Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Week I: Abience

Disclaimer by Kouhei Horikoshi

"Tidak mencari keuntungan komersil apapun dari fanfiksi ini. Semata-mata hanya untuk kesenangan belaka."

Todoroki Shouto x Reader

Entah bagaimana aku terlihat gundah, bahkan Fuyumi-nee melihatku terheran-heran. Alisnya mengerut, bahkan tak kembali seperti semula setelah melihatku mondar-mandir ke arah yang sama.

"Kau itu kenapa sih, mondar-mandir terus seperti enggak ada tujuan," celetuknya yang mulai jenuh memperhatikanku. Aku tak langsung memberi tanggapan. Membalas celetukan Fuyumi-nee bukanlah hal penting bagiku. "Dan diabaikan merupakan hal jahat bagiku."

"G-gomen, tapi aku sedang tidak bisa berbicara dengan siapa pun, termasuk Fuyumi-nee," ujarku.

"Pasti ada alasannya, enggak mungkin tiba-tiba kau terlihat stres begitu jika enggak ada alasannya. Katakanlah, aku bukan orang yang enggak peka seperti Shouto, kaubisa cerita ke aku." Mendengar kata Shouto buatku kalap sendiri. Fuyumi-nee menyadari perubahan rautku. "Kenapa lagi pula? Perkataanku salah?" tanyanya heran. Siapa yang berani bilang jika penyebabnya karena dia menyebut nama "Shouto"? Wah, aku sih, tidak.

Fuyumi mengernyit, dahinya berlipat seakan-akan tengah berpikir. Aku jadi dibuatnya takut. "Ah-karena Shouto, ya?!" tebaknya dan malah buatku melengos semerah mawar. "Apa aku harus bilang ke Shouto?" Selain peka seperti yang ia bilang, orang ini juga tak tanggung-tanggung usil.

"Mana mungkin," sanggahku yang menutupi kebohongan. Ia benar, semenjak tadi aku gundah karena Shouto. Meski Shouto saat ini sedang bersekolah, aku tak berhenti memikirkannya.

"Jangan mengelak, pendusta. Semua yang berada di rumah ini tahu kau dekat dengan Shouto, bahkan banyak spekulasi jika kalian tengah menjalani hubungan."

"B-bohong banget! Masa iya, Fuyumi-nee percaya sama yang begituan. Lagian, penghuni rumah ini 'kan, cuman Enji-san, Fuyumi-nee, Shouto, dan aku-juga beberapa asisten rumah tangga dan tukang kebun. Mana mungkin ada gosip begitu," cerocosku.

"Bisa saja sih, akhir-akhir ini kau kelihatan seperti bingung, apalagi saat di dekat Shouto kau malah menghindar. Aku tahu semua, percayalah, sesama wanita pasti tahu segalanya." Fuyumi-nee berujar congkak bongak.

"Fuyumi-nee cuman ingin tahu alasannya, 'kan? Kau sama saja seperti wanita yang ingin tahu."

"Asal kautahu Shouto sempat bingung dengan kelakuanmu, dia bahkan sampai bercerita ke aku. Memangnya ada apa, sih? Kalian bertengkar?" ucapannya seperti menghadapi pasangan yang bermasalah.

Aku menghela napas. "Mungkin Shouto enggak menyadarinya. Dia mungkin sudah lupa."

"Alasanmu menghindarinya?" Aku mengangguk.

"Seminggu yang lalu dia bilang dia menyukaiku," ujarku parau. Fuyumi-nee mungkin tidak mendengarnya, aku berkata sangat kecil.

"Nani?!" pekikannya langsung membuat burung-burung yang berada di halaman terbang tak keruan. Aku sendiri sampai melongo mendengarnya. "Shouto mengatakannya? Bagaimana bisa lelaki cuek sepertinya mengatakan itu?" Ia bertanya tak percaya. Aku mendesah, aku sendiri juga tak percaya, Fuyumi-nee. Dia tak mengerti perasaanku bagaimana saat itu. Aduh, pipiku menyemburkan semburat merah, aku malu sekali mengingatnya.

"A-aku juga tak tahu."

"Kau harus segera menjawabnya, [name]," ucapnya tiba-tiba serius. "Kau harus tahu, sejak SD hingga sudah memasuki SMA, Shouto punya banyak penggemar. Dia sendiri sih, enggak bakal sadar, orang cuek begitu. Keburu Shouto nanti jatuh ke lain hati 'kan, bisa bahaya. Terus juga, seminggu lagi ia akan pindah ke asrama sekolahnya, kau akan sulit untuk bertemu. Kalau kau tidak segera menjawabnya, keburu dia dapat gebetan baru di sana. Aku dengar gadis-gadis Yuuei banyak yang cantik-cantik." Penjelasan Fuyumi-nee malah buatku cemas sendiri. Mengapa dengan mudahnya ia mengatakan itu?! Menjawab perasaan seseorang itu tidaklah mudah!

"Akan kupikirkan lagi," jawabku ragu.

"Aduh, masa iya kakak tirimu ini harus membantumu, sih. Apa perlu aku buat makan malam romantismu dengan Shouto?"

Aku tak mengerti lagi dengan Fuyumi-nee. Mengapa karakternya berubah drastis jika membicarakan yang seperti ini? Dan lagi, sarannya buatku kalap sendiri.[]

Abditory - Abience — TBC

28 Des 17

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro