Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 4.Ilusi

Saya akan tegaskan jika bab ini bukan update.Bab ini hanya lanjutan dari potongan cerita sebelumnya.Bab ini ada karena banyak teman author yang bilang kalau bab 3 itu kepanjangan jadi,ya...gini deh.
Bagi kalian yang sudah baca bab 3 yang sebelumnya panjang sekali yang sampai 8000 an kata,gpp kok gak baca ini.Karena lanjutannya tetap dan gak author ganti.Tapi,bagi kalian yang belum ya,silahkan baca.


J

ika ada yang menawari kalian sebuah mimpi yang indah apa jawaban kalian?
Jika kalian jawaban kalian ya,apa yang akan terjadi jika ternyata orang itu membuat mimpi buruk di dalam hidup kalian kembali kepermukaan?
percayalah,aku tahu rasanya menjadi seperti itu...

-Evelyn Ryder-

Narator pov

"Sang penguasa angin yang tak pernah bisa diam,kuperintahkan kau untuk memenuhi sumpah darah yang kita lakukan.Sekarang,muncul dihadapanku!.Falcon!"

Begitu Scarlet selesai mengucapkan kalimat itu,muncul seekor burung elang.Kemudian Scarlet menyerang para harpy dengan kekuatannya.

"Hancurkan kegelapan dengan kekuatanmu.Tembus segala perisai dengan kecepatanmu dan kalahkan seluruh targetmu.Holy bullet!"

Evelyn juga merapalkan sebuah mantera,tubuhnya mulai bersinar hijau terang.Kedua pistol yang dipegang Evelyn juga ikut bersinar.Kemudian Evelyn langsung menembaki harpy yang menyerangnya.

'Ugg!.Asal kalian tau,aku juga ingin bantu!'Keluh Rendi di dalam hati.

Ia memandang teman temannya dari jauh.Meskipun begitu, sesekali satu atau dua harpy menyerangnya.Dan Rendi dapat mengalahkannya dengan mudah,dengan cara bertahan dan membuat lubang di tubuh mereka seperti yang dilakukannya dini hari terhadap siluman rubah yang menyerangnya.

'Gampang sekali,tapi tetap saja ini gak akan merubah apapun!.Andai aku punya lebih banyak trik sihir'.Batin Rendi dalam hati.

"Ho~.Sedang bersantai santai rupanya".Ucap sebuah suara dibelakang Rendi.

Dengan spontan,Rendi langsung membalikkan badannya.Melihat ke arah sumber suara itu berasal.Dan yang berdiri di depannya adalah,pelayan cafe tadi yang membawa seruling dan mencatat pesanan Rendi dan yang lainnya.Ia masih mengenakan seragam cafe tadi.

"Siapa kau sebenarnya?".Tanya Rendi,sambil mempersiapkan sihirnya.

"Perkenalkan,namaku Sona.Tangan kanan dari Lord phantom".Dengan seketika pakaian miliknya berubah.Sekarang ia mengenakan pakaian terusan sependek lutut berwarna ungu tua dan blazer lengan pendek berwarna hitam dan sabuk yang terbuat dari tali dan membentuk pita,di sabuk itu tergantung sebuah seruling.

'Tangan kanan?!.Aku harus berhati hati'.Batin Rendi yang mulai berkeringat.

Disisi lain.Tempat Loki dan Renata

"Aaahhh!!"

Srash!

"Astaga!.Bisa tidak kau menyerang musuh tanpa harus berteriak".Keluh Renata kepada rekan bertarungnya,Loki.

"Maaf maaf.Mereka ini gak ada habisnya ya?"

Srash!

Sring!!

Sudah beberapa kali Loki menebas beberapa Harpy hingga tewas.Sementara itu,Renata bertarung menggunakan sihirnya.

Ditempat Evelyn dan Scarlet.

Duar!

Duar!

"Cih!.Mereka tidak ada habisnya"Geram Evelyn sambil menembaki para Harpy.

"Yah,bersabar saja" Jawab Scarlet sambil menyayat para harpy dengan angin yang dihasilkan roh miliknya.

"Sebaiknya kita menghabisi mereka dengan satu serangan"

"Hancurkan semua yang menghalangi jalanmu.Ledakan apapun yang ada di didepanmu.Antimatter bullet!"

"He,ide bagus.Falcon!,kemari.Evolusi level 5"

"Falcon,Windstorm!."

Dengan serempak  Evelyn dan Scarlet melancarkan serangan mereka kearah para Harpy yang berkumpul didepan mereka.

Wosh!..Boomm!!..Duarrr!!

Dengan seketika,langsung muncul ledakan yang hebat.Sehingga menyebabkan beberapa debu bertebangan di udara,yang kini menutupi jarak pandang milik Evelyn dan Scarlet.

"Apa kita berhasil?".Tanya Evelyn pada Scarlet yang jaraknya tak jauh dari tempat ia berdiri.

"Coba kita lihat dulu".Jawab Scarlet sambil mengarahkan falcon menuju kepulan debu didepan mereka.Ia memberi isyarat agar falcon menghasilkan angin yang akan meniup kepulan debu tersebut.

Woshhh

"Kita berhasil!".Ucap Evelyn dengan nada bangga.

"Tapi,sepertinya ini belum selesai".Lanjut Scarlet dengan nada serius.

Duarr!!...Sringg!!

Kedua gadis itu langsung menoleh kearah sumber suara ledakan itu.Dan ternyata dari...tempat Loki dan Renata.

"Hmph...Sepertinya mereka berdua juga selesai"Ujar Evelyn dengan naa berbicara yang kasar,seperti biasa.

"Kurasa begitu.Kita sebaiknya ketempat Rendi,firasatku mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi padanya".

"Sebaiknya kau menepis pikiran negatifmu itu,Scarlet.Karena firasatmu selalu benar".

(Flashback.Lokasi Loki dan Renata).

Wosh!..Boomm!!..Duarrr!!

"He~...Sepertinya mereka sudah selesai kan,Renata?",Loki menghentikan pertarungannya dan mengambil jarak,agar dapat melihat ledakan itu dengan seksama.Sumber dari ledakan itu adalah Lokasi pertarungan Scarlet dan Evelyn

"Kurasa iya.Apapun itu,kita harus selesaikan masalah kita disini dulu.Karena..."

Renata sengaja memenggal kalimatnya,agar Loki bisa paham dengan situasi sekarang.
Kemudian Renata langsung berditi disamping Loki,agar ia tidak terkena dampak dari serangannya.
"Iya iya,aku mengerti",ucap Loki sambil mempererat pegangan tangannya di kedua pedang miliknya.

'Lagipula,aku mau mencoba trik baru yang aku pelajari tadi',batin Loki sambil berusaha fokus pada pedangnya.

"Kuabdikan hidupku untuk cahaya,aku lahir dan besar di kekuasaan cahaya.Oleh karenanya,berikanlah kekuatan padaku.Agar aku bisa menumpas kegelapan yang menganggu keseimbangan.Radiance burst"

Seusai Renata mengucapkan mantra tersebut,ia langsung mengangkat tangan kanannya keatas.Pada saat yang bersamaan muncul beberapa bola cahaya yang diameternya sekitar 10 meter.

"Radiance Burst!.Unlimited shower!"

Ucap Renata sekali lagi,kemudian bola bola cahaya itu semakin banyak.Kemudian ia langsung menembakkan bola bola cahaya mikinya kearah para harpy yang berada di depan Loki dan Renata.

Boomm!!

Renata berdecak"Cih!,masih ada juga yang lolos",ujarnya sambil terus menembaki harpy harpy tersebut."Loki,kuserahkan sisanya padamu"

"Kalau itu sih aku sudah tau",ujar loki sambil mempererat memegang kedua pedangnya.

'Banyak sekali yang ingin aku coba...',batin Loki.'Hmnnn...mari kita coba yang satu ini',lanjutnya.

Sementara Loki sedang berpikir ada dua harpy yang terbang melesat kearahnya sambil menembaki Loki dengan bulu mereka.

Dengan mudah Loki langsung menangkis semua serangan dari kedua harpy tersebut.

"Blackout",ucap Loki sambil mengarahkan pedang di tangan kirinya yang berwarna hitam menghadap ke depan.

Di ujung pedang hitam tersebut,mulai berkumpul cahaya hitam yang berpentuk seperti bola.

Ketika jarak antara kedua harpy dan Loki tersisa 1 meter.Bola tersebut pecah,dan kedua mata harpy itu menjadi buta.

Kedua harpy tersebut hanya menyerang membabi buta karena tak bisa melihat apapun.

Loki melihat banyak celah untuk menyerang kedua harpy tersebut,tanpa basa basi ia langsung menghunuskan pedangnya secara vertical.Dan kedua harpy tersebut langsung tumbang.

"Sudah?",tanya Renata yang sudah dibelakang Loki.

"Sudah.Sebaiknya kita pergi ke tempat Rendi.Daritadi,ada sesuatu yang mengusik pikiranku",jawab Loki sambil menyarungkan kedua pedangnya di punggung badan Loki.

"Sebaiknya kita bergegas"

"Hmm"

Dan mereka berdua terbang melesat dengan kecepatan tinggu menuju tempat Rendi berada.

Ditengah perjalanan mereka berdua bertemu dengan Evelyn dan Scarlet.Dan mereka berempat menyamakan kecepatan agar bisa sampai ditempat Rendi secara bersama sama.

"Kalian semua terlihat tegang sekali",ucap Evelyn setengah bergurau.

"......"

"......"

"......"

'Susah sekali mencairkan suasananya.Apa cuma aku ya,yang terlihat santai?.Biar begini aku sangat waspada dengan sekitar'.Batin Evelyn,kemudian ia mengaktifkan kacamata berteknologi tinggi miliknya.Tetapi ada yang aneh...

'Aish,sinyal disini sangat terganggu.Aku tak dapat melihat lokasi Rendi yang sekarang.Aku harus coba memulihkan sinyalnya'

Kali ini Evelyn langsung memunculkan hologram di depannya.Ia terus menerus mengetik sambil berlari.

'Sedang apa dia?',Renata bertanya tanya didalam hati.Ia menahan keinginannya untuk bertanya,agar ia bisa fokus dengan pendengarannya yang tajam.

"Hei,sedang a-"

"Jangan ganggu!",bentak Evelyn yang langsung memotong kalimat Loki yang belum selesai.

'Astaga,tetap tidak ada apapun.Seperti ada penghalang saja.Ah sudah ketemu!.Titik biru itu Rendi,lalu...Ada titik merah tak jauh dari titik biru,hmmnn berarti musuh.Eh!?,ehh?!?!.Ini gak salahkan?!,titik biru Rendi tepat berada dilokasi ini.Dimana dia?'

Evelynpun langsung menghentikan langkahnya dan memperhatikan sekeliling dengan seksama.Semuanyapun ikut berhenti dan memperhatikan gerak gerik Evelyn yang berhenti dengan tiba tiba.

"Evelyn apa ya-"

"Shsss!".Desis Evelyn agar Loki diam.

"Apa apaan kau i-"

"Shsss diam!!"

Kali ini Renata ikut memotong kalimat Loki.Sambil menutup matanya dan mempertajam indra pendengarannya.

"Hey kenapa kalian i-"

Kalimat Loki kembali terpotong ketika Evelyn dan Renata menatapnya dengan tajam.Seolah olah tatapan mereka berkata'Diam kau!,kalau tidak jangan harap hidupmu akan lama'.Loki pun bergidik ngeri dan terdiam seribu bahasa.

Melihat kelakukan teman temannya Scarlet terkekeh kecil.Namun,ia tahan agar tak bernasib seperti Loki.

'Aneh,padahal titik biru milik Rendi disekitar sini.Tapi aku gak melihatnya,dimana dia?.Dia seharusnya ada di...'

Evelyn membalikkan badannya dan menghadap kearah titik biru milik Rendi yang tepat dibelakangnya.

"Evelyn aw-" teriak Renata tapi,sudah terlambat

Disaaat yang bersamaan,sebuah tendangan kaki langsung mengarah ke pipi kiri Evelyn,karena tiba tiba.Evelyn tak sempat menghindar dan tendangan itu dengan telak mengenai pipi Evelyn hingga ia terhempas kesamping.Dan orang yang menendangnya adalah....

"RENDI?!?!?!",pekik mereka semua terkecuali Evelyn dan Renata.

"Oi oi..Apa apaan ini?",pertanyaan Loki tidak digubris Rendi.Ia hanya mentap mereka satu satu dengan tatapan kosong.

"Huwahahahha!!!.Seharusnya kalian lihat ekspresi kalian tadi,sangat lucu!!",ucap seorang wanita yang sedang duduk di salah satu bangunan yang runtuh akibat pertarungan tadi.

Wanita itu memiliki rambut berwarna hitam yang ia biarkan tergerai.Ia sedang main lempar tangkap dengan seruling yang dipengangnya.

"Kalian pasti bertanya tanya siapa aku kan?.Kalau begitu perkenalkan,namaku Sona.Tangan kanan Lord Phantom"

Lanjutnya,sambil membungkukkan badan seperti sedang memberi hormat kepada penonton seusai acara pertunjukan miliknya selesai.

'Tangan kanan?!'.Batin mereka berempat dengan terkejut.

"Baiklah perkenalannya kan sudah.Bagaimana kalau pertunjukan kita mulai?",ucap wanita bernama sona itu sambil meniup serulingnya.

Rendi yang mendengar lantunan melody yang dimainkan oleh sona,sontak langsung menyerang teman temannya sendiri.Sambil nengeluarkan dua belati yang ia sembunyikan dibalik jubah miliknya.

Loki yang melihat hal tersebut,dengan spontan langsung mengambil twin exalibur di punggungnya dan menahan serangan Rendi.

"Rendi kau kenapa?!.Oii!!,,sadarlah!!!",teriak Loki tepat dihadapan Rendi sendiri.Namun,ia tak mengubrisnya dan tetap melanjutkan pertarungannya melawan Loki.

Semuanya hanya terdiam sampai Evelyn angkat bicara.

"Apa yang kau lakukan padanya hah?!!!",ia berteriak dengan kencang sambil menunjuk Rendi yang masih bertarung dengan Loki.

Mendengar teriakan Evelyn,Sona hanya terkekeh pelan sambil tersenyum menyeringai.Permainan serulingnya ia hentikan,akan tetapi Rendi masih saja terus bertarung dengan Loki.

"Biar kuberitahu beberapa hal",ucap Sona berdiri dari posisi duduknya,"kekuatanku adalah tipe Manipulation.Dan aku bisa memanipulasi suara sesukan hatiku.Tapi...bukan hanya itu saja..."

Ia menghela nafas dalam dan kembali melanjutkan peryataannya"Pertama tama bisakah kalian menyuruh teman kecil satu ini agar tak mengendap endap dibelakang orang yang sedang berbicara,apalagi belum selesai".Sona mrnunjuk ke arah Renata yang letaknya tidak terlalu jauh dari Sona yang sedang berdiri.

Semuanya langsung terkejut mengetahui rencana mereka gagal.Renata hanya terdiam dan kembali mundur ke tempat teman temannya berada.

"Aku tak hanya memanipulasi suara",lanjut sona."Tapi,aku juga bisa memanipulasi kenyataan dan ilusi.Teman kalian disana,sudah terjebak dalam ilusiku.Dan aku memanipulasi perintah di otaknya menggubakan suara dan beberapa gambaran ilusi agar ia dapat bergerak sesuai kemauanku",tambahnya lagi.

'Berarti kita hanya perlu mengalahkan dia agar Rendi normal kembali',batin semuanya didalam hati.

"Loki,kau tahan dia dulu ya?"

"Hmp!.Terserah kau Evelyn"

Rendi bergumam sesuatu dengan suara kecil.Tapi telinga Loki dapat mendengar semuanya.Dan kalimat yang keluar dari mulut Rendi ialah...

"Elemental blade.Ice.Frozen solid",ucap Rendi sambil melempar salah satu belatinya disebela kaki kiri Loki.Dalam hitungan detik,kaki kiri Loki langsung membeku karena es yang tumbuh berawal dari belati milik Rendi.Es tersebut merambat hingga  tubuh bagian kiri Loki membeku sampai di leher.Akibatnya gerakan Loki terhenti.

Sementara itu,Rendi hanya berjalan dengan santai kearah Loki dengan tatapan kosong miliknya.

'S..sial.Dingin sekali'.Batin Loki yang masih terdiam di tempat.Ketika ia hendak memecahkan es tersebut dengan pedang di  tangan kanannya yang masih busa bergerak dengan bebas.Pergelangan tangan milik Loki langsung dicengkram dengan tangan kiri Rendi,mencegahnya bergerak.Dengan sigap Rendi langsung mengambil pedang di tangan Loki dan melemparnya jauh dari jangkauan Loki.

"Apa apaan ini rendi?!.Lepas!!"

Teriak Loki sambil mencoba melepas cengkraman tangan milik Rendi.Namun Rendi hanya diam seribu bahasa dan menatap orang didepannya dengan tatapan kosong.

Tangan kanan Rendi yang masih memegang belati,ia arahkan menghadap bagian tubuh Loki yang membeku.Ujung dari belati di tangan Rendi berbanding lurus dengan jantung milik Loki.

Melihat hal itu,keringat dingin mulai bercucuran dikepala Loki.Ia menatap ngeri kearah sahabatnya itu dan...

Jleb

"R-Rendi?!.Ka-kau serius?"

Tanya Loki terbata bata,matanya membulat tak percaya apa yang baru saja sahabatnya lakukan.

"I-iya aku serius,m-maafkan  perbuatanku ya".Jawab Rendi sambil tersenyum menyeringai sambil meringis kesakitan menahan sakit di hatinya yang dalam.

(Flashback,tempat Renata,Evelyn dan Scarlet)

"Sang penguasa angin yang tak pernah bisa diam,kuperintahkan kau untuk memenuhi sumpah darah yang kita lakukan.Sekarang,muncul dihadapanku!.Falcon!"

"Falcon evolusi level 5!,Uniting!"

Falcon terbang kearah Scarlet dan bersatu dengan tubuhnya.Dengan seketika tubuh milik sxarlet bersinar hijau,ia langsung memegang sebuah tombak yang panjangnya 1 meter.Di lengan kanan,leher,bagian belakang kepala dan kaki kiri milik Scarlet tertutup armor berwarna hijau tua.Dan dipunggun Scarlet terdapat sepasang sayap yang berwarna putih kehijauan.

"Heee~",ujar Sona dengan santai sambil melihat perubahan Scarlet.

"Wind blade!".Pekik Scarlet sambil mengayunkan tombaknya secara diagonal.Kemudian muncul angin yang dapat memotong apapun yang menghalanginya.Sona hanya terdiam ditempat dengan ekspresi terkejut terlihat jelas di wajah Sona.Sona tak dapat menghindar dan...

Srash!!

Tubuh Sona terbelah menjadi dua.Akan tetapi,tubuh Sona yang terbelah langsung hilang seperti asap.

"Payah",ujar Sona yang tiba tiba ada di sebelah Scarlet.Sona jemudian menjentikkan jarinya di dekat telinga Scarlet dan berkata,"Resonant".

Karena serangan tiba tiba terdebut,Scarlet tak dapat menghindar.Dan akhirnya ia mengerang kesakitan dan menahan telinganya yang berdengung.

"Hahaha...Lemah"

Namun Scarlet hanya tersenyum diam diam setelah mendengar ucapan Sona barusan.

"Ice spear",ucap Renata yang tiba tiba ada di belakang Sona.Kedua tangannya masing masing memegang tombak yang terbuat dari es.Tanpa menunggu lebih lama lagi,Renata langsung melempar kedua tombak tersebut kearah Sona.

Ekspresi terkejut terlihat jelas di wajah milik Sona.Satu tombak tepat menusuk di lutut kaki kiri miliknya,dan satunya lagi menusuk tepat di perut Sona.Darah bercucuran dengan derasnya akibat luka yang dalam itu.Akan tetapi,sedetik kemudian darah yang keluar dari tubuh Sona langsung membeku,bukan hanya darahnya.Akan tetapi perlahan lahan seluruh tubuhnya diselimuti dengan es yang membungkus tubuhnya hingga kepala,akhirnya Sona diam tak bergerak seperti patung.

"Huhh...Telingaku masih agak berdenyut denyut",keluh Scarlet sambil memijat daun telinga miliknya.

"Yah...mudah sekali."

Ditengah tengah ketenangan yang baru mereka dapatkan,muncul suara yang memekakkan telinga.Sehingga kedua gadis tersebut harus menutup telinga mereka yang ngilu.Keduanya tak dapat mendengar suara yang lain kecuali suara yang memekakkan itu.

"Aneh sekali?!!!".Teriak Scarlet,tapi Renata tak menjawabnya dia terfokus untuk menutup telinga kucingnya rapat rapat.Karena telinga miliknya peka dengan berbagai suara.

"Haloha??..Merindukanku?!!"

Ujar seseorang dengan suara yang dikenal sangat baik oleh kedua gadis tersebut.Dengan seketika manik mata kedua gadis itu langsung membulat,melihat sosok yang berdiri dengan santai di depan mereka berdua,seolah tak terjadi apapun.Seluring yang dipegangnya menjadi karakteristik khas nya untuk mengenalinya,dia adalah Sona.

"Wahh!!...Terkejut?!!!",ujar Sona dengan suara yang terkesan meremehkan."Kok malah menutup telinga sih?",tambahnya dengan nada sedih yang dibuat buatnya.Namun pertanyaan Sona tak digubris olrh Renata dan Scarlet yang mengerang kesakitan menahan sakit di kedua telinga mereka.Kedua bola mata mereka bergerak melihat kearah  tempat dimana Sona membeku,alangkah terkejutnya mereka didalam es tersebut kosong.

"Oh iya...kaliankan terjebak di sihir ku,bagaimana?.Suaranya merdu bukan?".Lanjutnya sambil terus menggunakan nada yang terkesan mengejek."Hmmnn...Oh?!",ucapnya tiba tiba setelah menyadari Renata dan Scarlet yang menatap ke arah  dua tombak es yang membekukan sekitarnya."Aku beri tahu kalian bagaimana caranya,kalian tadi hanya bertarung dengan ilusi.Jangan anggap remeh aku,setelah si rambut merah itu membelah ilusiku,jangan berpikir kalau cuma sampai di situ kekuatan ilusiku",tambahnya sambil tersenyum penuh kemenangan tersungging dengan jelas di wajahnya.

Dorr!!

sebuah tembakan terlepas dari pistol Evelyn yang sedari tadi bersembunyi mencari kesempatan untuk menyerang.

Tembakannya ternyata hanya mengenai bayangan ilusi milik Sona.Namun Evelyn tidak mengubrisnya dan langsung melepaskan tembakan ke kekiri,kemudian kekanan dan terakhit dibelakang tubuhnya.

Doorr!!

Doorrr!!

Dorr!!

"Hebat.Bisa tepat menembak kearahku dan menghancurkan ilusi yang kubuat",ujar Sona sambil bertepuk tangan,ia sekarang berdiri beberapa meter di samping Renata.

Evelyn tak menghiraukannya dan terus menembak.Sekali lagi yang ia kenai hanya ilusi.Tapi,ia tetap tenang dam melacak keberadaan Sona.Kali ini Sona berada 5 meter dihadapan Evelyn.Tanpa pikir panjang Evelyn langsung menembaknya, tetap yang ia tembak hanya sebuah ilusi.Sona muncul lagi,di tempat tadi ia terakhir tertembak.Hanya saja,ia sedikit bergeser kekanan.

"Hebat juga kau ini.Bisa melacekku dengan mudah,kurasa iyu kareba kacamata milikmu itu bukan?",ujar Sona sambil terus muncul di sepanjang jarak 5 meter dari tempat Evelyn berdiri.

"......"

"He~.Sepertinya kau menjaga rahasia kekuatanmu ya?"

Evelyn tidak mengubris pertanyaan milik Sona dan tetap menembakinya.Kali ini tembakan milik Evelyn terus meleset,tak mengenai sona sama sekali.Akhirnya Evelyn menghentikan tembakannya,kemudian ia menyimpan kedua senapannya di dalam saku jaket miliknya.

"Ada apa?.Lelah?.Tembakanmu bahkan tak mengenaiku sedikitpun.Bagaimana,menyerah?",Sona mulai memprovokasi Evelyn.Namun,Evelyn masih terlihat santai santai saja,lantaran tak terpengaruj dengan provokasi yang dilontarkan Sona.

"Prizon"

Ucap Evelyn sambil tersenyum menyeringai ke arah Sona.Sona langsung terjebak di dalam kubus yang mirip jeruji
di penjara.

"Explosion",lanjut Evelyn.Kemudian kubus itu langsung meledak dari dalam.Senyuman kemenangan terpampang dengan jelas di wajah Evelyn,terlihat bahwa ia merasa puas dengan serangan terakhirnya.

"Sayang sekali",bisik sebuah suara tepat di telinga Evelyn.Dan suara itu adalah milik,Sona.Tanpa memberi Evelyn kesempatan untuk mencerna apa yang baru saja terjadi,Sona melancarkan tendangan berputar dan dengan telak mengenai pinggang Evelyn,sehingga membuatnya terpental dengan jauh dan akhirnya terjayuh tersungkur diatas tanah.

"Hahaha..Giliranku,Endless nightmare",setelah mengucapkan mantra tersebut Sona memainlan serulingnya.

Evelyn terus memegangi kepalanya,keringat mulai bercucuran dipelipis miliknya.Tubuhnya mulai gemetaran,tak sanggup untuk berdiri,apalagi melawan dengan kekuatannya.

Didalam pikiran Evelyn

"Ayah!!,ibu!!".Teriak seorang gadis kecil yang berumur 5 tahun,gadis itu memilik rambut berwarna biru sedikit kehijauan dan bola mata yang berwarna hijau Zamrud.Gadis itu adalah Evelyn Ryder.Ia sedang meringkuk bersembunyi di pelukan ibunya,tubuhnya gemetaran lantaran ia sedang ketakutan,karena rumahnya hangus terbakar.

Di depan rumahnya yang sudah terbakar terdapat beberapa penjahat yang mengenakan topeng.Ini tak mengherankan,beberapa waktu lalu mereka menyerang desa tempat Evelyn tinggal.

"Wah wah,rupanya ada yang selamat juga ya?.Ketua apa yang harus kita lakukan pada mereka?".Tanya salah satu dari meteka kepada orang yang dia panggil ketua.

"Bunuh mereka.Kita sudah mendapatkan apa yang kita cari,jangan biarkan siapapun lolos dengan hidup hidup".Jawab seseorang yang dipanggil ketua.

Tanpa tunggu perintah lebih lanjut,dua orang langsung melesat maju menyerang ayah Evelyn.Namun serangan mereka sempat ditahan dengan ayah Evelyn.Ini tak mengherankan,pekerjaan ayah Evelyn adalah melindungi desa.Jadi,tak heran jika ia bisa menangkis serangan mereka.

"Pergilah!!.Aku akan menahan mereka!!".Pekik ayah Evelyn tanpa melihat kearah istrinya dan putri semata wayangnya.

Tanpa pikir panjang ibu Evelyn langsung menarik legan putri kecilnya dan mulai berlari kearah hutan.Air mata mulai bercucuran di kelopak matanya,isakan kecil juga mulai terdengar dari kedua orang itu.

"Jangan biarkan mereka lolos".Ucap sang ketua kelompok itu.

Sedetik kemudian muncul seorang yang mengenakan topeng di depan Evelyn dan ibunya.Dengan spontan ibu Evelyn langsung memeluk putrinya menutupi wajahnya agar tak melihat suatu hal yang buruk.Sebuah pedang menancap tepat dijantung ibu Evelyn,darah dari sang ibu mengenai baju putrinya.

"E-evelyn.Apapun yang terjadi kamu harus semangat untuk melanjutkan hidup.Kau harus selamat dari ini,d-dan jadilah lebih k-uat".Ucap ibu Evelyn terbata bata.Wajahnya tetap menyunggingkan senyuman hangat kearah putri kecilnya,padahal ia menahan rasa sakit yang luar biasa.Tapi,ia tetap menenagkan putrinya yang mulai meneteskan air matanya.

Cahaya menghilang di mata ibu Evelyn.Akhitnya ia jatuh  tersungkur dan tewas dihadapan putrinya.Senyuman hangat masih tersungging di wajahnya yang kaku.

"I-ibu?.T-TIDAK!!!!".Pekik Evelyn sambil menagisi jasad ibunya.Teriakan Evelyn terdengar di telinga ayahnya yang tengah sibuk bertarung.Dengan spontan ayahnya melihat kearah belakang dan menemukan tubuh istrinya yang diam tak bergerak terbaruin diatas tanah.Darah terlihat jelas di baju milik istrinya itu.

"Melihat kearah mana kau ha?!".

Reflek,ayah Evelyn langsung mengahadap kearah suara tersebut.Namun,semuanya sudah terlambat.Sebuah pedang sudah tertancap kearah jatung miliknya.

"E-evelyn.Lari!!!"

Evelyn melihat kearah ayahnya yang tengah sekarat,bola matanya membulat.Kemudian dia langsung lari membabi buta menjauh dari lokasi itu.Namun,seseorang memegang lengannya dan akibatnya Evelyn terjatuh.

"Mau kemana kau gadis kecil?".Ucap orang yang membunuh ibunya.

"Blowup".gumam ayah Evelyn,ia menggunakan tenaga terakhirnya untuk merapalkan mantra.Sedetik kemudian tempat itu langsung meledak,bagai terkena serangan bom nuklir.Tak ada yang selamat dari tempat itu hidup hidup.Terkecuali Evelyn Ryder yang beruntung bisa bertahan.

Dimasa sekarang

"Hebat sekali kau.Menggunakan teman sendiri sebagai umpan untuk menahanku.Sementara kau bersembunyi dan memperbaiki kacamata konyolmu itu.Kemudian kau menyerangku dengan kamatamu yang sudah dilengkapi fitur pelacak.Namun,sayang sekali...Semua gagal total"

Ucap Sona mendekati Evelyn dengan langkah santai.Senyuman kemenangan terlihat dengan jelas di wajah miliknya.Jarak antara Sona dan Evelyn semakin menipis,ia menghentikan permainan seruling miliknya.Tangan janan miliknya mulai bersinar ungu.

Ketika hendak melancarkan serangannya sebuah belati melewati wajahnya.Memang meleset tapi menyebabkan sebuah lika gores di pipi miliknya.

Dan orang yang melemparnya adalah Rendi.Tak berhenti sampai disitu,sebuah ombak berwarna putih dan hitam langsung menyerangnya dari atah samping.Tapi,Sona sempat melompat tepat waktu untuk menghindarinya kemudian melihat kearah sumber serangan tersebut dan mendapati Loki tengah memegang dua pedang yang bernama Twin Exalibur.Bola mata Sona tengah beralih kearah  luka di dada sebelah kanan Rendi,luka tersebut sudah tertutup dengan es.Wajah Sona tersenyum.

"Hebat!.Kau nekat melukai dirimu sendiri agar bebas dari ilusiku.Yah meskipun itu susah untuk berkehendak seusai kemaauan otakmu sendiri"

Flashback Rendi dan Loki.

Jleb

"R-Rendi?!.Ka-kau serius?"

Tanya Loki terbata bata,matanya membulat tak percaya apa yang baru saja sahabatnya lakukan.

"I-iya aku serius,m-maafkan  perbuatanku ya".Jawab Rendi sambil tersenyum menyeringai sambil meringis kesakitan menahan sakit di hatinya yang dalam.

Ternyata rendi menusuk dada kanannya sendiri,agar ia bebas dari sihir milik Sona.Dengan seketika es yang mengekang Loki pecah.Rendi langsung terduduk sambil mencabut belati yang tertancap di tubuhnya.Rendipun mengerang kesatkitan menahan lukanya.

"Kamu gila?!.Menusuk dirimu sendiri!.Apalagi di dekat organ vital"

"Yah....gak ada pilihan lain.Mumpung aku sadar kalau aku menyerang kamu,ya langsung sambar aja"

Loki menghela nafas panjang mendengarkan penuturan temannya itu."Darimana kamu belajar mrnggunakan elemen?"

"Oh.itu,kebetulan waktu aku ada dipengaruh sihir milik Sona.Ada ingatan yang terlintas dikepalaku,ingatan itu tentang aku sedang belajar menggunakan elemen dan menggabungkannya dengan senjata"

"Lupakanlah.Kita harus membantu yang lainnya"

"Tunggu".Rendi kemudian menaruh salah satu telapak tangannya di luka tersebut dan menutupnya dengan es."Ayo",lanjutnya sambil mengambil kedua belati miliknya.

--------

"Wah wah.Sepertinya sihirku membangkitkan ingatanmu yang dihapus ya?"

'Bagaimana dia tahu jika ingatanku dihapus?!'.Batin Rendi dan loko yang terkejut mendengar pernyataan Sona.

"Yah....Waktu bersenang senang aku sudah habis.Aku pergi dulu~"

"Hei!!.Tung-.Yah sudah hilang"

Rendi tak mendengarkan ocehan Loki dan duduk di atas tanah.Tak lama kemudian Scarlet,Evelyn dan Renata menghampirinya dan Loki.

"Astaga tuan!!.Anda tak papa?!?!!?".Begitu Renata melihat luka tusuk di dada Rendi,ia menjadi overprotective."Loki!!....Kau yang melakukan ini?!?!?"

"Hmnn?..tidak.Rendi sendiri yang melakukannya",jawab Loki dengan tenang sambil menyarungkan kedua pedangnya.Renata langsung terdiam dab mulai menyembuhkan luka Rendi tanpa berkata apapun,setelah itu ia juga menyembuhkan yang lainnya.

"Kita harus kembali ke dunia nyata dan istirahat.Scarlet,tolong buka kan gerbangnya aku capek"

"Iya iya,hanya informasi.Tapi bukan cuma kamu saja yang capek Rendi...Kuperintahkan membuka gerbang menuju dunia nyata"

seperti biasa cahaya menyilaukan mata mrnyambut mereka.Kemudian pemandangan sekitar langsung berganti dengan pemandangan di dunia nyata.Pakaian yang mereka kenakan kini berganti dengan pakaian yang biasa dikenakan didunia nyata,terkecuali Evelyn dan Renata yang berubah menjadi kucing.

Mereka mencari penginapan dengan bantuan GPS Evelyn.Dan kemudian berjalan sejauh 300 meter kearah utara dan mendapati sebuah hotel,karena tak ada pilihan lain dan tidak mau berjalan jauh,mereka terpaksa menuju ke hotel yang terbilang cukup besar.Tanpa basa basi mereka berlima langsung masuk dan menuju meja resepsionis.

"Dua kamar reguler dengan dua ranjang dan satu kamar mandi.Dan jika bisa yang ada balkon dan cendela".Ucap Rendi langsung ke intinya.

Pegawai itu langsung memberikan dua kunci dengan nomor 204 dan 179.Semuanya saling tatap akhirnya,"Kami akan mengambil 179".Ucap Evelyn sambil mengambil kunci kamar tersebut.Kami semua naik dengan lift yang sama akhirnya berpisah karena kamar nomor 179 ada di lantai 2 dan kamar nomor 204 ada di lantai 3.

Sebelum pergi,Evelyn mengatakan jam makan malam mereka."Nanti jam 19.00.Kita makan malam sama sama di restoran di lantai bawah.Ada waktu dua jam untuk siap siap".

"Renata,kau perempuan bukan?.Sebaiknya kamu ikut dengan mereka.Lagian aku gakpapa kok,aku bisa jaga sendiri".Rendi mencoba membujuk Renata dan akhirnya Renata menurut dan mengikuti Evelyn dan Scarlet dari belakang.

Klik....krieeet

Rendi membuka pintu kamar dengan nomor 204.Seperti yang Rendi minta,didalam terdapat dua ranjang,satu kamar mandi dan sebuah balkon.Di dalam juga terdapat lemari dan meja kecil.

"Loki,kau mandi duluan saja"

"Kau yakin?"

"Iya,aku mau istirahat sebentar"

"Hmm...terserah ah"

Rendi pov

Dapat kulihat memasuki kamar mandi,dari sini aku dapat mendengar suara air mengalir.Aku langsung menghempaskan badanku diatas sala satu kasur.

Posisiku sekarang tidur  menghadap langit langit.Aku kemudian melepas sarung tangan kiriku dan memandangi lambang keluargaku,Guardianes.

'Aki ingin lebih tau tentang keluargaku.Entah kenapa tapi aku masih merasa ada sesuatu yang disembunyikan dariku.memangnya aku ditakdirkan untuk ngapain sih?.Apakah teman ayah Lukas ini dapat memberikanku jawabannya?.Aku juga ingin tahu,kenapa Sona bisa tahu ingatanku dihapus.Aish,semuanya bikin pusing kepala saja.Aku lelah....'

Perlahan namun pasti,kelopak mata Rendi mulai menutup.

"Rendi.....",ujar sebuah suara parau yang asing ditelingaku.

"Rendi.......",lanjutnya lagi.

"Hancurkan....",tambahnya lagi.Aku membuka mata dan hanya mendapati kegelapan disekelilingku.

"Rendi!,oi!".

'Loki?'

"Rendi....Hancurkan....Bunuh
..."

"Rendi!,bangun!!!"

'Eh?!?!..Bangun?'

"Hancurkan...."

"Bangun woi!!"

"Bunuh...."

"RENDI!!!..BANGUN!!"

Aku terkejut dan langsung terduduk dari posisi tidurku.Ketingat dingin mulai mengalir di kepalaku,jantungku berdegub dengan kencang entah karena kaget atau takut,semua trrasa campur aduk.Kurasa ekspresi wajahku dapat menggambarkan emosiku sekarang dengan jelas.Sebuah telapak tangan memegang bahuku,aku tahu kalau itu adalah tangan Loki.Jadi,aku langsung menatapnya sambil tersenyum.

"Cepat mandi woii.Dari tadi aku bangunin gak bangun bangun."

"Ahhahaha...Iya"

"Dasar"

"Maaf"

"Ditolak"

"Eh?!?!"

Loki terkekeh dan berkata."Bercanda"

Aku langsung melempar salah satu bantal di kasur ke wajah Loki.Kemudian aku langsung berlari dan masuk kedalam kamar mandi.Dari dalam aku dapat mendengar Loki berteriak.

"AWAS KAU!!!"

Selesai mandi aku langsung berganti baju dengan jam pemberian Evelyn.Kali ini aku memakai celana panjang,Kaus T-Shirt lengan panjang dan blazer lengan pendek.

Begitu aku membuka pintu kamar mandi wajahku langsung terkena bantal.Dan sialnya itu lumayan sakit.

"Hehehehe,kena kau"

Ok,aku yakin ini balasan yang tadi dari Loki.Aku mencoba untuk tetap tenang dan berjalan kearah pintu keluar.

Loki langsung menyusulku dari belakang.Bisa dilihat ekspresi wajahnya yang muram.Kurasa ia tak menyangka reaksiku seperti ini.Aku menengok arloji milikku yang diberi oleh Evelyn.'Jam 18.49'

Sesampainya di restoran,kami berdua melihat dua sosok gadis,satu bersurai biru sedikit kehijauan dan satu bersurai merah tua.Aku dan Loki langsung menghampiri mereka dan segera duduk saling berhadapan.Suasana makan malam pun tenang,tanpa ada dari salah satu kami yang berbicara sepatah katapun.Ya,sempat berbicara sih...Tapi hanya sepatah atau duapatah kata.Itupun menurutku termasuk dengan diam.

'Kami terlalu lelah untuk bicara hal hal yang tak penting'

Akupun juga melakukan hal yang sama dan fokus dengan makananku.Setelah selesai makanpun kami hanya mengucapkan permisi dan kembali kedalam kamar tanpa banyak bicara.

Loki segera pergi ke ranjang miliknya,dan aku pergi ke ranjang yang satunya.Akupun menutup mataku berusaha untuk tidur kembali.

"Hei...Rendi"

"Hmmmn..?"

"Kamu sudah tidur?"

"...Belum,sih..."

"Aku mau tanya,dimana kamu dapat dua belati itu?"

"Aku juga gak tau,kurasa itu ketika berada dibawah pengaruh sihir milik Sona.Tiba tiba dua belati itu muncul di tanganku.Di belati itu ada lambang keluatgaku,kurasa dulu aku pernah memakainya tapi tak ingat.Lagipula sihirku adalah sihir murni kan?.Jadi aku bisa memakai sihir tipe Knight sepertimu",balas Rendi panjang lebar,setelah itu Loki terdiam tak mengatakan sepatah kata apapun.

Rendi pun juga mulai terlelap,dan akhirnya kedua matanya mulai menutup.Membawa Rendi kembali kealam mimpi...

--------------------------

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro