Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 5.Hidden portal

.....Bukan hanya diriku yang pernah menderita......
Semua orang,pasti memiliki sebuah penderitaan dan rasa sakit dihati mereka masing masing...

Rendi pov

Aku perlahan lahan membuka kelopak mataku.Pemandangan pertama yang kulihat adalah langit biru yang cerah,tak lupa beberapa awan putih yang menggumpal bagai permen kapas yang terbang bebas diangkasa.Badanku yang semula berbaring kududukkan dan kemudian melihat sekeliling.Kedua mataku langsung disambut dengan pemandangan hamparan lapangan hijau yang luas,beberapa pohon yang tumbuh dengan rapi di salah satu pinggir lapangan.Tak lupa sebuah rumah yang terlihat kecil dari kejauhan menambah kesan seperti di perdesaan.

Kedua iris mataku melirik kesana kemari,mencari tanda tanda kehidupan.Tetapi hasilnya nihil,sampai iris mataku melihat tiga bocah laki laki terlihat sedang main kejar kejaran.Ketika bocah itu terus berlarian dan akhirnya jarak antara mereka dan diriku tinggal 1 meter,namun mereka tak menyadari keberadaanku yang mencolok ini.Ketiganya tetap asyik bermain kejar kejaran,usia mereka seperti anak berusia 3 tahun.Salah satu dari mereka tersandung dan terjatuh,kemudian yang satunya lagi tak dapat menghentikan kecepatan larinya dan akhirnya terjatuh dan menindih temannya yang sudah terduduk di tanah,sedangkan satu bocah yang tersisa berdiri dan menertawakan mereka berdua.

Bocah yang tersandung dan terjatuh duluan memiliki rambut coklat tua dan iris mata yang senada dengan rambutnya,ia juga memegang dua pedang bambu pendek.Kedua iris mataku membulat lantaran aku sadar betul siapa bocah itu.'L-Loki?!.Kalau begiyu yang lain....'.Iris mataku bergerak menuju bocah yang menindih Loki,kemudian aku sadar siapa dia.'i-itu...Aku'.Bola mataku langsung beralih kearah bocah yang terakhir,ia memiliki rambut yang sama persis dengan milikku.Hanya saja rambut miliknya hitam dengan corak keunguan dan kedua bola mata miliknya berwarna biru dengan sedikit keunguan.'R-randi?!?!.Itu benar kamu!?'.

Tubuhku secara reflek langsung berdiri,kemudian berlari menuju sosok yang ku kenal.Mereka bertiga,tidak.Aku,Loki dan Randi yang dulu sedang berlarian di lapangan yang luas ini.Ketika aku sudah tepat di depan mereka bertiga,mereka kembali berlari dan alangkah terkejutnya diriku.Karena mereka menembus tubuhku,bagaikan menerobos asap.Mereka terus berlarian kesana kemari,tanpa merasakan keberadaanku.

'Apakah ini ingatanku yang dulu pernah dihapus?'.Tanyaku di dalam hati sambil memegangi kepalaku.Kemudian aku mendengar ucapan mereka mereka.

"Quick Slash!".Pekik Loki kecil sambil memegang kedua pedang bambunya erat erat.Ia hendak menyerang randi,dan dengan sekejap mata Loki kecil sudah berada di belakang Randi kecil.Loki kecil tertawa mengira serangannya berhasil,namun tawanya segera berhenti begitu melihat perisai Randi aktif.Kali ini giliran Randi kecil yang tertawa.

"Curang",ucap Loki kecil dengan kesal sambil mencibir bibirnya.

"Lha?.Kok bisa?".Ucap aku kecil sambil terheran heran.

"Hanya kalian yang punya perisai.Aku gak ada,makanya dari tadi hanya aku yang jaga"

"Hmnn..Iya iya.Kalau begitu,bagaimana kalau aku saja yang jaga kali ini?"

"Bernakah itu Randi?!".Mata Loki kecil kini berbinar binar.

"Hmnn".Jawab Randi dengan anggukan mantap.

"Huwaa!!!.Trimakasih Randi"

"Baiklah,aku hitung sampai tiga kemudian kalian harus lari menjahuiku"

"Satu".Ujar Randi kecil sambil mulai berhitung.Sementara itu,Loki kecil mulai terbang menjauh.Meskipun jarak antar tanah dan dirinya hanya sekitar setengah meter,Loki kecil bisa mengontrolnya dengan baik.

"Dua"

Sedangkan aku yang dulu.Hanya berjalan dengan santai kemudian bergumam sesuatu."camouflage".Dengan seketika,tubuh Rendi kecil langsung transparan dan berwarna seperti lingkungan sekitar.Aku dapat mendengar suara tawa yang di tahan tahan.Kemudian aku melihat Loki kecil yang dikejar kejar dengan Randi kecil yang juga ikut terbang mengekor dibelakangnya.

"Kenapa selalu aku?!!".Tanya Loki kecil dengan panik.Randi kecil hanya terkekeh kemudian menjawabnya.

"Habisnya sih...kau target yang mudah.Kalau Rendi,dia pasti pakai Kamuflase.Jadi aku gak mau repot repot nyari dia"

"Eh?!?!?"

"Ghihihi....Siap siap jaga lagi ya,Loki"

"Aku tarik kembali terimakasihku"

"Oh!.Gak papa,gak papa.Silahkan silahkan..."

Kini,jarak mereka berdua tinggal sedikit.Tangan Randi kecil sudah bersiap siap untuk memegang salah satu anggota badan Loki kecil.Jemari jemari Randi kecil hampir menggapai salah satu anggota tubuh Loki.Namun,sebelum itu.Beberapa batu terlempar kearahnya,membuat Randi terpaksa menghentikan kegiatannya dan mengaktifkan perisai miliknya.Untuk Loki,dia tak dapat menghindar karena terkejut dan akhirnya terkena salah satu batu dan terjatuh terperosok di tanah.

"Hei apa apaan itu Ra-"

"Kau berhutang trimakasih padaku".Ucap Rendi yang sedang mengendalikan beberapa batu untuk terbang dan melesat cepat kearah Randi yang tengah menahan batu batu itu dengan perisai miliknya.

"Apa?!?!?"

Diriku yang kecil menghela nafas mendengar protes milik Loki Kecil."Huft...Lupakanlah"

Sudut bibirku mulai membentuk lengkungan.Tanpa sadar,senyuman lebar tersungging diwajahku yang tengah memperhatikan kelakukan ku dulu bersama Loki dan Randi.

Ketika aku mulai menikmati suasana sekarang.Tiba tiba seluruh pemandangan semakin lama semakin kaburr.Bagaikan sebuah gambar yang perlahan lahan dihapus.Ketika semuanya lenyap,kupikir aku juga ikut hilang.Namun,sekarang yang tersisa hanyalah diriku dan kegelapan disekelilingku.

Kepalaku kini dipenuhi dengan gambaran gambaran.

Tanganku berlumuran darah....

Seorang anak tengah sekarat duduk di pangkuanku.....

Sebuah kalimat.Terus tergiang dikepalaku"K-kita akan berte-....Dan kali ini,a-...akan membalasmu dan m-...Va-"

"Aghh!!".Aku mengerang kesakitan,menahan rasa kepalaku yang mulai berdenyut denyut.

"R-andi....."

"Hancurkan...."

'Suara itu lagi!!'.Dikepalaku mulai dipenuhi dengan berbagai bisikan.

"A-ambillah....."

"Bunuh dia..."

'Apa maksud dari semua ini?!?!'

Dikepalaku mulai dipenuhi gambaran gambaran lagi.

Sebuah perang.....

Satu pasukan membawa bendera matahari.....

Pasukan lawannya membawa bendera bulan......

Peperangan dimulai.....

Dua orang yang memilili wajah sama......

Aku langsung terduduk dari tidurku.Keringat dingin bercucuran dengan deras diselituh tubuhku.Jantungku berdegup dengan cepat,dan tibuhku terasa kaku untuk digerakkan.Aku mencoba menenangkan diriku dulu,kemudian melirik kearah balkon.

Cahaya remang remang bulan sabit terlihat dengan jelas di kamar hotelku yang lampunya mati.Aku melihat sekeliling dan mencari sebuah jam,kemudian aku melihat kearah jam dinding yang bertuliskan.23.37 Pm.

'Tengah malam ya....Aku sudah tak bisa tidur lagi...'

Aku melihat kearah buku catatan milik orang tuaku yang tergeletak di atas meja kecil di depan ranjang milik Loki dan aku.Sebenarnya aku ingin mengambil buku itu dan membacanya.Namun,rasa malas menguasai tubuhku dan tidak jadi mengambilnya.

'Andai saja buku itu terbang ke sini seperti batu batu di ingatanku tadi...'

Aku berharap demikian sambil terus memandangi buku itu.Tapi,pandanganku tak fokus di buku itu.Namun,menerawang dan sedikit kabur.Karena aku sedang memikirkan batu batu yang aku buat terbang ketika aku berusia 3 tahun.Satu hal yang tak kusadari,buku itu kini tengah melayang layang tepat di depan mataku dengan jarak 10 cm.Begitu aku menyadarinya,aku langsung terjatuh dari kasur karena terkejut.

"Hmmnnn"

Telingaku langsung menangkap suara Loki yang tengah mengigau.

"Hehehe....Randi,ini tak ada apa apanya.Butuh 1.000 triliyun tahun buatmu untuk mengalahkanku"

'Apa?!?!?'.Teriakku,di dalam hati ketika mendengar ngigauan milik Loki.

"Sudah sudah.Tak usah bersujud di depanku Randi,iya iya.Kamu boleh kok jadi pelayanku".Lanjut Loki.

'Hah?!??!'.

"Astaga!.Tak sudah kubilang tak usah berlebihan.Aku kan hanya melindungimu dari kecoak kecil itu saja kok.Kamu gak usah sampai mau jadi pijakanku di lantai kotor".Tambahnya

Sebuah urat mulai muncul dikepalaku.Aku mulai mengeluarkan suara geraman halus,tanganku juga mulai mengepal.

"Apakah harus kuulangi.Kau tak perlu menjadi budak dan pengikutku seumur hidup.Kau juga tak perlu menyuapiku,memandikanku,memakaikan baju padaku,menggendongku,menjadi pijakanku ketika berjalan dan lain sebagainya yang baru saja kau ucapkan.Kau juga tak perlu menjadikanku sebagai pujaanku"Lanjunya lagi.

"Astaga!.Bisa kau hentikan untuk berlutut di dipanku.Apa,kau akan berhenti sujud di depanku jika aku menyutujui kalau kau bisa melakukan hal hal yang tadi padaku.Hmnnn...Baiklah,hehehee....boleh saja".Tambah Loki lagi sambil sedikit terkekeh.

Urat di tangan dan dikepalaku terlihat jelas."Loki...."Geramku,kemudian aku mengangkatnya tinggi tinggi sampai ke langit langit dan dekat dengan lampu di ruangan,dengan sihir yang aku bisa rapalkan di mimpi.

'Tunggu dulu!.Aku bisa memakai ini dengan lancar?.Hmnnn...Kurasa jika aku dapat ingatan tentamg aku melakukan sihir yang aku bisa di masa lalu.Aku dapat menggunakannya kembali dengan lancar'

Begitu menyadarinya,senyuman menyeringai terlihat jelas di wajahku.Aku membiarkan Loki yang tengah mengigau tak jelas tetap melayang diudara.Kemudian aku langsung mengambil buku catatan milik orang tuaku yang sedang melayang layang di atas ranjangku.Kemudian aku membuka pintu balkon lebar lebar dan berjalan keluar menuju balkon.

Angin malam yang dingin langsung berhembus,mengelus wajahku.Badanku sedikit mengigil menahan dinginnya suhu di malam hari.Namun,lama kelamaan aku bisa mengatasinya dan terbiasa dengan dinginnya tengah malam.

Kemudian aku duduk di salah satu kursi yang ada di balkon dan membuka buku yang afmda di tanganku dan mulai melanjutkan bacaanku.

Disitu tertulis.

Apa yang bersinar terang di kegelapan meskipun memiliki titik gelap?.Apa yang sering dilihat oleh klan kegelapan tidak oleh klan cahaya?.Apa yang tetap indah meskipun memiliki sisi gelap di dalamnya?

Ok,menurutku ini seperti kuis dari pada teka teki.Baiklah,lupakan kalimatku tadi.

Aku langsung berlari masuk kedalam sambil membawa buku catatan milik orant tuaku dan tak menghiraukan Loki yang masih tidur melayang layang diudara layaknya sosok astronot yang tidur melayan layang di ruang tanpa gravitasi.

Aku segera menyalakan salah satu lampu kecil yang ada di meja di samping ranjangku.Kemudian menaruh bukuku di bawah sinarnya.Namun tak terjadi apapun.Aku berusaha memitar otakku mencoba memecahkan teka teki ini.

Aku kemudian mencoba menutupi sebagian cahaya dari lampu dengan tanganku,agar menciptakan sisi gelap di lampu.Namun,hasilnya nihil.

'Sialan'.Umpatku di dalam hati.Rasa frustasi sudah mulai meluap luap di pikiranku.Kemudian aku melihat kearah pintu balkon yang terbuka,cahaya bulan sabit yang remang remang bisa memasuki ruangan yang gelap dan hanya disimari oleh satu lampu kecil.Begitu melihat pemandangan langit malam,pikiranku sedikit tenang.Kemudian aku menyadari sesuatu...

Dengan segera aku langsung mematikan lampu,mengambil buku catatan milik orangtuaku dan berlari menuju teras di balkon.Pertama tama aku menengadah ke arah bulan sabit yang menyinari langit malam dengan cahayanya yang remang remang.Sebuah lingkaran hitam tanpa cahaya yang ukurannya hampir setengah bulan,menutupi sebagian cahaya bulan,memberikan kesan memiliki sisi gelap.Sering dilihat klan kegelapan,dan tetap indah dipandang meskipun memiliki siai gelap.

'Jawabannya tentu saja sinar bulan!'.Seruku di dalam hati,tanpa basa basi aku segera membuka buku ini dan menaruhnya tepat di bawah sinar bulan.Ada perubahan di kertasnya,kertas yang semula kosong.Kini terisi dengan beberapa kalimat berwarna keperakkan.

Disitu tertulis

Wah wah rendi anakku.Kau hebat juga bisa sampai sejauh ini.Ayah yakin,jika kau mendapat beberapa ingatanmu yang hilang bukan?

'Bagaimana dia tahu?!'

Hahahha kamu pasti bingung bagaimana ayah sampai tahu.Itu karena ibumu,Diana.Ibumu memiliki kekuatan sihir dengan tipe Specialization,ia dapat meramal masa depan bagi orang yang bertemu dengannya.Namun,ibumu tak dapat mengatakan masa depan yang pernah dilihatnya.Karena,ada konsekuesinya.Jika ia membuka mulut tentang masa depan seseorang,maka umutnya akan bertambah 5 tahun dan tubuhnya akan cepat melemah.

Karena ibumu tak dapat membuka mulut tentang masa depan seseorang,termasuk kamu.Ayah langsung memintanya untuk mengajari ayah bagaimana cara menggunakannya,kamu tau kan kalau ayah ini adalah keturunan dari keluarga Guardianes.Jadi,tipe sihir ayah adalah Pure magic,tentu ayah dapat belajar tipe sihir apapun.

Setelah belajar menggunakannya.Ayah dapat mengerti apa isi pikiran ibumu,oleh karena itu.Kami putuskan untuk membuat buku ini untukmu.

Rendi,pesan dari ayah.Jika kau ingin tahu masa lalumu yang sebenarnya.Jangan percaya ucapan orang,meski dari kami sekalipun.Kau harus mengetahuinya dan memecahkan masalahmu secepatnya.Pecahkan teka teki kehidupanmu,percayalah dengan kata hatimu.Hanya itu yang bisa kau percaya......

Ada satu kalimat yang terus menggangguku,yaitu.'Jangan percaya ucapan orang,meski dari kami sekalipun.'

Kalimat ini terus tergiang di kepalaku,sampai akhirnya aku terlelap dan kembali tertidur.

Narator pov

Akhirnya Rendi terlelap di kursi dan tertidur.Karena lupa melepaskan mantra yang membuat Loki melayang.Akhirnya mantra tersebut terlepas dengan sendirinya sehingga membuat Loki terjatuh dari ketinggian.

Buk

"Aduh...".Ringis Loki,Ia mengusap usap punggungnya.Karena itu yang pertama menyentuh lantai.

"Hmnn....Rendi?!"

Loki tak sengaja melihat kearah balkon yang pintunya terbuka lebar.Ia dapat melihat surai berwarna hitam kebiruan milik Rendi.Tak lama kemudian,ia berjalan kearah Rendi yang tengah tertidur di kursi yang berada di balkon.

Begitu sampai di balkon,tubuh Loki langsung menggigil.Tanda bahwa ia kedinginan.

"Huftt....Bagaimana bisa ia tidur di tempat seperti ini?".Loki tengah menatap sahabatnya yang sedang tertidur pulas.

Loki kembali kedalam dan mengambil sebuah selimut.Setelah itu,ia langsung memasang selimut itu hingga membungkus Rendi yang tertidur di kursi.Tanpa sengaja,mata Loki menangkap sebuah buku yang tengah dipegang Rendi.Ia sadar betul apa buku itu,itu adalah buku catatan milik orang tua Rendi.

Loki mengambil satu langkah mundur kebelakang,kemudian ia menatap lekat lekat sahabatnya yang tertidur pulas.

"Aku tahu kau berbohong,Rendi.Kau bukan tak apapa,melainkan ada sesuatu yang mengganggu pikoranmu,kan?.Astaga,jangan konyol.Aku ini sahabatmu sejak kecil,bukan?.Tentu saja aku bisa mengetahui jika ada yang disembunyikanmu".

Loki pun menengadah,menatap langit malam.Malam ini,langit sangat terang.Tak nampak,segumpal awanpun.Bintang bintang bersinar bebas dengan cahayanya yang berkerlap kerlip,tak mau kalah dengan para bintang.Bulan sabit,juga ikut meramaikan langit malam dengan sinarnya yang terang.

Loki tersenyum simpul menatap langit malam.Angin sepoi sepoi berhembus,mengelus rambut coklat tua milik Loki dan membuatnya sedikit acak acakan.

"Aku tak tau itu apa,tapi.Kuharap kau mau membagi bebanmu itu kepada tenan temanmu,Rendi."

Loki terkekeh,kemudian ia melanjutkan kalimatnya."Aku tak tau kau dengar atau tidak.Tapi,kau tak sendirian Rendi.Kami,pasti bisa membantumu.Cih,dasar!.Kau tak pernah berubah,tak ingin membuat orang lain kerepotan.Padahal kau sendiri kerepotan karena terlalu berat beban yang kau tanggung".

Loki mulai berjalan masuk dengan langkah kecil sambil bergumam ."Tapi,inilah Rendi yang kukenal",ucapnya pelan tanpa melihat kebelakang.

"Kau sendiri juga sama,Loki.Kau selalu menghawatirkan orang lain secara diam diam.Kau tak pernah menunjukkannya secara terang terangan,tapi hanya dengan tindakan.Dan kau juga menutupi rasa pedulimu terhadap sesama dengan sifatmu yang konyol dan cerewet.Mungkin orang lain tak menyadarinya,tapi aku sadar akan hal itu".Ucap seseorang dengan suara kecil,suara itu adalah milik Rendi.

Mata Rendi kembali terbuka,ia sekali lagi menatap langit malam.Matanya masih terpesona dengan langit malam kali ini.Angin kembali bertiup,kali ini lebih kencang.Surai hitam biru milik Rendi langsung tertiup dengan kencang,poni di dahi kirinya terangkat.Menyibak sebuah simbol kuno.Simbol itu bergambar dua bilah pedang yang saling beradu membentuk huruf X dan dibelakang kedua pedang itu terdapat gambar naga yang sedang menyemburkan api.Naga itu terlihat terbelengu dengan rantai rantai yang mengikat seluruh tubuhnya.

Pada saat simbol itu terlihat,pandangan mata Rendi menjadi kosong dan Redup.

Pada saat yang bersamaan...

Langkah kaki Loki langsung terhenti.Keringat dingin mulai bercucuran di kepalanya,perasaan tak enak langsung memenuhi pikiran dan tubuhnya.Ia ingin melangkah lagi,tapi setiap langkah rasanya terlalu berat.

(Disaat yang bersamaan,kamar Evelyn,Scarlet dan Renata)

Mata Evelyn dan Scarlet yang tengah tertutup langsung membuka.Mereka membuka mata secara bersama sama,namun karena mereka tidur dengan posisi yang saling membelakangi,jadi tak ada yang sadar jika mereka berdua sedang terjaga dari tidur.

'Aura apa ini?!.Besar sekali....dan...menakutkan...dari mana ini?...'

Batin Evelyn di dalam hati,sebulir keringat turun dari pelipisnya.

'Astaga!!...Kekuatan yang besar dan...menakutkan...'

Batin Scarlet di dalam hati,sebulir keringat juga mulai turun dari pelipis miliknya.

Sementara Renata,yang tengah berbaring di dekat jendela dalam bentuk kucing,langsung terduduk dan menatap langit malam dari jendela.

'Tuan.....'Batin Renata khawatir.

(Kembali ke tempat Rendi)

Seiring berhentinya angin,simbol itu juga lenyap.Poni di dahi kiri Rendi kembali menutup dahinya.

Iris milik Rendi kembali seperti biasa,matanya yang semula kosong dan redup,kini kembali terisi dengan kehangatan.

Rendi kemudian menatap langit malam dengan tatapan sendu.'A-aku tak bisa....aku tak ingin kalian membawa beban yang kupikul....ini terlalu berbahaya bagi kalian...aku tahu kalau aku ini egois,tapi aku tak ingin kalian terluka',ujar Rendi di dalam hati.

---------------------

"Rendi!!".Ucap Loki sambil menggoyang goyangkan tubuh Rendi.

"Rendi!!.Bangun!!".

"Oi!!..Sampai jam berapa kau mau tidur?!!"

Kelopak mata Rendi perlahan lahan terbuka dan menampakkan iris biru tua di dalamnya.

"Ayolah!.Kamu gak biasanya bangun telat begini".Kali ini Loki mempecepat menggoyangkan badan Rendi.

"Shsss!!.Berisik",akhirnya kedua mata Rendi terbuka lebar.Rendi langsung menggunakan nada kesal dan menatap Loki dengan tatapan tajam.

"Terserah lah!",Loki akhirnya geram dan kembali masuk kedalam."Kusarankan agar kamu melihat jam sekarang"

Mendengar hal itu,Rendi langsung berdiri.Hendak mengambil arloji miliknya.Namun,setiap langkah terasa berat baginya,lantaran ia belum seratus persen sadar.Akhirnya ia kembali terduduk di kursi,karena malas.Rendi menggunakan sihir telekinetik agar jam tangan itu terbang menuju tempatnya tanpa harus bersusah payah mengambilnya

06.45 Am.Itu yang tertera di jam milik Rendi.Kedua manik matanya membulat,status kesadaran milik Rendi langsung seratus persen.Tanpa aba aba lagi,ia langsung berlari menuju kamar mandi dan segera mandi.

Sementara itu,Loki terkekeh melihat kelakuan sahabatnya yang cepat berubah itu.Saat ini,Loki sedang berbaring di atas ranjang dengan bersantai sambil membaca sebuah buku.Punggung miliknya ia sandarkan di dua bantal,kedua kakinya ia luruskan dan kepalanya sedikit menunduk,memandang buku yang dipegang kedua tangannya.

Berselang lima menit kemudian.Loki menghela nafasnya dalam dalam,kemudian ia meletakkan buku yang tadi dibacanya dan mengambil alrojinya yang ia taruh di saku celana yang kini ia pakai.

07.00 Am,itu yang tertulis di arloji milik Loki sekarang.Loki kini turun dari ranjang dan berjalan kearah balkon.Ketika ia sampai di pagar pembatas di pinggir beranda,Loki sedang merenggangkan tubuhnya yang agak kaku karena membaca.

Matahari sudah terlihat dengan jelas,ia menyinari dunia dengan sinarnya yang hangat.Loki menarik nafas dalam dalam,mencoba menikmati sejuknya udara pagi,kemudian menghembuskannya.

Di tengah ketenangan yang dinikmati Loki,arlojinya tiba tiba berbunyi 'beeb beeb beeb'.Ia mendengus kesal,lantaran ketenangan yang baru saja dinikmatinya terganggu dengan suara seperti alarm di arloji yang kini melingkar dengan sempurna di pergelangan tangannya.

Ketika ia hendak melihat kearah arloji itu,mata Loki langsung mengernyit.Di layar jam itu,terdapat nama 'Evelyn' dan 'Connected'.

"Hei Loki,sebentar lagi sekitar jam delapan kita akan sarapan bersama.Terus pada saat jam sembilan kita akan pergi ke stasiun dan naik kereta.Kalau kau tanya kita akan kemana,Scarlet dan Renata memiliki prediksi dimana portal itu akan berada.Itu saja yang ingin aku bilang,oh satu hal lagi.Jangan terlambat ya".

"Oi,ap-"

Tuttt....tuttt

'Si Evelyn itu',geram Loki dalam hati.

"Ada apa?",tanya sebuah pemilik suara yang sudah selesai mandi.Dia adalah Rendi.

"Bukan apapa.Evelyn bilang nanti jam delapan,kita akan sarapan bersama sama jangan lupa berkemas dan membawa semua barang bawaan kita.Kemudian,nanti jam sembilan kita akan naik kereta,aku gakbtau tujuannya kemana.Jadi,jangan tanya ke aku"

"Oh"

"....."

Rendi pov

"....."

Untuk beberapa menit,kami berdua terdiam.Dan akhirnya aku angkat bicara,memecah keheningan.

"Hei Loki"

"Hmnnn?"

"Tadi malam,kau mimpi yang aneh aneh kan?"

Tanyaku sambil menatap tajam kearah Loki yang kini sedang berwajah panik.

".....Masa?,kayaknya aku gak ingat deh..."

Dapat kulihat kini ia sedang menggaruk garuk pipinya,sebulir keringat mulai bercucuran di pelipisnya dan kedua iris matanya menatap kearah lain,seolah olah tak ingin menatap langsung kearahku.Dari sini dapat kusimpulkan bahwa ia berbohong.

"Ehemm",aku mencoba berdeham dan Loki langsung salah tingkah mendengarnya.

".....Mmnn....I-ya"

"Pasti lucu sekali ya,mimpimu semalam?",aku menatapnya dengan senyuman yang terkesan dipaksakan diwajahku.

"A-anu....eh....Mu-mungkin"

"Asal kau tau,aku dengar semuanya dari ngigauan mu"

"A-ap-"

"Sudahlah,lupakan saja.Sekarang hampir jam delapan.Sebaiknya kita bergegas".

Akhirnya aku dan Loki segera berkemas kemudian langsung keluar dari kamar dan pergi menuju Restoran di lantai bawah.Selama perjalanan menuju restoran,tak ada satupun dari kami yang berbicara.

Ketika sampai di restoran,kami tak melihat Evelyn,Scarlet dan Renata di meja manapun.Akhirnya,kami berdua memutuskan untuk duduk di salah satu meja dan menunggu mereka bertiga.

Beberapa menit kemudian,pukul 08.00 Am

"Wah,tumben sekali"

Ucap Evelyn sambil duduk di salah satu kursi yang letaknya berhadapan dengan aku dan Loki.Scarlet langsung duduk di samping Evelyn tanpa berbicara,an Renata hanya duduk dibawah meja dengan bentuk kucingnya.

Kami berempat langsung memesan makanan,dan begitu pesanan kami sampai.Kami semua langsung menyambar makanan masing masing dan segera menghabiskannya.Tanpa lebih lama lagi,semua makanan di piring kami masing masing sudah kosong.

"Memangnya kita mau kemana?".Tanyaku kearah Evelyn yang sedang memainkan ponsel miliknya.

"Kita akan ke desa Vindom.Ada rumor mengatakan bahwa ada sebuah harta tersembunyi di desa itu,kemudian harta itu dilindungi dengan monster yang biasa kita kenal dengan sebutan Cerberus.kemudian,desa itu adalah sebuah desa yang tua.Jadi itu terlalu cocok untuk tempat menyrmbunyikan sebuah portal"

"Cerberus?.Bukannya anjing itu penjaga pintu neraka?"

Loki langsung menimbrung kearah pembicaraan aku dan Evelyn.

".....Tidak juga..sih.."

"Maksudnya?",tanyaku balik kearah Evelyn.

"Emm...bagaimana ya....Aish sudahlah,sekarang sudah jam setengah sembilan.Sebaiknya kita cepat,atau nanti ketinggalan kereta".

Seusai makan kami berlima,termasuk Renata.Segera menuju meja resepsionis dan membayar tagihan kami.

"Semuanya,250 koin perak"

Aku langsung mengambil beberapa dua koin perak seharga 100 dan satu koin perak seharga 50.Kemudian memberikannya kepada petugaa di meja resepsionis,tak lupa aku juga mengembalikan dua kunci kamar yang telah kami sewa.

----------------------------

"Fiuhh,akhirnya sampai juga.Ahhh~,capeknya"

Aku sedang melirik kearah Loki yang tengah menghempaskan dirinya di kursi yang berada di dalam gerbong yang kami duduki.

Aku hanya memandangi temanku itu,sambil mengelus elus bulu putih milik Renata.Yang kini sedang duduk di pangkuanku,ia sedang dalam bentuk kucingnya.
"Astaga,jarak stasiun dengan hotel hanya 3 km.Dan aku membantumu,tidak.Kalian semua dengan memasang roda menggunakan mesin di bawah sepatu kalian.Dan kalian tinggal berdiri saja,sementara roda di sepatu akan berputar sendiri.Dan kau malah mengeluh capek"

"Iya iya,bisa kau diam sebentar Evelyn.Aku mau tidur,semalam aku agak tidak nyenyak tidur,karena sesuatu terus mengganggu pikiranku"

"....Jadi kau juga tak bisa tidur?"

"Hmnnn....tunggu!,apa maksudmu dengan'Juga'?"

"Aku semalam juga tak bisa tidur,aa sesuatu yang mengganggu pikiranku.Jadi,aku membuat saja roda yang baru saja kita pakai,agar aku bisa memakan waktuku.Bahkan,Scarlet juga tak bisa tidur.Diabmalah membantuku membuat roda itu"

"Itu benar Scarlet?",tanya Loki pada Scarlet,lantaran tak percaya dengan perkataan Evelyn.

"...Itu benar...".Jawab Scarlet tak acuh,karena ia sedang membaca buku sambil menopanh dagunya.

"Memangnya jam berapa kalian tak bisa tidur?",aku ikut masuk dengan pembicaraan mereka karena penasaran.

"Aku sih...Hmnn...sekitar jam 12 malam gitulah"

"Eh?!??!"

"Ada apa Evelyn,apa kamu juga tak bisa tidur jam 12 malam?"

"Aku dan Scarlet terbangun sekitar jam segitu"

"A-apakah kalian merasakan seauatu yang ganjil atau apalah itu?!"

Tanyaku pada mereka semua dengan panik.

"aku sih,iya"

Jawaban Evelyn membuat kulitku sedikit pucat pasi.

"Sama",tambah Loki.

"Aku juga,Rendi.Memangnya kenapa?"

"Uh-oh!.Bukan apa apa kok,Scarlet.Tak usah dipirkan,lagipula aku juga merasakan hal yabg sama"

Aku sedikit berbohong dengan bagian yang terakhir itu,karena aku takut jika mereka sampai tahu.Dapat kulihat Scarlet menyipitkan matanya kearahku.Keringat mulai menetes dikepalaku,aku takut jika ia mencurigai sesuatu.Namun tatapan itu segera lenyap dan ia kembali sibuk dengan buku yang dibacanya.

Tubuhku yang menegang langsung lemas,aku menghembuskan nafas dengan lega.Namun...

"Rendi,memangnya kenapa?.Kau bersikap aneh"

Pertanyaan Loki seakan menusuk ke jantungku,pertanyaannya tepat mengenai sasaran.Tak heran jika ia sedikit curiga,kan dia sahabatku dari kecil.

"Ah,bukan apa apa kok.Dan apa yang kau maksut dengan 'aneh'?"

"Itu,misalnya.Kau sering melamun,tatapan wajahmu terkadang kosong,wajahmu seperti sedang menyembunyikan sesuatu hmm...pokoknya masih banyak lagi"

Skakmat,pertanyaaen Loki mengenai targetnya,lagi.Semuanya kini langsung menatapku serius sekaligus penasaran.Bahkan Scarlet langsung menghentikan kegiatan membacanya agar dapat mengoreksi jawaban dariku".

"Ah-eh...ak-"

"Kepada para penumpang kereta ekspress milik kami.Sekitar dua menit lagi kita akan sampai di pemberhentian selanjutnya,yaitu desa Vindom.Bagi anda yang ingin turun di pemberhentian ini,harap segera mengemasi barang bawaan kalian dan menuju ke pintu gerbong kereta.Terimakasih atas perhatiannya dan saya ucapkan maaf telah mengganggu kegiatan anda"

Tiba tiba muncul pengumuman dari speaker.

"Semuanya,ayo"

Kami semua mengikuti Evelyn yang memimpin di depan,dan akhirnya kereta mulai melambat dan berhenti.Kami berlima segera turun dari kereta.Ternyata bukan hanya kami berlima saja yang turun di desa Vindom,termasuk Evelyn yang masih dalam bentuk kucing.

Ada seorang pria paruh baya yang mengenakan mantel panjang dan topi yang menutupi sebagian wajahnya.Bahkan kerah mantel miliknya juga menutupi sebagian wajahnya,dari tempat aku berdiri aku dapat mendengar suara kekehan dari pria itu.

"Hmmnn...Apa yang dilakukan anak anak kecil di desa yang dikutuk ini?"

Kami semua langsung menatap pria itu tajam dan kemudian Scarlet angkat bicara.

"Kami disini untuk urusan yang anda tak perlu tahu,lalu.Apa maksud dari 'desa yang terkutuk'?"

Pria itu kembali terkekeh,kemudian ia langsung berbalik dan menghadap kami berlima.Wajahnya masih tak dapat terlihat karena topi dan kerah mantel yang menutupinya.

"Kalian kesini untuk sebuah urusan dan tak tahu keadaan desa ini?.Hahaha....jangan membuatku tertawa,sebaiknya kalian anak kecil tak usah memasuki desa ini lebih jauh.Jika kalian tak mendengarkan,kalian akan kehilangan nyawa kalian".

"Dengar ya,kami disini sudah tau apa yang menghadapi kami di depan nanti.Dan justru kamilah yang seharusnya berkata seperti itu padamu,tuan"

Evelyn yang geram akhirnya berbicara,ia juga menekankan nadanya pada kata 'tuan'.

"Baiklah,akan aku beritahu kalian sesuatu.Pertama tama,namaku bukan 'tuan' nona kecil.Panggil saja Jake.Baiklah,ini yang terjadi.Desa ini dulunya desa yang sangat makmur,hanya saja pemimpin kami.Sangat terobsesi dengan kekuasaan dan harta hingga akhirnya ia memerintahkan para penduduk desa agar membuatkannya sebuah villa yang mewah di gunung yang disana.Nama pemimpin kami adalah Dave".

Pria bernama Jake itu menunjuk sebuah gunung yang menjulang tinggi di belakang sebuah desa yang terlihat gelap,muram dan kosong.Desa itu tak tetlihat seperti desa,namun seperti pemakaman.

"Ia menjanjikan kami,para warga desa.Jika villa ini berhasikl dibangun,maka ia akan memperbolehkan kami tinggal didalamnya.Beberapa tahun berlalu,akhirnya villa itu sudah selesai.Pada saat kami,para warga desa hendak memasuki villa itu.Pemimpin kami melarang kami untuk masuk kedalam villa itu.Ia bahkan menyewa beberapa pembunuh bayaran untuk mengancam kami..."

Pria bernama Jake itu berhenti sebentar,kemudian menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya.

"Para warga desa geram,dengan kelakukan pemimpin kami yang tak adil dan memanfaatkan kami,warga desa semena mena.Namun,kami tak bisa melawan,karena ada pembunuh para bayaran itu.Akhirnya semua pulang kerumah masing masing dengan pikiran campur aduk.Terkecuali satu orang,ada seorang wanita tua yang mengenakan tudung dan baju compang camping.Ia memohon di gerbang villa itu,bahkan sampai membungkuk dan terus memohon agar diijinkan untuk masuk.Namun..."

Jake memenggal kalimatnya,mambuat kami penasaran hingga mencondongkan kepala kami kedepan sambil bergumam"namun...?"

"Namun,para penjaga yang mengawasi villa itu membujuknya agar pergi.Akan tetapi,ia tetap bersikeras untuk memohon agar diijinkan masuk.Berhari hari ia menunggu,bahkan berminggu minggu sudah lewat.Wanita itu tetap gigih untuk memohon agar ia dan para warga desa untuk diijinkan masuk.Akhirnya,penjaga gerbang merasa iba dan mempersilahkannya masuk,tapi.Ia langsung dihadangvdengan para pembunuh bayaran yang disewa oleh Dave.Tanpa ampun,mereka langsubg menerjang dan menikam penjaga gerbang itu hingga tewas.Sang nenek yang dipersilahkan masuk oleh penjaga itu,ditendang tendang dan di permainkan oleh para pembunuh peyaran itu.Ia diancam akan dibunuh jika ia kembali lagi".

"Tak lama kemudian,muncullah Dave,pemimpin desa kami.Ia merasa geram karena kelakuan nenek itu,akhirnya ia melampiaskan amarah kepada penduduk desa miliknya.Nenek itu terkejut,ia berkata bahwa para warga desa tak ada sangkut pautnya mengenai hal ini.Tapi Dave tidak mengubrisnya dan mulai membantai warganya satu persatu.Setelah kemarahan Dave mereda,ia berhenti membantai dan kembali ke villa miliknya.Sementara nenek itu,ia mengunjungi kami.Namun,kami tak menyambutnya,malahan kami melakukan hal yang sama seperti para pembunuh bayaran terhadap nenek tua itu".

Jake menghentikan ceritanya,ia kemudian menatap kearah langit langit.Aku dapat melihat iris mata yang berwarna bitu safir dari balik topinya itu.

"Akhirnya nenek itu geram dan berkata bahwa kami sama saja seperti pimpinan kami.Ia berkata bahwa kami tak tau balas budi,padahal ia rela menunggu digerbang selama berminggu minggu agar Dave mau membuka gerbang.Ia mengambil sebuah belati berwarna hitam dan sebuah kertas bergambarkan anjing berkepala tiga,yaitu Cerberus.Kemudian ia menaruh gambar itu ditanah dan menancapkan belati hitam itu di atas kertas bergambar Cerberus."

"Ia mengatakan pada kami bahwa tempat ini seperti neraka,oleh karena itu ia mengutuk agar tempat ini mati saja.Kemudian,ia juga mengutuk kami,para warga desa.Termasuk pemimpin kami,berubah menjadi Cerberus.Bagi kami yang ingin hidup,kami akan berubah menjadi Cerberus,dan bagi kani yang tak ingin berubah menjadi Cerberus.Maka kami akan mati".

'Eh?!.Tunggu dulu!,aku tak memperhatikan ini dati tadi karena kipikir ini hanya kebetulan tapi.....'

"Kami?"

Tanyaku kearah Jake sambil mwnatapnya dengan tajam sekaligus penasaran.

"Iya,kenapa daritadi kau memakai kata 'kami'.Jake,jangan jangan kau..."

Jake terkekeh mendengar kecurigaanku dan Scarlet kemudian ia melepaskan topinya dan tersenyum hangat kearah kami berlima.

"Iya,kami".

Pada saat yang bersamaan muncul beberapa warga desa di belakang Jake.Sekilas mereka terlihat biasa biasa saja.Namun ada satu hal yang aneh dari mereka,yaitu mereka sedikit tembus pandang.Tubuh Jake juga mulai sedikiy tembus pandang.Bulu kudukku mulai berdiri,yang lain juga mulai bergidik ngeri.Lantaran menyadari sesuatu bahwa Jake adalah 'Hantu'.

Jake mulai terkekeh,kemudian tidak dapat menahan tawanya.Akhirnya ia tertawa lepas didepan kami semua.

"Hahahaa,tenag tenang.Kami gak akan ngapa ngapain kalian kok.Kurasa kalian tahu,bahwa kami pasti telah menolak untuk menjadi Cerberus dan akhirnya kami harus membayarnya dengan nyawa kami.Kami punya permintaan untuk kalian,yaitu tolong cabut kutukan ini.Meski ada banyak dari kami yang menolak,namun juga banyak pula yang lebih menginginkan untuk hidup,meski menjadi monster"

Renata langsung kembali ke wujud anak kecilnya dan mengangguk kearah aku,Scarlet,Loki dan Evelyn.Kamibsemua saling tatap untuk sebentar kemudian mengangguk.

"Untuk Cerberusnya,bisakah kami bunuh mereka?"

Tanya Evelyn dengan enteng,tanpan menghiraukan apa arti dibalik pertanyaannya itu.

"....Sebenarnya...."

"Hmnn?"

"Sebenarnya,kalian boleh sih membunuh mereka tapi...Jika kalian membunuh mereka,maka itu hanya akan membuat mereka beradaptasi dengan serangan kalian dan berlipat ganda.Yah,meski tak dibunuh mereka tetap akan beradaptasi dan akan berlipat ganda juga.Jadi,ya terserah kalian saja.Satu satunya cara yang dapat menghentikannya untuk selamanya adalah mencabut kutukan ini"

"Ini akan agak merepotkan",gam Evelyn.Namun ia mengatakannya dengan jelas dan keras.Sehingga Loki menyikut bahu Evelyn dan berdeham.Evelyn tak menghiraukannya dan melakukan sesuatu pada sepatunya.Sementara itu,Scarlet kembali mengenakan pakaian dunia fantasi.Tanpa aba aba,ia sudah membuka gerbang dunia fantasi.

Aku dan Loki juga mengganti pakaian kami.Aku dan Loki saling tatap melihat apa yang dilakukan Evelyn.Ia terlihat sedang memodifikasi sepatunya

"Ok.Begini cukup"

Gumam Evelyn sambil melihat sepatunya dengan tatapan puas.

"Jadi,kalian akanembantu kami?!",tanya Jake pada kami drngan tatapan tak percaya.Aku menjawabnya dengan anggukan,kemudian matanya berbinar binar.

'Bukan hanya diriku yang pernah menderita.Semua orang,pasti memiliki sebuah penderitaan dan rasa sakit dihati mereka masing masing.Oleh karena itu,aku ingin membantu mereka',batinku di dalam hati.

Dapat kulihat,Scarlet tengah menghunakan kekuatan roh angin miliknya,Falcon.Ia juga melakukan Uniting,sehingga ada sepasang sayap di belakang tubuhnya.Evelyn juga sedang menghentakan sepatunya beberapa kali di tanah,kemudian ia terbang.Loki juga sedang bersiap siap untuk terbang,karena hanya aku yang tak bisa terbang.Aku langsung memegang pundak Loki dan bertanya pertanyaan yang konyol,menurutku.

"Bagaimana kamu bisa terbang?"

"Entahlah,tiba tiba terjadi begitu saja"

Aku menghela nafas karena Loki tak membantu sama sekali.Aku langsung memejamkan mataku dan mencoba membayangkan diriku terbang melayang layang diudara.

Ketika aku membuka mata,alangkah terkejutnya diriku.Kedua kakiku tak lagi memijak tanah,tapi melayang diudara.Hatiku langsung berteriak riak karena senang,seperti seorang anak kecil yang mendapat hadiah.

"Oi!.Rendi,cepatlah!"

Teriakan Loki langsung menghentikan kesenanganku.Dapat kulihat,kini mereka semua sudah agak jauh dari tempat aku melayang.Aku mencoba menyusul mereka,wajah cemberut masih terlihat diwajahku.Awalnya aku masih sedikit kesusahan untuk menyusul mereka.Namun,lama kelamaan aku juga terbiasa.

"Lama sekali kau ini"

"Iya iya,namanya juga aku baru belajar.Coba kalau kau yang ada di posisiku sekarang Loki"

"Sudahlah kalian ini,kita hampir sampai.Kalian berdua sebaiknya fokus"

"Iya.Nona galak"

kalimat terakhir itu,diucapkan Loki dengan nada yang pelan.

"Apa?!"

Pekik Evelyn dengan kesal.Sepertinya ia mendengar ucapan Loki tadi.

"Enggak enggak"

Evelyn hanya mendengus mendengar jawaban Loki.Akhirnya kami berempat mulai menurunkan ketinggian dan samapi di sebuah desa yang sudah hancur disana sini.

Tak asa bangunan yang utuh,bekas cakaran ada dimana mana.Banyak jejak kaki anjing yang berukuran sangat besar untik anjing biasa.

"Semuanya bersiap.Aku bisa mendengar nafas mereka"

"Ok".Ucap Evelyn sambil mempersiapkan kedua pistolnya.

"Baik",jawab Scarlet sambil mempererat memegang tombaknya.

"Siap".Ujar Loki sambil mengambil Twin Exalibur miliknya.

"Iya",jawabku sambil mengeluarkan dia belati di tanganku.Kami berlima saling membelakangi membentuk lingkaran.

"Loki, didepanmu!".Pekik Renata

Mendengar hal itu,pedang Loki langsung diselimuti listrik ia bergumam."Lightning strike"

Dalam sekejap mata,Cerberus itu sudah terbelah menjadi dua.Badannya ambruk di tanah,namun.Sedetik kemudian,tubuh dari Cerberus itu kembali seperti semula dan kini ia berlipat ganda.Tak hanya itu,Cerberus itu kini sedang memakai zirah.

"Jangan bercanda.Anjing memakai Zirah"

Akhirnya beberapa cerberus mengepung kami,mereka menerjang kami secara berbarengan.Namun segera terdorong mundur dan juga memiliki beberapa luka sayatan karena angin milik Scarlet.

Setelah terkena angin milik Scarlet,semua Cerberus kembali beradaptasi dengan kekuatan Scarlet.

"Menyebalkan sekali!".Ucap Evelyn dengan nada kesal."Kita harus mencari sumber dari senua ini"

Dapat kulihat Evelyn sedang mengaktifkan kacamata di headphone yang selalu ia pakai.

'Ugghhh,aku juga mau bantu'.Batinku dalam hati.Kemudian aku berusaha berkonsentrasi mencari sumber dari kekuatan ini,aku menutup kedua bola mataku dan mencoba merasakan kondisi lingkungan sekitar.

"Ah,sial aku tak dapat apa apa"Aku dapat mendengar suara Evelyn,namun aku tak mengubrisnya dan tetap berkonsentrasi menemukan sumber kekuatan para Cerberus itu.

Sampai akhirnya aku merasakan sejumlah kekuatan yang terasa gelap dan besar.Lokasinya disekitar puncak gunung.

Aku langsung membuka mataku dan akan segera memberitahukan hal ini kepada yang lainnya,namun sebelum aku melakukan hal itu....

"Tuan Re-"

Srash

tubuhku dicakar secara diagonal oleh Cerberus yang tiba tiba ada di depanku.Aku langsung mengerang kesakitan,dan menahan luka berdarah di tubuhku.

"Rendi!"

"Loki!,tetap diposisi mu!"

Bentakku pada Loki yang mau mengahampiriku dengan panik.Cerberus langaung menggerumuniku seperti sekelompok serigala yang menemukan mangsanya.

"Si-sial"

Umpatku sambil mengambil kedua belati yang barusaja terjatuh.

"Elemental blade,fire element.Dark flame"

Dengan seketika kedua belatiku diselimuti dengan api hitam."Blade Dance number 7,Lotus dance"

Dengan sekejap mata,para Cerberus meng menggerumuniku langaung tumbang.Api hitam mulai menyelimuti para Cerberus itu.

Tak lama kemudian,api yang menyelimuti tubuh para Cerberus yang mengerumuni ku langsung hilang.Mereka sudah kebal terhadap api milikku.Melihat hal itu,aku lanhsung kembali ke formasi dan segera memberitahukan mereka tentang apa yang kutemukan.

"Aku saja yang pergi,bisakah kalian menahan mereka sebentar"

Ucapku sambil menebas beberapa Cerberus.Masa bodoh dengan mereka yang akan beradaptasi dan berlipat ganda.Yang penting pembicaraanku ini tak terganggu.

"Pergilah".Ucap Evelyn

"Serahkan saja pada kami",ujar Loki dengan nada semangatnya.

"Kau bisa percaya dengan kami".Tambah Scarlet

"Kami akan menahan mereka,pergilah",dan terakhir.Renata.

Narator pov

"Antimatter bullet!"

"Thyphoon!"

"Meteor shower!"

"Black and White wave!"

Pekik mereka secara bersamaan,terkecuali Rendi.

Dalam sekejap mata,semua Cerberus yang menggerumuni mereka berlima langsung tumbang.Rendi langsung mengambil kesempatan ini dan segera terbang menjauh dari meeka kemudian menuju puncak gunung,menuju villa yang dibuat Dave.

Darah segar masih mengalir di luka milik Rendi.Luka tersebut sebenarnya dalam,namun Rendi mengabaikannya dan tetap bertarung.

Dari atas,di puncak gunung.Nampak beberapa puing bangunan yang hancur.Villa yang sebelumnya dikatakan megah,kini tinggal tersisa sebagai puing puing bangunan.

Rendi mendarat tepat di salah satu bangunan yang sudah tak berbentuk.Tanah yang ia pijak sudah menghitam.Tak ada tanaman yang tumbuh subur,tak ada tanda tanda kehidupan.

Rendi mulai berkeliling,dengan memegang kedua belati yang sudah ia siapkan.Iris biru miliknya ia gerakkan kesana kemari,mewaspadai sekelilingnya.

Tak lupa,ia juga menajamkan indera pendengarannya agar dapat mendengar pergerakan musuh yang mendekat.

Grrrr....

Telinga Rendi,menangkap sebuah suara geraman anjing.Mendengar itu,ia langsung meningkatkan kewaspadaannya.Namun terlambat,seekor Cerberus sudah menerkamnya dari belakang.Menyadari hal ini,Rendi secara reflek langsung terbang menghindar.

Kini,bahu kirinya juga ikut terluka,nafasnya terengah engah lantaran bergerak cepat secara tiba tiba.Rendi menguatkan pegangannya pada kedua belati di tangannya.Pandangannya terfokus pada anjing berkepala tiga didepannya.Ada satu hal yang menarik perhatian Rendi,yaitu ada luka bekas cakaran di mata yang dimilik oleh kepala anjing yang berada di tengah.

"Camouflage"

Dengan seketika,tubuh Rendi langsung tak kasat mata.Ketiga kepala anjing itu melihat kesana kemari,namun tak dapat menemukan Rendi.Akhirnya mereka mulai mengendus endus mencari bau Rendi.Namun hasilnya juga nihil.

Camouflage
tak hanya membuat sang pengguna tak kasat mata,namun juga menyamarkan bau dan menipu alat pelacak.Namun,keberadaan sang pengguna juga tetap memiliki arti,jadi jika menggunakan mantra ini.Tubuh kita masih memiliki bentuk dan massa,ada kemungkinan akan bertabrakan dengan orang dan lain lain.Mantra ini,hanya menyembunyikan sang pengguna.

Rendi pov

'Fuhh...untung dia tak menemukan aku.Aku gak takut sih,tapi aku gak boleh membuang waktu dengan melawan Cerberus sialan itu.'

Tubuhku masih tak kasat mata,aku masih berkeliling mencari belati itu.Akhirnya aku mencoba kembali berkonsentrasi mencari letak yang lebih spesifik dari belati itu.

"Bingo",gumamku dengan suara yang kecil.Akupun segera berjalan perlahan lahan agar tak menimbulkan suara berisik.

beberapa menit kemudian,dari kejauhan aki dapat melihat sebuah belati berwarna hitam pekat sedang menancap diatas seuatu yang mirip secarik kertas.

Langkahku langsung kupercepat hingga belati itu tepat berada di bawahku.Aku langsubg melepas mantra 'camouflage'ku.Dan hendak mencabut belti itu.Sebelum aku sempat mencabutnya...

Cerberus yang tadi menghadangku langsung mendorong dan menyingkirkanku menjauh dari belati itu.Tubuhku kini,terbaring diatas tanah,dengan seekor Cerberus yang tubuhnya lebih besar dari badanku sedang berdiru diatasku.Kedua lengan dan kakiku diinjaknya agar tak dapat bergerak.

Ketiga kepala anjing itu menatapku dengan tajam,air liur juga bertetesan dari bibir mereka masing masing.Aku mencoba melawan dengan mencoba menggerakkan tubuhku.Namun,hasilnya nihil.Sampai aku mendapat ide.

Aku mencoba mengumpulkan beberapa energi dan menyelimutinya diseluruh tubuhku,kemudian aku merubahnya menjadi sebuah ledakan dan...

Boomm!!!

Sebuah ledakan tercipta."Uhuk uhuk uhuk".Aku terbatuk batuk karena asap dari ledakan yang kubuat,aku juga membuat diriku terkena ledakan yang kubuat.Memang ini tindakan konyol,karena aku juga hampir membuat diriku sendiri terbunuh.Namun,bagaimana lagi?.Aku juga tak punya banyak pilihan.

Dengan segera,aku langsung berlari menuju belati itu.Namun,sebelum aku sampai di tempat belati itu....

"Jangan!!!"

Langkahku langsung terhenti karena mendengar sebuah teriakan di kepalaku.

"Jangan?",Gumamku

"Eh?!,kamu bisa mendengar pikiranku?!"

"Emangnya siapa kamu?"

"Siapa aku,wah wah kau akan terkejut.Balikkan badanmu"

Perasaannku agak tidak enak,karena aku tahu betul apa yang ada di belakangku.Namun,aku tetap membalikkan badan dan tampaklah seekor Cerberus tengah memandangiku.

"Namaku adalah Dave,aku adalah pemimpin desa ini"

"Oh,jadi kau Dave",ucapku dengan nada datar.

"Dulu aku adalah manusia.Apakah kau ingin tahu kenapa aku sampai berubah menjadi Cerberus?"

"Tidak",aku menolaknya dengan mentah mentah.

"Kenapa?"

"Aku sudah mendrngarnya dari Jake,ia salah satu dari warga desa Vindom"

"Rupanya be-"

"Langsung keintinya saja".Aku langsung menyela kalimat milik Dave yang belum terselesaikan."Begini,kenapa tadi kau berteriak jangan kearahku?.Bukannya jika aku mencabut belati itu,maka kutukannya akan terangkat dan kalian semua bebas?"

"Umm...itu..Begini,jika kau menyentuh belati itu.Maka jiwamu akan jatuh kedalam kegelapan dan lenyap.Tubuhmu akan digerakan oleh kegelapan melainkan dirimu sendiri.Itu yang terjadi pada warga desaku.Mungkin sebelumnya aku keterlakuan pada mereka,namun kini aku menyesalinya.Mereka semua mencoba mencabut belati itu,akhirnyaereka kehilangan perasaan mereka dan menjadi sosok monster yang sebenarnya.Jadi sebaiknya k-"

"Masa bodoh",potongku sambil berjalan santai kearah belati itu.Tanpa basa basi aku segera mencoba mencabutnya.Ketika jemariku menyentuh ujung pegangan belati itu,cahaya berwarna hitam muncul dan mulai menutupiku.

Namun aku tetap melakukan apa yang ingin aku lakukan,yaitu mencabut belati ini.Aku dapat mendengar Dave berteriak riak di kepalaku,namun aku tak menggubrisnya dan kemudian aku sudah memegang pegangan belati itu.

"Lagipula,jantungku itu sudah bagian dari kegelapan".Ucapku dengan nada pelan,namun aku yakin bahwa Dave mendengarnya.Teriakan teriakan milik Dave yang menyuruhku untuk berhenti,akhirnya tak dapat kudengar.Tanpa menunggu lebih lama lagi,kucabut belati itu dari tanah.Dan kupatahkan menjadi dua bagian.

Beberapa cahaya hitam masih bersinar,namun dengan seketika lenyap.

Deg

Aku langsung meremas dada kiriku,lantaran sekarang jantungku terasa sakit sekali.Namun beberapa detik kemudian sakit itu menghilang,aku langdung membalikkan badan dan menghadap kearah Dave yang kini sudah kembali menjadi manusia,yah meskipun tak hidup sih.

Maksudku adalah,Dave kini sedang berdiri didepanku dengan tubuh yang hampir tembus pandang.Senyuman hangat terlihat diwajah pria itu,tak lama kemudian.Loki dan yang lainnya datang menuju tempatku.Mereka juga diikuti oleh beberapa roh para penduduk desa.

"Pstt,Rendi.Tubuhku kok merinding kayak gini ya?"

"Hahaha,Loki.Jangan bilang kalau kau takut dengan hantu ya?"

Aku langsung tersenyum jahil kearah sahabatku itu.Ia langsung memukul lenganku,sedangkan aku hanya meringis melihat apa yang ia lakukan padaku.

"Semuanya,ada yang ingin aku katakan"

Ucap Dave sambil memandang penduduknya.Kemudian,semuanya hening.Tak ada yang bicara,bahkan aku dan Loki yang sedang bercanda ikut terdiam.

"Aku tahu jika ini sudah terlambat tapi-.Maafkan aku",ucap dave sambil membungkukkan badan di depan semuanya.Tak ada jawaban,tak ada suara.Yang terdengar hanya suara hembusan angin yang lewat.

"Aku paham jika kalian tak ingin memaafkanku.Tapi aku tetap ingin mengatakannya.Tolong maafkan pemimpin kalian yang bodoh ini"

Selama beberapa saat hening,tak ada suara sedikitpun.Sampai akhirnya..

"Sudahlah kak,aku memaafkanmu kok.Lagipula itu sudah berlalu,kemudian kau juga meminta maaf dengan tulus.Jadi,angkatlah kepalamu itu kak"

Seorang gadis kecil datang menghampiri Dave yang sedang membungkuk.Dave yang terkejut hanya membulatkan matanya tak percaya dengan omongan gadis kecil itu.Dapat kulihat bahwa mata milik Dave mulai berkaca kaca.Akhirnya seluruh warha desa menyetujui pergkataan gadis itu dan menyuruh pemimpin merela untuk mengangkat kepalanya.

Dengan bangga Dave mengangkat kepalanya dan mengucapkan trimakasih pada gadis kecil itu.

Kemudian ia menghampiri kami berlima,"Trimakasih atas segalanya um..er.."

"Rendi,Rendi lukie"

"Rendi,apa yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikanmu?"

Aku langsung melirik kearah yang lainnya mereka mengangguk dan aku yakin bahwa mereka berpikiran yang sama denganku.

"Dave,aku ingin tahu apa harta yang disembunyikan di desa ini?.Apakah sebuah portal?"

"......"

Tak ada jawaban dari Dave,bibirnya hanya diam sementara wajahnya terlihat sedang berpikir sesuatu.

"Dave!".Panggilku dengan tiba tiba,membuat tubuh yang agak transparan milik Dave terkejut.Aku menghela nafas dan melepaskan sarung tangan kiriku kemudian menunjukkan lambang keluarga Guardianes yang ada di telapak tanganku.Tak lama kemudian aku segera mengenakan kembali sarung tanganku

Dapat kulihat kedua iris mata milik Dave membulat tak percaya.Kemudian ia berbicara dengan nada serius"Ikut aku",ucapnya.

Kami berempat ia giring kedaerah reruntuhan reruntuhan yang berada di puncak gunung.Sampai akhirnya,Dave langsung menerobos dan menembus tanah dibawahnya.Meninggalkan kami berlima dengan tanda tanya di kepala kami masing masing.

"Oi Dave!.Jamgan bercanda,kami bukan hantu kayak kamu lho,tapi kami masih punya raga".Geram Loki sambil menginjak injak tanah yang tadi ditembus oleh Dave.Tak lama kemudian,ia kembali di permukaan dengan wajah konyol.

"Maaf,lupa"

Yang lainnya hanya mendengus kesal,sementara aku hanya terdiam dan Scarlet hanya memutar bola matanya.

"Lewat sini"

Ucapnya sambil menekan sebuah tuas tersembunyi tanpa menyentuhnya.Sedetik kemudian muncul sebuah tangga rahasia yang menuju ke bawah tanah.

Kami pun segera memasukinya satu persatu.Setelah semua sudah masuk,lubang untuk kembali sudah tertutup.Tak ada jalan kembali,yang ada hanya kegelapan dusekeliling kami.

Sampai akhirnya,mataku disilaukan oleh cahaya lilin yang menggantung di dinding.Setiap kami berjalan,lilin yang menggantung di dinding juga ikut menyala.Berbarengan dengan langkah kaki kami.Akhirnya kami sampai di lantai paling bawah,tepat di depan kami terdapat sebuah pintu.

Krieet

Pintu itu terbuka,kami semua memasukinya.

krieet....blak

Pintu dibelakang kami kembali tertutup.Di dalam ruangan ini,hanya ada sebuah lilin yang mengantung di langit langit dan sebuah lemari.Cahaya remang remang milik lilin membuat kesan untuk lemari itu semakin tua.Di kedua pintu lemari tersebut,terdapat gambar ukiran bintang dengan delapan sudut.Yaitu lambang keluargaku,Guardianes.

Aku mengerutkan dahiku dan menatap Dave.

"Aku tak tau itu apa,jadi jangan tanya.Aku hanya diperintahkan untuk menjaganya dan merahasiakannya.Kemudian setelah aku melihat tanda di telapak tanganmu itu,aku berpikir untuk menunjukannya padamu"

Dave mengatakan itu seolah ia tahu isi pikiranku.Tanganku bergerak menuju kedua pintu lemari tersebut.Jemariku merasakan permukaan yang kasar dan berdebu.Ketika aku menemukan ganggang pintunya,kedua pintu lemari itu segera aku buka.

Dan di dalam terdapat sebuah cermin usang yang sudah berdebu.

"Apakah ini portalnya?".Tanya Loki tak percaya pada Dave.

"Sudah kubilangkan aku tak tahu menahu soal ini"

"Jangan mempermainkan kami ya!"

"Sudah sudah Evelyn dia kan-"

"Diam kau Renata!.Scarlet katakan sesuatu"

"Um...."

Aku tak memperhatikan pertikaian yang mereka lakukan dibelakangku.Aku mencoba mengusap permukaan kaca uang kotor itu dengan telapak tanganku.Dari situ,dapat kulihat pantulanku yang tadiya tak jelas menjadi jelas.

Dikepalaku langsung muncuk beberapa gambaran bahwa aku pernah mencoba portal seperti ini.'Sepertinya,melihat cermin ini memicu ingatanku ya'.

Akupun segera melepaskan sarung tanganku dan menyimpannya di saku celana.Kemudian aku mengarahkan telapak tanganku yang ada lambang keluargaku kearah cermin itu sambil mengucap sebuah mantra.

"Aku,Rendi Lukie.Keturunan dari Guardianes,menginginkan agar pottal ini terbuka.Aku telah lulus dari ujianmu,sebagai buktinya adalah Dave dan warga desa Vindom lainnya.Oleh karena itu,kumohon bukalah gerbang menuju pulau naga"

Setelah mengucapkan itu,cermin itu langsung bersinar dengan terang dengan lambang keluargaku di tengah tengahnya.Semua suara pertikaian dibelakangku sudah berhenti.Mata mereja terpaku pada sebuah cermin yang sebelumnya kusam,kini bersinar dan mengkilap.Cermin itu tak mencerminkan benda di depannya.Melainkan hanya ada gambar sebuah bibir pantai di sebuah pulau.

Aku membalikkan badanku dan menatap semua temanku satu persatu.Seakan mengerti apa yang aku pikirkan,Renata dan Evelyn langsung memasuki portal tersebut.Diikuti dengan Scarlet,kemudian Loki.Dan terakhir aku,aku hanya memasukkan salah satu tanganku kedalam portal.

Radanya seperti sedang memasukkan tanganku kedalam air,namun tak basah.Akhirnya aku mengambil satu langkah maju,hingga hanya setengah tubuhku yang masuk dalam portal.Sebelum aku masuk,aku sempat mendengar kata 'Trimakasih'.

Mendengar hal itu,aku langsung melihat kearah Dave yang kini mulai bersinar."Sama sama"

Jawabku sambil tersenyun kearahnya.Kemudian aku mengambil satu langkah lagi dan tubuhku sepenuhnya berada di dalam portal.

Cahaya menyilaukan menyambut mataku,membuat kedua kelopak mataku untuk tertutup.Ketika cahaya itu hilang,perlahan lahan kedua mataku kembali terbuka.Menampakkan sebuah pantai dengan pasir putih nan lembut,angin darat berhembus dengan kencang hingga membuat rambutku berantakan.Di depanku dapat kulihat keempat temanku itu terpukau dengan pemandangan yang mereka lihat.Disinilah kami,di pulau naga.

--------------------------------

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro