Kenikmatan(Sebuah) Eksistensi
Aku bangun di sebuah pagi yang tenang. Begitu tenang sampai-sampai kamu dapat mendengar embusan napasku. Sampai-sampai setiap sentuhan terasa amat nyata. Tubuhku utuh. Kepala, tangan, kaki ... aku turun dari kasur ... aku menyibak gorden ... kemudian cahaya matahari melimpah ke dalam kamar. Cahaya menyilaukan mataku. Lantas kugeser kusen jendela itu hingga aku mampu menghirup udara segar nan baru.
Hampir selalu aku bertanya-tanya apakah manusia lain juga mengalami tidur yang panjang. Tidur yang seolah menenggelamkanmu dalam sungai paling dingin, dalam, gelap, entah akan berujung di mana. Tidur yang mengangkatmu jauh ke angkasa, seolah bianglala yang besar sekali, mengajakmu berputar mengelilingi semesta yang bertolakkan satu sama lain. Tidur bagaikan kiamat. Tidur yang bukan melenyapkan rasa lelah tetapi kendali atas dirimu sendiri.
Aku menangis saat melihat pekarangan rumah yang ditumbuhi rumput hijau dan dibatasi pagar putih. Satu-dua orang terkadang lewat di trotar seberang sana bersama teman atau keluarga atau peliharaan mereka. Saling menyapa. Saling bicara. Kendaraan berlalu-lalang. Langit membentang biru jernih tanpa sehelai pun awan. Seekor kolibri berkicau riang. Maka untuk pertama kalinya aku merasa hidup, aku merasa nyata. Maka ada banyak hal rupanya yang dapat kita syukuri dari hal-hal sesederhana bangun tidur dan merasa nyata.
Namun, ada sesuatu di atas nakas yang lamat-lamat membuatku gentar. Aku beranjak mendekatinya dengan tubuh gemetar. Jantungku berdebar. Itu sebuah kertas. Bukan kertas koran, catatan, tagihan rentenir, atau kertas apa pun yang mungkin aku simpan. Itu sebuah amplop surat. Bukankah aku sudah berhenti menulis surat tentang jiwa-jiwa dan dunia yang sesungguhnya tak pernah kutinggali? Dari siapakah kiriman ini?
Aku membuka amplop itu dan mengeluarkan secarik kertas. Lembut sekali. Harum sekali. Sebaris tulisan rait yang indah mengisi bagian pembuka dari surat tersebut dan mengisi hatiku dengan air terjun harapan.
Tunggulah saya. Sebentar lagi.[]
Airu
9.00 pm
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro