Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 21 🔞🔞


Croissant di Rumah Ai

Nhai Pov

Hal ini sangat normal bagi orang-orang yang tinggal di Provinsi bahwa mereka akan tidur lebih cepat dari orang yang tinggal di kota besar seperti kami.

Setelah aku dan Chao Nan berbicara cukup lama, sekitar jam tiga pagi Chao Nan dan Paman Sippakorn izin untuk tidur duluan.
Aku juga mengikuti Ai dari belakang untuk pergi ke kamar tidurnya yang terletak di rumah ini tetapi bagian belakang.

Ai hanya diam saja setelah aku kembali memberikan makan ayam dengan Chao Nan. Ai mengatakan kepadaku bahwa dia pusing dan semakin sedikit berbicara.

---

Kamar Ai

“Chao Nan benar-benar baik sama seperti yang ceritakan padaku..”

“Hmm..”

“Kamu kenapa?”

“Tidak kenapa-kenapa..”

“Kalau kamu seperti ini, aku lebih baik tidur bersama-sama dengan Ton dan yang lain saja. Bila melihat wajah dan sikapmu yang seperti ini sebaiknya aku tidak dekat-dekat denganmu..”

Aku mengatakan hal itu dengan lembut. Saat aku melihat punggung lebar Ai bersandar di dekat pintu.

Aku tahu bahwa Ai sedang merasa marah atau merasa tidak puas tentang suatu hal, aku mencoba untuk bertanya padanya, tetapi dia tidak mau berbicara padaku. Jadi aku berpikir lebih baik aku pergi dan berbicara dengan teman-temanku saja.

“Ayo masuk..”

Aku mendengar perintah singkat keluar dari mulut Ai, sebelum aku sempat mengangkat tasku keluar dari kamar ini.

Ai menghampiriku dan segera mengambil tas itu dari tanganku dan berjalan terlebih dulu. Aku hanya bisa melihat bahwa wajah Ai terlihat semakin cemberut saja. ☹️

Saat Ai mendengar perkaatanku bahwa aku akan tidur dengan teman-temanku di kamar tamu.

“Ai.. Apa yang kamu cemaskan?”

“Ayo kita masuk ke dalam kamar dulu dan berbicara..”

“Ouh.. kenapa kamu marah? Aku belum melakukan apa-apa..”

Aku membalas perkataannya dan berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan wajah yang bingung. 🙄

Detik pertama saat aku masuk ke dalam kamarnya, suasananya benar-benar sangat gelap sebelum terlihat terang karena Ai mengikutiku dan segera menyalakan lampu kamarnya.

Saat lampu kamar Ai yang berwarna orange lembut menyinari kamarnya, aku bisa melihat tempat tidur dengan ukuran Queen ada di tengah ruangan ini dan ada tiga bantal empuk yang di tumpuk di atas tempat tidurnya itu. Seprainya berwarna hitam dan juga ada selimut yang terlihat lembut dan hangat juga. 😊

Kamar Ai bernuansa cukup gelap aku pikir karena kamar ini di dominasi sebagain besar oleh warna coklat dan abu-abu, tetapi tetap memiliki perasaan nyaman. Kamar ini juga terlihat sangat mewah karena dipadukan dengan kayu jati.

“Kamar ini sangat kecil serta sempit dan biasanya aku tidur disini sendirian..”

Ai mengatakan hal itu sambil menyeret koper kami dan bergerak ke depan lemari pakaian lalu memasukkan pakaian itu ke dalam lemarinya sebelum menutup koper lagi.

Aku dengan Ai bisa saja tidur di kamar yang lebih besar dari ini. Tetapi aku ingin melihat kamar dan barang-barang di mana dulu Ai di besarkan disini. Jadi aku memilih untuk tidur dan berdesakan di kamar ini dengannya. 😊

“Ini tidak kecil, hanya ada banyak barang saja. Kamu mempunyai dua gitar, lalu apa itu biola?”

Aku bertanya saat melihat-lihat kesekeliling kamarnya dan Ai mengikuti arah tanganku yang menunjuk apa yang aku tanyakan padanya.

Tetapi aku melihat wajah Ai masih terlihat kesal seperti sebelumnya. 😣

“Yeah.. itu adalah cello dan yang di dalam kotak yang ada di lantai adalah seksofon..”

“Kamu benar-benar sangat suka bermain alat musik, kenapa kamu tidak masuk jurusan musik saja?”

“Aku ingin menjadi seorang pilot. Bermain musik hanyalah hobiku saja saat aku sedang senggang..” 

“Kamu paling suka bermain alat musik apa?”

Aku bertanya dan sedikit memutar kakiku, lalu berjalan menuju Ai yang sedang berdiri di depan lemari pakaian saat ini. Aku membantunya untuk mengambil pakaian dari dalam tas Ai dan menyerahkan kepadanya.

Aku mengamati wajahnya yang tampan di tengah-tengah cahaya kamarnya yang redup saat ini.

“Biola Eru. Alat musik yang aku mainkan untukmu di hari itu adalah biola Eru…”

“Aku sangat jarang melihatmu bermain alat musik traditional Thailand. Aku biasanya hanya melihatmu bermain gitar atau piano saja..”

“Ada beberapa hal yang harus dimainkan hanya untuk orang yang sepesial dan hanya bisa di dengar oleh orang yang sepesial..”

Saat aku mendengar Ai mengatakan hal itu, aku segera memutar mataku dan menatap tangannya yang sedikit membeku sesaat. Saat Ai seperti itu, aku segera mendongak dan menatap matanya. Ai terlihat jelas sangat malu saat ini sampai wajah dan telinganya terlihat merah seperti pita kado. 🤣

“Lalu kalau aku adalah orang yang sepesial, maka kamu tidak boleh marah lagi. Aku benar-benar tidak bisa membujuk orang yang sedang marah..”

“Chao Nan adalah milik ayahku..”

“Huh?Apa?”

“Tetapi kamu adalah milikku..”

Ai mengatakan hal itu dan jari tangannya menyentuh bibirku sambil mengatakannya dengan wajah yang serius sebelum dia dan aku berjalan dan duduk di atas tempat tidur.

Setelah aku merasa susana hati Ai sedikit lebih tenang, aku merentangkan satu tanganku ke depan. Aku melemaskan otot-ototku yang terasa tegang karena kami sudah melakukan perjalanan yang cukup jauh.

“Bisakah kamu memijit tubuhku, Hub? Aku pintar memijat dan biasanya aku sering memijat ayahku..”

“Hmm..”

Aku hanya mendengar Ai bergumam dari tenggorokannya dan aku segera merasakan tangannya yang menekan ringan di atas pundakku dan memijatku dengan pelan lalu berputar ke belakang punggungku.

“Ah..  Enak.. Bagaimana kalau aku melepaskan bajuku juga..”

“Dasar gila! Memang kamu pikir kita sedang di pantai?” Kata Ai dengan suara rendah.

Setelah itu, kami berdua hanya duduk dalam diam karena Ai masih memijat tubuhku.

Awalnya Ai memijatku dengan lembut, tetapi lama-lama terasa keras seperti dia ingin membunuhku. 😅

“Apakah kamu marah karena merasa cemburu padaku?”

“Aku tidak merasa cemburu. Tetapi kamu terlihat senang saat kamu menandang Nan dan kamu sama sekali tidak mau menatapku. Aku ingin bertanya padamu, apa yang kamu bicarakan dengan Chao Nan? Sampai dia sangat puas denganmu? Selain itu kamu juga mengatakan bahwa dia baik dan jelas-jelas pada awalnya kamu terlihat sangat ketakutan setengah mati saat melihat Chao Nan..” Tanya Ai.

Kemudian dia menghentikan tangannya yang sedang memijat tubuhku lalu menatapku meminta aku menjawabnya.

“Kami hanya membicarakan hal yang umum saja dan juga masalah ibumu. Dia takut ibumu akan mengganggumu lagi, Ai…”

“Tetapi aku tidak memberitahuan dia masalah dengan ibuku..”

Saat mengatakan hal itu, Ai segera menyipitkan matanya memandangku. Aku sadar bahwa aku sudah berbicara salah tentangnya dan aku harus mengakuinya. 😅

“Iya tahu, aku yang memberitahukan hal itukepadanya. Aku lupa bahwa kamu pernah mengatakan padaku bahwa mereka berdua tidak akur. Kebetulan tadi Chao Nan bertanya padaku, apa Ada yang tidak aku sukai darimu? Jadi aku mengatakan hal itu, aku juga mengatakan padanya bahwa aku juga tidak menyukai ibumu..”

Aku mengatakan hal itu duluan agar Ai tidak mendesakku lagi. Aku tidak sengaja membocorkan pembicaraanku dan Chao Nan kepada Ai.

“Lalu apa yang Chao Nan katakan tentang ibuku?”

“Dia mengatakan bahwa dia juga tidak menyukai ibumu. Lalu aku juga mengatakan padanya bahwa aku juga tidak menyukai Ibumu itu. Aku mengatakan bahwa aku juga ada di pihaknya dan jika ibumu menganggumu lagi maka ada 3 orang yang akan selalu mendukungmu..”

“Aku tahu akan hal itu dan bisa melihatnya dengan jelas. Hal itu tidak baik sebenarnya dan juga tidak buruk juga. Omong-omong apa ada hal yang tidak kamu sukai dariku?”

Saat mendengarkan perkataan Ai, aku segera menggelengkan kepalaku. Aku menyadari bahwa tidak ada yang tidak aku sukai darinya.

Yeah.. aku memikirkan semuanya, tetapi tetap saja tidak menemukannya.. 😅

“Hmm.. Kamu itu sangat suka mengeluh, sangat banyak berbicara, pelupa, mudah tersesat, lama saat makan, suka makan dalam porsi besar, suka berpura-pura, suka menendang saat tidur, juga suka berebutan selimut saat tidur..”

“Itu semua jelas-jelas tentang dirimu sendiri. Apakah kamu saat ini sedang bercanda?”

“hehehe.. Iya.  Aku hanya bercanda tentang semua yang aku katakan itu..” 😁

“Tunggu saja pembalasan dariku..”

Setelah mengatakan hal itu, Ai segera mendorong tubuhku untuk tiduran di atas kasur dan segera mengangkangi diriku, lalu mengangkat serta menahan kedua tanganku di atas kepalaku.

Aku hanya bisa menatap kosong kepadanya saat melihat senyuman lebar di wajahnya. Aku bisa mendengar suara tawa Ai yang keluar dari mulutnya.

“Apakah kamu marah padaku lagi? Kamu tidak akan bisa marah terlalu lama padaku, Ai. Karena aku sudah mengutukmu. Tubuhmu adalah milikku, hatimu juga milikku, dan kamu juga akan menikah denganku, selalu harus selalu berada di dekatku selamanya..”

“Kalau seperti itu ayo kita menikah dulu..”

Ai mengatakan hal itu sambil menggelengkan kepalanya perlahan sambil menyeringai. 😁

---

Ai Pov

Saat aku tersenyum, aku bisa melihat wajah Nhai yang terlihat imut dan juga reaksinya yang lucu.

“Hmm. Sudah cukup dan tenang dulu! Aku mau mandi dulu…”

“Kamu mandi sangat lama..”

Setelah mengatakan hal itu, aku segera mendorong kaki Nhai agar terpisah dan menempatkan diriku di tengah-tengah kakinya. 😏

Namun sebelum aku sempat membungkuk dan mencium bibirnya, Nhai mengangkat kakinya tinggi- tinggi untuk mendorong perutku yang kuat menjauh darinya.

“Tetapi aku merasa tubuhku saat ini benar-benar sangat lengket dan juga berbau. Aku mau mandi dulu. Agar saat kamu memelukku, aku sudah wangi..”

“Hmm.. Baiklah..”

“Menyingkirlah sekarang Khun Aiyaret!”

Setelah mendengar perkataan Nhai, aku  memundurkan tubuhku dan segera bangun dari tubuh Nhai yang tadinya aku kangkangi.

Aku memperhatikan Nhai yang saat ini sedang berjalan mengambil pakaiannya yang sudah aku siapkan tadi dan segera berjalan ke arah kamar mandi yang ada di bagian kanan ruangan ini. 😏

‘Bukankah lebih baik kita mandi bersama-sama maka akan lebih cepat..’

Saat memikirkan hal itu, aku segera melompat dari tempat tidur dan memutuskan untuk mengikuti Nhai.

Saat aku melihat Nhai akan menutup pintu kamar mandi, aku menggunakan tanganku untuk menahannya.

---

Di depan kamar Mandi

Nhai Pov

“Hei, Ai ada apa?”

“Ayo kita mandi bersama-sama agar lebih cepat..”

“Tidak mau..”

Aku segera berteriak dan berusaha sekuat tenaga untuk menutup pintu kamar mandinya. Meskipun aku sadar bahwa aku tidak akan bisa menandingi tenaga milik Ai.

Pada akhirnya, aku kalah dan leherku segera di kunci oleh Ai. Lalu tubuhku segera di tarik untuk masuk ke dalam kamar mandi dan di dorong ke arah rak gantungan pakaian, melewati wastafel.

Aku akhirnya tidak bisa bergerak lagi saat sudah berdiri di area untuk mandi.

Setelah aku terdesak, Ai melihat tangan Ai segera meraih keran air dan suara air mulai terdengar dan airnya mulai memancar dari pancuran yang di gantung tinggi diatas tubuhku dan membasahi wajahku.

Air yang memancar terasa hangat karena ada water heater yang bisa di atur agar air tetap hangat meskipun saat ini udara di luar dingin.

Aku tidak berpikir bahwa di rumah Ai sudah menggunakan peralatan yang berteknologi tinggi seperti ini. Saat ini aku harus mengangkat tanganku untuk mengusap rambutku yang sudah menempel di mataku.

Sekarang bukan hanya wajahku saja yang basah, tetapi seluruh tubuhku sudah basah, bahkan bajuku sudah melekat erat di tubuhku yang indah ini. 🙄

“Aiyaret Sialan!”

Aku segera mengutuk dan mengangkat tanganku untuk meninju orang yang sudah membuat diriku basah yang saat ini air juga mengaliri wajah Ai seperti air sungai juga.

Aku melihat air mengaliri wajahku, masuk ke dalam telingaku, mata dan bibirku juga. 😣

“Bajumu sudah basah dan harus segera di lepas..” Kata Ai.

“Aku ingin mengatakan bahwa tubuhku saat ini tidak cukup hangat untuk kamu peluk, tetapi mengapa kamu dengan cepat membuka kancing..”

“Kamu memakai T-shirt dan tidak ada kancingnya, makanya harus di lepaskan melalui kepala..”

Saat Ai mengatakan hal itu, tubuhku segera di dorong lebih ke dalam dan aku harus mengangkat tanganku saat Ai mengangkat T-shirtku yang basah yang sudah melekat di tubuhku melalui kepalaku seperti yang dia katakan.

Aku lalu segera membalikkan tubuhku ke arah dinding kamar mandi setelah Ai melepaskan T-shirt ku.

“Apakah kamu akan terus mengucapkan lelucon seperti ini sepanjang waktu?”

“…”

“Lepaskan aku. Aku tidak ingin bermain-main denganmu saat ini. Jangan sampai aku kehilangan gairah untuk mandi..”

“Siap yang bilang aku sedang bermain-main? Saat ini aku sangat serius ingin melakukannya..”

Ai mengatakan hal itu dengan suara yang menggoda dan terdengar serak.

----

Warning 🔞

Tidak lama, Ai segera mendekatkan wajahnya ke arah wajahku dan menggunakan lidahnya untuk menjilat cekungan telingaku dan mengigit tulang rawannya. Setelah itu dia menjilatnya dan menjauh dariku.

“Seluruh tubuhmu benar-benar sangat sensitive terhadap sentuhanku, menunjukkan…”

“Tidak..”

“Apakah kamu ingin aku membuktikannya?”

Bibir dan lidah Ai yang terasa hangat berhenti menggoda di sekitar telingaku. Ai lalu mencium lembut kulitku yang sudah terkena tetesan air. Setelah mememberikan kiss mark di leherku sekali, dia dengan bersemangat membuat lebih banyak kiss mark. 😅

Suara ciuman Ai di tubuhku terdengar bersamaan dengan suara serakku yang terus saja mengerang karena ulahnya. Suasa kamar mandi sekarang semakin panas.

Ketika kami berdua mengirimkan sinyal keinginan kami satu sama lain dan tidak ada yang berpikir akan menghentikan hal ini.

Tetapi saat ini, aku seperti seseorang yang sedanh bersembunyi di tubuh Ai yang besar dan siap untuk di telanjangi olehnya sampai tidak ada lagi kain yang tersisa di tubuh kami berdua. 🙈

Saat ini kedua tanganku terangkat dan terentang di dinding beton dengan tubuh yang sudah telanjang. Aku membuka kedua kakiku dengan kaku dan aku juga merasakan gemetaran saat putting ku yang berwarna pink di jilat dan di mainkan oleh bibir Ai.

Aku hanya bisa mengeluarkan suara erangan yang segera di tutup oleh ciuman yang diberikan oleh Ai.

Kiss 😘

Ai mendekati tubuhku dan mengangkat kedua kakiku untuk di letakkan di atas pahanya sampai kedua junior kami bersentuhan dan hal itu menyebabkan aku merasa semakin bergairah.

Ai mulai menggerakkan pinggangnya maju mundur bolak balik untuk menggodaku sebelum Ai sedikit bergerak ke bawah, menurukan dadanya ke arahku dan membuat juniornya tegak lurus.. lalu perlahan-lahan mulai menggoda juniorku.
Aku hanya bisa mengerang dan meraung karena sangat puas dengan posisi kami saat ini. 😏

Begitu Ai membuka kakiku lebih lebar lagi, aku merasakan darahku mulai mengalir ke titik dimana rasa enak berkumpul di tengah tubuhku saat ini.

Aku tahu bahwa Ai sudah tidak tahan dan sangat ingin menerobos masuk ke dalam diriku untuk merasakan kehangatannya.
Aku merasakan Ai mulai mengoleskan cairan pre cum ku ke daerah lubangku untuk membuka jalan agar juniornya bisa masuk dengan mudah.

“Ah… Ai…”

Aku mengeluarkan suara untuk memanggilnya ketika aku merasa bahwa Ai mulai memasukkan juniornya secara perlahan ke dalam tubuhku dan aku hanya bisa mengangkat tanganku untuk mencengkram dinding kamar mandi ini dengan erat-erat saat merasakan sesak karena junior Ai yang besar. 😣

Aku merasakan tubuhku kaku selama Ai memasukkan juniornya lalu Ai diam sebentar sampai rasa sakit yang aku rasakan hilang.

Setelah semuanya baik-baik saja, maka Ai mulai menggerakkan pinggulnya secara perlahan dan hal itu membuat aku melupakan rasa sakit yang tadinya aku rasakan diawal.

Aku tidak terlalu ingat bahwa kami sudah menghabiskan waktu hampir dua puluh menit di dalam kamar mandi untuk melakukan hal itu dengan Ai. 😅

Aku sudah melakukan pelepasan sebanyak dua kali, sementara Ai masih belum juga melakukan pelepasaannya dan tampaknya dia masih banyak memiliki tenaga untuk melakukan hal ini. 🙄

Baiklah.. Aku harus mengakui bahwa saat ini kakiku benar-benar sudah lemas dan aku hampir saja tidak bisa berdiri lagi bahkan saat ini Ai membantu untuk menopang tubuhku.

Aku masih ingat dengan betul bahwa Ai tidak akan melepaskan aku sampai dia melakukan pelepasan. Dia tidak akan mempunyai belas kasih padaku saat kami melakukan hal ini. 😣

Saat ini kami berdua sudah berpindah tempat dan Ai menyeretku untuk keluar dari kamar mandi dan mendorong tubuhku ke atas tempat tidur.

---

Kamar Tidur

Tubuh kami berdua yang tadi sempat terpisah sekarang saling bersentuhan lagi.

Aku bahkan harus menggunakan lenganku untuk menutupi wajahku saat memangil namanya dan menutupi wajahku yang sudah memerah. Aku juga menyembunyikan wajahku agar aku tidak melihat gerakkan yang sangat tidak baik untuk di lihat oleh mataku. 🤣🤣

“Kakimu benar-benar sangat indah..”

“Tetapi apakah kamu perlu menaikkan kakiku sampai setinggi itu?”

Aku bertanya dengan suara serak dan bergetar saat kakiku sedang di goda oleh Ai dan dia mengangkat kakiku setinggi langit untuk dia sampirkan di atas bahunya.

Saat ini kakiku benar-benar berada di posisi yang tinggi dan seperti menyentuh udara. Hanya bahuku saja yang Ai biarkan untuk berbaring rata di atas tempat tidur.

Saat aku berada di posisi seperti ini, aku bisa melihat diriku sendiri yang sedang di manja oleh Ai dan di mana Ai berada. Aku melihat wajah Ai penuh dengan rasa percaya diri dan sangat bangga karena dia bisa menyentuhku lebih banyak dan dalam dari sebelumnya. 😅

Aku hanya bisa berharap agar Ai segera selesai dan akhirnya Ai sampai juga dengan pelepasannya. Setelah melakukan pelepasan Ai segera menjatuhkan dirinya di atas dadaku.

Aku hanya bisa berdoa saat ini agar pinggangku besok tidak terlalu sakit dan suaraku tidak menghilang. 😅

Aku sudah menjadi anak yang baik hari ini kan.. 😊

---

Ai Pov

Setelah aku kehabisan tenaga, aku kemudian menyeret Nhai untuk kembali masuk ke dalam kamar mandi setelah selesai melakukannya.

Setelah kedua badan kami bersih, kami kembali berbaring di atas tempat tidurku yang empuk ini.

Padahal awalnya kami berniat untuk tidur sebelum jam 11 malam, tetapi karena aktivitas yang kami lakukan dan waktu berlalu dengan sangat cepat sekarang sudah hampir tengah malam. 😅

“Nhai.. aku akan mematikan lampunya. Tidurlah lebih awal..”

“Hmm..”

Tetapi sesaat aku akan tertidur, aku mendengar suara gemuruh dari perut orang yang sedang aku peluk. 😅

Setelah itu aku mendengar Nhai mengeluh dengan suara keras dan menyebabkan aku yang ingin tertidur kembali membuka mataku kembali untuk menatapanya.

“Ai.. aku lapar.. Aku lapar dan tidak akan bisa tidur. Ayo kita cari makanan. Chao Nan mengatakan agar aku menganggap rumah ini seperti rumahku sendiri..”

“Baiklah.. Kalau Chao Nan sudah berkata seperti itu, berarti kamu bisa memakan apapun. Kamu juga bisa memakan pilar rumah ini..”

Aku berkata sambil tertawa dan kemudian duduk.

“Aku ini manusia dan bukan rayap..”

“Yeah.. kamu bukan rayap tetapi bebek dan setiap kali kamu marah padaku, mulutmu benar-benar seperti mulut bebek. Coba lihat saja sendiri…”

“Sampai kapan kamu akan terus berbicara omong kosong seperti ini? Perutku sudah kelaparan dan aku juga merasa lelah karena ulahmu itu. Jadi hal ini tidak eneh bila aku meminta hadiah makanan atas tindakkan yang sudah kamu lakukan padaku tadi..”

“Baiklah kalau seperti itu. Di dalam rumahku seharusnya masih ada makanan yang enak yang bisa kamu makan. Tetapi kita harus pergi ke dapur dulu untuk tahu makanan apa yang bisa kamu makan dan aku akan membiarakan kamu makan makanan sebanyak yang kamu mau sebagai imbalan atas kerja kerasmu serta keringat yang sudah kamu keluarkan untuk membuat aku merasa puas hari ini..”

“Apakah kamu sedang berterima kasih padaku karena aku sudah baik padamu hari ini?”

“Yeah.. jika di dengar dari kata-kataku seharusnya begitu..”

Aku mengatakan hal itu sambil tertawa lalu berdiri saat melihat wajah Nhai yang sudah cemberut. 😅

Aku pergi untuk mencari T-shirt di dalam lemari untuk kami pakai. Aku menunggu Nhai memakai pakaiannya juga untuk beberapa saat dan kami berdua lalu keluar dari kamarku.

---

Dapur Rumah Ai

Kami berdua mengobrol sepanjang perjalan kami ke dapur dan saat ini Nhai terlihat terdiam beberapa saat saat aku membuka kulkas dan menawarkan kepadanya croissant.

“Apakah kamu mau croissant? Itu adalah makanan kesuakan Chao Nan dan sangat enak..”

“Aku mau.. Ini juga boleh kan?”

Nhai memegang buah jeruk dan menatapku dengan tatapan mata memohon. 

“Iya boleh..”

“Ai.. tolong ambilkan susu juga. Saat ini tanganku sudah penuh. Tolong bantu bawakan na?”

“Hmm.. Baiklah..”

Setelah itu kami keluar dari dapur dan kembali berjalan untuk kembali ke kamar.

“Harum sekali..”

“Apakah maksudmu adalah croissant? Itu adalah buatan sendiri, menggunakan mentega yang memiliki kualitas yang baik makanya baunya sangat enak. Croissant ini sangat istimewa karena tidak menggunakan bahan pengawet. Jika kamu suka memakannya, maka kamu harus sering datang ke rumahku..”

“Aku suka memakan apapun yang aku suka. Tetapi yang aku katakan harum tadi bukan roti croissant. Tetapi harum yang tertiup oleh angin seperti harum bunga..”

“Mungkin penunggu tempat ini datang untuk menyambut menantu perempuan yang datang kesini..”

Aku berkata dengan santai, tetapi ternyata perkataanku itu membuat Nhai merasa ketakutan dan mengerang padaku.

“Hei.. Kamu tahu bahwa aku sangat takut dengan hantu..” Kata Nhai dengan nada yang terdengar tidak berdaya sambil bergumam.

Aku melihat dia masih asyik mengunyah croissant.

“Hahah.. Dasar gila! Aku hanya sedang bercanda. Itu adalah harum bunga kamboja. Kamu bisa melihatkan pohonnya dari sini?”

Aku bertanya kepada Nhai dan mengarahkan tanganku untuk menujuk arah sumber wangi dari bunga kamboja yang terasa lembut ini.

Aku mendekat kearah Nhai dan ingin merangkul bahunya, tetapi sebelum aku bisa melakukan hal itu.. Aku mendengar suara Tonhon yang menyela.

“Pohon kamboja ada disana, tetapi Tonhon ada disini. Selain itu, aku merasa kesal saat aku sedang merasakan patah hati tetapi aku harus melihat kalian bermesraan..” Kata Ton.

“Lalu kenapa kamu belum tidur?”

Aku bertanya kepada orang yang tingginya hampir sama denganku. Aku sedikit mengendus tubuh Ton untuk memastikan bau nikotin yang aku cium datang darinya. Ton yang melihat aku melakukan hal itu segera memberitahukan kepadaku.

“Aku belum merasa mengantuk makanya aku keluar untuk merokok sekaligus untuk mencari udara yang segar. Sebenarnya yang lain juga belum pada tertidur. Mereka semua sedang menonton TV di ruang keluarga. Aku sudah selesai merokok makanya aku ingin ikut menonton juga. Lalu kalian ingin pergi kemana?” Tanya Ton.

“Aku baru saja membawa Nhai untuk mencari makanan. Aku tadinya ingin tidur, tetapi dia mengeluh kelaparan..”

“Memang dasar perut sapi..” Ledek Ton kepada Nhai.

“Kamu adalah orang yang berotak sapi sangat bodoh..” Balas Nhai tidak mau kalah. 😅

“Apakah kalian berdua benar-benar sahabat baik?”

Aku segera menyela perdebatan mereka berdua.

“Tentu saja.. Itu karena Ton lebih jelek dariku. Aku mempunyai patokan dalam hidupku tidak akan berteman dengan orang yang lebih tampan dariku..” Kata Nhai.

“Aku benar-benar membenci orang yang sangat narsis. Lebih baik aku pergi saja dari sini..” Balas Ton.

Ton segera pergi dan kembali meninggalkan aku berduan saja dengan Nhai. Setelah Ton pergi, kami berdua mulai berdebat satu sama lain. 😅

“Kamu bisa pergi kemanapun kamu mau. Aku membencimu..” Kata Nhai.

“…”

“Lalu kenapa Khun Aiyaret menatapku seperti itu sekarang? Apakah ada sesuatu di wajahku?”

“Tidak. Aku hanya ingin bertanya. Apakah aku lebih tampan atau lebih jelek darimu?”

“Tentu saja kamu lebih tampan dariku dan aku mengakui itu..” Kata Nhai.

Sambil cemberut dia ingin kembali masuk ke dalam rumah, tetapi aku menghalangi jalannya di depan pintu.

“Lalu kenapa kamu ingin berteman denganku? Atau sebenarnya kamu ingin berhubungan denganku karena sejak awal kamu tidak pernah menganggap aku temanmu?”

“Apa maksudmu?”

“Ayo mengaku saja. Kamu sudah merasakan jatuh cinta saat pandangan pertama melihatku kan?”

“Kamu benar-benar merasa sangat percaya diri sekali. Awalnya, aku menyukaimu hanya sebagai temanku dan tidak memiliki pemikiran lainnya. Kamu yang selalu memiliki pikiran kotor saat bersama denganku..”

“Lalu bagaimana sekarang? Bagaimana pemikiranmu terhadapku?”

“Teman seperti apa yang setiap malam tidur selalu berpelukan?”

Saat Nhai mengatakan hal itu dengan pelan sambil kembali mencoba untuk berjalan masuk ke dalam lagi. Tetapi aku masih tidak puas saat mendengar perkataannya.

Jadi saat Nhai bergerak ke arah kiri, maka aku juga mengikutinya dan memblokir jalannya begitu juga saat dia bergerak ke kanan aku tetap mengikutinya. 😄

---

Nhai Pov

“Hei! Ayo menyingkirlah pacarku. Aku ingin mencari tempat untuk duduk dan memakan camilanku ini yang terasa enak ini..”

“…”

“Ayolah menjauh dariku, Hubby. Aku benar-benar sangat lelah..”

“…”

“Ayolah menyingkir sekarang, kamu adalah orang yang baik. Apakah kamu sudah merasa puas saat mendengar jawabnnya, Khun Aiyaret?”

Aku sedikit tersenyum saat melihat Aiyaret sedikit tertegun saat mendengar perkataanku.  Aku segera melangkah mendekati pintu yang saat ini sedang di blokir oleh Ai, dan akan masuk ke dalamnya.

Aku kemudian memukul lengan Ai dengan sedikit lebih keras agar dia mau berpindah dan aku bisa masuk ke dalamnya.

Tetapi sebelum aku masuk dan menemui teman-temanku di dalam ruangan ini, aku mengatakan beberapa kata kepada Aiyaret lagi.

“Terima saja, Hub.. kalau kamu akan selalu kalah dengan sikap manjaku ini..”

“Kalau kamu sudah tahu akan hal itu, maka berhentilah bersikap manja saat bersama denganku..”

---

Ruang Keluarga

Ai Pov

Aku membutuhkan beberapa waktu untuk menenangkan hatiku ini. Jadi saat aku mendengar perkataan Nhai itu, aku hanya bisa berdiri saja karena hatiku berdebar-debar dengan kecang.

Setelah aku bisa menenangkan hatiku, aku baru masuk ke dalam untuk bergabung bersama teman-temanku yang lain.

“Ini adalah milikmu, Ai..” Kata Nine.

“Apa ini?”

Aku bertanya dan mengambil post-it serta pena yang di berikan Nine padaku saat aku masuk ke dalam ruangan ini.

Aku segera mengerutkan keningku dan memandang yang lain dengan sudut pandangan yang berbeda-beda saat ini. Aku melihat mereka sedang duduk dan menuliskan sesuatu di dalam kertas ini.

“Ouh.. Kamu bisa menuliskan harapanmu untuk masa depan. Kamu bisa menuliskannya sekarang dan aku akan menyimpannya. Seperti kamu ingin kemana setelah lulus atau apapun itu. Ayo cepat tulis dan aku akan menyimpannya. Kita akan membukanya setelah Kita lulus..” Kata Nine.

Dia lalu mengangkat benda bulat yang terbuat dari plastik untuk di tunjukkan padaku. Aku melihat ada satu sisi yang di tulis dengan tanggal dan nama tempatnya.

“Apakah kita menulis untuk diri kita sendiri dan melihat apakah tujuan itu bisa kita capai nantinya kan?”

“Yeah.. kira-kira seperti itu. Tetapi kamu juga menuliskan perasaanmu saat ini untuk kenang-kenangan agar kamu bisa membacanya nanti..”

“Oh.. Good idea…”

Aku berkata seperti itu dan mengangguk setuju dengan pemikiran Nine.

Aku kemudian segera berjalan ke sudut ruangan yang terlihat sepi dan duduk di lantai. Aku duduk tidak terlalu jauh dari tempat Nhai saat ini.

Aku kemudian mulai menulis dengan pena yang aku dapatkan tadi. Aku menulis namaku di sudut kertas itu untuk menunjukkan bahwa kertas ini adalah milikku. 😁

Aku kemudian duduk dan berpikir sesaat dan menuliskan dengan kalimat berbahasa Inggris yang singkat dan segera selesai dalam waktu yang singkat.

Aiyaret

I Hope always with Nhai forever.

Chen Nhai love Aiyaret

Setelah aku menulis, tiba-tiba aku merasakan punggungku sedikit sakit karena ada seseorang yang menumpukan badannya ke badanku.

“Oui...  Sakit Nhai..”

“Maafkan aku Ai. Biarkan aku meminjam punggungmu sebentar untuk menulis karena tidak ada meja..”

Nhai mengatakan hal itu dan memukul tubuhku dengan keras ketika aku sedang duduk. Aku melihat Nhai meletakkan post-it dan juga mulai menulis dengan pena di atas punggungku. Dia terlihat duduk bersila di samping tubuhku.

“Aku akan melakukan semuanya untukmu..”

“Apakah aku harus melanjutkannya dengan menyanyikan lagunya?” Tanya Nhai.

“Itu semua tergantung dengan apa yang kamu tulis saat ini..”

“Ini adalah rahasia. Aku tidak akan memberitahukan kepadamu..”

“Benarkah?”

Aku duduk dan menunggu Nhai selesai menulis. Tetapi sampai saat ini, aku tidak merasakan Nhai menuliskan apapun di atas punggungku.

“Chen Nhai..”

“Hmm…”

“Apakah kamu sudah selesai?”

“Belum..”

“Aku mencintaimu..”

“Hmm.. Aku tahu itu. Aku juga. Sudah sekarang kamu duduk diam saja karena aku ingin menulis..”

Aku bisa merasakan Nhai tersenyum di belakangku dan menempelkan wajahnya ke punggungku sebelum dia menulis sesuatu di kertas itu.

Chen Nhai

Aku ingin bisa ke rumah Ai lagi dan memakan croissant. 😄

TBC

Vote and comment.. 😊🙏

Kira-kira bentar lagi Ai Long Nhai dah mau tamat nie.. kalian mau aku translate book apa lagi?

Ayo comment spa tau aku mau translate 😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro