Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Luka Lama

Catatan : Hati-hati typo bertebaran








*
*
*
*
*


AGEN5 ; {D124M4}

*
*
*
*
*






Dalam beberapa menit resto tersebut langsung ramai dikerumuni oleh banyak orang. Suara sirine Mobil polisi dan ambulans saling bersautan memenuhi pendengaran. Para reporter mulai berdatangan, tayangan seluruh berita di televisi semua membahas tentang penemuan mayat ini.

Yeonjun dan Beomgyu menatap mayat tersebut bersama para kepolisian disana, bau yang sangat menyengat ditambah dengan penampilan yang sangat buruk, mampu membuat siapa saja yang melihat dan mencium baunya akan merasa mual.

Suara telfon berbunyi, Beomgyu langsung mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari Jendral Han.

"Beomgyu."

"Iya, Jendral."

"Pergi dari sana sekarang juga."

"Baik, Jendral."

Beomgyu menatap Yeonjun, memberikan kode dari tatapan mata. Dengan cepat Yeonjun mengerti apa yang dimaksud dengan Beomgyu, mereka pun meninggalkan tempat kejadian dengan begitu pintar menghindari para reporter yang sibuk memotret dari kejauhan.

........

Beomgyu dan Yeonjun berjalan cepat menuju markas besar, memasuki ruang kerja mereka. Disana sudah ada Taehyun yang tengah sibuk pada komputernya, lalu ada Huening Kai yang sedang menulis entah apa itu, dan ada Soobin yang tengah mengobrol bersama Jendral.

"Bagaimana?" Tanya Yeonjun

"Kita bisa mendapatkan video full gambarnya, tapi butuh waktu yang cukup lama." Jawab Taehyun, ia tengah berusaha membenarkan video rekaman CCTV yang diberikan Beomgyu, agar mereka bisa tau apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu.

"Berapa lama?"

"Aku tak bisa janji, tapi akan ku usahakan sebelum 24 jam semuanya beres."

Yeonjun menepuk pundak Taehyun, "jangan terlalu memaksakan diri, lakukan semampu mu." Taehyun hanya mengangguk sebagai balasan.

Yeonjun pun ikut duduk disamping Taehyun yang tengah serius menatap pada layar monitornya. Sedangkan Beomgyu menghampiri Soobin dan Jendral Han yang berada diruangan sebelah.

"Kami sudah berbicara dengan Sakura."

......

"Kau yang mendorongnya?"

"Bukan."

"Kami melihat kau orang terakhir yang turun dari tangga atap, dan itu tak lama setelah Ryujin Jatuh."

"Lalu? Kau menuduh ku hanya karna aku turun dari tangga?"

Soobin mengepal erat tangannya. Melihat percakapan Sakura dengan petugas kepolisian dari balik kaca yang menghubungkan langsung dengan  ruangan kecil disana.

"Ya, kau turun dari tangga atap kan, itu berarti kau dari sana. Jika kau menyangkal hal itu, beritahu kami apa yang terjadi disana pada saat itu."

"Aku tak melihat apapun."

"Bagaimana kau tak melihat? sedangkan kau berada disana."

"Aku belum sempat menuju rooftop sekolah, saat mendengar suara teriakan murid-murid, aku langsung turun kembali."

"Benarkah?"

"Bukankah kalian liat sendiri aku turun dari tangga."

"Itu benar, tapi bagaimana jika ada seseorang yang sadar jika kau berada disana pada saat kejadian."

"Itu tidak mungkin."

"Tapi kami memiliki saksi."

Sakura terdiam sebentar, ia menatap petugas kepolisian tersebut.

"Aku tidak takut, lagi pula memang bukan diriku yang mendorongnya." Ucapnya dengan nada yang mulai terdengar gemetar.

"Kau memiliki bukti?"

Sakura meremat kedua tangannya kuat. "Kalian tak tau apa yang terjadi, berhenti sok tau, dan BERHENTI MENUDUHKU!"

BRAK!

sakura menggebrak meja dengan tatapan yang penuh emosi.

.......

"Kami tak mengira ia akan semarah itu, aku ingin berbicara lagi dengannya saat emosinya sudah mereda, tapi kami malah dikejutkan oleh penemuan mayat yang diduga adalah kakaknya. Jika itu benar, bisa dipastikan mentalnya akan terguncang."

Mendengar penjelasan Soobin, ia yakin setelah ini akan cukup sulit untuk berkomunikasi dengan Sakura.

"Beomgyu." Panggil Jendral Han menghampiri Beomgyu yang kemudian menatap pada Soobin dengan tatapan penuh arti.

Soobin yang peka pun pergi meninggalkan mereka berdua.

"Dengar, mungkin ini tidak tepat untuk dibicarakan sekarang. Tapi Presiden baru saja menyetujui kerja samanya dengan Jepang, tentunya kerjasama ini sangat berpengaruh pada TSSI. Presiden ingin memberikan kesempatan pada Jepang untuk memberikannya kepercayaan, tentunya akan banyak kasus lama yang dibuka kembali, dan salah satunya adalah kasus pembunuhan berencana 9 tahun yang lalu." 

Jantung Beomgyu langsung terasa berdegup kencang, nafasnya juga terasa sedikit memberat. Baru ditahun ini ia bisa lepas dari bayang-bayang masa lalu itu, tetapi sekarang ia harus membuka kembali kasusnya? Oh sungguh rasanya benar-benar seperti mimpi buruk baginya.

"Aku sudah menghubungi ayahmu, akan diadakan rapat besar malam ini, aku sebenarnya ingin kau hadir Beomgyu. Tapi sudah dipastikan itu tidak akan diizinkan oleh ayahmu." Jenderal Han terdiam menunggu reaksi dari Beomgyu, ia menghela nafasnya saat melihat Beomgyu yang melamun terlarut kedalam pikirannya.

Kasus pembunuhan berencana 9 tahun yang lalu adalah saat dimana dirinya dan sang ayah yang ditabrak oleh truk besar dengan sengaja dan sadar, kasus tersebut adalah kasus terbesar yang terjadi pada tahun itu, karena setelah diselidiki secara rinci ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa kasus ini memiliki campur tangan orang Jepang. Tentunya hal ini menambah munculnya permasalahan antara Korea dan Jepang, karna yang menjadi target utamanya adalah keluar Beomgyu yang mana kita tau sang ayah adalah seorang jenderal besar yang tentunya sangat  berpengaruh bagi Korea Selatan.

Namun sayangnya sampai saat ini pelaku dibalik kasus tersebut belum juga ditemukan, karna tak kunjung mendapatkan titik terang akhirnya kasus tersebut termasuk kedalam kasus yang tidak terselesaikan. Sopir truk yang meninggal ditempat, soal mobil hitam yang mengikuti mereka juga tidak ditemukan lagi keberadaannya dimana. Pada akhirnya, negara pun memberikan jaminan untuk selalu memastikan keselamatan keluarga Beomgyu, sejak kasus ditutup.

"Beomgyu."

"Choi Beomgyu!"

Seperti ditarik kembali kedunia, Beomgyu tersadar dari lamunannya. Menatap Jenderal Han yang tengah memegang kedua pundaknya.

"Maaf, Jenderal." Jenderal Han menatap khawatir pada Beomgyu.

"Beomgyu, jika kau tak ingin kasus ini dibuka kembali, aku akan berusaha bicarakan hal ini dirapat malam nanti. Aku akan-"

"Aku tidak apa-apa, Jenderal Han." Sela Beomgyu. Ia menatap Jenderal Han dengan raut wajah yang meyakinkan.

"Aku tidak apa-apa jika kasusnya dibuka kembali, aku hanya terlalu terkejut tadi." Beomgyu mengalihkan pandangannya dari tatapan Jenderal Han.

"Bagaimanapun, ini terlalu tiba-tiba untukku." Ucapnya pelan.

Setelah keluar dari ruangan, pikiran Beomgyu penuh dengan spekulasi yang nantinya akan terjadi. Untuk kasus Ryujin sendiri memang sudah mendapatkan titik terang, hanya tinggal mengetahui sudut pandang dari Sakura. Hal ini tentunya tak membebani pikirannya, karena sejujurnya Beomgyu paling takut jika kasusnya dibuka kembali. Karna disitulah kelemahannya akan muncul, ia sangat takut ini akan berpengaruh pada keberadaannya di AGEN5.

Tak lama Soobin datang menghampirinya, Ia pun menepuk pundak Beomgyu pelan."Beomgyu, kau oke?"

"Aku? Ya tentu saja aku baik."

Soobin tentunya tau jika Beomgyu sebenarnya tidaklah cukup baik untuk saat ini. Ia saja sangat terkejut saat mendengar kabar tersebut, apalagi Beomgyu sebagai seorang yang masuk kedalam kasus tersebut.

"Pulanglah, untuk saat ini situasinya tak cukup baik. Serahkan sisanya pada kami, besok juga jangan memaksakan diri untuk datang kesini. Kau harus istirahat yang cukup, ingat jadwal check up mu? Kau harus lulus Beomgyu." Ucap Soobin sambil mengelus punggung Beomgyu.

Beomgyu menatap Soobin lalu tersenyum kecil. "Aku akan baik-baik saja, jangan terlalu khawatir." Ucapnya, ia pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Karena tak dapat dipungkiri, rasa sakit didadanya semakin terasa, hanya untuk sekedar menarik nafas saja rasanya sangat ngilu. Dan ya, tentunya Beomgyu paham akan apa yang terjadi pada tubuhnya.

Tak lama setelah Beomgyu pergi, Yeonjun, Taehyun, dan Hueningkai datang menghampiri.

"Bagaimana, dia baik-baik saja?" Tanya Yeonjun

Soobin pun menoleh, ia bisa melihat raut wajah yang khawatir pada ketiga temannya ini.

"Aku benar-benar terkejut tadi saat mendengar kabar itu, apa tidak apa-apa membiarkan ka Beomgyu pulang sendiri?" Tanya Hueningkai sambil menatap ketiga hyung-nya.

"Apa sebaiknya aku susul saja, ka?" Taehyun pun mulai bangun dan bersiap-siap, namun kegiatan itu langsung dihentikan oleh Soobin.

"Kalian tenang saja, dia oke kok. Kita semua kan tau dia orangnya kuat." Jawab Soobin sambil tersenyum berusaha meyakinkan mereka.

Mereka semua tau, Soobin berkata seperti itu agar mereka semua tak terlalu mengkhawatirkan kondisi Beomgyu. Meskipun berhasil tapi tetap saja rasa khawatirnya masih ada.

Untuk mengalihkan perhatian, Soobin menatap pada Yeonjun dan bertanya. "Ka, lu ikut rapat malam nanti kan?"

Yeonjun menghela nafasnya, "tau deh, gua sebenarnya males banget buat ikut. Tapi ya mau gimana, Jenderal langsung yang suruh. Dari firasat gua ya, kemungkinan gua ditunjuk jadi perwakilan Jepang makanya disuruh buat hadir." Soobin pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Dah dah, gausah banyak dipikirin, mending semua balik kerja lagi, yok. Inget kasus Ryujin masih tanggung jawab kita, sebisanya kita selesaikan dengan baik malam ini agar kasusnya cepat selesai." Yeonjun sebagai wakil ketua disini tentunya harus bisa mengarahkan rekan-rekannya dengan baik, apalagi sekarang sang ketua tak ikut hadir disini.


......



Beomgyu memasuki pekarangan rumahnya, ia menarik nafasnya berat saat turun dari motornya.

"Tuan muda baik-baik saja? Ibu sangat khawatir pada tuan."

Beomgyu menoleh, menatap pria tua yang bekerja dirumahnya sebagai penjaga gerbang dan perawat tanaman ibunya. Beomgyu tersenyum, "Pak Kim tenang, saya baik-baik aja kok."

"Beomgyu!" Tiba-tiba dari arah pintu terlihat sang ibu yang menangis berlari kearah putranya.

Ji Ah langsung memeluk putranya dengan penuh khawatir, bahkan tak terasa air mata sudah membasahi pipinya.

Oke, Beomgyu sangat tidak suka situasi seperti ini. "Mah, Gyu baik-baik saja." Ucapnya berusaha melepaskan pelukan sang Mamah.

Ji Ah menangkup kedua pipi Beomgyu, bisa dilihat Beomgyu yang berusaha tersenyum dengan wajah pucatnya. Ji Ah tau putranya berusaha untuk menutupi rasa sakitnya agar ia tak khawatir, namun nyatanya ibu mana yang tidak peka, hanya melihat raut wajahnya saja ia sudah tau bahwa sebentar lagi anaknya pasti akan kambuh.

Beomgyu mengusap air mata Ji Ah, "Maaf, sudah bikin Mamah khawatir."

Ji Ah menggelengkan kepalanya, "Kita masuk ya, udaranya mulai dingin."

Beomgyu masih berusaha tersenyum, sampai pada saat ia melangkahkan kakinya. Rasa sakit didadanya semakin terasa, tiba-tiba seluruh tubuhnya lemas.

"Beomgyu!"

"Tuan Muda!"

Pak Kim langsung menahan tubuh Beomgyu agar tidak langsung menyentuh lantai. Dengan cekatan diangkatnya tubuh yang lemas itu dan langsung dibawa masuk kedalam rumah.

"Gyu hey, masih dengar suara mamah? Pak tolong bawa masuk kekamarnya ya, saya telfon suami saya dulu." Ji Ah langsung menyuruh para Maid untuk membantu Pak Kim membawa Beomgyu menuju kamarnya, Ji Ah berlari menuju kamarnya mengambil handphone untuk segera menghubungi dokter dan juga suaminya.

"Bantalnya agak tinggian ya pak." Ucap Ji Ah yang mengatur posisi tidur sang anak.

Ji Ah menyuruh Pak Kim untuk mengeluarkan tabung oksigen yang memang tersedia dikamar Beomgyu, sambil menunggu ia terus menepuk kedua pipi Beomgyu bergantian bisa dilihat pandangan mata Beomgyu yang mulai tidak fokus dengan nafas yang semakin memberat.

"Sayang, masih dengar suara mamah? Hey sayangnya mamah, Gyu sayang lihat mamah, lihat mamah sayang." Tangisnya tak bisa ia hentikan, Ji Ah sangat benci situasi seperti ini, meski ini bukan kali pertamanya tetap saja ibu mana yang tidak takut saat sang anak hendak kehilangan nafasnya.

"M-ma.. hhh.. mah." Lirih Beomgyu dengan mata yang tertutup

Tak lama pak Kim datang, dengan sigap dipasangkannya masker oksigen pada Beomgyu. Ji Ah menggenggam erat tangan Beomgyu yang sudah sangat basah, tak henti-hentinya ia mengecup tangan yang digenggamnya itu.

Perlahan dada itu mulai naik turun secara teratur, Beomgyu kembali membuka matanya, meski pandangan masih sedikit buram bisa dilihat olehnya wajah Ji Ah yang tampak kacau dengan air mata tak kunjung berhenti keluar.

Dirasa sudah selesai, namun dugaannya salah, penderitaannya tak hanya berhenti sampai situ. Tiba-tiba ia merasa kepalanya sangat sakit, dapat dirasa sesuatu mengalir dari hidungnya, dadanya kembali sesak, suara keras berdengung ditelinganya, dan tubuhnya mengejang, terakhir yang ia lihat adalah Ji Ah yang menangis keras hingga muncul sang ayah dan dokter kenalannya dari pintu kamar.



















Beomgyu hanya berharap dan terus berharap untuk bisa selamat dari rasa sakit ini.





















*
*
*
*
*


AGEN5 ; {D124M4}

*
*
*
*
*





Pada akhirnya cerita ini berlanjut dengan saya yang memberanikan diri untuk kembali ke dunia perwattpad-an.

Saya manusia biasa yang tak luput dari banyaknya kesalahan, maka dari itu kritik dan saran sangat dibutuhkan dari pembaca sekalian.. jika dirasa ada yang kurang nyaman atau mungkin ada kesalahan yang tidak sadar saya lakukan di tulisan saya, kalian bisa sampaikan. (Tapi dengan perkataan yang baik dan beretika yaw)

Cerita ini akan terus berlanjut, mari kita berdoa supaya cerita ini cepat selesai....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro