Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 13 🔞🔞


Kapal Perang Rudal 🔞

Ai Pov

Malam ini adalah Sabtu malam dan aku baru saja mengantarkan Nhai kembali ke rumahnya pagi ini. Setelah seharian aku mengurus urusan pribadiku, aku di telepon oleh Ton. Dia mengatakan ingin bertemu denganku malam ini.

Saat ini aku ada di dalam klub malam bersama dengan Ton, Nine dan Intha. Aku bisa mendengar suara musik yang memusingkan kepala dan cahaya yang redup yang berkelap-kelip sehingga membuat kepalaku sakit.

Aku sering datang ke tempat seperti ini. Aku bukan hanya anak yang selalu tinggal di rumah saja, aku juga suka bermain-main. 😏

Ketika aku tinggal di Kanada, aku selalu sendirian dan aku benci dengan kesendirian. Makanya aku sering pergi ke klub malam untuk bergaul bersama dengan teman-temanku. Aku melakukan hal itu untuk menenangkan diriku di malam yang dingin dan sepi. 😔

Dulu setan abu-abu yang ada di dalam tubuhku benar-benar sangat suka merajarela sehingga terasa sangat menghawatirkan. Bagaimana dengan sekarang? 🤔

Dia sekarang tinggalah sebuah nama karena mantan Setan abu-abu yang sangat suka bersikap tempramental sudah menemukan kesatrianya yang bisa membawa dia keluar dari sana. 😊

Aku sudah banyak berubah dan salah satu perubahanku adalah karena Chen Nhai.

“Hei Ai.. wanita yang ada di meja itu lumayan cantik. Mereka juga sedang memperhatikan kita. Ayo kita hampiri mereka..” Ajak Ton.

“Aku tidak tertarik..” Kataku dan memasukkan ponselku kembali ke saku celanaku sebelum aku mengirimkan stiker Ok kepada Nhai.

Aku berbalik untuk menatap Ton sebelum aku melihat ke arah Nine. Dia terlihat tidak terlalu tertarik dengan suasana yang ada di sekitarnya karena saat ini Nine terlihat sedang membaca bahan ujian dari Ipad-nya.

“Kamu datang kesini hanya belajar untuk ujian. Jadi untuk apa kamu mengajak aku kesini, Nine?” Kataku.

“Yeah untuk bersantai sebelum kita menghadapi ujian..” Balas Nine.

“Lalu kenapa kalian tidak mengundang Nhai juga?” Tanyaku.

“Tidak.. Karena ada hal yang ingin kami tanyakan padamu mumpung Nhai tidak ada disini dan kamu harus menjawabnya dengan jujur..” Kata Nine.

Setelah mengatakan hal itu, Nine segera meletakkan Ipad-nya di atas meja dan Intha juga segera tersenyum terlihat dari sudut bibirnya.

“Terlalu membosankan jika hanya bertanya dan menjawab seperti biasa. Bagaimana kalau kita membuat suatu permainan?” Kataku.

“Permainan seperti apa?” Tanya Intha sambil mengangkat alisnya menatapku.

Aku hanya menatapnya dan memberikan isyarat kepada pelayan agar mendatangi kami. Aku segera memesan sebotol Vodka dan beberapa gelas kosong. Sementara menunggu pesananku itu, kami duduk diam dan saling memandang.

“Permainannya adalah  saling mengajukan pertanyaan. Aturannya sangat sederhana. Jika kamu bertanya dan aku tidak ingin menjawab maka aku akan meminum satu gelas. Jika kamu masih ingin aku menjawabnya maka kamu harus meminum dua kali lipatnya. Jika aku masih tidak ingin menjawabnya maka aku yang akan meminum tiga kali lipat sampai ada yang mau menyerah..”

“Terdengar sangat menarik. Aku akan bermain denganmu..” Kata Ton.

Dia lalu melemparkan kunci mobilnya ke arah Nine dan tersenyum padaku. Aku segera menuangkan Vodka ke dalam gelas bening. 😏

“Baiklah, ayo kita mulai. Ini kunci mobilku..” Kataku dan menyerahkan kunci mobilku seperti Ton.

Aku menyerahkan kunci mobilku kepada Intha. Jadi sudah jelas bila Ton mabuk maka yang mengantar adalah Nine dan bila aku mabuk maka Intha yang akan mengantarkan aku malam ini.

“Apakah aku sudah bisa memulainya?” Tanya Ton.

“Yeah.. Tanyakan saja apa yang membuat kamu ragu..”

“Apakah kamu menyukai Nhai atau tidak?” Tanya Ton.

“Aku akan meminum satu gelas ini sebagai pembukannya dulu..” Kataku.

Aku segera meminum satu gelas Vodka dan aku masih bisa tersenyum. Tetapi Ton segera meminum dua gelas dan ingin aku menjawabnya.

“Ayo jawablah..”

“… Iya. Aku menyukai Nhai dan aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya. Pertanyaan ini tidak sulit untuk aku jawab. Aku hanya takut kalian tidak bisa menerimanya saja..”

“Ai Sat! Apakah kamu seorang gay?” Tanya Ton.

“Sebenarnya aku biseksual..”

“Lalu bagaimana dengan Nhai? Apakah dia juga sepertimu?” Tanya Ton.

“Aku tidak tahu tentang itu..” Kataku sambil mengerutkan keningku.

Aku mengangkat tanganku dan mengusap rambutku saat Ton bertanya tentang Nhai.

“Jika kamu tidak mau menjawabnya maka kamu harus meminum satu gelas..”

“Au.. Apakah itu termasuk pertanyaan juga?”

“Kalau begitu kamu harus minum dua gelas juga sama seperti aku tadi. Ayo cepat minum jadi aku bisa terus bertanya..” Balas Ton.

“Hmm.. Baiklah. Minum ya minum..”

“Jadi apakah sekarang kalian sudah berpacaran?” Tanya Ton lagi.

“Iya. Nhai berkata bahwa dia tidak akan membiarkan aku memberitahukan hal ini kepada kalian semua jika kalian bertanya.  Karena kalian memang sangat suka mencari tahu..”

“Shia! Apakah kalian sudah terkoneksi seperti Wifi? Melihat kelakuan kalian berdua.. Hmm.. apakah kalian saling bertukar kata sandi?” Kata Nine.

“Oui! Apa yang kamu katakan Nine?Bertukar kata sandi apa?”

Saat mendengarkan perkataan Nine, Ton segera berbalik menatap Nine. Sebelum kembali menatapku lagi seperti sebelumnya dan kembali bertanya.

“Hmm.. Jadi apakah Nhai tahu bahwa saat ini kamu sedang keluar bersama dengan kami?”

“Nhai tahu dan aku tidak ingin menyembunyikan apapun darinya. Kami berdua juga sebenarnya tidak ingin menyembunyikan hal ini dari kalian.  Hanya saja Nhai tidak ingin memberitahukan hubungan kami secara terang-terangan kepada semua orang, kalau dia sedang berpacaran denganku. Kalian juga tidak akan memutuskan hubungan perteman kalian dengannya kan? Dia sangat peduli dengan kalian semua..”

“Hah.. Kalau begitu tolong sampaikan kepada Nhai. Kami memangil kamu keluar dan mengintrogasi kamu karena kami menghawatirkan dirinya dan takut dia tertipu. Lalu bagaimana denganmu Ai, Seberapa serius kamu dengannya?” Tanya Ton.

“Aku sangat serius dengannya dan aku hanya memiliki dia seorang saja..”

“Bisakah kamu berjanji padaku? Bahwa kamu tidak akan membuat Nhai bersedih karena aku sangat mencintai temanku ini..” Kata Ton.

“Aku tidak bisa berjanji padamu..” Kataku.

Aku berkata sambil menuangkan Vodka ke dalam gelas lagi dan memindahkannya ke tengah-tengah meja, aku masih tersenyum. Tetapi aku merasakan emosiku mulai memanas sesuai dengan jumlah minuman alkohol yang aku minum sebelum melanjutkan.

“Aku.. aku hanya mau berjanji kepada Nhai bukan padamu…”

“Hal ini sangat berbeda. Lalu kapan kamu mulai menggodanya? Siapa yang menggoda duluan?” Tanya Ton lagi.

Saat mendengar perkataan Ton, aku tidak mau menjawabnya. Jadi aku segera mengangkat satu gelas Vodka dan meminumnya, tetapi seolah-olah Ton tidak mau menyerah dan dia segera meminum dua gelas, jadi aku kembali meminum tiga gelas lagi.

Aku tidak mau mengatakan kepada mereka bahwa hubungan aku dan Nhai terjadi karena ada kesalah pahaman pada waktu mereka menginap di apartemenku. 😞

Saat aku bersihkeras tidak mau menjawab pertanyaan itu, Ton akhirnya mengalah dan mengubah pertanyaan itu.

“Ah.. ah.. baiklah diantara kalian berdua, siapa yang menyukai duluan?” Tanya Ton.

“Aku juga tidak tahu. Yang pasti aku sangat menyukai Nhai. Izinkan aku menjaganya. Aku sudah berusaha keras untuk membuatnya percaya kepadaku dan setuju untuk berpacaran denganku. Teman kalian sangat sulit untuk aku dapatkan. Perasaannya sangat lambat, perilakunya juga aneh dan sering tersesat..”

“Kedengaran Nhai sama sekali tidak memiliki kelebihan sama sekali..” Kata Intha.

“Yeah.. sampai aku hampir saja kehilangan akalku untuk meluluhkan hatinya...”

Setelah mengatakan hal itu, aku segera berusaha untuk berdiri.

“Hei kamu ingin pergi kemana?” Tanya Intha.

“Aku ingin pulang..”

Aku berdiri dengan sedikit terhuyung-huyung sampai aku harus menaruh tanganku diatas meja.

“Duduklah dulu. Jarang sekali aku mempunyai teman minum-minum sepertimu..” Kata Ton.

“Saat ini aku sedang berpikir, mengapa aku mau datang kesini dan minum-minum bersama dengan kalian..” Kataku.

Aku berpikir lebih baik aku pergi untuk menemui istriku dan memeluknya. Memeluk Nhai jauh lebih baik daripada minum-minum seperti ini. 😊

“Karena persahabatan.. Bukankah kamu sangat beruntung memiliki kami sebagai temanmu.. Aku saja merasa sangat beruntung mempunyai teman yang baik. Aku mencintai teman-temanku..”

“Ton.. Kamu sudah mabuk. Aku yang menang..”

“Hei Ai.. Kamu dan dia tidak ada bedanya.. Ayo kita pulang..” Kata Nine.

Setelah mengatakan hal itu, aku melihat Intha segera mendekat kearahku dan membantu aku untuk berdiri, tetapi aku mendorong lengannya dan berkata padanya.

“Aku ingin pergi ke rumah Nhai..”

“Untuk apa kamu pergi ke rumahnya? Apa yang akan kamu lakukan kepadanya?” Tanya Intha.

“Ayolah In.. Kamu harus mengantarkan aku ke rumah Nhai..” Kataku dengan jelas.

“…”

Tetapi Intha masih belum mau menjawabnya dan hanya menatapku.

“In…”

“Baiklah.. Biarkan aku menelepon dan memberitahukan hal ini dulu kepada Nhai..”

---

Depan Rumah Nhai

Rasa mabukku sedikit menghilang saat mobilku berhenti di depan salah satu rumah. Aku memegang sebotol air dingin di tanganku dan membukanya untuk diminum agar menghilangkan rasa mabukku.

“Apakah ini benar-benar rumah Nhai?”

“Kamu mengatakan hal seperti itu seolah-olah kamu belum pernah pergi ke rumahnya saja..” Kata Intha.

“Biasanya aku hanya mengantarkan Nhai sampai di depan gang rumahnya saja. Dia berkata bahwa ayahnya sangat galak dan dia tidak membiarkan aku bertemu dengan ayahnya..”

“Haha.. Ayahnya galak? Jika ayahnya galak maka dia tidak akan bersikap seperti ini…”

“Lalu bagaimana caranya kamu pulang? Kamu bisa menggunakan mobilku dulu untuk bisa pulang ke rumahmu..”

“Tidak usah.. Apakah kamu melihat mobil yang ada di belakang mobil ini? Itu mobil ibu angkatku..”

“Terima kasih karena sudah mengantarkan aku sampai kesini, In..”

“Hm.. tidak masalah kalau begitu aku akan pergi sekarang. Itu Nhai sudah keluar.. Sampai jumpa hari Senin..”

“Hm.. Sampai jumpa..”

Aku mengangguk dan menatap Intha yang segera membuka pintu kemudi dan melihat Nhai yang menggunakan T-shirt dan celana pendek berjalan keluar dari rumahnya. 😊

---

Nhai Pov

“Au.. Hai In, kamu yang mengantarkan dia kesini?”

“Yeah.. dia sangat mabuk kamu bisa melihatnya sendiri..”

“Ouh.. Dia benar-benar terlihat sangat mabuk. Seperti anjing di pinggir jalan.. Hahah..”

“Yeah.. dia benar-benar sangat mabuk dan juga tidak bisa menyetir makanya aku yang mengantarkan dia kesini..”

“Baiklah.. Terima kasih In.. Sampai jumpa lagi..”

“Sampai jumpa..”

---

Mobil Ai

Setelah aku berbicara dengan Intha sebentar, aku segera berjalan dan membuka pintu bagian pengemudi mobil Ai lalu duduk di sana.

“Suamiku, bagaimana keadaanmu sekarang? Kamu terlihat sangat mabuk..”

“Aku sudah jauh lebih baik. Apa yang kamu bicarakan dengan Intha? Kalian berdua tertawa begitu gembira…”

“Dia memarahi aku, Karena aku menakutimu dengan mengatakan bahwa ayahku galak…”

“Aku ingin mendengar kebenarannya..”

“Kalau ayahku galak, kamu berpikir aku akan seperti ini? Selain itu, aku sudah mengatakan kepada ayahku mengenai hubungan kita berdua..”

“Lalu apakah kamu dimarahi?”

“Tidak.. Ayahku hanya diam sebentar, lalu berkata ingin bertemu denganmu..”

“Ayahmu tidak ingin membunuhku kan?”

“Yeah.. kamu berdoalah. Tetapi aku sudah mengatakan banyak hal baik tentang dirimu..”

Aku berkata sambil tersenyum dan meraih tangan Ai lalu mengenggamnya. 

“Kamu mau masuk ke dalam rumah atau tidak? Atau mau tidur di dalam mobilmu?”

“Asalkan kamu tidur bersama-sama denganku, aku bisa tidur dimana saja..”

“Aku tidak suka tidur di dalam mobil. Lebih baik kita masuk agar bisa tidur dengan nyaman serta nyenyak juga..”

“Kalau begitu ayo kita melakukan hubungan seks dulu sekali di dalam mobil ini..” 😏

“Apakah kamu masih mau melakukannya? Masih memikirkan hal itu saat kamu mabuk seperti ini?”

Aku hanya bisa menatap Ai dengan alis yang bekerut dan sedikit terkejut saat Ai mengulurkan tangannya untuk mengusap juniorku. 😅

“Yeah.. Itu karena kita sudah tidak melakukannya selama berhari-hari. Aku sangat merindukanmu dan sangat ingin memelukmu. Aku ingin melakukannya di alam terbuka dan memasuki bebekku..”

“Oui.. Kalau seperti itu kamu tidur saja di dalam mobil karena aku ingin tidur di dalam rumah..”

Setelah mengatakan hal itu, aku segera mengulurkan tanganku yang ramping hendak membuka pintu mobil dan berniat untuk melarikan diri dari Ai yang sedang mabuk ini. Karena aku merasa Ai mulai ingin melecehkan aku, tetapi karena aku melakukannya dengan gerakan lambat, lenganku segera di tahan olehnya. 😏

--

Warning 🔞🔞

Tenaga Ai yang lebih besar dariku, dia segera menarik lalu memeluk tubuhku dari belakang, lalu mencium leherku.

Saat ini aku benar-benar sangat sulit bergerak karena Ai mempunyai mobil yang hanya ada dua bangku saja, tetapi dia segera menurunkan bangku dua tempat duduk ini sehingga bangkunya sekarang sudah hampir rata. Artinya Ai benar-benar ingin melakukannya denganku.

Tetapi.. aku belum siap. 😥

“Apa yang sedang kamu lakukan? Kita sedang ada di depan rumah!”

Aku berteriak dan mengancamnya, tetapi mungkin karena saat ini Ai masih sedikit mabuk. Jadi dia hanya menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang, lalu menjauhkan kepalanya sedikit di atas tubuhku sambil tetap memelukku dengan erat-erat sehingga aku tidak mempunyai kesempatan untuk melarikan diri lagi. 🙄

“Jendela mobilku benar-benar gelap. Tidak ada yang bisa melihatnya..”

“Tetapi tidak ada pelumas  di dalam mobil ini dan pasti akan terasa sakit. Setelah itu pasti aku akan demam lagi dan merepotkanmu karena harus menjagaku lagi..”

Aku mengucapkan berjuta-juta alasan untuk tidak melakukan hal yang inginkan ini di dalam mobil, tetapi..

“Aku mempunyai pelumas di dalam mobilku ini..”

“Hah! Kamu benar-benar siap melakukannya dalam situasi apapun?” Kataku.

Saat ini aku hanya bisa menaruh kepalaku diatas bantalan di kursi mobil. Sementara Ai mulai mengelus punggungku dan mengelus juniorku, karena mendapatkan rangsangan dari tangan Ai, aku bisa merasakan juniorku semakin keras ada aku mulai terbawa suasana dan tidak ingin melawannya lagi. 😥

Saat ini sendal yang aku pakai sudah terlepas dari kakiku karena Ai sudah mengangkat kedua kakiku ke atas dasbord mobilnya. Saat aku menyadari bahwa aku sudah melakukan kesalahan, kakiku menyentuh juniornya yang sudah tegang dan terasa panas di antara selangkangannya.

Uh huh! Bodoh! Apakah itu adalah junior atau rudal? Mengapa terlihat sangat sudah siap untuk menembak diriku. 🤔

Aiyaret yang saat ini berbau alkohol di seluruh tubuhnya segera berpindah untuk berada di atas tubuhku. Sebelum tangannya terangkat untuk mencari dan mengambil botol pelumas yang ada di dalam laci dasbord mobilnya lalu menunjukkannya kepadaku. 🙄

“Aku memiliki pelumas yang baunya seperti stroberi..” Kata Ai.

“Aku memang suka memakan stroberi.. tetapi brengsek! Kamu tidak harus membeli pelumas dengan aroma itu juga kali..”

“Ssttt.. Mari kita memulainya saja dari pada buang-buang waktu. Jadi tolong renggangkan kakimu sedikit dan bekerja samalah denganku kali ini, Nhai..”

“Ai.. kamu memaksaku dan ingin memperkosaku? Kalau seperti itu aku juga akan memaksamu agar aku bisa menjadi suamimu..” 😅

“Tenanglah sedikit, Nhai..”

“Apa yang kamu lakukan? Kamu menyentuh kakiku dan memisahkannya sendiri.. 😑”

Aku melihat Ai mengerutkan keningnya. Aku tidak ingin melihat wajahnya dan hanya menutupi wajahku dengan tanganku. Saat ini aku merasa Ai menggunakan lututnya mendorong kakiku agar terpisah. Sehingga aku bisa merasakan paha dalamnya menyentuh pahaku, aku tidak rela menggerakkan kakiku. Hal ini menyebabkan Ai sekarang ada di tengah-tengah tubuhku.

“Jangan berbohong..” Kata Ai.

Aku kemudian berhenti menutupi wajahku dan mendongak untuk menatap wajah Ai sebagai gantinya. 😏

Aku melihat kakiku sendiri yang saat ini sudah terpisah jauh di tambah tubuhku yang menempel di tubuhnya seperti cicak. 🤣

Saat menyadari hal ini, wajahku semakin memerah. Aku terlihat sudah siap bertarung dan memiliki Aiyaret, karena dia adalah milikku seorang.

Kata-kata yang ingin aku katakan padanya segera tertelan lagi ke dalam tenggorokanku saat aku melihat mata Ai yang sangat menyilaukan.  Aku hanya melihat garis rahangnya yang tajam dan melihat jakunnya saat dia menelan air liurnya.

Aiyaret benar-benar sangat seksi. 😏

“Nhai.. Santai saja..”

“Tunggu sebentar.. Aku akan mempersiapkan diriku sendiri agar aku bisa bertahan dalam kegiatan olahraga yang akan berlangsung lama ini..”

Setelah mengatakan hal itu, aku segera menarik ujung kemeja Ai, lalu menaikkan pinggangku sedikit lebih tinggi untuk membetulkan posisi yang enak bersiap untuk melakukannya dengan Ai yang sudah berada di atas tubuhku saat ini.

Aku kemudian mengelus lengan Ai yang saat ini masih menopang tubuhnya di atas sandaran kepala agar kami sama-sama memanas hanya dengan kain celana yang saling bersentuhan. 🙄

“Kenapa kamu sangat manis Nhai..”

“…”

“Jangan biarkan orang lain melihat betapa lucu dan manisnya dirimu ini..”

Bibirku yang kering saat ini sedang dijilat oleh ujung lidah Ai yang indah. Aku hanya bisa menundukkan kepalaku dari sandaran bantal mobil ini, menutup mataku dan mengeluarkan eranganku saat aku mulai merasa semakin terangsang.

“Ehm..”

Saat seperti ini, aku juga dapat merasakan bahwa Ai mulai terangsang juga sama sepertiku. Ai mulai mencium bibirku dan memasukkan lidahnya yang ramping ke dalam mulutku hanya dalam beberapa detik.

Aku bisa mendengar dengusan dari Ai yang saat ini ada di atas tubuhku. Tanganku di lepaskan dari lengannya yang kuat dan bahuku di tekan ke kursi sebelum lidah Ai yang ramping dan panas kembali menekan masuk ke dalam mulutku. Dia bermain dengan lidahku dan menjilat bibir luarku dan mengesap rasa mulutku yang manis. 

Aku bisa mendengar suara ciuman kami di dalam mobil ini yang terdengar sangat jelas. Aku juga merasakan lembab dan lengket karena air liur kami berdua yang mengalir keluar, tetapi saat ini kami berdua tidak merasa jijik sama sekali karena kami berdua sangat menikmatinya dan saling melahap bibir masing-masing. 😅

Kami berdua mulai mengenal satu sama lain lebih dalam lagi dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Begitu juga tubuh kami berdua mulai saling mengenal dengan lebih baik. 😏

Ai sudah tahu titik kelemahan tubuhku yang ada di putingku yang berwarna coklat muda. Dia segera memainkan jarinya di kedua putingku sehingga suara eranganku semakin jelas terdengar dan semakin keras juga.

“Ugh.. ah..”

Karena kelakuannya ini, maka juniorku juga semakin mengeras dan ketika ibu jari dan telunjuk Ai bermain-main dengan juniorku. Aku menjadi bergerak dengan gelisah di dalam tempat duduk mobilnya dan mulai berkeringat. Aku mulai bangun dan duduk.

“Ai.. buka saja.. aku sudah tidak tahan..”

Tetapi Ai benar-benar nakal dan tidak berhenti menggodaku. 😅

Ai mengangkat Jari-jarinya ke arah mulutku dan menciumku lagi. Setelah itu dia menggigit dengan lembut bagian dadaku sehingga merah dan ada bekas giginya di dadaku. Setelah itu tangannya yang terasa panas meluncur ke arah bawah kulit perutku. Ai meremas juniorku dengan kuat sebelum memasukkan tangannya ke dalam celanaku. 🙈

“Ah…”

Aku mengerang karena merasa terkejut dan Ai tertawa karena itu. Ketika Ai menyentuh juniorku dengan tangannya dan mengetahui bahwa juniorku belum terbangun dengan sempurna, Ai mulai mengocok juniorku. Aku merasa takut bahwa Ai tidak merasa puas, maka aku juga menggunakan tanganku untuk menyentuh dan mengocok juniornya juga dengan ritme yang sama. 🤣

“Ugh.. ah.. ah..”

Aku bisa mendengar erangan terengah-engah dari Ai yang bergema di seluruh mobil ini dan diikuti dengan suara resleting celana Ai yang aku buka. Aku bisa mendengar suara resleting yang di turunkan ke bawah dan suara celana dan celana dalam yang aku turunkan ke bawah sampai pergelangan kakinya, dia juga melakukan hal yang sama denganku.

Sehingga saat ini tubuh bagian bawah kami berdua sudah benar-benar telanjang dan junior kami juga sudah saling menyapa satu sama lain sehingga tidak ada bagian yang tidak terlihat.

Aku mulai mencium bau stroberi dari gel pelumas setelah Ai membukanya dan mulai mengoleskannya di tangannya.

Ai mulai menggunakan jarinya yang panjang dan ramping itu untuk memasuk pelan-pelan ke dalam lubangku. Ai mulai menggerakan jarinya di antara kedua kakiku dan memijat lubangku yang masih ketat dan memberikan tekanan melalui Jari-jarinya sehingga mendekati bagian terdalam dalam lubangku.

“Uhm.. ah..”

Aku tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi selain hanya mengerang dan Ai memperhatikan ekspersi wajahku. Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak memegang tangannya yang sedang memegang bagian tengah tubuhku yang panas untuk segera memulai sesi yang lebih panas lagi. 😅

“Do you want this?”

“Hm.. Yes I want Let’s do it..”

Aku tidak tahu apakah jawabanku ini memporvokasi orang yang sedang berada di atas tubuhku ini atau tidak karena setelah aku menyelesaikan perkataanku itu.

Ai dengan tiba-tiba segera mendorong juniornya untuk memasuki tubuhku tanpa aku duga. Jika aku tahu, maka aku akan mempersiapkan diriku dulu. Tetapi saat ini aku merasa lubangku terbakar sampai air mataku mengalir karena tindakkannya itu. 😥

“Nhai.. tenanglah.. ambil napasmu pelan-pelan.. tahan sedikit na..”

Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku saat mendengar perkataan Ai dan keringat mulai mengalir di tubuhku yang saat ini terasa tegang.

Ai terus mengocok dan memijat juniorku untuk membuat aku rileks dari waktu kewaktunya. Perlu waktu beberapa saat agar aku mulai merasa rileks.

Aku baru memiliki suami pertama kali dan juniornya sama sekali tidak kecil. 😑

“Apakah juniormu sudah masuk semua?” Tanyaku setelah sedikit rileks.

“Sedikit lagi dan rasa sakitmu akan berakhir. Apakah kamu merasa sangat kesakitan?”

“Tidak terlalu.. Tidak seperti pertama kali, tetapi tolonglah lakukan pelan-pelan..”

Aku berkata sambil menelan air liur yang ada di tenggorokanku. Aku mencoba untuk mengalihkan pikiranku dengan ciuman manis yang di berikan oleh Ai.

Hal ini bukanlah hal yang mudah ketika ada benda asing yang mulai masuk dan bergerak di dalam tubuhku.

Aku merasa seperti seorang pejuang yang tidak memiliki senjata yang berhadapan dengan pejuang yang memiliki kendaraan tempur yang lengkap seperti milik Aiyaret.

Tentu saja aku tidak akan bisa melawannya ketika aku terkena rudal. 😅

Dia menyerangku dari kiri dan kanan dengan sangat kuat. Dia menghantam wajahku sehingga aku merasa patah dan miring hampir jatuh. 🤣

Peperangan sengit ini terus berlanjut..
Setelah Ai mempercepat gerakkannya, aku merasakan telingaku mulai berdengung dan aku merasa semakin dekat dan Ai menjauh hanya untuk mencari posisi yang baik untuk terus menembak dan sekarang aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Aku merasa jatuh sedikit demi sedikit setelah Ai menembakkan rudalnya dan membakar aku sampai hancur. 😅

Tetapi.. semua ini belum selesai karena senjata milik Ai masih belum habis juga. 🙄

---

Dalam Rumah Nhai

Ai Pov

Saat ini aku hanya mengenakan celana olahraga dan celana dalam. Aku sedang duduk di tengah-tengah kamar yang terlihat berantakkan. 🙄

Aku dalam keadaan yang sedikit linglung dan menatap kesekelilingku. Ini adalah kamar Nhai yang lebih banyak di dominasi dengan warna kayu. Kamarnya tidak terlalu luas dengan tempat tidur yang kecil. Tempat tidurnya menempel di dinding, ada guling dan juga selimut. Sedangkan bantalnya ada di ujung tempat tidurnya. 🙄

Ada juga buku catatan yang bertema superhero yang terletak di dekat bantalnya, aku sudah tahu semua ini dan dia tetap sama seperti sebelumnya. 😅

Kami berdua turun dari mobilku setelah puas melakukannya. Apa yang sedang di lakukan oleh Nhai saat ini? 🤔

Nhai sedang pergi untuk memasak mie instan karena dia memberitahukan kepadaku bahwa tenanganya sudah habis dan dia memerlukan tambahan energi. 😅

Aku tidak ingin membantahnya karena ketika Nhai menarikku untuk turun dari mobilku, kakiku hampir saja tidak bisa berjalan. 🤣

Tetapi ketika aku melihat Nhai saat ini membawa segelas mie Mama aku menjadi lebih bersemangat. 😊

Aku bisa mencium aroma khas mie Mama tercium di ruangan kamarnnya yang ber-AC saat Nhai datang dan membuka pintu lalu berjalan masuk. Karena aku tidak membantunya saat dia berjalan masuk dan karena kedua tangan Nhai sedang membawa dua cup mie Mama maka dia menggunakan kakinya untuk menendang pintu kamarnya hingga tertutup.

“Makanlah ini agar bisa sedikit menghilangkan rasa mabukmu..”

“Aku tidak mabuk..”

“Jangan menyangkal Khun Aiyaret. Kamu hampir saja tidak bisa keluar dari dalam mobilmu sendiri tadi..”

“Tidakkah kamu berpikir bahwa aku hanya merasa sangat gugup karena ingin bertemu dengan ayahmu sehingga kakiku gemetaran sama sepertimu?”

“Sudah makan saja Mie Mama ini dan aku tidak akan peduli dengan omonganmu itu..”

Nhai tidak menggunakan garpu untuk menyendok mie di dalam Cup Mie Mama yang rasa Tom Yum Kung ini, dia hanya meniup mie nya dan segera menyeruputnya ke dalam mulutnya sambil duduk di atas tempat tidur. 😅

Nhai benar-benar tidak pernah menjaga perilakunya saat dia sedang ada di depanku meskipun saat ini status kami berdua sudah berubah menjadi kekasih.

Kelakuannya masih tetap sama saat kami masih berteman dan hampir tidak berubah sama sekali. Mungkin yang berubah dari Nhai adalah dia suka menggunakan kata-kata yang manis saat berbicara denganku, tetapi percayalah dia hanya menggunakan kata-kata itu  lima menit dan setelah itu dia kembali lagi suka menggodaku seperti sebelumnya. 😅

“Sekarang ada berapa orang yang tinggal di dalam rumahmu ini?”

“Hanya ada dua orang, aku dan ayahku saja. Hia Ku sudah menikah dan memiliki keluarga. Jadi hanya aku yang suka kembali ke rumahku ini..”

“Dimana restoran nasi ayam yang kamu ceritakan padaku?”

“Oh.. Itu ada di gedung yang kami sewa. Ayahku akan pergi berjualan setiap pagi hari dan siang hari akan menutupnya lalu pulang kerumah. Ayahku suka mengeluh bahwa dia merasa kesepian, makanya aku berusaha untuk selalu pulang ke rumahku setiap minggunya..”

Setelah mengatakan hal itu, Nhai segera menyeruput kuah di cup Mama itu sampai habis lalu membuangnya ke tempat sampah dan menggunakan punggung tangannya untuk menyeka mulutnya, kemudian berkata lagi.

“Ayahku merasa kesepian, tetapi dia tidak mau menikah lagi agar rumah ini kembali ramai. Ayahku adalah orang yang pemarah dan sangat suka membual, tetapi dia yang menggoda ibuku karena Ibuku suka dengan orang yang lucu..”

“Yeah.. aku pikir kamu mirip dengan ayahmu yang suka bersikap aneh..”

“Terima kasih atas pujianmu Khun Aiyaret. Apakah kamu mau melihat foto ibuku? Ibuku adalah seorang ratu kecantikan dan mendapatkan peringkat kedua..”

Setelah mengatakan hal itu, Nhai segera melompat turun dari atas tempat tidur dan berjalan untuk membuka laci lalu mengambil album foto.

Dia lalu segera duduk mendekatiku dan menunjukkan foto ibunya yang cantik.

“Ibuku sangat cantik kan Ai?”

“Hm… Kamu sangat mirip dengan ibumu..” Kataku.

Aku berkata seperti itu setelah melihat foto ibunya. Aku melihat ada seorang wanita yang berusia sekitar tiga puluhan sedang menggendong bayi imut dan putih di lengannya. Wajah wanita itu terlihat tajam, cantik dan sangat menarik perhatian. Badannya juga terlihat ramping dan tidak heran bahwa Nhai juga terlihat sama cantiknya.

“Apakah anak yang di gendong oleh Ibumu adalah kamu?”

“Iya.. Aku terlihat imut kan disini. Kalau kamu mirip dengan siapa Ai? Ayah atau ibumu?”

“Hm.. Aku tidak tahu. Aku sudah mengantuk, ayo kita tidur..”

Setelah mengatakan hal itu, aku berpura-pura menguap. Nhai lalu pergi untuk menaruh album foto itu dan mengambi bantal yang ada di ujung tempat tidurnya dan meletakkannya di posisi yang benar.

Kemudian kami berdua segera berbaring dan tersenyum. Aku segera menarik pinggang pemilik kamar ini untuk di peluk.

“Jadi kamu lebih suka tidur dimana, Hubby?”

“Bisakah kamu mendekat sedikit?”

“Kamu tidak mempunyai pilihan saat ini. Tidak! Aku akan berbaring di dekat dinding kamu di sini..”

Setelah mengatakan hal itu, Nhai segera memiringkan tubuhnya untuk masuk ke dalam pelukkanku, dan jari kakinya menyenggol pinggangku dengan lembut dan berkata.

“Tolong matikan lampunya..”

Aku segera mengulurkan tanganku untuk mematikan lampu di dalam kamarnya ini sehingga benar-benar sangat gelap. Setelah itu aku segera memeluk Nhai dengan erat dan membenamkan hidungku ke lehernya.

“Kamu tadi bertanya aku mirip siapa kan? Aku selalu berpikir bahwa aku mirip dengan ayahku, tetapi ketika aku bertemu dengan ibuku, Aku tahu bahwa aku benar-benar sangat mirip dengannya..”

“Apa yang kamu katakan? Aku tidak bisa mendengarnya..”

“Tidak ada.. Tidurlah..”

“Kalau kamu merasa panas maka kamu bisa menurunkan suhu AC-nya. Tetapi kamu tetap harus memulukku seperti ini agar aku tidak merasa kedinginan..”

“Kamu berkata seperti itu, apakah kamu tahu bahwa orang di rumahku sudah sangat siap untuk melamarmu. Suruh ayahmu untuk menyebutkan mas kawinnya..”

Setelah mengatakan hal itu, aku segera mengeratkan pelukkanku kepada Nhai dan tidak mempedulikan suara erangan tidak nyaman dari orang yang sedang aku peluk saat ini. 😊

Aku hanya tahu bahwa aku tidak akan melepaskannya dengan mudah.

“Baiklah.. Aku akan menari di depan arak-arakan nanti..”

“Siapa yang mengizinkan pengantin wanita untuk keluar?” Kataku.

Setelah mengatakan itu, aku tersenyum dengan lebar dan mencium rambut Nhai yang lembut. Aku berbaring dan mendengarkan suara napas Nhai yang terdengar teratur untuk sementara waktu sampai akhirnya tertidur.

TBC

Vote and comment na 😁🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro