otakku bekerja saat ini dan hanya bisa memikirkan bagaimana kegiatan kami ini tidak terganggu.

“Ugh…”

Aku kembali mengerang dengan suara serak dan menggerakan tubuhku untuk menggeliat, aku sedang mencari posisi yang nyaman setelah aku didorong untuk kembali berbaring di sofa lagi.

Saat ini kami berdua ada di sofa, kedua pergelangan tanganku di tahan di atas kepalaku dan tidak lama aku merasakan tubuh besar Aiyaret berada di atas tubuhku.

Meskipun saat ini kesadaranku sedang kabur, aku tahu bahwa orang yang ada di atas tubuhku adalah Aiyaret. Dia adalah orang yang lebih tinggi dariku.

Tetapi tubuhnya sangat berat, bibirnya penuh dan berbentuk seperti chestnut. Dia memberikan aku sedikit senyuman sebelum giginya yang putih itu terlihat.

Saat aku di cium olehnya beberapa saat yang lalu, aku merasakan sangat baik. Aku ingin menciumnya lagi. 😅

Kakiku yang tadi diam saja mulai bergerak terpisah dan aku bersedia untuk menerima tubuhnya. Ai sekarang sudah menimpa tubuhku dan pergelangan tanganku mulai di bebaskan oleh Ai.

Saat tanganku bebas, aku mulai menggerakkan tanganku untuk mengelus bahunya. Ai saat ini sedang menyapukan bibirnya di seluruh tubuhku. Aku merasa melayang saat ini.

“Ugh..”

Suara erangan keluar dari bibirku, tetapi tangan Ai yang tebal segera menutupi mulutku.

Sebelum aku bisa bersuara lebih keras lagi yang mungkin bisa menyebabkan teman-temanku yang saat ini sedang tertidur di sekeliling kami terbangun. 😅

Aku yang saat ini berbaring di bawah tubuhnya hanya bisa mengangkat dadaku keatas, aku bernapas terengah-engah saat Ai mulai melepaskan kemeja tipis kuliahku.

Bibirnya meluncur di tubuhku dan mulai bergerak untuk bermain di nipple dadaku menghisapnya dengan keras sehingga tubuhku gemetar dan bergetar.

Aku rasanya ingin mengeluarkan erangan dengan keras saat merasakan gejolak dalam diriku, tetapi aku hanya bisa menggerang dengan rendah.

“Uhmm.. ah..”

Aku merasa tubuhku seperti melayang, melayang di udara dan aku tidak tahu dimana ini berakhir?

Aku merasakan ada tetesan air yang jatuh di atas tubuhku. Saat aku melihatnya, aku melihat Ai berkeringat dan keringatnya mengalir di sepanjang garis lehernya.

Aku melihat Ai tersenyum kecil dan ini adalah sosok Aiyaret yang belum pernah aku lihat sebelumnya dan aku tidak tahu mana yang lebih aku suka darinya antara senyuman yang lembut atau wajahnya yang terlihat seksi saat dia sedang serius seperti ini. 😏

Dia memiliki otot-otot tubuh yang kencang di daerah perutnya ada six pack kecil di tubuhnya sehingga terasa sangat seksi. Ada juga rambut tipis di dadanya. Jari-jariku mulai membelai dadanya dan tanganku mulai turun.

Kami kemudian menjauh sedikit dan memberikan celah kecil di atara tubuh kami berdua untuk bisa membuka kacing celana kami berdua, tetapi tubuh kami tidak terpisah jauh satu sama lain. Kami membuka baju kami semua sampai tidak ada yang tersisa. 🙄

Ketika aku melihat Ai melepaskan celana panjangnya dan celana dalamnya sampai ke bawah. Hal ini memperlihatkan kulitnya yang telanjang secara samar-samar karena terhalang kegelapan di ruangan ini. Aku melihat juniornya yang sudah berdiri dengan tegak. Aku juga menjadi terangsang dengan melihat tubuhnya saja.

Ketika Ai mulai mengocok juniorku dan bibirnya menghisap tenggorokanku. Aku merasakan kenikmatan yang lain dan segera mengangkat tanganku untuk aku kalungkan di lehernya.

Aku mulai secara tidak sadar menggerakan pinggulku juga dan tidak lama mengeluarkan cairanku itu sambil mendesah lega.

“Hah.. hah..” Aku masih bernapas terengah-engah di dekat telinga Ai saat merasakan perasaan yang membahagiakan menyebar ke seluruh tubuhku untuk sementara waktu.

Ketika semuanya sudah mulai memudar, aku segera menjauhkan tubuhku dan kembali berbaring dengan wajah yang pucat.

“Aku mohon biarkan aku memasuki dirimu. Kamu mungkin akan merasa sedikit kesakitan..” Kata Ai.

“Lakukanlah apapun yang mau kamu lakukan..” Kataku.

Aku masih merasa kelelahan dan hanya bergumam padanya. Tidak lama aku merasakan sesuatu yang terasa mulai menyentuh lubang pribadiku yang belum pernah di sentuh oleh siapapun.

Ai mulia menyentuh lubangku itu, melebarkannya dan tidak lama aku merasakan ada benda asing yang mulai masuk ke dalam lubangku, yaitu jari Ai.

Pada awalnya aku merasa sedikit aneh sehingga aku mulai bergerak, tetapi Ai mulai menggerakan jarinya dengan penuh kelembutan dan secara perlahan sehingga tubuhku mulai merasakan rileks dan ingin tertidur lagi. 😅

---

Ai Pov

Cairan cinta dari Nhai yang tadi keluar aku gunakan sebagai pelumas untuk membuka lubangnya agar semakin melebar. Aku menambahkan jariku yang tadinya satu menjadi dua dan sekarang tiga.

“Uhm.. ah..”

Aku bisa mendengar Nhai menutup mulutnya dan mengerang serta tidak bisa berbicara dan tidak bisa protes juga.

Aku kemudian mengeluarkan jari-jariku saat aku merasa dia sudah siap, tetapi aku berpikir lubangnya masih tidak siap untuk menerima juniorku yang besar karena masih terasa sangat ketat. Aku membutuhkan kondom. 😏

Aku selalu menyimpan kondom di dalam dompetku untuk aku gunakan bila ada situasi yang darurat. 😅

Seperti saat ini, aku segera mengelurkan dompetku dan mengambil kondomnya, lalu melemparkan dompetku kembali ke lantai ketika aku sudah menemukan apa yang aku cari.

Aku menggunakan gigiku yang putih untuk merobek bungkus kondom itu dan segera memakainya di juniorku dan membuka kedua kaki Nhai lebih lebar lagi. Tetapi tangan Nhai terulur dan meraih lenganku terlebih dulu sebelum aku bisa memasukkan juniorku ke dalam lubangnya. 

“Tunggu sebentar..”

“Kalau kamu tidak mau melakukannya, maka aku masih bisa berhenti..”

“Bukan.. Jangan menggunakan kondom.. Aku tidak suka kamu menggunakannya..”

“Jika aku tidak menggunakannya maka akan berantakan dan akan sulit di bersihkan..”

“Maka kamu harus mengeluarkannya di luar..”

Saat mendengar perkataan Nhai, aku berpikir dia baru pertama kali melakukannya dan mungkin tidak ingin ada orang lain yang memasukkan jarinya ke dalam tubuhnya.

Bukankah lebih baik menggunakan kondom? 🤔

Aku memikirkan semua itu sampai kepalaku sakit dan akhirnya aku mengalah untuk tidak memakai kondom mengikuti kemauannya itu. 😅

Kiss 😘

Sampai Nhai menarik diriku lagi dan mencium bibirku lagi dengan penuh nafsu sehingga gigi kami bertabrakkan dan aku merasakan tubuhnya saat ini masih gemetar.

Saat aku kembali sadar, Nhai yang memulai semua ini dan dia ingin segera menjadi milikku. 😏

Saat ini kami di posisi seperti awal, aku berbaring di atasnya di antara kedua kakinya.

Sial!

Nhai memelukku dengan sangat erat sehingga aku tidak bisa bangun dan tidak bisa bergerak.

---

Nhai Pov

Aku merasakan Ai mulai memasukkan juniornya secara perlahan kedalam lubangku.

“Ugh.. sakit.. sakit.. Hik..”

“Stt.. jangan menangis..” Kata Ai.

“Tetapi ini benar-benar sakit.. Bahkan jika kamu belum bergerak..” Kataku.

Aku segera berbalik untuk menatap kearah lain karena merasa malu dengan apa yang sedang terjadi di depan mataku ini sehingga aku memilih untuk mengatur diriku agar Ai memelukku.

“Ugh.. ah..”

Aku membiarkan Ai yang bergerak masuk ke dalam tubuhku dan semuanya menjadi hening selama beberapa detik.

Saat ini aku benar-benar merasa canggung dan bernapas terengah-engah saat melihat kesekelilingku. Aku sedang berhubungan seks dengan teman priaku di atas sofa sementara teman-temanku yang lain sedang tertidur seperti orang mati di sekelilingku dan mereka tidak menyadari apa yang aku dan Ai lakukan saat ini. 😅

“Apakah kamu baik-baik saja? Bisakah aku bergerak sekarang?”

Aku mendengar suara Ai yang serak dan diikuti dengan gerakkan tubuhnya secara perlahan di dalam tubuhku. Dia berbisik di dekat telingaku.

Hal ini membuat aku menyadari bahwa tubuh Ai sangat panas saat ini sepanas seperti juniornya yang melekat erat di bagian bawah tubuhku yang masih bergerak-gerak dengan pelan. Ai melakukannya dengan sangat baik.

“Uhm.. ah..”

Aku hanya bisa memberikan erangan lembut dan menganggukkan kepalaku kepada Ai sehingga dia mulai bergerak lebih cepat lagi.

Saat Ai mulai bergerak, aku merasa seolah-olah tubuhku akan terbelah dua dan robek. 😥

Aku juga merasa sedikit terkejut saat merasakan rasa yang menyengat di lubangku saat Ai bergerak. Aku hanya bisa menggigit bibirku hingga berdarah untuk menahan semuanya. Aku harus menahan jeritan kesakitanku sendiri.. 😖

“Ah.. uhmm.. ah..”

Aku mengerang pelan dan merasakan sakit saat junior Ai bergerak masuk dan keluar dari tubuhku saat ini. Tetapi..

Tunggu sebentar, sepertinya aku merasakan perasaan lain saat Ai menubruk sesuatu di dalam tubuhku dan aku mulai merasakan perasaan yang tidak jelas. Aku ingin merasakan sekali lagi..

“Uhm.. ah.. ah..”

Yeah.. perasaan ini semakin jelas dan mulai terasa enak.

“Ah.. Ai.. ai.. aku.. hmm.. enak..”

“Ah.. uhm.. suaramu benar-benar seksi..”

“Ah.. uhmm.. lebih cepat lagi Ai.. ah..”

“Stt.. kita harus berhati-hati jangan terlalu keras mengerang dan terlalu membuat banyak suara bila tidak ingin membuat mereka semua bangun.. ah..” Kata Ai sambil terus menyodokku.

Ai semakin bergerak semakin cepat dan terkadang-kadang dia akan memperlambat gerakkannya. Hal itu membuat aku hampir sampai.

“Ah.. Ai.. Ai.. aku sudah mau sampai..”

Tidak lama aku segera menyemburkan spermaku di perutku. Tetapi Ai belum sampai. 😩

Aku merasakan sensai aneh di campur rasa sakit sehingga menciptakan sensai khusus tersendiri. Saat aku sedang merasakan perasaan itu, aku merasakan kakiku diangkat untuk berputar balik oleh Ai dan aku kembali merasakan sensasi yang aneh lagi.

“Ah..uhm..”

Saat ini aku sedang berlutut dan badanku tidak menempel pada sofa tetapi sedikit membungkuk dan berpegangan pada sofa ketika aku merasakan junior Ai yang panas kembali masuk lagi ke dalam lubangku.

“Ah..ah.. uhmm.”

Aku terus mengerang dan merasakan diriku seperti terbang ke langit ke tujuh sehingga aku tidak bisa menahannya lagi dan meledak menjadi debu berserakan di alam semesta. 🙄🤣

Tetapi aku ingin merasakan hal ini lagi dan melakukan hal ini lagi dengan Ai karena aku merasa sangat puas dan puas. Aku merasa menginginkan Ai untuk diriku saat aku sudah pulih sepenuhnya dari eforia pelepasanku, tetapi kesadaranku belum kembali sepenuhnya.

Setelah kami selesai melakukannya, aku segera di seret Ai untuk membersihkan tubuh kami berdua.

---

Kamar Mandi..

Nhai Pov

Saat ini kami sedang mandi bersama-sama dan aku rasanya ingin sekali menggigit lidahku sampai mati sekarang. 😖

Kami mandi bersama dan aku melihat tubuhku dan tubuh Ai yang penuh dengan bekas gigitan, bekas ciuman dan ada juga bekas kuku di tubuh Ai. 😥

Aku berpikir bahwa aku yang sudah menyerang Ai duluan.

---

Kamar Tidur

Nhai Pov

Aku dapat menarik kesimpulan seperti itu saat aku sudah keluar dari kamar mandi. Saat ini aku merasa sangat sedih karena sudah menjadi istri dari sahabatku sendiri padahal persahabatan kami baru saja dimulai. 😞

Aku segera memakai pakaianku lagi dan naik ke atas tempat tidur Ai. Aku menangis karena sedikit menyesali yang sudah terjadi di antara aku dan Ai.

Saat aku mendengar Ai keluar dari kamar mandi, aku segera menyelimuti diriku lalu membelakanginya. Aku merasa bahwa Ai duduk di atas tempat tidur ini.

“Apakah kamu merasa kedinginan? Aku akan mengatur suhu AC di kamar ini untukmu..” Kata Ai.

“Aku tidak apa-apa. Aku akan pulang kembali ke asramaku..”

“Ada apa denganmu? Kenapa kamu menangis?”

“Aku tidak apa-apa. Aku akan kembali ke asramaku..”

Aku berkata seperti itu dan segera berdiri, tetapi tidak mau menatap kearah Ai.

Aku tidak ingin menatap Ai karena aku masih merasakan sedikit sakit di tubuhku saat berdiri seperti ini, makanya aku hanya bisa diam di tempat untuk menyesuaikan diriku saat ini.

“Biarkan aku mengantarmu..”

“Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri..”

“Kalau begitu kamu bisa pulang saat sudah pagi dan meminta Tonhon untuk mengantarmu..”

“Aku tidak mau.. Aku ingin pulang sekarang..”

“Apakah kamu sedang marah kepadaku? Maafkan aku..”

Aku melihat Ai menunduk ke arah bawah dan menatap lantai karena merasa bersalah. Dia mungkin merasakan perasaan yang sama seperti aku karena tidak menahan diri karena kami berdua sedang mabuk tadi.

“Aku tidak marah kepadamu..”

“Kalau begitu biarkan aku mengantarkan kamu..”

Ai berkata seperti itu dan meraih lenganku tetapi dia merasa sedikit terkejut karena aku segera menepis tangannya.

“Kamu tidak boleh bergerak sedikitpun dari sini. Kamu diam saja disini. Kalau kamu mengikutiku maka aku akan marah padamu..” Kataku.

“…”

“Aku hanya ingin mengintropeksi diriku sendiri dulu. Kamu tidak perlu mempedulikan diriku dulu..”

Setelah berkata seperti itu, aku segera meninggalkan kamar Ai.

---

Saat akan pergi dari kamar Ai, aku mencoba untuk memaksakan sudut bibirku untuk tersenyum. Namun aku melihat Ai membalas senyumanku dan mengangkat senyumannya sedikit seolah-olah merasa jijik padaku. 😖

Padalah tadi saat melakukannya, kami berdua sama-sama menikmatinya dan aku jadi berpikir seperti aku sudah memperkosa Ai. 😂

Padahal saat ini kakiku masih terasa lemah dan lelah, tetapi aku tetap memaksa membawa tubuhku untuk pergi dari kondomunimnya yang mewah ini dan menunggu taksi.

Saat ini sudah hampir jam enam pagi. 🙄

( Kalian ngelakuinnya berapa jam? Berapa ronde? Dari malam sampe pagi..wowo.. debak.. 🤣)

Kami berdua mabuk berat dan tidak sengaja melakukan seks. Semakin aku memikirkannya, aku semakin merasa bersalah.

Aku tahu bahwa jika aku mabuk maka aku suka melakukan hal-hal yang aneh. Tetapi sebelum ini aku tidak pernah mau minum-minum secara berlebihan seperti ini. Karena aku menjadi tidak sadar diri saat mabuk dan bisa menyeret temanku untuk berbuat dosa. 😞

Dua pria yang melakukan seks belum tentu gay. Aku benar-benar sangat ingin menangis sekarang. 😭

Ai yang merasakan hal ini pasti berpikir bahwa aku sudah menyukainya karena mau melakukan hal ini dengannya.

“Apa yang sudah aku lakukan? Maafkan aku, ya Ai. Semua ini adalah kesalahanku. Jadi bagaimana bisa aku menghadapi dirimu nanti? Aku benar-benar menyukaimu sebagai temanku.. hah..”

Aku mengacak-acak rambutku dan saat ini rambutku terlihat semakin berantakan. Aku tahu bahwa wajahku saat sedang bersikap liar benar-benar sangat buruk. Aku benar-benar sangat bingung dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan selanjutnya. 😞

Aku tidak tahu harus berkonsultasi mengenai masalah ini dengan siapa?

---

Kamar Asrama Nhai

Nhai Pov

Aku saat ini benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya bisa menyandarkan punggungku di dinding kamarku dan menurunkan tubuhku untuk duduk di lantai.

Aku duduk dan mengeluarkan ponselku dari saku belakang celanaku. Siapa yang akan mendengarkan keluh kesahku dan bisa di jadikan pelampiasanku?

“Hello asisten ponsel..”

“Hello, bagaimana kabarmu? Apa ada yang bisa aku bantu?”

“Hm.. Aku tidak sengaja tidur dengan temanku. Jadi aku harus bagaimana?”

“Siapa nama temanmu? Sebenarnya aku juga tidak bisa memahami pertanyaanmu itu. Tolong beritahukan kepadaku, kamu bisa menekan pengaturan yang ada di ponselmu dan melengkapi data-datanya..”

“Apa yang aku lakukan ini?”

Tanyaku pada diriku sendiri.

Aku segera menjauhkan ponselku dan meletakkannya di lantai dan merasa seperti orang tolol. Aku tidak bisa memendam ini semua sendiri dan hanya bisa duduk lalu berbicara dengan asisten ponsel yang ternyata kadang bisa membantu dan kadang tidak. 😞

Perasaanku bahkan sekarang lebih terasa lebih buruk lagi dari pada sebelumnya. Bagaimana jika setelah melakukan hal itu aku hamil? 🤣

Saat memikirkan hal itu, aku tidak bisa menutup mataku lagi dan aku hanya ingin melupakan semua yang sudah terjadi di antara aku dan Ai.

Tetapi aku menyadari bahwa otakku selalu membayangi wajah tampan Ai dan memikirkan bagaimana cara Ai memberikan tanda di tubuhku ini.

Sampai wajahku kembali memerah saat memikirkan tubuh Ai yang bergerak maju mundur di dalam tubuhku. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya karena tubuh Ai benar-benar bagus dan aku merasakan perasaan yang sangat baik dan menyenangkan saat melakukannya bersama-sama dengannya.

TBC

Vote and comment ☺️🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro