Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 8.Teman

Bisakah aku mengatakan yang sebenarnya kepada mereka?
Hanya saja,aku tak ingin mereka memikul beban yang sama sepertiku.

Aku tak ingin mereka terluka

Rendi pov

"Halo,selamat malam".Ujar sebuah suara yang berada tepat dibelakangku.Ketika aku menyadarinya itu sudah terlambat.Ada sesuatu yang menghantam leherku hingga aku terjatuh tersungkur dengan seliruh tubuh di air dan kepala tepat di pinggir sungai.

Aku tak pingsan,tapi kepalaku berdenyut denyut dan terus menerus mengeluarkan perintah agar tubuhku bisa beristirahat.Namun kulawan perintah itu,karena ku yakin ada bahaya di depanku.

Samar samar aku melihat siluet seorang pria yang menyerangku.Ia sedang membelakangiku dengan punggungnya.Satu hal yang pasti,ia mengenakan jaket berlengan panjang dan tudungnya ia gunakan untuk menutupi kepalanya.

"Kita bertemu lagi,Rendi",ujar sosok itu sambil membalikkan badannya.Dan kali ini,aku dapat mengenalinya hanya dalam sekali pandang.Amarah mulai bergejolak di dalam hatiku,dan rasa haus darah akan kematian orang didepanku mulai timbul.

Orang yang telah membunuh kedua orang tuaku,orang yang mengusik hidupku.Orang itu adalah Lord phantom.

Narator pov

"Pingsan ya?.Lemah sekali",seru Lord phantom sambil berjalan kearah tubuh Rendi dengan langkah santai.Senyuman menyeringai khas miliknya tak pernah luput dari wajahnya.

Ia sudah berdiri tepat disamping Rendi,kedua mata milik Rendi terpenjam.Lord phantom berjongkok dan memperhatikan Rendi dengan saksama.

"Ternyata benar pi-"

Buagh

Sebuah pukulan dengan telak mengenai perut milik Lord phantom.Yang langsung membuat sang pemilik perut terdorong kebelakang dan sedikit terbatuk.

"Jangan terlalu cepat memutuskan!",seru Rendi yang dibalas dengan kekehan pelan milik Lord phantom."Wah,trimakasih atas sarannya.Akan selalu kuingat",sahut Lord phantom sambil menaruh telapak tangan kanannya di dada kiri tubuhnya.

"Cih!",Rendi hanya berdecak mendengar jawaban dari Lord phantom.Ia mulai kembali mengumpulkan energi alam agar mode Beyond the boundary miliknya tak mati.Lagipula,tune sihir yang digunakan Lukas untuk melarang Rendi untuk menggunakan sihirnya masih belum terlepas.

"Wah,apakah itu energi alam?",tanya Lord phantom kepada Rendi.Rendi hanya melemparkan tatapan setajam pisau kearah Lord phantom.

Sedetik kemudian,Rendi sudah memotong jarak antara Lotd phantom dan dirinya.Ia kini berada tepat di depan Lord phantom mencoba melancarkan beberapa pukulan.Namun semua dielak dengan mudah oleh Lord phantom.

Geram,akhirnya Rendi memutuskan untuk menggunakan alam sekitar.Seluruh alam berpihak kepadanya,karena Rendi menggunakan energi alam.Rendi menghentikan serangannya dan melompat mundur membuat jarak antara dia dan Lord phantom.

"Ada apa?,menyerah?".Ledek Lord phantom,namun Rendi tak terpancing dan fokus dengan keadaan sekitar.

Rumput yang tumbuh disekitar  tanah yang dipijak Rendi mulai terangkat diudara sambil bersinar hijau.Sinar hijau di mata kanan Rendi mulai bersinar lebih terang,semua rumput yang mengambang mulai terlihat lebih tajam.

Lord phantom yang melihat hal itu hanya diam di tempat dan mengamati gerak gerik Rendi.Tak lupa senyuman yang terkesan meremehkan masih terlukis dengan jelas di wajahnya yang pasti membuat banyak orang jengkel.

"Nature element,spiky bullets"

Sedetik kemudian,rumput rumput itu langsung berubah menjadi setajam pisau.Semuanya langsung menerjang Lord phantom dengan kecepatan yang mirip dengan peluru.

Menyadari serangan yang diarahkan kepadanya,Lord phantom hanya menjentikkan jarinya dengan malas.Kemudian,sebuah perisai berwarna biru transparan muncul,menahan semua serangan milik Rendi dengan mudah.

"Apakah ini saja?",tanyanya dengan nada yang terdengar sangat meremehkan.Ditambah,ia menaikkan dagunya yang terkesan memandang rendah Rendi.Namun,Rendi hanya melemparkan senyuman penuh teka teki kearah Lord phantom.

Tanpa Lord phantom sadari,akar akar tanaman sudah melilit kedua pergelangan kakinya.Ketika ia menyadarinya,semua sudah terlambat.Tubuhnya terhempas kesana kemari,dibanting kekiri kekanan.Ia tak memberikan perlawanan sama sekali,hingga.

"Stardust",gumam Lord phantom.Kemudian,muncul tombak dengan bilah yang mirip dengan lambang Guardianes dengan warna perak.Ganggang tombak itu berwarna hitam pekat,penjangnya secara keseluruhan adalah 2,5 meter.

"Blade dance number 21,moon slasher"

Dengan sekejap mata,akar akar yang sedari tadi menghempaskan tubuh Lord phantom kesana kemari langsung putus menjadi beberapa bagian kecil.

Rendi tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat,ia tak terkejut akan hal yang baru saja Lord phantom lakukan melainkan Rendi terkejut dengan senjata yang Lord phantom pegang.Senjata itu terlihat sama persis dengan miliknya,Silverblade.Perbedaannya hanya jenis,tapi ia yakin jika bahan dari senjata itu sama.Yaitu berlian,apalagi lambang Guardianes yang terpatri dengan mendetail yang semakin menguatkan dugaan akan senjata tersebut.

"Ada apa?,terkejut?",tanyanya sambil memutar mutar tombak tersebut.Rendi hanya menaikkan alisnya dan balas bertanya,"dari mana kau mendapatkan itu?"

"Hmnn....seseorang yang sangat baik,yang memberikannya kepadaku ketika tewas",Rendi hanya mengernyit tak percaya dengan ucapan Lord phantom barusan."Kurasa,kau mengambilnya secara paksa.Bukan karena mereka memberikannya padamu",sambung Rendi.

"Bingo!.Hebat,tepat sekali"

"Kau belum menjawab semua pertanyaanku!",ujar Rendi dengan suara sedikit membentak."Baiklah,pilihanku ada dua Leon dan Diana.Kurasa,kau bisa menerka apa yang kulakukan agar mendapat benda manis ini",Lord phantom berhenti memutar mutar tombaknya ia menatap Rendi dengan seringaian miliknya.

Sementara itu,amarah di pikiran Rendi sudah mendidih dengan suhu yang sangat tinggi.Ia sangat benci dengan orang didepannya ini,sangat benci.Melihatnya saja membuat Rendi muak,apalagi kelakukannya yang selalu merendahkan dan mengusik Rendi.

"Silverblade"

Muncul dua belati dengan bilah berwarna keperakkan,terdapat lambang Guardianes yang terpatri di bilah tersebut.Keduanya saling bertatapan, satu dengan tatapan benci yang satunya dengan tatapan meremehkan.Keduanya diam beberapa saat menunggu siapa yang melakukan serangan pertama.

Angin kencang berhembus membuat rerumputan dan dedaunan saling bergesekkan hingga menimbulkan suara seperti melodi yang menenangkan bagi siapalun yang mendengarnya.Namun tidak bagi dua orang ini, Rendi dan Lord phantom.

Keduanya masih diam dan saling mengawasi pergerakan masing masing dengan seksama.Angin membuat jubah yang dipakai Rendi berkibar kibar mengikuti arah angin,sama halnya dengan jaket yang dipakai Lord phantom.Akhirnya angin berhenti berhembus,terjadi keheningan disekeliling mereka.Hingga

Rendi memotong jarak antara dirinya dan Lord phantom menjadi nol dalam beberapa detik.Kini ia bersiap menebas tubuh Lord phantom dengan belatinya.Namun usahanya gagal,karena setiap serangan yang dilancarkan Rendi selalu berhasil ditahan oleh Lord phantom.

Tangg

Srangg

Tiga besi saling bergesekan,menimbulkan percikan percikan api disana sini.Sejauh ini tak ada yang mendapat luka gores.

Rendi mencoba menebas lengan Lord phantom,ditahan oleh tombak milik lord phantom.Begitu juga sebaliknya,ketika Lord phantom hendak menyerang Rendi ditangkis oleh belati milik Rendi.

Keduanya kini berhenti menyerang dan membuat jarak.Tak lama kemudian Lord phantom terbang keatas hingga tak terlihat oleh Rendi.Menyadari kesempatan membLas dendamnya akan hilang lagi,Rendi segera menyusulnya.

Sesampainya diatas,tak ada siapapun selain Rendi.Tak ada tanda tanda Lord phantom.Kedua iris milik Rendi melihat kesana kemari,namun hasilnya nihil.

"Dibelakangmu",bisik sebuah suara tepat ditelinga kanan Rendi.Reflek,rendi langsung membalikkan badannya seratus delalan puluh derajat.Namun tak ada siapapun,"disamping kananmu".Bisik sebuah suara itu lagi,kali ini Rendi tak langsung membalikkan badannya,ia sedang fokus mengumpulkan energi alam untuk berjaga jaga.

Disamping itu,itu juga untuk memudahkan Rendi untuk mencari Lord phantom.Karna energi alam akan memutari manusia dan hewan yang tak pernah mencoba bersatu dengan alam sekitar.Dan Rendi yakin,jika Lord phantom tak pernah menggunakan energi alam.Kenapa?,karena Rendi tak merasakan adanya bekas energi alam di tubuh Lord phantom.Ia bisa merasakannya karena mode Beyond the boundary miliknya.

Sejauh ini,tak ada tanda tanda sosok yang dicari oleh Rendi."Mencari seseorang?",Rendi masih kurang paham kalimat yang baru ia dengar.Ia mencoba mencerna kalimat itu secara bertahap,beberapa derik kemudian ia sadar dan segera membalikkan badan kearah sumber suara tersebut.Namun sudah terlambat,sebuah pukulan dengan telak mengenai tubuh Rendi hingga ia terhempas kebawah dan punggungnya menyentuh tanah dengan keras.

Ketika ia baru bangkit dan berdiri,ia lengsung mendapat lagi pukulan yang dengan sukses mengenai perutnya namun hingga ia terhempas kebelakang dan menabrak pepohonan.

Cairan berwarna merah kental mengalir dengan deras disekitar pelipis,punggung dan salah satu pergelangan kaki Rendi.Ia terjatuh dengan posisi berlutut dengan tangan kiri ia gunakan sebagai tumpuan tubuhnya.

Rendi menengadahkan kepalanya dengan salah satu mata tertutup karena menahan rasa sakit yang menjalari tubuhnya.Nafasnya terengah engah dan berat.Kedua belati miliknya tergeletak sejauh 1 meter dari tempatnya sekarang.

Rendi mencoba menggapai kedua belatinya,ia bisa saja mengambilnya.Jika saja Lord phantom tak menendang belati itu semakin menjauh dari Rendi.Rendi yang merasa dipermainkan semakin geram,ia segera menyiapkan sihir untuk menyerang Lord phantom.Namun

Sebuah telapak tangan melingkar dengan sempurna dileher milik Rendi.Tangan itu menganggkat tubuh Rendi hingga kaki milik Rendi tak lagi menyentuh tanah.Siapa lagi kalau bukan Lord phantom yang melakukannya.

"Lemah",ejek Lord phantom sambil menguatkan pegangannya pada leher Rendi membuat Rendi semakin kesulitan bernafas.Rendi mencoba melepaskan tangan Lord phantom dari lehernya namun usahanya sia sia.Setiap detik yang berlalu,tubuhnya semakin lemah.

"Aku tak mengerti apa yang 'mereka' khawatirkan jika lawanku seperti ini",lanjutnya sambil terkekeh pelan."Kurasa 'mereka' terlalu ber-"

Ucapan Lord phantom terpotong karena sebuah kepalan tangan berhasil mendarat di pipi kirinya membuatnya terjatuh mundur.Tak hanya itu,sang pemilik tangan menendang tubuh Lord phantom hingga ia terhempas dibelakang dan menabrak sebuah pohon.Dan yang melakukan itu semua adalah,Rendi.

"Kurasa,aku membangunkanmu",ujar Lord phantom sambil membersihkan darah di ujung bibirnya.Tak ada jawaban dari Rendi,kepalanya tertunduk membuat poninya menutup sebagian besar wajah Rendi.Bibir Rendi membuat sebuah lengkungan sempurna,perlahan lahan kepala Rendi menengadah dan menatap sosok di depannya.

Iris berwarna hijau dan biru di mata rendi lenyap,tergantikan dengan iris berwarna merah dengan pupil mirip seperti reptil.Senyuman lebar terlihat jelas di wajah Rendi.Dalam sekejap mata,semua luka di tubuh Rendi sembuh tanpa bekas.Seolah olah Rendi tak pernah mengalaminya.

"Wah wah,kurasa aku harus mendengarkan nasehat menyebalkan dari 'mereka' semua"

Dalam sekejap mata,Rendi sudah berada di samping kiri Lord phantom.Ia mencoba memukul wajahnya namun segera di tahan oleh tombak milik Lord phantom.

Crakk

Tombak bernama Stardust itu langsung patah dan pukulan Rendi dengan telak mengenai pipi Lord phantom.Ia sempat terhuyung mundur dan mencoba menyeimbangkan tubuhnya.Melihat kesempatan ini,Rendi segera mencoba memukul Lord phantom sekali lagi.Tapi,kali ini serangannya dihentikan oleh Lord phantom.Kepalan tangan milik Rendi dicengkram dengan satu tangan oleh Lord phantom.Sedetik kemudian,Lord phantom melancarkan tendangan berputar kearah Rendi.Rendi dengan sigap menahannya dengan lengan kirinya.

Keduanya melompat mundur mengambil jarak."Kurasa aku harus lebih serius drnganmu",nada bicara Lord phantom terdengar lebih serius dari sebelumnya.

Energi energi berwarna hitam mulai berkumpul disekitarnya,perlahan lahan energi itu membungkus tubuh Lord phantom."Disarray mode"

Mata kiri Lord phantom berubah menjadi ungu tua.Tubuhnya diselimuti aura berwarna hitam pekat,jika dilihat lihat ini mirip dengan mode Beyond the boundary milik Rendi.

"Hah,kurasa aku harus mulai mendengarkan nasehat menyebalkan dari 'mereka'",nada bicara menjengkelkan Lord phantom kembali.Ia menyeringai dan mengangkat dagunya keatas.

Rendi tak merespon apapun,kedua sorot matanya masih menatap Lord phantom dengan tajam.Seolah menunggu sesuatu,Rendi mengangkat salah satu tangannya keatas.

Sedetik kemudian,muncul bola berwarna putih yang semakin membesar.Setelah cukup besar,Rendi melemparkan bola itu kearah Lord phantom.Lord phantom tak merasa gentar sedikitpun.Ia mengarahkan salah satu telapak tangannya kedepan dengan malas."Black hole"

Muncul lubang hitam kecil di telapak tangan Lord phantom.Jangan menilai ukurannya,karena lubang sekecil itu mampu menghisap bola raksasa berwarna putih itu dengan mudah.

"Biar kutunjukkan bagaimana caranya",sahut Lord phantom mulai mengumpulkan energi kegelapan di tangan kanannya.Sementara itu,tangan kirinya menghisap bola putih yang dibuat Rendi.

Energi yang dikumpulkan Lord phantom di tangan kanannya mulai mrmbesar dan membentuk bola raksasa berwarma hitam pekat.Ketika Lord phantom selesai menghisap bola raksasa milik Rendi,ia segera menembakkan bola raksass miliknya."Black Saphere"

Duarr

Muncul ledakan besar akibat bola itu.Asap tebal membumbung tinggi,pohon disekitar ledakan itu hangus terbakar.Rendi tak terlihat dimanapun,yang terlihat hanyalah sekumpulan asap dan beberapa percikan api.

Suara Ledakan yang keras itu dapat terdengar dari segala penjuru di pulau naga.Namun,yang lainnya tak terbangun dari tidur mereka.Mengapa?,itu karena sebelumnya Lord phantom sudah membuat penghalang yang membuat semuanya tidur hingga pagi dan tak akan mendengar suara apapun ketika malam tiba.

Dari dalam asap yang tebal itu,ada sebuah siluet manusia tengah berdiri dengan tegap di tengah tengah ledakan tersebut.Siluet itu berjalan dengan pelan menembus asap,lama kelamaan sosok dari siluet itu semakin jelas.Ketika salah satu kakinya melangkah keluar dari asap,dengan satu hembusan angin asap teresebut hilang sepenuhnya.Menampakkan sosok Rendi yang tak terluka sedikitpun,Lord phantom hanya teraenyum licik melihat apa yang baru saja terjadi di depannya.

"Kurasa,aku terlalu meremehkanmu",gumam Lord phantom.Tanpa menunggu lebih lama lagi,ia langsung mengikat suluruh badan Rendi dengan rantai berwarna perak.

Rendi memberontak berusaha melepaskan diri dari dalam rantai,namun usahanya malah membuat rantai itu mengikat tubuhnya semakin kencang."Sebaiknya kau jangan memberontak atau rantai itu akan semakin mengikatmu dengan kencang.Tapi,sebenarnya aku tak peduli"

Kali ini Rendi menurut dia diam untuk beberapa saat sambil menatap Lord phantom dengan tajam.

"Wah!,bisa telepati rupanya",seru Lord phantom sambil memegangi keningnya.

Lord phantom pov

Flash back

"Siapa kau sebenarnya huh?!",ujar sebuah suara parau dikepalaku.

"Wah,bisa telepati rupanya",ujarku dengan nada bersemangat yang tentunya aku buat buat.

"Cih,kau belum menjawab pertanyaanku!",lanjutnya yang ikut membuatku kesal.

"Iya iya,aku Lord phantom.Setidaknya itu julukanku"

"Pfffttt"

"Kenapa?!"

"Kau menamainya sendiri?"

"Tidak"

"Oh"

"Hei anak muda!,kau belum sepenuhnya menjawab pertanyaanku!"

'Orang ini,banyak maunya.Eh tunggu,dia kan bukan manusia',batinku di dalam hati.

"Apa kau bilang?!",bentaknya yang sepertinya mengetahui apa yang aku pikirkan.

'Oh,rupanya dia bisa mengetahui isi hatiku'

"Tentu saja aku bisa"

"Bisakah kau tak membaca pikianku!!"

"Hahahahah"

"Apanya yang lucu?!!"

"Hanya saja,kaulah yang membunuh orang tua Rendi.Kaulah yang jahat di kehidupannya.Tapi,kenapa sikapmu bukan seperti orang jahat pada umumnya.Malahan reaksimu sama seperti Rendi ketika aku mengerjainya"

"Jangan samakan aku dan dia!!,dia dan aku berbeda!!.Kami tak sama!!,dia adalah cahaya dan aku kegelapan.Aku adalah bulan dan dia matahari.Kami adalah dua hal yang berbeda!!"

Bentakku dengan nada yang sangat tinggi.Aku memang sangat sensitif dengan pernyataan soal aku sama dan Rendi.Selama ini aku sudah tak pernah merasa kesal dan dipermainkan,itu sudah sekitar 9 tahun yang lalu aku terakhir merasa seperti ini.

Orang orang selalu tersenyum dan tertawa ketika aku di dekat mereka.Namun,jika aku tak ada mereka semua berbicara buruk tentangku.Aku yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka langsung pergi berlari dan menangis.Bagaimana tidak,usiaku waktu itu baru 3 tahun,aku tak tahu menahu mengapa semuanya begitu.

Hanya dua orang yang mau berteman denganku dari lubuk hati masing masing.Merekalah yang mewarnai hidupku yang muram,tapi.Meskipun mereka sahabatku,aku tak dapat memaafkan mereka apalagi 'dia'.Kenapa?,ketika aku berhasil menyelamatkan seuatu.Orang orang selalu menganggap itu adalah berkat 'dia' bukan diriku.Seluruh hasil jerih payah yang kulakukan.Selalu 'dia' yang mendapat perhatian,sedangkan aku.Aku mendapat ejekan dan makian karena aku menyatakan bahwa dirikulah yang melakukannya.

'Dia',aku tak akan memaafkannya.'Dia'...

"Oh,jadi begitu rupanya"

Aku langsung tersadar dari lamunanku.Dan beberaap detik kemudian,aku sadar bahwa aku seharusnya tak memikirkan itu.

"Wah wah,rupanya kita akan melakukan permainan yang seru nih"

"Hmph,akan lebih seru jika kau kalah!"

"hmmnnn...tenang tenang...Aku akan menjaga identitasmu kok.Tenang saja"

Nada bicaranya terdengar tak serius namun sebenarnya aku tak terlalu mempedulikannya.

"Siapa namamu?",tanyaku padanya.

"Sighmurd,the hatred

"Ho~,rupanya Rendi kurang beruntung"

"Justru aku yang beruntung.Karena jika setiap dia terbawa emosi,aku dengan mudah mempengaruhi benaknya!"

"Terserah ah"

"Bagaimana dengan milikmu?"

"Milikku?.Oh!"

"Zeal,the fury"

Balas sebuah suara lain dikepalaku.Aku hanya tersenyum mendengarkannya,sudah lama tak mendengar suara miliknya.

Kemudian aku segera menarik tubuh Rendi yang terlilit dengan rantai dan menghempaskannya ke tanah sambil melepaskan rantai yang melilit di tubuhnya.

Rendi tak bergerak,ia terbaring diatas tanah dengan kedua tangan terpenjam.

"He~,seru juga ya.Pertarungannya",ujar seorang bocah yang kini berada di belakangku.Dari suaranya yang menjengkelkan aku sudah tau siapa dia,"kau sangat menikmayi waktumu di bangku penonton.Benar bukan?,Rupert"

Balasku sambil membalikkan badan dan menghadap bocah dengan tinggi 123 cm tersebut.Telinga kucing dikepalanya terlihat lembut dengan warna senada dengan rambutnya,yaitu putih.Pakaian yabg dikenakan miliknya serba hitam,sangat kontras sekali dengan warna rambutnya.Senyuman menyebalkan terlukis dengan jelas di wajahnya.

"Bagaimana keadaan yang lainnya?",tanyaku.

"Semua beres,meskipun awalnya aku sedikit khawatir dengan 'dua orang' itu",jawabnya dengan menggunakan nada bicara yang biasa kugunakan.

"Astaga,anak ini.Apakah dia gak tahu dia bicara dan siapa?!!"

Zeal sepertinya kesal dengan kelakukan Rupert.Namun,aku sudah biasa menghadapi sikap menyebalkan dari anak satu ini.

"Sudahlah,ayo kita pergi!"

"Dengan apa?",tanya Rupert dengan wajah polos dengan  senyuman menyeringai.Dari situ aku tahu ia ingin apa,mengerjaiku.Aku hanya menghela nafas sambil memutar kedua bola mataku.

"Tentu saja dengan portal di pulau ini!",ujarku dengan nada yang sedikit membentak.Kami pun segera menuju portal itu,di tengah tengah perjalanan aku berhenti."Hei Rupert.Bagaimana keadaan 'dua orang' itu?"

Rupert juga ikut berhenti."Mereka berdua menjalankan perintahmu dengan lancar,tak ada yang mencurigai mereka sama sekali"

Aku hanya terkekeh mendengar jawaban dari Rupert.Berarti semuanya akan berjalan sesuai dengan rencanaku."Ayo pergi!",titahku yang langsung disetujui oleh Rupert.

--------------------

Rendi pov

"nggg"

Rasanya ada sesuatu di hidungku.Bulu?,kaki?.

"Awww",ringisku sambil memegangi hidungku.Kedua mataku sepenuhnya terbuka di perutku berdiri seekor burung.

"Jadi kau ya,yang menggigitku tadi?",tanyaku padanya.Yang pastinya tak akan dijawab olehnya,memangnya kenapa juga aku harus berbicara dengan hewan!!..

Aku mulai meruntuki diriku sendiri tanpa alasan yang jelas.Sampai akhirnya sadar jika aku sedang berbaring ditengah tengah hutan.

Aku mengerjabkan mata beberapa kali,mencoba memikirkan kemungkinan kenapa aku sampai tidur disini.Namun aku tak dapat mengingat apapun,aku hanya ingat seseorang memukul kepalaku.Dan dia adalah Lord phantom,kemudian aku bertarung dengannya hingga....em...sampai dimana ya aku bertarung dengan orang itu?.

Hanya satu kesimpulan yang dapat kuambil.Tanpa pikir panjang aku berusaha memaksa mauk kedalam memory roomku.

Aku berusaha berkonsentrasi agar bisa masuk namun nihil.Aku masih bisa merasakan rerumputan yang kududuki.

Ketika aku sudah tak dapat merasakan itu semua.Aku membuka kedua kelopak mataku yabg semula tertutup."SIGHMURD!!!,DIMANA KAU?!"

Teriakku dengan emosi,karna kutahu bahwa jika aku melakukan sesuatu dan aku tak dapat mengingatnya.Ku yakin bahwa itu semua pasti ulah  Sighmurd.

"Bisakah kau tak berteriak riak",akhirnya Sighmurd muncul dengan tampang tak berdosa miliknya."Ya,ada apa?!",tanyanya dengan kesal.Sepertinya ia kesal gara gara aku meneriaki namnya,namun siapa peduli!.

"Um,Sighmurd"

"Iya?"

"Semalam,pestanya bagaimana?.Seru bukan?",tanyaku dengan senyum yang dipaksakan.Tentunya di dalam jati aku luar biasa emosi dengan sighmurd karena kelakuannya.

"Iya,seru sekali",jawabnya dengan tampang tak berdosa.Kurasa urat nadi di pelipisku mulai terlihat,emosi di dalam diriju mulai mendidih.Namun aku tahan sedikit,sebentar lagi aku lampiaskan kok.

"Rupanya begitu",sahutku sambil menundukkan kepalaku kemudian berjalan perlahan lahan kearah Sighmurd.Setelah jarak diantara kami tinggal beberaap senti,aku menengadahkan kepalaku dan menatap sighmurd tajam.

"Apa maksudmu dengan SERU HA?!"

"Lha?,kan kau tanua jika pesta semalam seru atau tidak.Jadi,ya kujawab sejujurnya saja"

"Tapi bukan itu maksudku!.Kau ini,tak mengerti kiasan ya?!"

"Trus,maksudmu apa dong?.Aku gak ngerti",balas Sighmurd masih dengan wajah tanpa dosa miliknya.

"Aish..lulakan saja",aku memegang keningku yang terasa berdenyut denyut karena mengatasi Sighmurd yang nakal nya bukan main.

"Rendi"

"Hm?"

"Kau yakin akan mencari tahu ingatanmu yang hilang?"

"Iya,memangnya kenapa?"

"Jika kau mendapatkan ingatanmu yang hilang,apakah kau akan memberitahukannya kepada Loki?"

"Hmnn...kurasa iya,lagipula dia kan juga dihapus ingatannya.Eh tunggu dulu!,kau belun menjawab pertanyaanku"

"Apakah kau akan membunuh orang bernama Lord phantom itu?"

"Kau ini,bukannya menjawab malah balas bertanya"

"Jawab saja!",titahnya dengan wajah yabg serius.Aku hanya mendesis karena sikap keras kepala milik Sighmurd.

"Iya.Lagipula dia yang membunuh ayah dan ibu.Aku akan membalasnya!"

"Hmnn...begitu"

"Sighmurd"

"Ada apa?"

"Kau terlihat sedang menyembunyikan sesuatu dariku",bukannya terkejut dengan kecurigaanku.Ia malah tersenyum penuh arti mendengar pertanyaanku.

"Bagaimana ya?"

"Jawab aku!"

"Hmmm...Peristiwa di masa lalu dan masa kini terulang kembali.Dua orang yang ditakdirkan untuk saling bertarung kembali bertemu,siapa diantara mereka berdua yang menang?.Tak ada yang tahu,hanya waktu yang dapat menjawabnya"

"Hei aku serius!",bentakku dengan nada tinggi.

"Aku juga serius!,ingat apa yang baru saja aku ucapkan tadi!",balas Sighmurd dengan nada yang tak kalah tinggi denganku.

Aku langsung bungkam dan memikirkan ucapan Sighmurd,kalimatnya seperti...milik master Lukas.

Kenapa semua orang mengatakan hal yang sama akhir akhir ini?.Apakah makna dari kalinat itu?,akh!.Memikirkannya saja bikin pusing.

Aku mulai mengacak acak rambutku tanpa alasan yang jelas.Wajahku mungkin menunjukkan emosiku sekarang dengan jelas,hingga satu pertanyaan muncul dikepalaku.

'Siapa Lord phantom itu?'

Pertanyaan itu,langsung mekahirkan beberapa pertanyaannya lainnya.

'Apa hubungannya dan aku?,.emangnya dia dendam apa ke orang tuaku sampai dia bunuh segala?'

Kali ini,bertubi tubi pertanyaan mulai masuk di pikiranku.Dan aku tak tahu jawaban masing masing dari pertanyaan pertanyaan tersebut.

Narator pov

Rendi terlihat begitu larut dengan pikirannya sendiri,sampai sampai Sighmurd yang sedang melambai lambaikan tangannya di depan Rendi tak ia perhatikan.

Sighmurb bahkan sempat mrncoba menjentikan jarinya tepat ditelinga Rendi,menepuk nepuk tangannya di dekat daun telinga milik Rendi,bahkan sampai menggoyang goyangkan tubuhnya sambil memanggil namanya.

Menyerah,akhirnya Sighmurd menghela nafas.Sampai sebuah ide nakal terbesit dipikirannya,sedetik kemudian.Sighmurd sudah hilang.

"DORR!!"

"A!,SIGH-MURD!",ujar Rendi sambil menekankan nadanya pada nama Sighmurd.

Sighmurd yang melihat kelakuannya berhasil tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya.Ia tak mempedulikan Rendi yang tengah menatap tajam dirinya.

Dengan sekejap mata,kemarahan Rendi langsung mereda.Tergantikan dengan senyum licik di wajahnya,ia sedang memandang Sighmurd yang sedang tertawa lepas sambing memegangi perutnya.Sedetik kemudian..

Byurrr

Sighmurd terjatuh di dalam kolam es yang suhunya dibawah nol derajat celsius.Sedetik kemudian,ia langsung terbang kekuar dari kolam itu sambil memegangi tubuhnya yang kedinginan dan basah kuyup.

Rupanya,Rendi mengganti suasana memory room menjadi sebuah dataran es.Dan ia sengaja membuat tempat yang dipijak oleh Sighmurd menjadi kolam air es.

Kali ini,giliran Rendi untuk tertawa terbahak bahak.Ia sudah mengembalikan suasana di memory room menjadi sperti semula.

Sighmurd terlihat basah kuyup dan kedinginan.Namun,sedetik kemudian tubuhnya kembali kering dan terlihat tak sedang kedinginan.

Mrnyadari akan hal ini,tawa Rendi langsung berhenti.Pembalassannya tak terlalu berpengaruh.

"Baiklah,aku pergi dulu",ujar Rendi sambil membalikkan badannya membelakangi Sighmurd.

"Ok,kangen sama aku ya?",balas Sighmurd dengan nada manja yang dibuat buat.Rendi hanya mendengus kesal"tidak akan",Balasnya

----------------------------

Rendi pov

Aku dapat merasakan kembali suasana di sekitar.Perlahan lahan aku membuka kedua kelopak mataku yang semula tertutup.Cahaya menyilaukan mata muncul,membuat mataku setengah terbuka.Hingga mataku sudah beradaptasi dengan terangnya cahaya,aku dapat melihat sekeliling dengan jelas.

07.40 Am.Itu yang tertera di arloji milikku.Akhirnya aku memutuskan untuk terbang dengan sihir hingga..

"Akhh!!!",rasa panas langsung menyengat tubuhku.Bodohnya diriku lupa bahwa rune itu masih ada.Akhirnya kuurungkan niatku untuk terbang dab memutuskan untuk berjalan jalan sebentar.

Rasa panas itu masih ada,namun sudah mendingan dan bisa kutahan.'Master rupanya tak main main',batinku dalam hati.

Aku memutuskan untuk pergi ke sungai yang mengarah langsung menuju laut.Sesampainya aku disana,diriku memutuskan untuk duduk bersantai sejenak dan menikmati pemandangan yang menenangkan.

Burung burung berkicau dengan riang,seolah olah tak pernah mengalami beban di hidup mereka.Sesangkan dedaunan menari nari bersama angin hingga melantunkan sebuah duara yang sangat menenangkan pikiran.Hembusan angin dengan bau air sungai yang jernih,membuat pikiranku yang kacau balau menjadi tenang.Suara aliran sungai,angin,dedaunan dan hewan hewan bagaikan konser musik yang menenangkan di telingaku.

Pikiranku yang campur aduk langsung hilang tergantikan dengan ketenangan.Aku menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya.

Sebelumnya aku hanya seorang siswa smp kelas 3 biasa.Sekarang,pada saat liburan musim panas hidupku berubah 180 derajat.Awalnya kukira sihir,makhluk makhluk legenda hanyalah mitos belaka.Tapi sekarang,kini aku percaya dengan keberadaan mereka.

Hidupku yang awalnya biasa saja,berubah menjadi sebuah petualangan.Menghentikan Lord phantom,mencari identitasku yang sebenarnya memecahkan teka teki kehidupanku dan mencari tahu apa arti dibalik kehidupanku di dunia ini.

"Hahh",aku menghela nafas panjang.Memikirkan betapa banyak urusan yang harus kuselesaikan.

Aku meletakkan kedua telapak tanganku dibelakang kepala kemudian bersandar di salah satu pohon sambil memejamkan mata.'Tak apalah,setidaknya aku bisa tenang untuk saat ini',batinku dalam hati sambil tersenyum merasakan suasana sekitar.

"Rendi?,dari mana saja kau?!.Aku mencarimu kemana mana"

'Atau mungkin tidak',senyuman dibibirku langsung lenyap begitu mendengar suara milik Loki.

--------------------------

"Kau tahu seberapa lama aku mencarimu?!"

Aku hanya menggidikkan bahu dengan malas.

"Tiga jam!,camkan itu di otakmu.Ti-ga-jam!",serunya yang membuat pikiranku kembali campur aduk.Aku hanya menghela nafas mendengar ocehan ocehan yang dilontarkan temanku ini.

Kini,kami sedang dalam perjalanan menuju gunung sambil berjalan kaki.

"Kau tahu aku harus terbang kesana kemari dan....bla bla bla"

Aku malas mendengarnya dan hanya mengalihkan pandanganku ke samping.Kedua iris mataku mengikuti seekor burung yang terbang bebas kesana kemari.

'Andai aku seperti burung,bisa bebas kesana kemari tanpa ada beban sedikitpun.Namun kutahu,itu tak mungkin.Burung itu bisa saja memiliki keluarga dan harus menjaganya.Setiap orang pasti memiliki beban yang harus diemban masing masing.Aku masih tak tahu menahu soal masa laluku,soal siapa diriku dan apa arti keberadaanku ini'

Pandanganku langsung berubah sendu sambil menatap burung itu.Tak lama kemudian,

Gubrak

Kakiku tersandung batu dan akhirnya terjatuh.Loki tertawa terbahak bahak melihat aku jatuh."Itu,jangan melamun ketika berjalan",sindir Loki sambil terua tertawa hingga matanya berair.

Aku hanya mendengus dan mengembungkan pipiku sambil berdiri dan membersihkan debu yang menempel di bajuku.

Kali ini aku langsung berjalan mendahului Loki dengan langkah cepat dan lebar.Aku tak menghiraukan Loki yang berteriak memanggilku.Aku tak peduli lagi,pikiranku sangat campur aduk dan Loki menggodaku ketika disaat yang tak tepat.

"Rendi!,tunggu!"

Bla bla bla,aku tak dengar apapun.

"Hei Rendi!!"

La la la la....aku tak mendengar apapun.

"AWAS!!!"

'Awas?',aku masih belum mencerna arti dari kata tersebut hingga.

"Ah!"

Aku terjatuh dari tebing dan kini terjun bebas.Jarak antara diriku dan daratan hanya sedikit.Tak akan sempat bagiku untuk mengumpulkan energi alam.

Untungnya dibawah ada air,jadi aku hanya memejamkan mataku sambil bersiap siap merasakan benturan.

Satu detik....

Dua detik....

Tiga detik....

Tak terasa apapun,aku memberanikan diri untuk membuka mata.Dan mendapati ujung hidungku hampir menyentuh permukaan air.Sesuatu melingkar di pinggangku,aku melihat kearah pinggangku dan mendapati Loki menghela nafas lega sambil memegang erat tubuhku.

"Rendi Rendi",gumam Loki sambil menggeleng gelengkan kepalanya.Aku hanya diam seribu bahasa,di luar aku terlihat diam tapi di dalam aku mruntuki diriku yang bodoh tak mendengarkan ucapan Loki.

Loki kemudian menepi dan mendudukkan tubuhku di pinggir sungai,tak lama kemudian ia juga ikut mendarat dan berdiri disampingku.

"Kubilang juga apa,kau yang tak mendengarkan",sindir Loki yang bersahil membuatku bungkam.Pikiranku benar benar campur aduk,sebenarnya aku ingin membagi beban yang kurasakan kepada temanku ini.Tapi,aku tak ingin ia menderita karna mengetahui tentang kekuatanku ini.

Sebuah telapak tangan menepuk pundakku,membuat seluruh pikiranku karam.Dan sang pemilik tangan itu adalah,Loki."Jika kau belum siap mengatakan yang sebenarnya kepadaku tak apa.Namun,ketahuilah.Jika kau butuh teman bicara,aku akan selalu ada"

Ucapnya sambil memandang lurus kedepan,"he~.Seorang Loki yang cerewet bisa seperti ini?",sindirku dengan tujuan mencairkan suasana.Loki sempat tersentak untuk beberapa detik,kemudian ia langsung memukul lenganku dengan keras."Aku gak cerewet!",sergahnya namun aku malah membalasnya dengab senyuman meragukan."Itu,keliatan".Tunjukku padanya yang berhasil membuat Loki merah padam.Aku langsung berlari menjauh dari Loki sambil menjulurkan lidahku padanya.

"RENDI!!.SINI KAU!,KALAU KUDAPAT KAMU LIHAT SAJA NANTI!!

------------------------

"Jadi kalian bermain main hingga sore?!",tanya Renata dengan tatapan kesal nan tajam  kearah aku dan Loki yang tengah tertunduk.

"Tuan Rendi,maafkan kelancangan saya.Tapi tuan seharusnya mengerti aturan agar saya tak terlalu susah!",tegur Renata sambil meninggikan suaranya.

Flashback

"Rendi awas ya kau!"

Aku tak mengubris peringatan Loki dan terus menerus berlari menjahuinya.Aku sadar jika tadi Loki terbang,jadi kurasa rune sihir ditubuh Loki sudah dicabut.Jadi,untuk berjaga jaga aku mengumpulkan energi alam sambil berlari.Dan itu sangat menyusahkan aku harus membagi fokus ku akan dua hal.

Seperti yang kuduga,Loki mengejarku dengan sound speed miliknya.Dan kini,mode Beyond the boundary milikku sudah siap.Aku langsung mengelak dengan muda serangan milik Loki.

Akhirnya,kami berakhir bermain kejar kejran dengan serangan sihir yang kami punya hingga sore.

Dan begitulah,setelah itu.Kami dimarahi habis habisan oleh Renata.

"Sudah sudah,Renata.Lagipula,permainan mereka bagus juga buat latihan",timpal Lukas mencoba menenangkan Renata.Renata hanya mengela nafas dengan panjang dan pergi mengambil buah yang tersedia di dalam untuk makan malam.

Sedangkan aku dan Loki menghela nafas lega dan segera bergabung dengan yang lainnya di dalam untuk makan malam.

-------------------------

Narator pov

Ketika sedang makan,semuanya saling bercanda tawa dan terlihat ceria.Kecui dua orang,mereka adalah Rendi dan Renata.Rendi dan Renata sama sama tak terlaku suka dengan hal yang namanya 'berisik'.

Rendi memilih duduk bersandar di tembok gua sambil memakan apel dan mendengarkan musik dari headset buatan Evelyn.Sedangkan Scarlet juga memilih untuk duduk di dinding gua yang berlawanan dengan Rendi sambil membaca buku.

Lukas hanya diam dan mendengarkan kelakuan murid dan temannya itu.

"Master"

Panggil Scarlet yang dibalas dengan 'Hm' milik Lukas.

"Memangnya,apa nama gunung ini?",tanya Scarlet.Lukas hendak membuka suara dan menjawab pertanyaan muridnya itu,namun.

"Taring naga",Renata langsung menimbrung keadalam percakapan Lukas dan Scarlet.Lukas hanya memberikan pose kepada Scarlet untuk mendengarkan Renata.

"Seperti yang kubilang tadi,gunung ini diberi nama taring naga.Kenapa?,karena pulau ini termasuk tempat tinggal dari naga milik tuan Valor,pemimpin klan cahaya generasi pertama.Selain itu,gunung ini juga merupakan sarang dari seekor naga betina yang bernama Elena.Gunung ini juga berbentuk menyerupai taring naga,jadi.Dari situlah nama gunung ini dan pulau ini diambil",jelas Renata panjang lebar.Sedangkan Scarlet hanya manggut manggut mendengar penjelasan Renata.

"Masuk akal juga,namanya",gumam Rendi.Meskipun kini ia memakan headset,Rendi dapat mendengar percakapan mereka semua dengan jelas.

"He~,rupanya ada anak kecil dengan pengetahuan yang luas ya?",sindir Loki yang langsung membuat Lukas dan Renata mengernyit."Aku bukan anak kecil!",sergah Renata.

"Lalu,kenapa badanmu itu seperti anak berusia d-"

"Dengar ya,aku ini bukan anak kecil.Justru kaulah yang anaj kecil dihadapanku.Bahkan,si Lukas yang menjadi guru kalian masih kuanggap anak kecil dihadapanku!!"

"Oh jadi hanya seorang wanita tu-"

Ucapan Loki terpotong karena Renata sudah memukulnya hingga ia terhempas sangat jauh.Mungkin hingga ke bibir pantai.Semuanya hanya menatap Renata dengan ngeri.

"Dia pasti gakpapa.Lagian,dia kan udah latihan disini,terus rune sihir di tubuhnya sudah dicabut",ujar Renata dengan muka merah padam

Tak ada yang berani membuka suara untuk protes.Setengah jam telah berlalu,makan malam sudah selesai dan Loki belum kembali.

Rendi memilih bersandar di mulut gua dan menikmati langit malam sambil menunggu sahabatnya itu.Tak lama kemudian,muncul siluet pakaian Loki di udara.Siluet itu semakin jelas dan besar,hingga akhirnya Loki mendarat di tebing dengan pakaian kotor disana sini dan beberapa luka gores dan lebam di tubuhnya.Tak hanya itu,beberapa daun dan ranting pohon menempel di rambut kecoklatan miliknya dan bajunya.Selain itu,ada sebuah luka lebam di pipinya.Luka itu masih memerah.

"Kamu gak papa?",tanya Rendi kepada sahabatnya yang tengah merah padam."Kelihatannya bagaimana menurutmu?!,dimana dia!?".Loki menengok kekanan dan kekiri mencari seseorang.

Rendi pov

"Maksudmu?",tanyaku padanya.'apakah Renata?'.Batinku dalam hati."Siapa lagi kalau bukan dia yang sok tahu dan sok kuat itu!"

Aku hanya tersenyum masam menyadari tebakanku tepat sasaran.Apalagi Loki menekankan nadanya pada kata 'sok tahu dan sok kuat'.

"Sudahlah,lagipula kau mungkin tak bisa mengalahkannya.Kau lihat sendirikan apa yang ia lakukan padamu",ups.Aku mengucapkan kalimat yang salah.Di dalam hati aku mulai meruntuki bibirku yang tak dapat diajak kompromi.

"Apa?!,kau juga?!.Kamu minta di ajar ya?!",Loki menarik kerah bajuku.Namun aku tetap tenang dan tak terpancing amarahnya,karena aku tahu jika mood Loki sudah rusak.

"Oh,rupanya anak kecil tak tahu apa apa sudah ada disini?",ledek sebuah suara yang aku yakin pemiliknya adalah Renata.Ia datang disaat yang tak tepat.

"Sudahlah,kalian berdua hentikan sekarang juga!",titahku.Namun mereka tak mengubris pertanyaanku dan malah bersiap siap untuk bertarung.

Loki mengambil pedangnya yang semula tersimpan di sarungnya,sedangkan Renata bersiap siap dengan kuda kuda bertarungnya.

Aku menghela nafas panjang sambil memegangi keningku.'Kurasa tak ada pilihan lain',keluh ku di dalam hati.

"Rasakan ini!",pekik mereka secara bersamaan.Ketika serangan mereka hampir mengenai satu sama lain.Sebuah penghalang menghalangi serangan mereka bertabrakkan.Alhasil serangan mereka mengenai penghalang yang kubuat.

Awalnya sempat terasa sangat berat ketika kedua serangan itu berhasil mengenai penghalang yang kubuat.Namun,sekarang sudah lebih stabil.Pikiranku lebih tenang setelah menjalani latihan di sini.

"Apaan ini?!.Rendi!,lepaskan mantramu sekarang",aku tak mengubris keluhan yang dilontarkan Loki dan Renata.Aku malah mengurung mereka berdua di dalam barrier berberntuk kotak.Dinding penghalang yang memisahkan Loki dan Renata kuhilangkan.

Kini,mereka bersiap siap berkelahi lagi.Namun,aku segera mengambil tindakan.Kedus duanya aku ikat dengan tali sihir yang aku buat dengan tehknik creation.Tak hanya itu,keduanya aku tarus saling bersampingan agar lebih tenang.Namun usahaku malah diprotes habis habisan oleh Loki dan Renata.

Gendang telingaku mulai berdengung mendengar perdebatan mereka.Akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua seperti ini.

Baru saja aku membalikkan badan dan mengambil satu langkah menjauh dari mereka.Langkahku langsung terhenti dengan kata

"Tunggu!",ucap mereka berdua serempak.Aku menghela nafas dan memutar kedua bola mataku kemudian berbalik memghadap keduanya.

"Rendi!,jangan tinggalkan aku dengan wanita galak sepertinya",ucap Loki sambil membetikan isyarat bola matanya melitik kearah Renata.

"Ish,siapa juga yang mau denganmu!",balas Renata tak mau kalah.Mereka berdua kembali ke perdebatan mereka kembali.

"Baiklah,akan kubiarkan kalian menyelesaikan perdebatan kalian sendiri",ucapanku tak didengarkan oleh keduanya.

Aku kembali membalikkan badanku dan...

"Tunggu!!",pekik mereka berxua secara serempak dan..lagi.

"Akhh!!.Gak tau ah!",teriak Tendi yang langsung membuat keduanya bungkam.Sepertinya aku juga ikut terbawa suasana."Pokoknya kalian akan tetap seperni ini hingga kalian tenang!"

"Tapi dia kan yang mulai d-"

"Aish,gak ada tapi tapi!",potongku."Kalau kalian udah tenang aku akan melepaskan kalian.Kalian setuju?",tanyaku dengan kedua alisku keatas.

Keduanya hanya menjawab dengan anggukkan singkat.Tubuhku masih membelakangi mereka berdua,tapi aku dapat mendengar gumaman 'iya' secara pelan dan sebuah anggukan singkat.

Itu sudah cukup bagiku dan aku langsung melepas tali dan barrier yang mengurung mereka berdua.

"Eh?!,kau langsung percaya dengan ucapan kami?,meskipun ada kemungkinan bahwa kami akan bertengkar lagi"

Renata bertanya kearahku dengan nada tak percaya.Sedangkan aku hanya membalikkan badan dan tersenyum hangah kearah mereka berdua."Tentu,kita kan teman"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut.Angin berhembus dengan kencang,membuat rambutku ikut menari nari bersama angin.Hingga berantakkan,pakaian yang kukenakan juga ikut berkibar mengikuti angin.

Sedangkan Loki dan Renata menatap diriku dengan tatapan tak percaya.Beberapa detik kemudian,tawa mereka pecah dan mengisi keheningan malam.

------------------------------

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro