Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15-2. Pelacakan Gambar

[Materi Kedua]

Upaya Melacak Gambar untuk Mencegah Praktik Art/Photo Theft
Oleh: astgart

Meminta izin dan memberi kredit terhadap karya milik orang lain yang kita gunakan sangatlah penting. Sebagian orang mungkin cuek dengan hal ini, namun sebagian lagi menganggapnya sebagai tindakan ilegal dan menyebut pelakunya sebagai Art/Photo Theft. Ada juga yang berusaha untuk meggunakan gambar secara legal dengan cara membeli atau membayar jasa seniman, namun malah terkena penipuan. Ternyata gambar yang dibeli tersebut adalah hasil curian dari seniman lain.

Agar tidak disebut sebagai pencuri, maka pengguna gambar atau foto harus tahu asalnya. Siapa pencipta aslinya untuk tujuan izin dan menuliskan kredit. Sayangnya, kadang kita tidak tahu siapa pembuatnya. Agar tidak terkena penipuan membeli gambar curian, maka pembeli gambar harus jeli mengamati portofolio seniman. Jika ada yang dirasa mencurigakan, bisa melakukan pelacakan gambar. Bagaimana caranya?

Ini cuma poin-poin saja. Untuk lebih lanjut beserta contoh. Aku kasih pdf-nya

https://drive.google.com/folderview?id=1dGL4Te6zZXkW_F-0LMLEH6FKuZCFhKY0

(Itu folder materi yang dari aku)

1. Menggunakan watermark atau tanda tangan pada gambar

Pencipta asli atau seorang pemilik senang sekali menandai miliknya. Perhatikan gambar yang akan dilacak. Temukan watermark pada gambar. Biasanya watermark akan menuntun kita pada pencipta asli. Temukan juga hal-hal seperti tanda tangan atau label kertas bertuliskan sebuah nama (umum dalam "foto" traditional art).

Udah tahu ya, watermark gimana, signature gimana. Biasanya tulisan-tulisan begini dibenci sama yang memakai tanpa izin.

Menggangu banget kalau di tengah-tengah gitu kan

Yang merah watermark, yang kuning tanda tangan

2. Menggunakan Mesin Pencari

●Gambar atau foto di internet biasanya memiliki tagar untuk memudahkan pencarian (Contoh: #astgart). Perhatikan gambar yang ingin dilacak sumbernya, kemudian simpulkan beberapa kata kunci yang mungkin cocok dengan gambar. Jika perlu, buatlah catatan.

●Cari atau pikirkan beberapa kata terkait seperti: wolf, wolves, rock, kemonomimi, girl, wolf girl, anime, traditional art, artwork, dll. Bisa memakai bahasa Inggris maupun Indonesia.

●Kemudian, gunakan mesin pencari seperti google image untuk menemukan gambar tersebut. Ketikkan kata kunci yang sudah dibuat sebelumnya pada mesin pencari. Pastikan menggunakan lebih dari satu kata kunci sekaligus saat mencari (Contoh: girl and wolves, rock and wolves, rocks n wolves, traditional art wolves n rock). Jadilah kreatif dalam mengombinasikan kata-kata.

●Proses pencarian bisa berlangsung lama atau tidak. Ini tergantung ketepatan kata kunci yang ditebak. Klik tautan gambar yang sudah ditemukan dan cari tahu kebenaran mengenai gambar tersebut.

●Jangan berhenti dan langsung membuat kredit setelah menemukan pencipta asli. Ingat, mintalah izin atau mencari tahu lisensinya. Apakah ini termasuk public domain atau tidak. Misalnya, jika tidak ada informasi lisensi, maka izin penggunaan gambar bisa menghubungi pencipta asli langsung melalui kontak mereka.

●Ketika menautkan gambar dari Google atau mesin pencari, tidak menjamin langsung menuju ke pencipta asli. Pertama kali yang ditemukan kadang-kadang adalah gambar yang dibagikan oleh orang lain (bukan pencipta asli). Apa yang bisa dilakukan selanjutnya adalah terus mencari hingga ke akun atau web pencipta asli. Petunjuknya adalah gambar yang sedang kita lacak tersebut. Kadang-kadang harus scroll berkali-kali atau bertemu dengan tautan lagi.

Menggunakan mesin pencari untuk melacak gambar diperlukan kesabaran dan ketelitian. Waktu yang dibutuhkan bisa sangat sebentar atau bisa juga sangat lama. Cara ini cocok untuk melacak gambar-gambar yang sudah diedit, mengalami perubahan warna, serta manipulasi ringan. Bagi mereka yang menyukai puzzle dan mudah membedakan gambar-gambar seperti seseorang yang membaca scanning, cara ini kadang-kadang menghibur seperti memainkan game pencarian.

3. Menggunakan Reverse Image Search

Cara yang ketiga. Yang paling mudah, praktis, dan, disukai oleh pelacak gambar.

Gambar yang akan dilacak diunggah ke situs Tineye Reverse Image Search atau Google Reverse Image Search. Cara ini lebih praktis dan mudah. Jika gambar telah didapat tautannya, jangan langsung berhenti. Cari hingga benar-benar menuju ke akun pencipta asli. Saat ini, Tineye yang paling diandalkan oleh semua pelacak gambar. Tineye bisa menemukan puluhan link sekaligus, baik itu menuju web page address maupun direct image address. Bisa web berbahasa Inggris maupun bahasa negara lainnya. Pandai-pandailah memilah.

Reverse Image Search sekarang udah banyak jenisnya. Cirinya ada tombol mengunggah gambar di mesin pencarinya.

4. Menggunakan Tautan Gambar dari Pinterest (Khusus gambar yang ada di Pinterest)

Lanjut cara keempat. Yang paling diminati penulis, yaitu Pinterest.

Pinterest memiliki koleksi gambar yang banyak dan pilihan. Gambarnya pun telah dikelompokkan dalam katagori tertentu sehingga kita mudah menggunakannya. Akan tetapi, tidak semua gambar dari pinterest mengarah ke sumber (source) yang benar. Meskipun gambar diunggah atau dipin sendiri oleh seseorang, belum tentu juga itu gambar miliknya.

Misalnya, kita menemukan gambar di pinterest dan berminat menggunakannya.

●Klik gambar tersebut, kemudian Pinterest akan menunjukkan tampilan kiriman berupa jendela pop up (Ver. PC) atau ke halaman lain (Ver. App). Halaman tersebut menunjukkan keterangan gambar dan tautan asal gambar. Gambar ini dipin oleh Wattpad (entah resmi atau tidak).

●Mengetahui asal gambar sangat mudah, yaitu klik bagian mana pun dari gambar. Gambar tersebut akan membawa kita pada halaman sumber gambar.

●Apabila alamat sumber pin bukan dari pencipta asli atau pemilik. Pencarian bisa dilanjutkan menggunakan bertanya pada yang mengunggah gambar, bisa juga dengan cara meneliti watermark gambar, dapat pula menggunakan mesin pencari, atau yang praktis dengan Reverse Image Search.

5. Menggunakan cara gabungan

Cara kelima Cara yang dipakai astgart.

Satu cara saja terkadang tidak cukup. Bagi yang sudah terbiasa melacak gambar biasanya menggunakan lebih dari satu cara. Mulai dari hanya melihat ciri gambar dan watermark-nya kemudian menggunakan mesin pencari, bisa juga mengandalkan Tineye dan mesin pencari. Kadang-kadang untuk gambar yang sulit dilacak semua cara dilakukan.

Ini salah satu contoh referensi berat. Aku beli stok fotonya karena bukan public domain. Meskipun beli, aku kredit sesuai aturan istock-nya

Okay, udah selesai. Silahkan bertanya kecuali minta contoh ya. Contoh ada di pdf.

° ° ° ° °

[Sesi Tanya-Jawab]

1. Dari: Kak Elsa

Aku biasa pakai gambar kan dari game. Game MMORPG yang viewnya 360 atau game kartu. Jadi aku pake karakter dari situ. Dan ternyataaa gambar di kartu game itu banyak dari anak-anak di dA, apa aku harus cantumin game, apa dua-duanya sama si pembuat?

Sebut saja gamenya Legend of the Cryptids. Kalau bukan dari game-nya saja, banyak banget itu gambar kupakai 🙈

Jawaban:

Yang di game itu udah beli sama anak dA biasanya. Pihak game adalah pemegang lisensi juga. Tinggal lisensinya gimana, Kak. Eksklusif (semuanya dibeli termasuk hak cipta) apa noneksklusif (si pembuat masih boleh makai).

Ya dikredit dong, kan udah tau siapa pembuat dan pemiliknya. Bagus lagi kalau izin ke pihak game-nya.

Amannya, jangan dikomersilkan sendiri ya Kak Elsa.

2. Dari: Kak ARin Afiyah

Kan aku suka pakai gambar artis buat cover, nah, kadang gak hanya dari Pinterest cari gambarnya, kadang dari akun IG artisnya juga, terus kalau di Google biasanya ambil dari Wiki. Nah itu kreditnya mesti cantumin IG artisnya (buat yang dari IG) apa gimana?

Lalu kalau di Joylada kan ada gambaran tokoh, nah itu kita ngambil foto orang pastinya. Nah di mana taruh kreditnya? Suka bingung kalau mau kasih tokoh dari artis ada kreditnya.

Jawaban:

Mumpung itu IG artist-nya. Izin aja kak. Di-DM orangnya.

Dari mana pun dapat itu gambar, harus izin yang punya dan yang bikin. Misal dari Pinterest, ya cari dulu siapa yang buat. Apa IG, twitter, dA, dsb..

Kalau itu public domain, cap cus ambil aja. Klo bukan public domain, izin dulu, Kak, kalau udah dapet izin, baru credit.

Terus ada sistem berbagi yang benar. Kadang-kadang kan dalam akun atau karya orang ada tombol berbagi. Nah, manfaatkan itu. Tapi harus dari akun pembuat asli. Jangan asal unduh terus unggah untuk dipake. Ada etikanya.

Pertanyaan tambahan:
Kalau DM IG-nya gak dibales?

Jawaban:

Ya jangan dipakai (' ワ`) 😅

Liat dlu di IG-nya ada tulisan-tulusan khusus gak, seperti contoh ini:

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro