Firasat
Hati-hati typo bertebaran...
*
*
*
*
*
AGEN5 ; {D124M4}
*
*
*
*
*
"Saya ragu jika Beomgyu rutin meminum obatnya, tekanan darahnya turun drastis. Meskipun kita sudah melakukan tranfusi darah sebulan yang lalu dan kondisi hasil check up terakhirnya juga cukup bagus, bukan berarti ia akan baik-baik saja tanpa obatnya."
Dokter muda itu melepas kacamatanya sambil menghela nafas. "Kita beruntung, karena Beomgyu dengan cepat langsung diatasi, Hipoksia yang dideritanya kambuh karena kurangnya jumlah sel darah merah sehingga darahnya tidak mampu membawa oksigen sebagaimana mestinya."
"Kejang-kejang yang dialaminya sudah bukan sekali dua kali, tuan Choi. Meskipun kondisi terparahnya sudah setahun yang lalu, bukan berarti kita bisa menyepelekan anemia yang dideritanya."
.....
Perkataan Dokter Kang terus tergiang dibenaknya, rasanya sangat menyesal karena telah lalai dalam menjaga kondisi sang anak. Dapat ia lihat Ji Ah yang tertidur dengan tangannya yang senantiasa menggenggam tangan Beomgyu yang terbebas dari infus.
Nyatanya seseorang yang paling khawatir akan kondisi Beomgyu bukanlah ia tapi istrinya, mungkin selama ini kita tau yang paling overprotektif pada kesehatan Beomgyu adalah Zee Cho, bahkan Zee Cho pernah berniat untuk memberhentikan Beomgyu dari AGEN5 jika kesehatannya tidak kunjung membaik.
Sebenarnya selain karena ia khawatir pada anaknya, hal itu ia lakukan agar ia dapat berhenti melihat Ji Ah yang terus menangis dilanda kekhawatiran saat Beomgyu tengah menjalankan misinya, seseorang yang paling trauma dari kejadian 9 tahun yang lalu bukanlah Beomgyu, melainkan Ji Ah. Bayang-bayang bagaimana ia hampir kehilangan anak semata wayangnya terus menjadi mimpi buruknya disetiap malam. Mungkin Beomgyu tidak pernah tau, tapi Zee Cho tau bagaiaman setiap malam Ji Ah selalu bangun untuk mengecek kamar putranya hanya untuk memastikan bahwa putranya masih ada didunia atau tidak.
Dering telefon berhasil menyadarkan Zee Cho dari lamunannya, ia lihat sudah ada lima belas panggilan tak terjawab dari jenderal Han, seketika ia pun teringat akan rapat besar malam ini. Jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 20 menit, dengan segera ia pun bergegas menuju gedung TSSI.
*
*
*
*
*
AGEN5 ; {D124M4}
*
*
*
*
*
"Berapa lama lagi kita harus menunggu, waktu sudah semakin malam dan besok kita harus sudah memberikan hasil keputusan pada Presiden. Bagaimana jika kita mulai sekarang, dan untuk hasilnya nanti kita bisa bicarakan pada Jenderal besar, mungkin ia dapat mengerti apalagi melihat kondisi saat ini, kita sudah tak punya cukup waktu untuk menunggu."
"Keberatan, Jenderal Han." Yeonjun dengan cepat mengangkat tangannya.
"Bagaimana jika kita menunggu sebentar lagi untuk memastikan kepastian kedatangan Jenderal Besar, karena bagaimana pun kasus ini adalah kasus yang cukup besar dan Jenderal Besar adalah korban yang menjadi target dari kasus ini. Keputusan darinya tentu sangatlah penting dan juga seseorang yang berhak atas persetujuan ini adalah Jenderal Besar bukan kita."
Pernyataan dari Yeonjun cukup disetujui oleh para petinggi-petinggi yang hadir dalam rapat malam ini. Mereka pun memutuskan untuk menunggu sebentar lagi kedatangan Zee Cho.
Tak lama pintu ruang rapat terbuka, Zee Cho dengan langkah besarnya memasuki ruangan dan menundukkan tubuhnya didepan para petinggi-petinggi negara yang hadir pada malam ini.
"Saya minta maaf atas keterlambatannya, terjadi sesuatu dirumah sehingga saya harus mengurusnya terlebih dahulu, tapi semua baik-baik saja sekarang dan saya juga sudah memutuskan keputusan yang akan saya ambil."
Semua pasang mata memandang Zee Cho, mereka semua sangat menunggu keputusan apa yang akan Zee Cho ambil.
"Kita akan buka kembali kasus ini untuk terakhir kalinya, jika hasilnya masih sama.." Zee Cho menarik nafasnya dalam "Saya akan tutup kasus ini untuk selama-lamanya."
Ruang rapat seketika hening, Yeonjun, Jenderal Han dan semua orang yang hadir dalam rapat hanya bisa terdiam mendengar keputusan Zee Cho. Mereka tau maksud dari hasil yang sama itu adalah kegagalan mereka yang tidak berhasil menangkap pelaku dari kasus ini. Jika bukan karena adanya kerja sama antara Jepang dan Korea, mungkin kasus ini tidak akan dibuka kembali, karena tiada siapapun yang berani untuk membukanya sebab mereka tau semua itu akan berakhir sia-sia.
Rapat pun ditutup dengan hasil keputusan yang Zee Cho berikan, beberapa orang mulai meninggalkan ruang rapat, begitu juga dengan Zee Cho yang akan bersiap kembali ke rumah sakit.
"Jenderal Besar." Panggil Yeonjun, menghampir Zee Cho. Yeonjun memberikan hormat yang langsung dibalas oleh Zee Cho, ia memandang Yeonjun dari atas sampai bawah.
"Choi Yeonjun?" ucap Zee Cho memastikan
"Benar, Jenderal."
"Kau ikut rapat?"
"Iya, Jenderal. Saya hadir untuk mewakili Jepang."
"Ah, iya aku lupa kau asal Jepang kan." Zee Cho menepuk pundak Yeonjun. "Jadi ada apa kau memanggilku tadi?" Tanya Zee Cho
"Maaf jika saya lancang, Apa Beomgyu baik-baik saja, Jenderal?"
Zee Cho tersenyum lembut menatap Yeonjun, "Dia baik-baik saja sekarang, tapi saya tidak yakin untuk kedepannya." Zee Cho menatap lambang TSSI serta AGEN5 yang berada dipakaian Yeonjun.
"Kau teman satu sekolahnya, kan?" Yeonjun menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Kalau begitu ajak teman-teman kau yang lain untuk menjenguknya besok sebagai teman sekolahnya, bukan rekan kerja."
Yeonjun mengerutkan alis tanda ia bingung, "Maksud, Jenderal?"
Zee Cho lagi-lagi mengelus pundak Yeonjun, "Akan saya kirim alamat rumah sakitnya besok, saya harus pergi sekarang."
Saat Zee Cho hendak melangkah pergi ia kembali berbalik menatap Yeonjun, "Aku ingin bertemu dengan anggota AGEN5 yang lain, jika tidak keberatan kau bisa mengajaknya juga."
Yeonjun masih dilanda kebingungan, ia hanya terdiam memperhatikan bagaiaman sosok laki-laki itu perlahan menghilang dibalik pintu.
"Yeonjun, kau belum pulang?" Tanya Jenderal Han yang berhasil membawa Yeonjun kembali pada kesadarannya.
"Hey, kau melamun?"
"Jenderal Han." Panggil Yeonjun pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari pintu utama gedung TSSI dimana Zee Cho menghilang dari balik pintu itu.
"Aku khawatir terjadi sesuatu pada Beomgyu." Jenderal Han menghela nafas, ia mengusap punggung Yeonjun pelan. "Jangan khawatir, kita semua tau jika Beomgyu bukan anak yang lem-"
"Bagaimana jika ia benar-benar pergi meninggalkan AGEN5?"
Jenderal Han terdiam mendengar penuturan Yeonjun yang memotong ucapannya.
"Apa yang akan terjadi pada AGEN5 jika Beomgyu benar-benar keluar?"
"Yeonjun."
"Jenderal."
Jenderal Han menatap Yeonjun, ia tau Yeonjun apa yang sedang Yeonjun pikirkan sekarang.
"Bisa kau pertahankan Beomgyu apapun yang terjadi nantinya?"
Jenderal Han menghela nafasnya, "Yeonjun, semua kehendak itu ada pada Jenderal Besar, kau tau kan kita tidak bisa berbuat apa-apa jika Jenderal Besar sudah memberi keputusan."
"Kau bisa."
"Yeonjun." gumam Jenderal Han
"Karena kau yang membuat AGEN5."
"Karena kau juga, AGEN5 ini dapat terbentuk, Jenderal."
"Tolong, aku mungkin sangat kekanak-kanakan. Tapi aku tak punya keluarga lagi selain AGEN5."
*
*
*
*
*
AGEN5 ; {D124M4}
*
*
*
*
*
Paginya mereka berempat yaitu Soobin, Yeonjun, Taehyun dan Hueningkai memutuskan untuk pergi kerumah sakit yang dikirimkan oleh Zee Cho. Mereka tidak bodoh, mereka tau jika salah satu sahabatnya menjadi pasien dirumah sakit ini. Karena rumah sakit ini adalah rumah sakit yang merawat Beomgyu sejak kejadian mengerikan itu menimpanya.
Soobin mengetuk pelan salah satu pintu kamar rawat VVIP, tak butuh waktu lama seorang wanita cantik membukanya. Wanita itu adalah Ji Ah, ibu Beomgyu.
"Kalian teman-teman Beomgyu? Tunggu apa lagi, ayo masuk."
Saat mereka memasuki kamar rawat, hal pertama yang mereka lihat adalah Beomgyu yang masih memejamkan matanya diatas kasur khusus pasien dengan selang oksigen yang menyumbat hidungnya.
"Dokter bilang kondisinya sudah lebih baik dari semalam, tapi sampai sekarang dia belum juga mau bangun." Ji Ah hanya bisa menatap Beomgyu dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan.
Mereka berempat saling bertatapan, hingga tak lama Soobin memberanikan diri untuk memulai percakapan.
"Kami membawa sedikit makanan untuk Beomgyu."
Ji Ah menolehkan pandangannya, "Ya ampun, kalian tak perlu repot-repot membawa ini semua."
"Tidak apa-apa tante, kami tau makanan rumah sakit itu kebanyakan hambar , jadi kami membawakan beberapa buah kesukaan Beomgyu untuk dia makan." Yeonjun dengan cepat menjelaskan pada Ji Ah agar tak merasa direpotkan.
Ji Ah tersenyum tulus pada mereka berempat. "Terimakasih banyak ya." mereka berempat hanya tersenyum sebagai balasan.
"Oh iya, jangan panggil tante, panggil saja.. Momgyu? itu terdengar jauh lebih baik dari pada tante." ucap Ji Ah sambil tertawa.
Tiba-tiba pintu ruang rawat terbuka, menampilkan Zee Cho yang tengah membawa makanan. Mereka berempat langsung berdiri dan memberikan hormat pada Zee Cho, yang langsung dibalas oleh Zee Cho dan menyuruh mereka untuk duduk kembali.
"Kalian semua sudah sampai?" Ucap Zee Cho sambil menaruh beberapa makanan diatas meja tamu.
"Kau beli sarapannya terlalu lama, mereka sudah sampai sejak tadi. Lihat, mereka bahkan membawakan kita makanan juga" balas Ji Ah sambil menyiapkan beberapa makanan diatas meja.
"Wah, makanannya jadi tambah banyak nih. kayaknya sih kita bertiga ga bakal bisa habisin ya kan Mah?"
"Iyap. Maka dari itu kalian juga ikut makan ya." Ji Ah mempersilahkan mereka untuk memakan makanan yang disajikan di atas meja.
Soobin, Taehyun dan Hueningkai tersenyum sambil mengucapkan terimakasih berkali-kali pada Ji Ah dan Zee Cho. Berbeda dengan Yeonjun yang kerap kali diam-diam melirik kearah Zee Cho.
Tentu Zee Cho tau jika ia sedang diperhatikan oleh salah satu tamunya.
"Yeonjun." Panggil Zee Cho tiba-tiba, seketika semua menatap kearah Yeonjun. Hueningkai yang sedang menyuapkan makanan kemulutnya pun terdiam seketika.
"Ya, Jenderal." Yeonjun menatap gugup pada Zee Cho
"Kau tidak ikut makan?" tanya Zee Cho
"Ah, iya Jenderal." Yeonjun mulai ikut memakan makanan yang disediakan Ji Ah, namun pandangan matanya tidak dapat ia alihkan dari Zee Cho. Saat akan melirik kembali ia malah dibuat jantungan.
Bagaimana tidak, Yeonjun malah bertatapan langsung dengan Zee Cho. Yeonjun paham ia sedang diperhatikan saat ini, atau mungkin Zee Cho tau jika ia tengah memperhatikannya sejak tadi.
"Eungh.." Suara lenguhan kecil dari Beomgyu langsung menarik perhatian mereka semua.
Dengan cepat Ji Ah berjalan kearah ranjang, dengan perasaan senang. Perlahan kedua mata itu terbuka, dengan cepat Zee Cho bangun dari duduknya dan berlari keluar untuk memanggil dokter jaga.
Hal pertama yang Beomgyu lihat adalah wajah sang ibunda, meski pandangannya masih belum terlalu jelas namun ia tau jika seseorang yang berada dihadapannya ini adalah wanita yang sangat ia cintai.
"Selamat pagi sayang, akhirnya kamu bangun juga, gimana apa ada yang sakit? tunggu sebentar ya, ayah sedang memanggil dokter untuk memeriksamu."
Beomgyu hanya membalas ucapan Ji Ah dengan senyuman, hingga pandangannya beralih pada empat orang yang berada dibelakang Ji Ah. Ji Ah yang peka pun langsung menyuruh teman-teman Beomgyu untuk mendekat.
"Lihat teman-teman mu datang menjenguk, mereka juga membawakan beberapa makanan untukmu."
Beomgyu menatap sendu pada keempat temannya, sial ia terlihat sangat lemah sekarang. Kalau dipikirkan kembali, kapten macam apa ia yang kemampuan fisiknya jauh lebih lemah dari anggotanya.
Ah ia jadi teringat akan kasusnya, perasaan buruk datang menghampiri melihat bagaimana kondisinya saat ini. Tentunya sangat memungkinkan baginya untuk meninggalkan AGEN5 setelah ini. Apa ia harus berusaha lagi untuk membujuk kedua orangtuanya? Rasanya akan berakhir sia-sia mengingat perjanjiannya dengan sang ayah dulu.
Setelah melewati beberapa pemeriksaan, kini kondisi Beomgyu sudah dapat dikatan baik. Suasana kamar menjadi lebih ramai bagaimana candaan-candaan hueningkai dan Taehyun yang membuat gelak tawa muncul melihat tingkah mereka.
Beomgyu melirik kearah Yeonjun, entah hanya perasaannya saja atau memang Yeonjun lebih banyak diam membuat ia sedikit heran. Tentu saja Yeonjun itu kan tipikal anak yang paling suka makan, tapi melihat ia bahkan tak menyentuh makanannya membuat Beomgyu menjadi yakin kalau ada sesuatu hal yang sedang terjadi padanya.
"Soobin, Yeonjun, Kai dan Taehyun. Saya titip Beomgyu bentar ya, jika ada apa-apa langsung kabarin kami saja." Ji Ah pun bersiap-siap bersama dengan Zee Cho untuk pulang sebentar ke rumah agar dapat beristirahat setelah menjaga Beomgyu semalaman. Yang jelas mereka berdua dipaksa pulang untuk sekedar istirahat dan lain-lain oleh Beomgyu.
"Siap momgyu, tenang saja aku tak akan biarkan kakak nakal ini kabur." Ucap Hueningkai
Beomgyu mengerutkan alisnya, "Apa tadi kau bilang? Momgyu? Apaan itu?"
"Panggilan khusus kami untuk mamah kak Beomgyu."
Beomgyu tercengan mendengar penuturan polos Hueningkai, "Mah." rengek Beomgyu, meminta penjelasan pada ibunya.
Ji Ah hanya tertawa pelan, "Ya dari pada dipanggil bibi atau tante, mending momgyu. Terdengar keren juga kan."
"Tapi Gyu kurang setuju sih, apa-apaan tiba-tiba udah ada panggilan khusus."
Mereka hanya tertawa mendengarnya.
*
*
*
*
*
AGEN5 ; {D124M4}
*
*
*
*
*
Tak lama setelah Ji Ah dan Zee Cho pergi keluar, Beomgyu mulai memberanikan diri untuk bertanya pada Yeonjun.
"Kak Yeonjun." Panggil Beomgyu
Bukan hanya Yeonjun yang menoleh, namun yang lain ikut menoleh juga pada Beomgyu.
"Hasil rapat semalam." Beomgyu memelankan suaranya
Mereka berempat mulai saling pandang, Yeonjun menghela nafasnya. "Ayahmu menyetujuinya Beomgyu." Ucap Yeonjun
Beomgyu sudah tau jika ayahnya pasti akan menyetujui hal itu.
"Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin ayahmu bicarakan dengan kami." Ucap Yeonjun pelan
Soobin dengan cepat menatap Yeonjun, "Tadi kakak ga bilang gitu sebelum kita kesini?"
"Ya gua pikir setelah kita sampai sini, Jenderal akan langsung mengatakannya, tapi nyatanya ga seperti yang dibayangkan."
"Kak, apa ayah berbicara sesuatu padamu saat rapat malam itu?" Tanya Beomgyu
Yeonjun hanya diam dan mengalihkan pandangannya kearah jendela. Soobin menghela nafasnya pelan, "Kak, lu bisa cerita ke kita semua."
"Ck, gua bukannya ga mau cerita, gua cuma ga mau ada salah paham, jadi biarin Jenderal besar yang ngomong langsung ke kita."
Beomgyu menghempaskan tubuhnya pada senderan kasur, "Sialan, firasat gua jadi ga enak."
*
*
*
*
*
AGEN5 ; {D124M4}
*
*
*
*
*
Beomgyu mempercepat jalannya menuju parkiran sekolah, tak henti-hentinya ia menatap langit yang gelap karna tertutup awan hitam yang menandakan sebentar lagi akan turun hujan.
Buk!
Entah dari mana arahnya, tiba-tiba sebuah bola mengenai punggungnya. Ia sontak menoleh ke belakang, terlihat anak baru itu berlari kearahnya. Anak baru itu mengambil bola yang tadi mengenai Beomgyu.
"Maaf, gua terlalu bersemangat untuk latihan sampai ga sadar memainkannya disini." Anak baru itu mengulurkan tangannya pada Beomgyu yang masih setia diam mematung.
"Ah kita sekelas kan? Gua Hyunjin kalo lo lupa." Tatapan Beomgyu berfokus pada bola yang dipegang Hyunjin, yang kemudian menatapnya.
Karena tak mendapat balasan, Hyunjin pun menarik kembali tangannya. Ia mengarahkan Bola itu kedepam Beomgyu, Hyunjin menatapnya sambil tersenyum.
"Mau bermain Voli bersamaku?"
*
*
*
*
*
AGEN5 ; {D124M4}
*
*
*
*
*
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro