Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Week V: Alexithymia

Disclaimer by Kouhei Horikoshi

"Tidak mengambil keuntungan komersil apapun dari fanfiksi ini. Semata-mata hanyalah kesenangan belaka."

Todoroki Shouto x Reader

Republish, tp part ini sendiri baru di-publish seminggu lalu(?)

Cek karyaku (Todoroki Shouto x Reader) yang serupa:
1. Nearly [chapter] → lapak sebelah
2. The Bound Ties di buku Into Pieces @collabofmiracle [oneshot]

"Nyatakan perasaanmu pada orang yang kau suka!"

[name] melongo. Teman-temannya itu memang keterlaluan. Tidak bisakah mereka mengerti bahwa hal itu sulit dilakukan [name]. Sama sekali sulit. [name] tidak bohong. Apalagi, [name] diberi batas waktu. Uh! Gila memang! Waktunya hanya dua hari, bung! [name] stres. Tantangan dari teman-temanya buat ia frustrasi. Seharusnya ia lebih memilih truth ketimbang dare.

Terpikir bahwa ia menyerah saja. Namun, ia tak mau dikalahkan oleh teman-temannya hanya karena sebuah dare.

Ah, tapi ia sudah tak kuat lagi. Sialan, umpat [name] dalam hati. Menyatakan perasaan baginya sangat sulit. Namun, bukan begitu juga. Sebenarnya bisa saja ia ungkapkan, tetapi ekspresinya dalam mengungkapkan perasaan pasti akan terlihat biasa saja.

Perlu kau ketahui, [name] ini terkenal kalem dan imejnya terjaga. Bukan maksud dibuat-buat, tetapi kepribadiannya sudah begitu. Mungkin, bisa dibilang ia tidak kenal ekspresi atau roman muka. Setiap berbicara pastilah muka datar yang ia hadirkan.

Meski ia memang menyukai seseorang, tetapi ia tidak bisa membayangkan ekspresinya bagaimana nanti. Coba bayangkan, bersama doinya saja ia tetap beroman datar. Sungguh kurang ajar apa [name], ini? Mungkin inilah yang melandasi tantangan teman-temannya. Mereka ingin mengetahui ekspresi apa yang akan dilontarkan [name]. Namun, bagaimana ia tahu [name] menyukai seseorang?

[name] mendesah. Penyesalan selalu datang di akhir.

"[name]-chan ingat, ini hari terakhir," ucap Ashido seraya mengedipkan sebelah mata padanya. Ekspresi [name] datar, sungguh. Namun, dalam batinnya ia merasa jijik dengan kedipan Ashido tersebut.

"[name]-chan, jika kau ingin menyerah, bilang saja. Kami jadi tidak enak jika kau merasa terpaksa," timpal Uraraka seraya memasang raut muka cemas. Ia rada kasihan dengan [name] yang tampaknya memang terpaksa. Dan memang benar, bukan?

Ashido tidak terima. "Eh? Ochaco-chan!"

Ini kesempatan bagus buat [name]. Harusnya ia bisa mundur sekarang juga. Mengapa, tidak? [name] sudah membuka mulut untuk mengatakan tidak. Akan tetapi, matanya tidak sengaja bergulir, menyaksikan sang doi tengah dihampiri oleh wakil ketua kelas 1-A. [name] tidak salah lihat, kah? Matanya tidak salah, 'kan? Alis [name] menekuk, matanya menyipit tajam, dicebikan pula bibirnya. Oh, ia tidak suka dengan pemandangan itu.

Baiklah, sepertinya [name] tidak boleh mundur. Akan sangat bahaya apabila ia mundur. "Siapa bilang yang terpaksa? Aku akan mengatakannya hari ini," ucap [name] mantap. Ia benar-benar yakin kali ini, tidak ragu-ragu seperti kemarin.

"[name]-chan, yakin?"

Sementara Uraraka merasa cemas dan tercengang, beda lagi dengan Ashido Mina. Anak itu malah kesenangan. "Yatta!"

***

Todoroki sejenak bingung. Pasalnya, kelas sudah sepi dan ia masih menunggu Midoriya kembali dari ruang guru untuk mengantarkan tugas. Akan tetapi, di kelas tersebut ia tidak sendiri. Ada seseorang lagi yang masih bergeming di bangkunya. Bukankah ini jam pulang sekolah? Mengapa ia belum pulang juga?

Todoroki meliriknya. [name] makin menarik perhatiannya kala gadis itu bangkit dari bangkunya. Bukannya berjalan lurus ke kanan, ia malah menghampiri bangku Todoroki. Todoroki heran seketika.

"[name], kah? Ada apa?" tanya Todoroki pada gadis berwajah datar tersebut. Ia makin dibuat bingung ketika melihatnya mengambil napas panjang. Mengembuskannya lalu mengambil lagi, seolah-olah ia seperti akan menghadapi sesuatu yang besar—atau setidaknya yang membuatnya tegang atau segala macam itu.

Serta-merta [name] menyerahkan sepucuk surat beramplop. Warnanya putih, bukan merah muda. Sudah dapat ditebak bukan, apa isinya itu? Ya, meski [name] semestinya menggunakan warna merah muda. Warna itu sendiri dapat mewakili apa yang dirasakan [name]. Namun, ia sengaja menggunakan warna lain agar tidak membuat lelaki itu tertebak terlebih dahulu.

[name] menyodorkan amplopnya, memberi isyarat agar Todoroki segera menerima amplop tersebut. Tak ayal, Todoroki mengambilnya. "Pastikan kau membaca sendiri," ujar [name] seraya menggeser pintu kelas untuk pulang. Kemudian, pintunya ditutup pelan.

Todoroki mengernyit. Surat? Untuk apakah?

Tanpa tedeng aling-aling, ia membuka suratnya. Penasaran akan isinya, cepat-cepat ia keluarkan sebuah kertas di balik amplop tersebut. Kertasnya pun dilipat sejajar membentuk persegi panjang.

Todoroki membuka kertas tersebut lalu membacanya dengan sepasang netra heterokomnya.

"Todoroki-kun, aku menyukaimu.

Maaf jika tiba-tiba dan maaf pula hanya melalui amplop ini. Karena jika mengatakan langsung, ekspresiku tidak mendukung. Aku tidak ingin kau menganggapku tidak serius.

Terima kasih, semoga harimu menyenangkan."

Tidak ada yang bilang [name] mesti mengatakannya, bukan? Tantangannya hanya berisi "nyatakan perasaanmu pada orang yang kau suka". Sudah begitu saja. Maka, tidak ada larangan jika ia menyatakannya melalui sepucuk surat.

Todoroki bingung menanggapi. Ekspresinya sama saja. Ia datar membacanya. Meski begitu, sepercik rasa geli tumbuh di hatinya.[]

Alexithymia — END

[A/N]

Yeay! Update juga saia wkwk. Satu dulu aja, ya. Kubanyak deadline hehehe. Maapkeun kalo aneh. Sebenernya kumenggunakan prompt yang sudah tidak berlaku lagi, tapi tetep aku tulis HAHAHA. Ya sudah, bye, doakan ku update lagi ahahaha.

Republish on 31 Des

Sengaja publish lagi karena aku gamau publish besok.

Jadi, sehabis ini ada dua prompt terakhir yang dah kuketik. Aku belum tau bakal update lagi apa gak setelah publish itu, soalnya prompt-nya jg lom update.

Kalo mau mampir di lapak sebelahku juga boleh kok, itu juga shoutoxreader. Bukan oneshot, tp berpart dan lom selesai. Bakal ak selesein awal tahun soalnya lom dipindah semua dr laptop ke wattpad.

Kalo berkenan juga, silakan mampir ke @collabofmiracle. Di buku berjudul "Into Pieces" ada oneshotku yg pair-nya ShoutoxReader.

Kujuga pen buat drabble/oneshot shoutoxreader gini lagi wkwk, tp bingung mo publish di mana. Kepikirannya sih ak pen publish di buku imagination of love, tp gtw juga. Mungkin ada saran?

31 Des 17

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro