Week II: Abulia
Disclaimer by Kouhei Horikoshi
"Tidak mencari keuntungan komersil apapun dari fanfiksi ini. Semata-mata hanya untuk kesenangan belaka."
Todoroki Shouto x Reader
"Todoroki Shouto," ucapku kala melihat hasil akhir pertarungannya dengan tim penjahat. Aku memerhatikan setiap detik pertarungan mereka, hingga mataku tak berkedip barang sedetik pun. Pertarungan yang biasa saja menurutku, apalagi caranya menghadapi lawan terlalu mudah. Itu karena bakatnya yang terlalu hebat. Aku yakin dengan bakatnya seperti itu jika menghadapi penjahat nyata akan mengasyikkan jika ditonton.
Namun, sayangnya aku tak akan menganggapnya sebagai rekan sesama pahlawan. Dia adalah rival yang mesti dikalahkan.
Sekarang, aku menemukan prinsip baruku, sebelum aku dapat mengalahkannya, aku tidak dapat menjadi seorang pahlawan profesional. Dan selama itu pula aku tidak ingin bekerja sama dengannya.
Aku pernah berterus terang mendeklarasikan persainganku di hadapannya-yang turut disaksikan oleh penghuni kelas 1-A. Setelah deklarasi yang menyiratkan perang tidak langsung itu, aku disambut kernyitan dahi olehnya. Meski sebelumnya ia tampak sedikit membeliakan mata karena terkejut atau sebagainya, tapi malah membuatku bergelora. Ia memang selalu memberikan ekspresi datar ke semua orang, tapi itu seolah-olah menyadariku jika ia menganggap remeh lawannya.
Aku tidak malu menyatakan deklarasi perang. Aku hanya ingin jika diriku ini layak bersanding sebagai lawannya.
Namun, ada saat-saat tak terduga yang menimpaku. Di saat latih tanding yang dibimbing All Might selanjutnya, mengapa aku sekelompok dengan si Congkak Es?! Sempat aku mengajukan protes pada All Might, hasilnya kelompokku tidak akan berubah. Percuma, guru itu hanya memberi penjelasan pahlawan mesti bekerja sama dengan pahlawan lainnya. Mendengarnya membuatku mendelik jenuh, jelas aku tahu, tapi jika dengan si Congkak Es mana mau aku.
"Atau kau ingin mengurangi poinmu sendiri, [surname]-shoujo?" Alternatif lain yang ia berikan, tentu ditolak mentah-mentah olehku.
Reaksi si Congak Es itu? Menatap tak minat, bahkan memerhatikanku dengan All Might saja tidak. Sombong sekali! Cih!
"Pertarungan ini tidak seperti sebelumnya yang dilakukan di dalam gedung, tapi kali ini akan dilakukan area ujian praktik! Pertarungannya tetap sama, tim pahlawan melawan tim penjahat. Yang mesti kalian lakukan adalah sandera-sandera yang ditawan oleh tim penjahat dan tim penjahat tidak boleh menyerahkan sandera tersebut. Tentunya sandera-sandera itu hanyalah maneken."
Aku melirik si Congkak Es yang berada di sampingku. Ia tampak tenang dan tak mengekspresikan apapun. Akan jadi apa pertarunganku nanti jika bersamanya?
"Tim pahlawan: Todoroki-shounen dan [surname]-shoujo melawan tim penjahat: Bakugou-shounen dan Midoriya-shounen."
Lawanku Bakugou dan Midoriya? Mazui na, lawanku berada di level yang berat. Kekuatan mereka tidaklah main-main. Bakugou, kekuatan dan tindakan yang gila itu akan kewalahan kuurus. Beralih ke Midoriya, bakat dan strateginya sama gilanya. Meski mereka berdua tampak tak bersahabat, bagaimana pun aku yakin mereka akan dipaksa bekerja sama dalam hal ini.
Begitu pun aku. Mau tidak mau, bekerja sama dengan si Congkak Es adalah hal wajib yang mesti kulakukan.
Aku meliriknya, aku harus membuat strategi-tidak, tapi kami.
"Todoroki-san, kau tidak mungkin tidak punya rencana, 'kan?" ujarku.
"Rencana? Tentunya kita berdua yang akan membuatnya," timpalnya tak menatapku barang sedikit pun. Sikapnya itu seperti tak niat bekerja sama denganku. Cih. Seolah-olah ia bisa mengatasinya sendiri, begitu?
Aku mendengus kesal. Tentu ini keputusan yang sulit untuk bekerja sama dengannya, yang mana sudah kuanggap sebagai rival abadiku.[]
Abulia — TBC
29 Des 17
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro