Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Week V: Alharaca

Disclaimer by Kouhei Horikoshi

"Tidak mencari keuntungan komersil apapun dari fanfiksi ini. Semata-mata hanya untuk kesenangan belaka."

Todoroki Shouto x Reader

Warn: Slight!tododeku, dll

Cek karyaku (Todoroki Shouto x Reader) yang serupa:
1. Nearly [chapter] → lapak sebelah
2. The Bound Ties di buku Into Pieces @collabofmiracle [oneshot]

Yuuei sehari-hari memang enak. Berangkat pagi, sampai tepat waktu, belajar, istirahat di kantin dengan makanan dari Cook Hero: Lunch Rush, belajar kembali, istirahat, latihan dasar kepemimpinan, dan pulang ke rumah masing-masing. Dengan rutinitas itu kami semua di sini menikmati selagi berjuang untuk menjadi pahlawan profesional di masa mendatang.

Sungguh tenang, sangat tenang, bahkan meski para penjahat pernah menyerang, kami seolah-olah mudah untuk melupakan kejadian tersebut. Akan tetapi, beberapa hari ketenangan dan canda tawa terusik oleh suatu hal. Bukan hal yang membahayakan atau menggemparkan. Reaksi murid-murid 1-A pun berubah hening dengan bisikan di belakang setiap orang-orang terkait muncul, selebihnya komunikasi biasa masih terjalin.

Lantas, hal apakah yang membuat mereka—terutama para anak gadis yang tidak bisa diam dengan mulut embernya?

Siapa lagi jika bukan orang terkuat di kelas yang dibicarakan, ditambah lelaki yang kekuatannya menyerupai kekuatan All Might pun turut diikutsertakan dalam pembicaraan gosip para gadis.

Apalagi jika yang dibicarakan bukanlah Todoroki dan Midoriya? Terkadang aku mendengar julukan baru yakni TodoDeku. LOL.

"Mereka makin dekat sejak festival olahraga Yuuei."

"Terus juga mereka juga ikut bertarung dengan si Pembunuh Pahlawan."

"Maksudmu penjahat yang bernama Stain itu?"

"Gila itu penjahat, ideologi yang dianutnya benar-benar gila, meskipun 'sedikit' keren."

"Melawannya pasti kesulitan. Aku tak dapat membayangkan mereka bagaimana melawannya."

"Lagi pula yang mengalahkannya 'kan, si Endeavor. Mereka mungkin sedikit membantu."

"Bukannya Iida-kun juga ikut serta? Apa jangan-jangan mereka terlibat cinta segitiga!" Hagakure menceletuk. Alisku tertekuk dalam mendengarnya, lagi pula mana mungkin. Mereka hanya kebetulan berada di saat Pembunuh Pahlawan itu menyerang, kenapa para gadis ini mengaitkannya dengan cinta segitiga? Apakah mereka sudah terinfeksi oleh virus boys love?

Mendengar reaksi gadis-gadis lain yang memekik dan ungkapan rasa tak percayanya membikinku mendengkus geli. "Kalian ini jangan memasang-masangkan mereka. Enggak mungkin banget jika mereka terlibat cinta segitiga, apalagi mereka itu laki-laki. Masa iya, suka dengan sesama jenis," ungkapku jenuh.

"[Name]-chan aduh kau ini, tapi bisa saja 'kan, mereka saling suka? Bagaimana coba kalau begitu," sambar Ashido seketika.

"Ti-dak mung-kin."

"Eh?!" timpal mereka serempak dengan perasaan kecewa yang hadir.

"Padahal pair mereka lucu, lho."

"Canon pula," timpal Yaomomo sambil menganggut setuju. Aku mendelik jijik, tak kusangka Yaomomo juga ... suka seperti itu.

Aku mendesah. "Dame, dame, kalian tidak boleh memasangkan mereka!" seruku. "Jika mereka dengar kalian tidak tahu bagaimana nanti ekspresinya. Mereka pasti kesal," imbuhku.

"[Name]-chan enggak ada seru-serunya," celetuk Ashido sambil memberengut kesal.

"Enggak ada salahnya juga menurutku, siapa tahu mereka juga cocok." Dua detik kemudian Jirou turut berpendapat.

"Tetap saja tidak boleh," tukasku bersikukuh.

Gadis-gadis di hadapanku langsung memberikan kerucutan bibir masam, termasuk Hagakure yang kuyakin juga cemberut meski tubuhnya bagaikan makhluk halus yang tak kasatmata.

"Jahat banget [name]-chan, padahal bukan kau yang dipasangkan ini, kero," ujar Asui, yang lain turut mengangguk. "Memangnya apa alasanmu, [name]-chan?"

"Jangan-jangan [name]-san tidak terima dengan pair itu?" Yaomomo mengungkap dengan raut tercengangnya.

"Sonna, [name]-chan. Jangan-jangan [name]-chan suka dengan salah satu dari mereka?" Uraraka bertanya tiba-tiba yang buatku bingung akan bereaksi apa.

"Bu-bukan begitu, sih," elakku.

"Hmm? Masa?" Mengapa mereka semua jadi menggodaku?

"Siapa yang kau suka? Iida-kun? Deku-kun? Atau Todoroki-kun?"

"T-tidak semuanya."

"Berarti kau menyukai salah satunya, 'kan?!"

"Berarti antara Midoriya dan Todoroki!" pekik Ashido girang. "Midoriya, kah?"

Aku langsung menggeleng-gelengkan kepala cepat. "Mana mungkin?!" sambarku.

"Pasti Todoroki-kun!"

"Hah?" balasku sengit.

"[Name]-san menyukai Todoroki-san? Wah, tak disangka-sangka."

"Ih, buat apa aku suka dengan Todoroki? Yang pasti aku tidak menyukainya."

"Tadi awal-awal 'kan, [name]-chan, tidak menyetujui pair 'TodoDeku'. Apa karena itu kah jangan-jangan?"

Yang lain anggut-anggut antusias. "Harusnya kita sadar dari tadi. Bukannya ia tidak suka dengan pair-nya, tapi ia tidak suka Todoroki-kun dipasang-pasangkan dengan orang lain!"

Aku melongo. Ya ampun, sampai kapan mereka berdiskusi hal yang tidak penting. Jelas-jelas aku tidak menyukai Todoroki, kok. Mengapa mereka sampai mengira seperti itu? Pendek sekali pikirannya.

"Ah—Todoroki-kun!" Suara Urarakan refleks membuatku berbalik, menemukan segelintir anak lelaki di hadapan pintu yang telah digeser. Dan yang berada paling depan yakni Todoroki. Tu—jangan bilang mereka mendengar semuanya?!

Gadis-gadis di sekelilingku juga turut berbalik. Mereka memasang raut terkejut dan cemas dalam bersamaan. Gawat. Ini membuktikan jika para lelaki mendengar obrolan kita secara tidak langsung. Atau kemungkinan mereka mendengar obrolan di saat-saat akhir.

"Kayanya ini gawat ya, [name]," ucap Jirou Kyouka yang berada di sebelahku. Aku mengerutkan dahi hingga membentuk banyak lipatan.

"Aku tak menyangkan [name]-san menyukai Todoroki!" seru Kirishima yang seperti biasa selalu ceplas-ceplos dalam berbicara.

"Co-cotto, Kirishima-kun," sahut Midoriya yang mengetahui situasi awkward ini. Aku cuman mengerising kaku.

"Apa mereka akan jadian? Wih, kayanya seru, tuh!" timpal Kaminari yang mengungkapkan pendapatnya. Sama saja seperti Kirishima yang ceplas-ceplos. Rasanya, aku ingin me-nyeleding mereka.

"[Name] akan jadian dengan Todoroki? Yah, aku akan kecewa, padahal ia termasuk tipe yang bagus untuk kupacari." Ucapan Mineta membuatku menatap jijik. Mengapa ada manusia sepertinya? Ini melebihi dari keinginanku yang ingin me-nyeleding Kirishima dan Kaminari. Apa sebaiknya kubunuh saja?

"T-tidak ini hanya salah paham," ujarku, "temen-temenku cuman bercanda jadi jangan terlalu diambil serius, ahaha." Setelah kumengucapkan itu, kami semua terdiam selama beberapa detik. Entah mengapa, tidak ada yang bergerak sama sekali hingga sebuah suara kekecewaan dikemukakan.

"Sou, sayang sekali." Dan semua yang berada di dalam ruangan langsung tercekat tak kira-kira. Siapa sangka jika Todoroki yang mengatakan. Dan ini membuatku melongo tak tanggung-tanggung.

"Jangan-jangan—"

"Todoroki menyukai—[name]?"

Aku mereguk ludah dengan kasar. Rasanya aku ingin meminum segalon air karena rasa haus yang tak kira-kira.[]

Alharaca — END

[A/N]

Sebelum tahun baru, aku pengin namatin prompt yang telah ada. Jadi habis ini aku update lagi, gak? Gatau, soalnya Alice lom memberikanku prompt again.

Tapi, mungkin yang berminat pengin baca lapakku yg di sebelah? Cerita per part gitu sih. Tapi, lom ak publish semua, tp mungkin selesai di awal tahun. Kuudah selese ngetiknya cuman lom revisi dan baru pindahin setengah ke wattpad.

Kira-kira habis ini aku buat apa? Aku jd pen nulis abang Shouto lagi. Pennya sih, kek agraphia ini, tp ak kekurangan prompt.

Kalau ada saran bisa kasih tau ak lewat komen atau PM /ngarepbgtaku

Yasud, selamat sekolah bagi yang masuk lusa kek aku/nangis

31 Des 2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro