Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

AYG -33- Kokoro no Tomo [END]

==========
-33- Kokoro no Tomo
==========

"Ira, kamu mau ke mana?"

Suara Laras menghentikan langkah Ira di ambang pintu. Sejenak Ira memperhatikan penampilan mamanya malam ini. Laras terlihat rapi dan kasual, seperti hendak pergi ke acara pesta.

"Ke hotel Perdana. Aku diundang acara Anniversarry orangtuanya Hendra."

"Bareng sama Mama Papa aja ke sananya."

Ira tertegun. "Kalian diundang juga?"

"Iya. Papa kamu kan baru aja join bisnis sama Papanya Hendra."

"Oh."

"Ayo. Papa udah nunggu di depan."

Laras pun menggandeng tangan Ira dan membawa putrinya menuju mobil Wijaya. Sudah dua tahun tapi Ira masih belum terbiasa diperlakukan seperti itu oleh mamanya. Walau sebenarnya perhatian kecil dari Laras membuat hatinya senang.

Dalam perjalanan menuju Hotel Perdana, Laras membangun percakapan dengan Ira. Laras menanyakan pekerjaan Ira, komik apa yang sedang digarap Ira tahun ini, lalu Wijaya menimpalinya dengan candaan hingga membuat suasana di dalam mobil menjadi hangat. Tentu saja Ira tidak lupa untuk bersyukur dan bahagia dengan orangtuanya yang sekarang. Mereka kini tidak lagi membahas kasta dalam obrolan.

Hingga tidak terasa mereka bertiga sudah tiba di hotel Perdana. Lagi-lagi, Laras menggandeng tangan Ira dari lobby sama ballroom hotel. Kedatangan Ira dan kedua orangtuanya disambut oleh Anto dan Mayang.

Karena para orang tua sudah membicarakan bisnis, Ira pamit dan memilih bergabung dengan teman-temannya yang duduk di dekat stan makanan.

"Jojo sama Mita ada di sini juga? Kalian nggak honeymoon?" tanya Ira pada Mita dan Jojo.

"Ira kayak nggak tau aja kalau ada makanan enak, Jojo selalu terdepan," sahut Joni.

"Malu-maluin banget," timpal Mita.

"Jangan ngomong gitu dong, Put. Yang penting malam pertama kita sukses. Urusan honeymoon belakangan."

"Malam pertama mbahmu. Orang lo tidurnya makan tempat. Ngorok pula!"

"Ssst Put, jangan keras-keras. Mulutnya minta dicium, ya."

"Sini kalo berani!"

Kalimat Mita yang barusan terdengar seperti menantang Jojo. Karena detik berikutnya, Jojo mengecup singkat bibir Mita yang berstatus istrinya itu. Catat ya saudara-saudara, I-S-T-R-I. Untuk yang masih pacaran jangan ditiru.

Kemudian Mita membalasnya dengan memukul badan Jojo menggunakan handbag yang dia bawa. Juga membersihkan bibirnya dengan tissu karena sebelum ciuman itu terjadi Jojo baru saja menghabiskan bolu yang ada krimnya.

Ira dan Joni hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Penganten baru, udah bebas mau ngapain aja," cetus Joni.

"Baru tiga hari nikah, udah ribut aja," timpal Ira.

"Itulah indahnya pernikahan. Suatu saat nanti kamu juga ngerasain sama Hendra," kata Jojo.

"Kok Hendra?"

"Ya emang siapa lagi cowok yang deket sama kamu selain dia? Waktu dinikahan aku, kamu dipeluk sama dia. Udah mendingan kamu jadian aja sama Hendra. Kalau perlu nikah sekalian."

"Kok kamu tau Jo kalau aku dipeluk sama dia?" tanya Ira heran. Seingatnya tidak ada siapa-siapa selain dia dan Hendra.

"Tau lah," jawab Jojo sambil mengunyah kue bolu.

"Kali ini gue setuju sama Jojo," ucap Mita singkat dan datar. "Kalau jadi nikah beneran sama Hendra, lo geledah hpnya kalau lo kepo Jojo tau dari mana. Syukur-syukur histori chatnya belum dihapus sama orangnya."

"Ini kenapa kalian berdua pengen banget aku sama Hendra jadian?"

"Bukan kita berdua aja, Joni sama Danu juga setuju kalau kamu jadian sama Hendra."

"Ehm. Aku merasa terpanggil nih. Kalian pada ngobrolin apa?"

Ira terlonjak kaget begitu melihat Hendra tiba-tiba muncul di belakang Joni. Orang yang dari tadi diomongin kenapa bisa ada di sini? Jangan-jangan dari tadi dia dengerin omongan Jojo sama Mita.

"Ini, barusan kita omong kalau jadi istri dokter tuh enak kali, ya," ujar Joni yang melenceng dari kenyataan.

"Enak sih. Tapi ya tertantang soalnya kan harus berbagi kasih sama pasien suaminya. Emang siapa sih yang mau jadi istri dokter?"

Ketiga teman Ira langsung melempar tatapannya ke arah Ira. Ira yang ditatap seperti itu semakin kikuk di hadapan Hendra.

"Risikonya sih, dia harus berlapang dada kalau suaminya dapet tugas ke daerah terpencil dalam waktu yang lama."

"Oh tenang. Teman kita yang satu ini bisa diandalkan. Dia orangnya strong," kata Mita seraya menepuk bahu Ira. Yang ditepuk hanya tersenyum kikuk.

"Jadi, direstuin nîh?" tanya Hendra dan matanya melirik Ira.

"Tentu. Jalan Nak Hendra untuk mendapatkan hati Nak Ira sangat lapang," jawab Joni sok dramatis.

"Kalau begitu," Hendra mengamit tangan Ira, "boleh temennya dipinjem sebentar?"

"Mau lama nggak papa. Langsung ke KUA juga nggak masalah."

Hendra membawa Ira ke atas panggung. Ira tampak heran kenapa Hendra membawanya ke tempat itu dan menjadi pusat perhatian.

"Kita mau ngapain di sini?" tanya Ira.

"Aku mau ngomong sesuatu ke kamu. Aku tahu ini terlalu cepat karena kita baru saja ketemu setelah dua tahun berpisah. Tapi aku nggak bisa menahan terlalu lama."

Hendra kemudian mengeluarkan kotak cincin dari dalam saku jasnya. Membuka kotak itu lalu berlutut di hadapan Ira. "Di hadapan semua tamu yang hadir di sini, juga di hadapan orangtuamu dan orangtuaku, Irawati, will you marry me?"

Ira terbelalak.

Perempuan mana yang tidak terkejut karena dilamar secara tiba-tiba, setelah berpisah tiga tahun tanpa kabar dan baru saja bertemu tiga hari yang lalu, di hadapan orang banyak. Perempuan mana yang tidak terkejut?

"Kenapa kamu tiba-tiba...."

"Seperti yang aku katakan tadi, aku nggak bisa menahannya terlalu lama. Mungkin aku nggak bisa menemanimu setiap waktu karena aku harus menolong orang yang membutuhkan bantuan. Tapi aku janji sama kamu, aku akan selalu terbuka supaya kita saling mengisi walau waktu kita terbatas."

Dua detik berikutnya, bayangan perjalanan kisahnya dengan Hendra terputar kembali di kepala Ira. Insiden lempar sepatu yang dilakukan Mita, awal dia dan Hendra berkenalan di depan makam Alvi, buket bunga yang jatuh di antara kakinya dan kaki Hendra, Hendra memberikan tantangan tiga puluh hari bersamanya, Hendra yang menjemputnya pertama kali di fakultasnya, dinner pertama yang berantakan gara-gara alergi Hendra kambuh, mengerjakan skripsi bersama, Hendra yang menyelamatkan tasnya dari penjambret, Hendra yang mengajaknya melihat keindahan Ibu Kota dari atas Monas saat malam hari, Hendra yang memeluknya setelah Ira mengungkapkan isi hatinya di pernikahan Jojo dan Mita...

...semua kejadian demi kejadian itu akan selalu Ira ingat dan tidak pernah terlupakan seumur hidupnya.

"Aku nggak bisa janji apa-apa ke kamu. Tapi aku akan berusaha untuk jadi yang terbaik buat kamu...." Ira sengaja menggantungkan kalimatnya, "dan anak-anak kita nanti."

"Itu artinya...."

"Yes, i will."

Detik selanjutnya, Hendra berdiri dan memasangkan cincin di jari manis Ira. Tepuk tangan diberikan oleh tamu undangan yang hadir dan menyaksikan dua sejoli itu. Kemudian Hendra mengajak Ira turun dan menghampiri Anto dan Mayang.

"Ma, Pa, di hari spesial kalian, aku mau ngenalin seseorang. Namanya Irawati, calon istri Alva Hendrawan."

"Kamu ini apaan sih. Mama kan udah kenal sama Ira," kata Mayang.

"Beda, Ma. Dulu Ira bukan siapa-siapa."

"Iya deh, iya. Ira, selamat datang di keluarga kami. Nanti kalau kamu udah jadi istri Hendra, jangan heran kalau lemari baju sama kasur berantakan. Dari luar Hendra emang keliatan rapi, tapi kamarnya berantakan kayak kapal pecah."

"Mama, rahasia negara itu!"

"Sebentar lagi Ira bakal tahu jelek-jeleknya kamu."

"Tenang aja Tante, kalau kamar berantakan, aku suruh anak Tante tidur di luar," kata Ira.

"Bagus itu. Tante dukung ide kamu."

"Sudah, Ma. Kasihan Hendra. Dia baru saja senang karena lamarannya diterima." Anto melerai. "Sebenarnya, Hendra sudah pernah datang ke rumah kamu, Ira. Melamar kamu di depan Papa kamu. Tapi Papa kamu belum kasih jawaban karena menurut beliau jawabannya terserah kamu."

Ira kembali kaget mendengar penuturan Anto. "Kok aku bisa nggak tahu. Papa nggak cerita."

"Papa sengaja nggak cerita karena Papa pengen lihat keseriusan Hendra sama kamu. Walaupun sebenarnya Papa udah sreg, tapi Papa mau tetap kamu yang menentukan jawaban."

Entah sejak kapan Ira tidak menyadari kedua orangtuanya sudah berdiri di samping Anto. Ira menatap Papa dan Mamanya dengan perasaan terharu.

"Jadi, kapan kita nikah?" tanya Hendra sambil menatap wajah Ira. Yang ditatap hanya tersenyum malu-malu.

"Sebulan dari sekarang, gimana?"

"Kelamaan. Dua minggu dari sekarang."

"Itu kecepatan. Kamu pikir gampang ngurusin pernikahan? Mita sama Jojo aja sampai dua bulan!"

"Itu kan mereka, sayang. Kalau kita udah nggak perlu sewa gedung, cari WO sama katering. Kita sewa gedung ini, Mama yang jadi wedding organizer-nya, dan Ibu yang ngurus katering."

"Oh iya, kamu benar."

"Kamu udah siap kan dua minggu lagi?"

Ira menunduk. Ditatapnya cincin pemberian Hendra yang melingkar di jari manisnya. Tanpa sengaja Ira menemukan sebuah ukiran di cincin tersebut.

"Kokoro no Tomo? Artinya teman hati, kan?"

"Betul. Aku harap cincinnya jangan pernah dilepas. Kecuali kalau mandi boleh dilepas."

"Iya."

"Terus jawaban yang tadi apa?"

"Menurut kamu?"

Rona bahagia tak lepas dari pasangan itu, mungkin tidak akan pernah lepas sampai hari pernikahan tiba. Meskipun dadakan, Ira tetap bahagia. Karena Tuhan memberikan kali kedua bersama Hendra. Dua minggu lagi, Ira akan membuka lembaran baru. Menuju perjuangan cinta yang sesungguhnya.












TAMAT

260418—060719

***
PLAYLIST AFTER YOU'RE GONE
***

Lembaran Buku - Isyana Sarasvati

Kurayu Bidadari - Al Ghazali

Sahabat Jadi Cinta - Mike Mohede

Kali Kedua - Raisa

Dia, Dia, Dia - Fatin Sidqia

Janji Sampai Mati - Rio & Shara

Dia - Anji

Kokoronotomo - Mayumi Itsuwa

Risalah Hati - Mahadewi

***

Akhirnya AYG tamat!!! *tebar konfety*

Dan, seperti biasa, aku akan menyebar pertanyaan buat kamu yang sudah membaca AYG sampai di bab ini.

1. Alasan kamu membaca AYG sampai habis?

2. Adegan apa yang tidak pernah dilupakan selama membaca AYG?

3. Kekurangan yang harus aku benerin? (selain typo)

Monggo dijawab ya gaes.

Akhirnya, aku bisa menyelesaikan cerita ini. Walaupun lama apdetnya karena aku sering stuck saat ingin nulis part AYG /ditabok. Pengalaman selama nulis cerita Ira ini buanyak. Salah satunya, ada salah satu adegan di cerita ini yang bener-bener terjadi di dunia nyata setelah aku nulis adegan itu. Makanya di part selanjutnya, ada sedikit lah aku ambil dari kisah nyata wkwkwk.

Kehilangan seseorang yang sangat amat berarti memang berat. Tapi kalau kita mampu mengikhlaskannya dan mencoba berdamai dengan keadaan, maka kamu akan mendapatkan seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.

Oke gaes hanya itu yg bisa aku sampaikan. Akhir kata, terima kasih untuk vote, komen, maupun yang baca aja. Tanpa kalian, AYG gak mungkin bisa bertahan sampai sekarang.  Kita ketemu lagi di cerita baru yang judulnya ZIZI, hehehe






Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro